Thursday, August 7, 2025
Home Blog Page 77

RISIKO SISTEMIK

“Krisis keuangan 2007-2009 telah menciptakan minat baru dalam risiko sistemik (Billio et al,2012) dimana konsep awalnya terkait dengan bank runs dan krisis mata uang tetapi sekarang diterapkan lebih luas terhadap goncangan ke bagian lain dari sistem keuangan. Deltuvaite (2012) menekankan pentingnya risiko sistemik dalam perbankan yaitu dilihat dari argumen ekonomi, argumen sosial, argumen ilmiah dan argumen penting lainnya sehingga diharapkan risiko sistemik dapatdiantisipasi untuk menghindarkan kelumpuhan sistem keuangan”

Di Indonesia, risiko sistemik mulai sering dibicarakan setelah adanya kasus bank Century dan sering disebut sebut sebagai bank berdampak sistemik, namun sebelumnya harus dibedakan dahulu mengenai istilah risiko sistematis dan risiko sistemik yang sering tertukar atau dianggap sama. Risiko sistematik adalah risiko yang bersifat makro dimana tidak bisa dihindari dengan cara diversifikasi aset misalnya risiko akibat resesi ekonomi atau risiko akibat pemerintah mengetatkan belanjanya. Risiko risiko seperti ini mempunyai dampak yang luas termasuk ke para investor. Sedangkan risiko sistemik adalah risiko rusaknya atau disfungsi sistem keuangan, dimana sistem keuangan itu adalah sekumpulan pasar, institusi, peraturan dan teknik dimana surat berharga diperdagangkan, tingkat suku bunga di temtuka, jasa keuangan dihasilkan dan ditawarkan keseluruh dunia. Sistem keuangan masih berjalan bila terjadi risiko sistematis, namun akan lumpuh bila terjadi risiko sistemik.

Hal hal yang berkaitan dengan risiko sistemik diungkapkan pada Perppu no 4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan pasal 1 point 4 dalam istilah Berdampak sistemik, yaitu suatu kondisi sulit yang ditimbulkan oleh suatu bank, LKBB, dan/atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapat menyebabkan kegagalan sejumlah bank dan/atau LKBB lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.

Karena pembicaraan mengenai risiko sistemik itu baru mulai kembali sejak tahun 2008, maka sampai saat ini belum ada istilah risiko sistemik yg sudah baku, berdasarkan tim kajian perubahan Undang undang Bank Indonesia, yang diungkap pada Draft RUU per 16 Oktober 2012 Bab I ayat 1 point 12, risiko sistemik adalah potensi terganggunya seluruh atau sebagian dari sistem keuangan yang timbul karena faktor penularan (contagion) dan penyebaran (spillover) akibat keterkaitan antar institusi dan/atau pasar keuangan, serta kecenderungan perilaku institusi keuangan untuk mengikuti siklus ekonomi (procyclical), yang dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan (serious negative consequences) terhadap perekonomian nasional.

Lembaga internasional keuangan lainnya yang penting ( Dana Moneter Internasional , Dewan Stabilitas Keuangan dan Bank for International Settlements ) yang dikutip dalam Deltuvaite (2013) mendefinisikan risiko sistemik sebagai ” risiko gangguan terhadap jasa keuangan yang disebabkan oleh adanya penurunan dari semua atau bagian dari sistem keuangan dan memiliki potensi untuk memiliki konsekuensi negatif yang serius bagi ekonomi riil.

Allen & Carletti ( 2008) dan Bollard ( 2011) membedakan peran utama bank dalam sistem keuangan dan ekonomi yaitu peran proses transformasi dana , menilai kelayakan kredit, fungsi pemantauan dari peminjam , peran berbagi risiko dalam perekonomian

dengan diversifikasi risiko, berkontribusi dalam pembangunan ekonomi , mengumpulkan deposito, melunasi dan menggalang dana di pasar modal jangka pendek dan berinvestasi dalam aset jangka panjang, berperan dalam menyediakan layanan pembayaran dan penyelesaian , dan lain-lain. Pentingnya bank dalam sistem keuangan dan ekonomi juga dapat dilihat dari ukuran bank dimana aset bank mendominasi (Davis (2007)) dan mengontrol sistem perekonomian (OECD(2010)).

Tingginya frekuensi krisis perbankan dikemukakan Laeven & Valencia ( 2008) yang mana telah mengidentifikasi 394 krisis keuangan selama periode 1970-2007 : 124 krisis perbankan sistemik , 207 krisis mata uang dan 63 episode krisis utang publik Menurut Laeven & Valencia (2008 , 2010) , krisis perbankan yang paling sering selama periode 1990-1994 ( sekitar 9 krisis per tahun). Reinhart & Rogoff ( 2008, 2009 ) menunjukkan 264 episode krisis perbankan di seluruh dunia selama periode 1800-2007 .

Dampak ekonomi dari krisis perbankan dikemukakan dalam penelitian Boyd et al . ( 2005 ) , Hutchison & Noy ( 2005 ) , Barrell et al . ( 2006 ) , Demirg? – Kunt et al . ( 2006) , Laeven & Valencia (2008 , 2010) , Serwa ( 2010), dan lain-lain. Sebagian besar penelitian empiris telah menunjukkan perkiraan yang sangat besar kerugian output dan biaya fiskal krisis perbankan, namun dalam beberapa kasus , menurut studi Dana Moneter Internasional ( 1998 ) , tidak ada kerugian yang signifikan dari yang diperkirakan ( kurang lebih 20 persen dari episode krisis perbankan ) . .Laeven & Valencia ( 2008) mencatat bahwa biaya fiskal yang berkaitan dengan manajemen krisis perbankan dapat substansial (sekitar 13,3 persen dari PDB rata-rata ) . Mereka juga menyatakan bahwa kerugian output krisis perbankan dapat menjadi besar dan berkisar dari 0 persen menjadi 98 persen dari PDB selama empat tahun pertama krisis perbankan ( sekitar 20 persen dari PDB rata-rata ) .

