Memaknai Mahasiswa di Zaman Kiwari

0
1,561 views

Komunita :Pergeseran tersebut menurut bapak apakah suatu dinamika sejarah?

berada pada zona nyaman kurang percaya diri pada orang muda. Orang muda kurang diberi suntikkan PD (percaya diri) dan keberanian sehingga ia tidak pernah menjadi pemimpin. Padahal ketika sebagai pemimpin ia harus berani ambil tanggung jawab clan risiko sepahit apapun. Selanjutnya, yang paling parah adalah karakter kejujuran. Orang dulu korupsi masih sedikit dan tidak permisif, kok sekarang sepeninya permisif. Kai.au normanya sudah permisif maka anak muda juga akan menilai pun dernikian.

Contoh sederhana, bagaimana kalau jam 3 pagi kctika sepi di simpang jalan sedang lampu merah, apa yang kita lakukan? (tanyakan pada diri sendiri). Banyak permisifnya dari sisi aturan apalagi norma. Kita sudah jauh, lingkungan kita kurang mendukung ke arah itu.

Komunita :Dari sisi dosen, apakah ada peran dosen mengenai kemahasiswaan itusendiri ?

Dr.Arry Bainus, MA :Ya. Hanya saja dosennya seringkali memiliki persepsi lain. Hal ini bisa jadi dikarenakan :pertama karena adanya aturan atau, kedua karena dosennya kbay.

Pendidikan juga harus dikaitkan dengan talmtnya. Mungkin bagi yang kbay karena pengalaman masa lalu dia bagaimana diperlakukan. Dosen itu harus fleksibd. Ironinya jadi dosen di kita seolah karena tidak diterima di mana-mana maka akhimya jadi dosen. Doscn itu harus terbaik dari pendidikan, tapi juga karakter harus terbaik. Karena dia benanggung jawab ke depan, bagi mahasiswanya.

Komunita :Bagaimana wujud implementasi kebijakan pemerintah terkait mahasiswa mengingat tantangan semakin kompleks dan dinamis dan apa peran pemerintah kedepan terkait hal ini??

Dr.Arry Bainus, MA :Mahasiswa adalah makhluk spcsial. Berdasarkan pergerakannya. masa depan ditentukan oleh mereka. Jadi, mendidik mahasiwa tidak boleh liberal atau seenaknya, norma dan aturan tetap harus ada. tapi arahkan ke pendidikan arah andragogi, pendidikan orang dewasa. Tidak lagi diperlakukan mahasiswa sebagai objek. Contoh dalam hal politik, akhirnya mahasiswa sekarang apolitik jadinya. rnisalkan kita tidak boleh di kampus berpolitik. Akhimya apa? Menciptakan politisi-politisi yang tidak berkarakter padahal kalau mau menciptakan politisi yang baik ya harusnya dari perguruan tinggi. Jago debat, dapat hargai orang lain, punya karakter kepemimpinan. Di Indonesia tidak boleh di kampus berpolitik. Memang kenyataannya dari segi ekonomi hasil didik banyak terserap di perusahaan nasional dan internasional namun yang menyedihkan adalah justru tidak terserap ke politik hingga akhirnya politik pun juga jadi pragmatis karena diisi oleh orang-orang pragmatis. Keadaan politik seolah tidak ada gagasan, tidak mendidik ide-ide clan pemikiran sehingga kering pada akhirnya. Sebaiknya jangan terlalu dikekang tapi juga tidak liberal. Kai.au di luar negeri partai politik boleh masuk ke kampus asalkan tidak violence. Lihat saja partai-partai darimana dapat kadernya? Dari mahasiswa.Jangan sampai mereka instan ketika masuk politik sehingga memilih parpol pun pragmatis tidak ideologis.

Komunita :Apa kendala perguruantinggi dalam membentuk mahasiswa ?berkarakter?

Dr.Arry Bainus, MA :Secara ekstemal, kini jaman sudah beda dengan adanya kemajuan teknologi dan lain sebagainya. Hal lainnya adanya tuntutan secara materi. Ingin cepat lulus biar cepat

Komunita :Bagaimana mengenai kiprah Perguruan Tinggi dalam melakukan pengajaran & pembinaan kepada mahasiswa?

Dr.Arry Bainus, MA:Setiap kampus ada ciri khas karakter yang dibentuknya dan berbed3rbeda. Contoh di ITB, kebersamaannya erat, sudah ditanamkan kebersamaan sejak awa.l. Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya almamaterisme sebagai eksesnya. Dalam penydenggaraan kegiatan kaderisasinya

terstruktur, ada kejelasan strukturnya, kaderisasinya yang jelas. Di sebagian kampus lainnya bdum, misalkan saja antar UKM tidak ada kcterkaitan. Kalau di ITB, yang jadi pemimpin harus yang pernah lewat jalur kaderisasi. Di Indonesia hal ini masih belum terintegrasi makanya ada intrakurikuler clan ekstrakulikuler yang seharusnya terc:akup dalam pengajaran dan pembinaan. Kini paradigma itu mulai coba dihapus dan dirubah sehingga tidak ada gap antar faku.ltas atau jurusan.

Komunita :Dari akademikadakah muatan khusus kurikulum untuk mahasiswa?

Dr.Arry Bainus, MA:Seperti yang sudah disampaikan sebdwnnya, bahwa harus compact antara pembdajaran dan kemahasiswaan. Maka jawabannya adalah tidak pcrlu. Mcnjadi rigid kalau terpisahkan. Hingga akhirnya hilang karakter kepemimpinan akibatnya ketika disuruh memimpin tidak percaya diri. Kemahasiswaan itu penting jangan lagi membeda-bedakan . Mahasiswa yang sukses itu adalah justru orang yang pandai bersosialisasi. Seringkali kita mendengar jokm.ya adalah, nilai yang bagus paling jadi dosen namun kurang dalam karakter. Harusnya yang kita harapkan nilai bagus semua tapi juga berkarakter. Jadi dosen juga tidak bisa kalau tidak punya karakter.