Penelitian Reinhart & Rogoff ( 2008, 2009 ) , Laeven & Valencia (2008 , 2010) telah menganalisis terjadinya krisis perbankan meningkatkan kemungkinan krisis keuangan lainnya dalam konteks global . Frekuensi yang berbeda dari jenis krisis keuangan ( perbankan , mata uang, dan utang negara ) , serta terjadinya dua atau tiga krisis keuangan telah dianalisis di studi Laeven & Valencia ( 2008 ) . Mereka mencatat bahwa beberapa negara mengalami berbagai krisis keuangan selama periode 1970-2007 : 42 kasus dapat dianggap sebagai dua krisis keuangan setiap episode dan 10

kasus dapat diklasifikasikan sebagai 3 krisis keuangan

Krisis Perbankan memiliki dampak negatif yang besar pada populasi kesejahteraan psikologis. Das et al . ( 2008) menganalisis sampel negara besar, menemukan bahwa krisis ekonomi dapat memiliki dampak yang besar pada kesehatan mental manusia . Friedman & Thomas ( 2007) meneliti efek dari krisis perbankan 1997 di Indonesia dan menemukan bahwa krisis perbankan ini memiliki dampak negatif yang besar pada populasi kesejahteraan psikologis. .Hasil studi Friedman & Thomas (2007) menunjukkan bahwa beberapa dimensi tekanan psikologis meningkat

secara substansial selama periode krisis dan bertahan bahkan setelah indikator kesejahteraan ekonomi telah kembali ke tingkat sebelum krisis . Friedman & Thomas ( 2007) menunjukkan bahwa krisis perbankan memiliki efek jangka panjang merusak pada kesejahteraan psikologis penduduk Indonesia

Krisis Perbankan memiliki dampak jangka panjang bagi pembangunan manusia menurut Ravallion ( 2008 ) dan dikemukakan bahwa rumah tangga yang terkena dampak krisis perbankan mungkin mencoba untuk memperlancar konsumsi dengan meningkatkan kerja mereka pasokan atau ( dan ) tabungan mereka dalam jangka pendek , tetapi ketika rumah tangga memiliki sedikit atau tidak memiliki tabungan , tidak ada akses ke kredit dan kesempatan kerja yang langka, mereka harus mengurangi asupan makanan atau mengeluarkan anak-anak dari sekolah . Alderman et al. ( 2006) mencatat bahwa bukti dari krisis perbankan di masa lalu menunjukkan bahwa anak-anak mengalami perampasan gizi jangka pendek dapat menderita efek jangka panjang . Namun, Ravallion ( 2008 ) mengemukakan bahwa guncangan ekonomi sering dianggap memiliki efek negatif pada pendidikan dan kesehatan , tapi temuan empiris menunjukkan hal berbeda . Dalam prakteknya , menurut Ruhm ( 2000 ) , Ferreira & Schady ( 2008 ) , resesi ekonomi di negara maju umumnya terkait dengan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, namun di negara-negara berkembang termiskin terkait dengan efek sampingnya.

European Central Bank (EBC) (2009) mengemukakan beberapa kekhasan dari bisnis perbankan yang meningkatkan kemungkinan risiko sistemik yaitu sifat inter -temporal dari kontrak keuangan , intensitas informasi , struktur neraca bank ( tingkat leverage yang tinggi , ketidaksesuaian jatuh tempo antara bank kewajiban dan aset , tingginya tingkat interkoneksi perantara keuangan ) . Kaufman ( 1996 ) juga membedakan tiga karakteristik neraca bank yang mengakibatkan kerapuhan ekstrim dari sektor perbankan : kas yang rendah terhadap aset ( sebagian kecil cadangan perbankan ) , modal yang rendah terhadap aset ( leverage yang tinggi ) , dan giro tinggi rasio jumlah deposito ( potensi tinggi untuk runs )

Para ahli dari Bank Sentral Eropa ( ECB (2009) )membedakan berbagai ketidaksempurnaan pasar (eksternalitas , informasi asimetris , pasar tidak lengkap, karakter publik , stabilitas sistem perbankan , dll ) yang mengarah ke kerapuhan lebih besar dari sistem perbankan dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya . Kaufman ( 2000b ) juga memberikan perhatian untuk relevansi risiko sistemik di sektor perbankan. Menurut Kaufman ( 2000b ) , transmisi yang tiba-tiba guncangan eksogen atau endogen dan luasnya potensi dampak , membedakan sektor perbankan dari sebagian besar sektor ekonomi lainnya . Kaufman (1996) juga mencatat bahwa kegagalan bank memiliki efek merusak yang lebih besar terhadap perekonomian dan lebih penting daripada kegagalan jenis lain dari perusahaan bisnis karena ketakutan bahwa kegagalan bank dapat menyebar dengan cara domino seluruh sistem perbankan .

Kaufman ( 1996) mengidentifikasi lima alasan untuk relevansi yang lebih besar dari risiko sistemik di perbankan daripada di industri lain : perbankan , risiko sistemik ( 1 ) terjadi lebih cepat , (2 ) menyebar lebih luas dalam industri perbankan (3 ) mengakibatkan sejumlah besar bank kegagalan, (4 ) menimbulkan kerugian yang lebih besar kepada kreditor di bank-bank gagal , dan ( 5 ) yang tersebar lebih di luar industri perbankan ke sektor lain dan negara-negara lain .

Para akademisi dan praktisi Kaufman ( 2000a , 2000b ) , Laeven & Valencia ( 2010), International Institute for Sustainable Developmen (IISD) ( 2012) , dan lain-lain ) berpendapat bahwa risiko sistemik telah menjadi lebih mungkin dan lebih penting dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari beberapa kecenderungan penting dari perbankan modern dan lingkungan eksternal antara lain pembangunan ekonomi meningkat pentingnya perbankan, saling ketergantungan bank dan saling ketergantungan global negara, kemajuan dalam teknologi komputer dan telekomunikasi telah membuat bank yang beroperasi lebih mudah dan lebih cepat, meningkatnya pendapatan dan kekayaan rumah tangga telah membawa unit-unit ekonomi berhubungan dengan bank dan lembaga keuangan lainnya dan pasar, adanya globalisasi dan konsolidasi industri keuangan, adanya liberalisasi dan deregulasi kontrol modal internasional, meningkatnya ketidakseimbangan neraca keuangan dan arus global yang dapat menghasilkan pergerakan dengan cepat modal global, meningkatnya ketidakseimbangan sektor publik karena defisit fiskal yang besar dan peningkatan utang.

Adanya kecenderungan perbankan modern yang meningkatkan kemungkinan risiko sistemik di sektor perbankan yaitul liberalisasi keuangan dan deregulasi sektor perbankan, perluasan luas inovasi keuangan terutama dalam bentuk sekuritisasi aset, menurunnya ketergantungan bank pada deposito dalam mendukung ketidakstabilan sumber dana besar, semakin pentingnya sistem perbankan bayangan (lembaga non-perbankan) yang lebih longgar persyaratan kehati-hatianya, meningkatnya kompleksitas bisnis Beberapa elemen penting dari konsep risiko sistemik dijelaskan dalam literatur penelitian De Bandt & Hartmann ( 2000 ) , De Bandt et al . ( 2009 ) ) , namun, para ahli dari Bank Sentral Eropa ( ECB (2009) ) menyatakan bahwa saat ini tidak ada definisi risiko sistemik yang diterima secara umum. Bank Sentral Eropa ( ECB (2009) ) menggambarkan risiko sistemik sebagai risiko akibat peristiwa sistemik kuat yang merugikan dimana mempengaruhi sejumlah perantara keuangan penting atau pasar keuangan termasuk infrastruktur secara sistemik .

Menurut ECB (2009), pemicu peristiwa itu bisa shock eksogen ( dari luar sistem keuangan ) atau endogen ( dari dalam sistem keuangan atau dari dalam perekonomian ) . De Bandt & Hartmann ( 2000 ) , ECB ( 2009 ) membedakan dua perspektif risiko sistemik : “horizontal ” perspektif risiko sistemik , dimana semua komponen sistem keuangan ( perantara keuangan , pasar keuangan dan infrastruktur pasar ) dapat terlibat dan ” vertikal ” perspektif risiko sistemik di mana hubungan dua arah antara sistem keuangan dan ekonomi saling memperhitungkan.

De Bandt et al . (2009) , Trichet (2009) , ECB (2009) membedakan tiga utama ” bentuk risiko sistemik : risiko penularan , risiko guncangan makro yang menyebabkan kegagalan simultan perantara keuangan dan risiko bahwa ketidakseimbangan meluas yang telah terakumulasi dari waktu ke waktu terurai tiba-tiba . Menurut De Bandt et al . (2009) , Trichet (2009) , ECB (2009) , risiko penularan biasanya mengacu pada awal masalah idyosintratic yang menjadi lebih luas dalam dimensi cross- sectional , sering secara berurutan . Bentuk kedua dari risiko sistemik , mengacu pada guncangan eksogen luas ( misalnya guncangan pasar keuangan atau perkembangan makroekonomi yang merugikan ) yang negatif mempengaruhi berbagai perantara keuangan dan pasar secara simultan Bentuk ketiga risiko sistemik mengacu pada akumulasi endogen ketidakseimbangan meluas dalam sistem keuangan secara bertahap dari waktu ke waktu (misalnya kredit dan pasar aset gelembung ) yang dapat mengungkap secara tiba-tiba , dengan efek negatif pada banyak perantara keuangan dan pasar pada saat yang sama . Ketiga bentuk-bentuk risiko sistemik dapat terwujud secara mandiri atau bersama dengan satu sama lain , namun, dua bentuk terakhir dari risiko

sistemik yang sangat relevan untuk pro – cyclicality sistem keuangan .

ECB ( 2010 ) mencatat bahwa identifikasi dan penilaian risiko sistemik membutuhkan intelijen pasar , analisis data , model dan alat-alat analisis . ECB ( 2010 ) membedakan empat pendekatan analitis luas dari identifikasi dan penilaian risiko sistemik di perbankan yaitu indikator stabilitas keuangan, indikator dan model peringatan dini, model pengujian tekanan makro dan model penularan dan penyebaran . Para ahli dari European Centrlal Bank ( ECB ( 2010 ) mengemukakan bahwa peningkatan dan perluasan model yang tersedia dan alat-alat yang diperlukan .ECB ( 2010 ) juga berpendapat bahwa ada beberapa keterbatasan dan tantangan dalam penggunaan berbagai pendekatan : setiap identifikasi risiko sistemik dan model penilaian atau alat analisis bergantung pada asumsi tertentu , serta pada keandalan dan ketersediaan data sehingga terbuka peluang untuk penelitian penelitian lembih lanjut.

PENUTUP

Setelah mmembahas tentang pentingnya risiko sistemik pada perbankan dilihat dari peran utama bank dalam sistem keuangan dan ekonomi , frekuensi tinggi krisis perbankan , konsekuensi ekonomi dari krisis perbankan, dampak dari krisis perbankan pada kemungkinan terjadinya krisis keuangan lainnya., dampak negatif yang krisis perbankan pada populasi kesejahteraan psikologis dan konsekuensi jangka panjang bagi pembangunan manusia, belum jelasnya konsep risiko sistemik saat ini, identifikasi dan mengukuran risiko sistemik yang tidak langsung, belum adanya model yang tepat, kekhasan bisnis perbankan, adanya tren perbankan modern, adanya lingkungan eksternal meningkatkan kemungkinan risiko sistemik di sektor perbankan. Risiko sistemik tidak bisa dihindari, namun dengan mempelajari gejala, proses dan akibat yang ditimbulkannya , membuat kita lebih waspada dan menghindarinya , mengantisipasinya agar tidak melumpuhkan sistem keuangan.

4 CARA MENJAGA OTAK AWET MUDA

Bagi orang berusia lanjut, penurunan daya ingat otak hingga pikun jadi momok yang kerap terjadi. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar otak tetap tajam. Rajin membaca, tetap berusaha menghapal sesuatu, hingga bermain game yang menuntut otak berpikir dan mengingat. Selain itu, ternyata ada 4 hal lain yang berguna untuk melatih otak. Anda mungkin tak mengira sebelumnya. Inilah daftarnya yang dikutip dari merdeka.com.

1. Minum teh hijau

Penelitian tahun 2012 menunjukkan bahwa teh hijau bisa meningkatkan kemampuan kognitif, terutama pada pria. Peneliti berhasil menemukan efek positif dari flavonoid yang terkandung dalam teh hijau pada otak. Sementara itu, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa teh hijau bisa melindungi otak dari Alzheimer.

2. Jaga tingkat kolesterol

Penelitian di tahun 2009 menunjukkan bahwa peningkatan kolesterol dalam tubuh berkaitan dengan tingginya risiko Alzheimer dan demensia. Berdasarkan peneliti, apa yang baik untuk jantung juga baik untuk otak. Untuk itu, Anda bisa menurunkan risiko demensia dan dengan menurunkan tingkat kolesterol.

3. Menjaga kesehatan gigi

Percaya atau tidak, kesehatan gigi berhubungan dengan kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa mengunjungi dokter gigi dua kali setahun dan membersihkan gigi secara teratur baik untuk kesehatan otak. Kesehatan gigi yang baik bisa menurunkan risiko seseorang terkena demensia. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang yang menggosok gigi kurang dari sekali sehari memiliki risiko terkena demensia 65 persen lebih tinggi.

4. Menonton film dokumenter tentang alam

Sebuah penelitian terbaru di jurnal PLoS ONE menemukan bahwa orang yang menonton film dokumenter tentang alam memiliki nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan bahasa. Mereka juga memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Bahkan, mereka memiliki otak yang lebih baik daripada orang yang berhasil menyelesaikan permainan asah otak dan sejenisnya. Tak perlu menunggu hingga usia tua datang. Membiasakan diri saat masih muda justru semakin membantu sel-sel otak tetap bagus saat kita tua nanti

SAKIT LAMBUNG TERKAIT GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Tulisan ini bukan merupakan resensi buku, namun lebih bersifat upaya Lambung Punya Otak Sendiri

Dalam ilmu kedokteran, khususnya bidang Psikosomatik Medis, dipercaya bahwa lambung mempunyai otaknya sendiri yang sering disebut ENTERIC NERVOUS SYSTEM. Sistem saraf ini juga diatur oleh NEUROTRANSMITTER yang sama seperti yang terdapat di susunan saraf pusat di otak. Saling mempengaruhi antara lambung dan otak banyak kita temukan pada beberapa kasus dispepsia fungsional, suatu kondisi gangguan lambung yang tidak didasari oleh adanya kelainan organ lambung itu sendiri. Sistem saraf enterik ini terdapat di esofgus, lambung, usus kecil dan kolon sehingga keluhan lambung terkait dengan sistem ini bisa mengenai keempat bagian organ lambung tersebut.

Karena didasari dan mempunyai NEUROTRANSMITTER yang sama seperti di susunan saraf pusat jugalah yang membuat pengobatan kasus-kasus dispepsia fungsional atau masalah lambung terkait dengan sistem saraf enterik biasanya menggunakan obat-obatan yang juga bekerja di susunan saraf pusat. Penggunaannya namun sering kali agak berbeda, tergantung diagnosis dasarnya.

Pada kasus pertama misalnya, gejala lambung lebih mendominasi dan menjadi pemicu untuk gejala lainnya. Sedangkan pada kasus kedua gejala lambung merupakan gejala yang terkait dengan gejala lain pada pasien gangguan cemas panik.

Jika melihat dasar dari kondisi sepert ini maka tidak salah jika pasien yang mengalami gangguan lambung dan sudah berobat ke dokter spesialis penyakit dalam saluran cerna namun tidak mengalami perbaikan, dapat berkonsultasi ke psikiater yang memahami masalah lambung ini sebagai masalah terkait dengan aktifitas sistem saraf di tubuh.

BANYAK MAKAN BUAH MALAH BIKIN GEMUK?

Saat mencoba menurunkan beberapa kilogram berat badan, banyak orang yang memanfaatkan buah untuk menghilangkan keinginan ngemil makan manis. Buah mengandung banyak serat, vitamin, dan mineral sehingga makan banyak buah mungkin terdengar menyehatkan. Buah memiliki manfaat kesehatan yang penting bagi pola makan sehari-hari. Namun benarkah terlalu banyak makan buah justru akan merusak diet penurunan berat badan? Jacqueline Silvestri Banks, konselor kesehatan holistik asal Oregon Amerika Serikat mengatakan, buah mengandung gula sederhana jenis fruktosa dan karbohidrat, dua hal yang perlu dikonsumsi dengan moderasi oleh pelaku diet. Makan buah terlalu banyak dapat menyebabkan peningkatan kadar insulin. Padahal saat kadar insulin meningkat, tubuh akan kesulitan dalam membakar lemak.

Fruktosa diproses di lever (hati) dan jika tidak segera digunakan, zat ini disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak dan dapat digunakan lagi sebagai energi sewaktu- waktu. Penyimpanan sebagai lemak ini tentu akan menjadi masalah bagi pelaku diet.

Banks mengatakan, jumlah fruktosa yang dimakan juga perlu menjadi perhatian bagi penyandang diabetes. Ini karena kemampuan tubuh mereka untuk mencerna gula sudah menurun. Dengan kata lain, mekanisme pemanfaatan gula sebagai energi atau penyimpanan gula yang tidak terpakai menjadi lemak penyandang diabetes tidak sebaik pada orang sehat.

Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2007, hanya 6,4 persen orang Indonesia yang cukup makan sayur dan buah. Lantaran rata-rata konsumsi buah yang masih rendah ini, mungkin akan sangat jarang ditemukan kasus kegemukan karena terlalu banyak mengonsumsi buah.

Bahan pemanis alami seperti madu ataupun AGAVE juga mengandung fruktosa. Belum lagi makanan yang diproses misalnya sereal, minuman kemasan, hingga roti dan yogurt juga mengandung sirup jagung tinggi fruktosa. Jjika Anda peduli dengan metabolisme tubuh serta bertujuan mengurangi berat badan, maka konsumsi buah setiap hari perlu dibatasi dua sajian per hari. Serta, pilih buah dengan kandungan fruktosa rendah dengan serat yang tinggi seperti apel hijau.

kompas.com

Batasi Buah jika Fungsi Ginjal Menurun

Secara umum, mengonsumsi buah adalah satu cara yang disarankan agar kita mendapatkan tubuh yang sehat. Buah mengandung banyak serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan. Namun, orang yang sudah mengalami penurunan fungsi ginjal sebaiknya tidak makan buah terlalu banyak.

“Buah memang diperlukan. Namun, pada orang berpenyakit ginjal kronis, konsumsi buah perlu dibatasi,” ujar konsultan ginjal hipertensi, dr Parlindungan Siregar, dalam seminar media bertajuk “Chronic Kidney Disease and Aging” di Jakarta.

Parlindungan menjelaskan, buah merupakan sumber kalium ataupotasium. Hal ini khususnya untuk buah-buahan tertentu, misalnya pisang, yang bahkan diketahui mengandung mineral dalam jumlah tinggi.

Karena kandungan kaliumnya tinggi, konsumsi buah berlebihan dapat memicu terjadinya hiperkalemia bagi mereka yang berpenyakit ginjal kronis (PGK). Pasien PGK mengalami penurunan fungsi ginjal, termasuk terhadap kemampuannya membuang kalium dalam tubuh. Umumnya, kandungan kalium dalam tubuh pasien PGK sudah tinggi, apalagi dengan mengonsumsi buah berlebihan. Kalium yang tinggi dalam tubuh, lanjut Parlindungan, dapat menyebabkan terganggunya kelistrikan pada jantung. “Orang yang kelistrikan jantungnya terganggu, sewaktu-waktu bisa saja mengalami serangan jantung,” tandasnya.

Menurut Parlindungan, bagi orang-orang dengan penurunan fungsi ginjal, konsumsi buah cukup dilakukan satu kali sehari, begitu juga sayur-sayuran. Selain itu, orang-orang dengan PGK juga sebaiknya memilih buah dan sayur dengan kandungan kalium rendah. PGK merupakan penurunan fungsi ginjal secara perlahan-lahan dengan rentang waktu lebih dari tiga bulan karena adanya kerusakan ginjal yang disebabkan oleh abnormalitas struktural atau fungsional, dengan atau tanpa laju filtrasi glomerulus (LFG).

PGK umumnya merupakan SILENT DISEASE pada tahap awal, yang berarti sebagian besar orang tidak mengalami gejala klinis pada stadium ringan hingga sedang. Akibatnya, penderita PGK sering tidak menyadari kondisi mereka. Oleh karena itu, pemeriksaan faktor risiko PGK merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Kompas.com

Menanti Senja di Kaimana

Senja di pantai Pulau Triton, Kabupaten Kaimana, Papua Barat, beberapa waktu lalu. Pulau ini merupakan bagian kawasan konservasi laut Kabupaten Kaimana yang kaya keanekaragaman hayati bawah laut dengan jajaran bukit karst berhias lukisan dinding kuno di sekitarnya.
Selamat datang di Kota Senja Indah Kaimana. Seuntai kalimat di baliho raksasa itu menyambut pengunjung di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Kota Senja menyimpan berbagai pesona, mulai dari tebing berhias lukisan purba hingga keragaman hayati bawah laut. Semburat jingga menghiasi langit biru saat perahu cepat yang membawa Tim Survei Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan menepi di Pantai Kaimana, akhir Februari lalu. Di ufuk barat, mentari meluncur perlahan lalu tenggelam di balik horizon di laut lepas.
Senja indah di Kaimana seperti inilah yang pernah memesona Surni Warkiman sehingga menggubah lagu Senja di Kaimana puluhan tahun silam. Sejak itu, Kota Senja pun disematkan pada kota di pesisir Papua Barat itu.

10 Negara yang Paling Banyak Mencari Informasi tentang Indonesia

Bisnis-jabar.com

Wisatawan asal Australia menempati urutan teratas yang paling banyak mencari informasi mengenai destinasi wisata di Indonesia, diikuti oleh wisman asal Amerika Serikat dan Singapura.

Tidak mengherankan jika Australia menempati urutan teratas dalam daftar pencarian tentang Indonesia karena mereka yang paling banyak mencari informasi mengenai Bali. Sementara itu, tujuan wisata luar negeri yang paling banyak dicari oleh turis domestik sebagian besar masih berada di kawasan Asia antara lain Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, dan Hongkong.

Ini menunjukkan bawah masyarakat Indonesia lebih suka tujuan yang lebih dekat dengan lokasi tinggal mereka. 10 Negara teratas yang paling banyak mencari informasi tentang Indonesia

  1. Australia,
  2. Amerika Serikat,
  3. Singapura,
  4. Jepang,
  5. Malaysia,
  6. Inggris
  7. Perancis,
  8. Jerman,
  9. Cina,
  10. Belanda

10 Tujuan wisata luar negeri dan tujuan domestik yang paling dicari oleh wisatawan Indonesia

Tujuan Wisata luar negeri

  1. Singapura,
  2. Bangkok, Thailand,
  3. KualaLumpur, Malaysia,
  4. Hong Kong, China
  5. Paris, Prancis,
  6. Seoul, Korea Selatan,
  7. Johor Bahru, Malaysia,
  8. London, UK
  9. Barcelona, Spanyol,
  10. New York City, USA

Tujuan Wisata Domestik

  1. Jakarta,
  2. Seminyak,
  3. Bandung,
  4. Kuta,
  5. Ubud,
  6. Yogyakarta,
  7. Nusa Dua,
  8. Surabaya,
  9. Sanur,
  10. Bogo

Arenes de Nimes

Arenes de Nimes Paling Top di Perancis

Sejarah Romawi dapat dirasakan dengan mendatanginya. Sebuah monumen bersejarah berbentuk kolosium yang teruji melewati masa dengan kekokohan bangunannya sejak zaman antik hingga kontemporer. Sebuah permata yang ditinggalkan oleh bangsa Romawi.

Monumen ini berada di kota Nmes, menjadi nomor satu di Perancis sebagai arena yang masih terjaga kelestariannya. Terpilih menjadi salah satu dari monumen terindah di dunia. Arena yang berada di tengah kota antik, kaya akan peninggalan Romawi yang padat dengan festival dan pesta.

Kota kecil namun turistik dan simpatik saat berjalan menyusuri jalanan kecil berbatu. Restoran, kafe tempat pelepas lelah kebanyakan memiliki dekorasi interior campuran antara Perancis Provenal dan Occitan. Suvenir yang ditawarkan juga kadang didominasi oleh gambar banteng hitam.

Kota Nmes juga terkenal dengan pesta corridanya, di mana banteng dilepas, memburu manusia yang berlari ketakutan namun sesekali mengejek keperkasaan si binatang sehingga membuat banteng makin berang.

Arenes de Nimes

Dan yang memudahkan adalah stasiun di kota ini menjadi sarana penting untuk pergantian tujuan ke kota lainnya. Tak heran banyak orang yang sengaja, sebelum meneruskan ke tempat wisata lainnya singgah terlebih dahulu di Nimes untuk mengagumi peninggalan antik zaman kejayaan Romawi.

arenes de nimes2

Bagaimana anak-anak dan orang dewasa tak merasa senang karena sebelum pawai itu berlabuh di dalam arena, sejumlah permainan zaman Romawi ditawarkan kepada pengunjung. Tidak hanya masyarakat saja yang ingin berpartisipasi meramaikan dan mendatangi Arnes de Nmes sebagai tempat istimewa, sejumlah artis dunia, ketika mengadakan tour di Perancis Selatan, memilih Arena Nmes sebagai panggung pertunjukan show mereka. Dari mulai penyanyi populer Mika, Metalica, Elton John, mengubah bangunan zaman antik menjadi semakin romantik dan Bjork dengan keunikan dan energi suaranya yang menggema. Dan tentunya masih banyak artis beken lainnya yang menginginkan Arena Nmes ini menjadi panggung spektakuler mereka.

 

Sisi muka arena, melalui projeksi gambar, tiba-tiba menjadi bergerak, berdansa, berwarna-warni begitu gempita hingga pengunjung yang menontonnya dibuat terpukau. Bahkan amphiteater yang terkenal dengan kekuatan bangunannya, menjadi terbelah-belah. Saat pertunjukan berlangsung setiap 15 menit dari pukul 6 sore hingga 10 malam itu, wajah arena di kota penemu celana jean, berubah menjadi gemerlap, glamour, juga lucu. “Bagaimana bisa Arnes de Nmes memiliki magic untuk berubahubah?” Itulah Arenes de Nmes, sebuah monumen bersejarah dari masa lampau yang bertahan dengan waktu memasuki abad modern, tanpa sedikit pun kehilangan kharismanya. Nmes menghidupkan masa lalu Romawi dan Arnes de Nmes salah satu saksinya. Source: travel.kompas.com

proyeksi

Ekonomi Indonesia & Tantangan Masa Depan

Burhanuddin Abdullah

Burhanuddin Abdullah, mantan Gubernur Bank Indonesia yang juga salah satu inisiator Masyarakat Koperasi Indonesia (MKI). Saat ini menjabat Rektor Ikopin (Institut Manajemen Koperasi Indonesia) periode 2011-2016. Pada 14 Januari lalu Burhanuddin membagi pengalaman dan wawasan tentang perkonomian Indonesia pada kuliah umum kepada mahasiswa program pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Widyatama.
Dalam paparannya Burhanuddin mengajak audience kritis bertanya dimana perekonomian Indonesia sekarang? Digambarkan bahwa pergulatan Ideologi ekonomi telah berakhir 2 dekade silam dengan kapitalisme sebagai pemenangnya. Tetapi kapitalisme sangat rapuh dan tidak stabil sehingga memaksa beberapa negara merubah arah perekonomiannya. Negara berkembang seperti Indonesia masih dibayangi oleh ketidakpastian antara menggunakan sistem ekonomi berdasarkan konstitusi atau pasar bebas yang berkembang saat ini.

 

Kita hidup di antara krisis ekonomi. Di abad 20 setidaknya terdapat 20 krisis yang berdampak secara global maupun

regional. Antara lain : Krisis Bank di AS tahun 1907, Depresi ekonomi di Jepang tahun 1927, Inflasi tinggi di Jerman tahun 1922 dan 1944, Krisis kredit macet di Polandia, Meksiko, Argentina dan Brasil kisaran tahun 1980, Hancurnya Bursa Efek New York tahun 1987, Krisis ekonomi di asia (1997) Rusia dan Argentina (1998), 2007 Krisis ekonomi global.

 

Ekonomi Indonesia setelah krisis tahun 1998 terbilang cukup stabil dan baik. Pendapatan perkapita pertahun naik menjadi 5000 us dollar di tahun 2013 dari 732,1 US Dollar di tahun 2000 dengan pertumbuhan rata-rata 5% pertahun. GDP turun dari 100% di tahun 1998 menjadi tak kurang dari 30% di tahun 2013 serta sektor kredit terus meningkat. Akan tetapi Indonesia harus tumbuh lebih cepat untuk mempertahankan posisinya atau melakukan lompatan yang lebih agar menjadi lebih maju lagi.

 

Transformasi struktural yang telah berlangsung selama beberapa waktu (bergerak dari primer ke tersier) dan produk yang semakin beragam memiliki tingkat pengangguran secara signifikan lebih rendah karena kecenderungan pertumbuhan ekonomi tidak berpusat pada modal/teknologi intensif. Fenomena ekonomi dualistik antara sektor formal dan non-formal, seperti yang dilaporkan oleh Boeke terus meningkat sampai sekarang baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Strategi ekonomi dalam transisi yang harus diperhatikan antara lain elemen berkesinambungan, diantaranya adalah keinginan untuk terus tumbuh, pengelolaan ekonomi makro secara hati-hati, tetap merujuk pada ekonomi yang terbuka tetapi tidak bebas dan terus berjuang melawan korupsi dan inefesiensi. Dalam periode ini Indonesia harus tumbuh lebih cepat untuk mempertahankan posisinya atau lebih baik lagi lebih cepat untuk berada di posisi yang lebih tinggi. Bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kemampuan Indonesia untuk mengendalikan tekanan inflasi ditambah dengan nilai tukar yang stabil cenderung mengubah kinerja ekspor Indonesia terhadap produk primer (de-industrialisasi). Peran sektor perbankan Indonesia dalam pembiayaan pembangunan jauh lebih sedikit dan perlu ditingkatkan. Sektor ekonomi informal tumbuh dengan pendapatan kurang tanpa asuransi kesehatan pensiun, dan jaminan sosial.

 

Beberapa permasalahan perekonomian Indonesia yang terus berkelanjutan antara lain perkembangan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada konsumsi; yang sangat dipertanyakan untuk jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai seperti jalan, telekomunikasi dan listrik. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar yang tidak stabil. Ketergantungan ekspor pada sektor primer tanpa menyeimbangkan manufaktur dan energi sektor adalah “kebuntuan” untuk perekonomian Indonesia. Tantangan di masa mendatang yang harus dihadapi oleh negara ini terbagi menjadi dua yaitu tantangan dari luar antara lain ketidakpastian dari kecepatan pemulihan krisis global dan ketidakstabilan harga komoditas global seperti minyak bumi.

 

Tantangan dalam negeri antara lain kelemahan struktural ekonomi Indonesia, kurangnya infrastruktur, kurangnya insentif untuk lebih membangun industri manufaktur. Isu-isu lingkungan dan masalah tata kelola.

 

Apakah masih ada harapan untuk perekonomian Indonesia di masa mendatang? Jawabannya berdasarkan beberapa survey atau statistik dari berbagai sumber adalah masih ada harapan menuju lebih baik. Kedaulatan atau stabilitas ekonomi negara Indonesia menurut 5 agensi terpercaya dunia berada di taraf stabil bahkan positif seperti jumlah perusahaan yang tetap dan sebarannya yang merata mulai Agrikultur. Pertambangan dan minyak serta gas alam. Perusahaan yang berskala kecil dan menengah saja yang masih sangat kurang. Jumlah ini yang harus diperhatikan mengingat pengusaha mikro atau usaha mikro merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional.

 

Masa depan ekonomi Indonesia pun tahun 2030, Indonesia berperingkat negara ke 7 dengan kelas konsumsi mencapai 135 juta jiwa dan 113 juta pekerja dengan skill/kemampuan yang cukup mumpuni (memadai) dengan Pangsa Pasar dan perputaran sektor keuangan mencapai 1.8 triliun US Dollar. Apabila terus berada di lintasan yang benar dalam menjalankan
roda perekonomian maka diperkirakan pada tahun 2050 Indonesia berada di peringkat 4 di dunia dengan GDP berkisar
di 13.93 triliun US Dollar.

Semoga itu menjadi harapan yang baik bagi bangsa Indonesia dan dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan cita-cita bangsa itu sendiri.

BURHANUDDIN ABDULLAH
Burhanuddin Abdullah (BA) lahir di Garut, Jawa Barat, 66 tahun lalu, saat ini Rektor Institut Koperasi Indonesia
(IKOPIN) Sebelum bergabung di IKOPIN, BA adalah Gubernur Bank Indonesia (2003-2008) dan Menteri Koordinator Perekonomian pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (2001) Sebagian besar karirnya di Bank Indonesia; melakukan berbagai tugas dalam kapasitas berbeda, dari analis kredit pertanian sampai direktur dalam penelitian moneter dan hubungan internasional. Di tengah karirnya, dia memiliki kesempatan bekerja selama 5 tahun di Dana Moneter Internasional, Washington DC, sebagai staf Fixed-Term, di Kantor Direktur Eksekutif Kelompok Asia Tenggara
sebagai penasihat.

 

BA mendapat gelar master bidang ekonomi dari Michigan State University, USA; Sarjana Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung; menerima Joon S. Terbaik MSU Alumni Award pada tahun 2007; Gubernur Bank Indonesia terbaik dari Global Finance, Washington DC; Dokter Kehormatan bidang Ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang; Dokter Kehormatan Ekonomi Pertanian dari Universitas Padjadjaran; Penghargaan “Bintang Mahaputra Utama” tahun 2007 dari Pemerintah.

 

Dalam kapasitas pribadi, sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia – ISEI (2003-2009), Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI Orwil Amerika Utara) Washington DC (1992 – 1994), Ketua Asosiasi Pegawai Bank Indonesia (IPEBI 1998-2000), Ketua Masyarakat Koperasi Indonesia (MKI 2011-2016 ), dan Ketua Dewan Pakar untuk Gerindra. BA menulis sejumlah buku tentang moneter, perbankan, perkembangan ekonomi dan sosial, serta komentar di surat kabar nasional dan lokal.

 

28 TAHUN UNIT KEGIATAN MAHASISWA TAEKWONDO WIDYATAMA

Ruangan yang berukuran sembilan meter persegi itu menjadi saksi dari perjalanan panjang komunitas Taekwondo di Widyatama. Sekretariat yang terletak menghadap utara dideretan ruangan antara berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa di area gedung F (Student Center) Universitas Widyatama terdapat sebuah piala bergilir kejuaraan Taekwondo tingkat mahasiswa se – Indonesia. Sebuah bukti dan saksi bisu perjuangan yang membanggakan dari komunitas ini. Galuh yang saat ini dibebani tugas sebagai ketua UKM Taekwondo menjelaskan bahwa piala itu sudah 8 kali berada di UKM Taekwondo, yang menunjukkan bahwa sejak tahun 1999 pada kejuaraan nasional di Bali, Yogyakarta, Jakarta, Makasar, Surabaya, Yogyakarta, berturut-turut sampai enam kali selalu berada ditangan UKM Taekwondo Widyatama, dan terakhir setelah sempat berpindah dulu ke Universitas Pasundan sebelum akhirnya periode berikut direbut kembali menjadi yang ketujuh kalinya oleh UKM Taekwondo Widyatama.

Sejak berdirinya tahun 1986 pada saat diadakan open turnamen Taekwondo SMA se Bandung Raya di kampus STIEB (sebelum menjadi Universitas Widyatama), jumlah keanggotaan UKM Taekwondo ini sering pasang-surut. Kini jumlah keanggotaannya sebanyak 20 orang, namun dari sisi kualitas dapat dibanggakan, karena pada turnamen yang terakhir diikuti dengan hanya mengikut sertakan 7 personil, ternyata semuanya dapat meraih medali, baik medali emas, perak maupun perunggu. Galuh (Sabuk Hitam DAN 2) dibantu oleh Cory Ulul Ilmi (Sabuk Hitam DAN 1 ) dan kawan-kawannya mengupayakan UKM Taekwondo ini sebagai Unit Kegiatan Olahraga yang keren/gaya/menyenangkan bagi anggotanya karena program kegiatannya diciptakan sedemikian rupa sebagai aktivitas olahraga yang menyehatkan tubuh namun disisi lainnya diupayakan agar juga nantinya dapat diarahkan sebagai olahraga yang berprestasi. Mereka kini juga giat membantu rekan UKM Barongsay agar tetap bisa eksis, karena Barongsay juga membutuhkan personil yang fisiknya sudah terlatih dan kuat, sehingga latihan fisik di program kegiatan Taekwondo juga dapat dimanfaatkan oleh UKM Barongsay, khusus bagi personilnya.

Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Widyatama

UKM Taekwondo yang pernah membantu penyelenggaraan kejuaraan Taekwondo pada POPDA tingkat Jawa Barat dan meraih sukses penyelenggaraan meskipun sedang mengalami krisis keanggotaan. Alumni dari UKM ini masih eksis di lembaga tingkat Jabar maupun Nasional dan masih terus memberikan support atas perkembangan UKM Taekwondo di kampus Widyatama ini, misalnya memberi bantuan membangun jaringan di luar kampus agar dapat memperlancar semua kepentingan Taekwondo, atau menyediakan diri sebagai pelatih dan memberikan masukan untuk membangun kemajuan UKM Taekwondo Widyatama.

Cory Ulul Ilmi (sudah mengikuti latihan Taekwondo sejak SD di kota Garut), pernah meraih medali semasa di tingkat kecamatan, kini telah meraih sabuk hitam DAN 1 dan mahasiswi angkatan tahun 2012 ini aktif membantu Galuh mengurus UKM Taekwondo. Misalnya sebagai personil pendukung latihan atau persiapan dalam menghadapi kejuaraan dan sebagainya. Perjuangan mempertahankan UKM Taekwondo bersama anggota lainnya membuat Cory dan Galuh semakin bersemangat. Apalagi mereka pernah mengalami masa-masa sulit ketika peminat Taekwondo semakin berkurang, bahkan pernah mengangkat bendera putih tanda menyerah mengajukan penutupan UKM Taekwondo kepada Kepala Biro Kemahasiswaan, karena tidak ada lagi personilnya. Piala bergilir yang sampai saat ini masih terpajang di atas lemari sekretariat selalu memberikan semangat baru bagi Galuh, Cory, dan rekan lainnya untuk berusaha bertahan dan mengembangkan eksistensi UKM Taekwondo kembali bangkit dan memberikan kebanggaan bagi setiap civitas academia, bukan hanya untuk UKM Taekwondo saja. Kini perlahan tapi pasti UKM Taekwondo kembali ceria, frekuensi latihan semakin banyak, tempat latihanpun disediakan dan terlayani dengan baik, dukungan Unit organisasi di lingkungan kampus maupun alumni mulai berdatangan.

Tanggal 27 April 2014 ini akan ada kejuaraan, sehingga saat ini latihan sedang diarahkan untuk menghadapi kejuaraan tersebut. Target maksimumnya pada kejuaraan ini tentunya meraih medali sebanyak-banyaknya, namun target minimumnya memberikan pengalaman bertanding bagi anggotanya.

Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Widyatama 2

Galuh mengharapkan ada kebijakan atau ketentuan diwajibkan mengikuti kegiatan UKM di Universitas untuk mahasiswa baru, sehingga pembinaan yang berkaitan dengan soft skill para mahasiswa ini menjadi bagian dari program membangun karakter yang kuat. Dia menyayangkan kecilnya minat mahasiswa untuk aktif di kegiatan UKM karena berbagai alasan, misalnya kesibukan kuliah yang padat, persyaratan perkuliahan yang ketat, target capaian prestasi kuliah yang dicanangkan orangtua yang cukup tinggi, dan berbagai alasan lainnya. Padahal menurutnya justru dengan mengikuti kegiatan UKM kita sedang melatih diri dalam candradimuka soft skill, menempa, memacu kekuatan fisik dan mental agar dapat menjadi pribadi yang kuat, ampuh dan tangguh. Bukti telah banyak terlihat, dimana aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa juga sukses dalam perkuliahannya, mayoritas IPK-nya di atas 3. Belajar dari senior atau alumni UKM Taekwondo yang saat ini telah berhasil dalam pembinaan kariernya di masyarakat. Galuh berpendapat bahwa selama ini belum ditemui pengaruh negatifnya jika kita mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, apapun jenis kegiatannya. Mari manfaatkan dan raihlah kesempatan untuk mengembangkan diri selama ada peluang untuk itu, kata Galuh. Diapun berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa yang masih aktif kuliah namun selama ini belum pernah ikut aktif di kegiatan ekstra kurikuler agar seoptimal mungkin menempa diri dengan beraktivitas lain selain kegiatan perkuliahan di kelas maupun laboratorium.

UKM Taekwondo Widyatama yang sudah berusia 28 tahun, pernah menjadi salah satu kebanggaan Civitas Academika karena kiprah dan prestasinya, namun kini sedang berupaya keras agar kejayaan itu kembali diraihnya, setelah pernah hampir collapse atau mati suri dan mengangkat bendera putih tanda menyerah. Berkekuatan 20 anggota aktifnya, saat ini sedang berlatih lebih giat lagi.

Siapkah rekan-rekan bergabung bersama kami menjadi bagian dari kebanggaan dan personil yang berkarakter pejuang ?? Mari bergabung bersama kami, buktikan bahwa diri anda adalah pemuda yang hebat semangat juangnya, berani menghadapi tantangan, dan bagian dari kebanggaan komunitas olahraga keren Taekwondo.

Ajakan Galuh dan Cory ini menjadi bagian upaya untuk mengembangkan kembali wadah UKM Taekwondo sebagai tempat menempa diri agar menjadi kuat, ampuh, dan tangguh. Nantinya diharapkan setelah mengikuti kegiatan Taekwondo kita menjadi personil yang disamping fisiknya kuat juga mentalnya hebat !!! VIVAT Taekwondo. (EBM)