Ranking Webometric dan Repository Universitas Widyatama
Memelihara Mutu Pendidikan di UTama
Dosen Akuntansi Peroleh Bantuan Seminar Luar Negeri
Kunjungan Benchmarking Prodi Manajemen S1 Ke Binus Menuju Manajemen Bisnis
Pada hari Kamis, 20 Maret 2014 Tim Fakultas Bisnis dan Manajemen/FBM Widyatama yang terdiri dari Dekan, Wakil Dekan, Prodi Manajemen dan Perwakilan dosen FBM melakukan kunjungan ke School of Business and Management, BINUS University dalam rangka benchmark Kurikulum dan kegiatan Program Studi. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai awal dari rencana pengembangan dan evaluasi kurikulum Program Studi Manajemen S1 untuk Menuju Manajemen Bisnis.
Kedatangan tim FBM Widyatama disambut oleh bpk. Idris Gautama selaku Dekan dan jajarannya. Turut menyambut Ibu Liem Sani selaku Ka. Program International Program dan tim BICD yang terdiri dari Bpk. Stephen, Bpk. Jajat, Ibu Ari. Acara dimulai dengan diskusi mengenai kurikulum dari isi kurikulum, sasaran, gelar lulusan dan kegiatan-kegiatan program studi. Diskusi dilaksanakan bersama tim fakultas, BICD, ARC, BAC dan International program BINUS University. Acara diskusi ditutup dengan penyerahan cendera mata dari masing-masing dekan.
Setelah acara diskusi, tim FBM Widyatama diberi kesempatan mengunjungi kelas, perpustakaan, Academic Resource Centre (ARC), Binus Academic Centre (BAC), Binus Development Centre (BICD), Career Centre, dan campus tour lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan dapat terjalin kerjasama dalam bentuk penandatanganan MoU antara SoBM Binus dengan FBM Widyatama. (FBM-2014)
Peringati Hari Kartini Siswa anak jalanan TK SAAJA PaRaM merajut peduli kebersamaan
Sekolah Alternatif Anak Jalanan (SAAJA-PaRaM) adalah menggelar kegiatan dengan bertema “Merajut kebersamaan Peduli Pendidikan.
LENSAINDONESIA.COM: Berbagai cara dilakukan untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu. Salah satunya dilakukan Sekolah Alternatif Anak Jalanan ( SAAJA-PaRaM ) adalah menggelar kegiatan bertema Merajut Kebersamaan Peduli Pendidikan. Ekspresi Hari Kartini ini dilakukan SAAJA?PaRaM dengan mengadakan pawai pakaian adat, dan berbagai perlombaan.
Selain orang tua siswa, hadir dalam acara itu, Pembina Yayasan PaRaM, Dra Psi Christina Ratih Farid, mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Wilayah II, dan relawanPendidikan PsiPENA
Pembina SAAJA – PaRaM, Dra Psi.Christina Ratih Farid, mengatakan, pihaknya merasa bangga terlaksananya acara Hari Kartini ini, untuk mengingatkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Selain itu, Ratih berpesan agar pelaksanaan ini bukan hanya dalam memperingati hari Kartini saja, tetapi dalam kegiatan lainnya, apalagi menyangkut dengan pendidikan anak-anak. Dan, orang tua siswa juga harus mendukung dan turut memperhatikan pentingnya pendidikan pada anaknya. Kita Param selalu berusahan memberikan yang terbaik kepada Siswa TK SAAJA PaRaM untuk terus belajar demi masa depan yang cerah, betapa pentingnya pendidikan sejak dini, ungkapnya.@agus_irawan (http://www.lensaindonesia.com/2014)
WIDYATAMA JAPAN MATSURI 2014
widyatama japan matsuri
Sekolah yang Cocok untuk Anak Penyandang Disabilitas
JAKARTA, KOMPAS.com Pada umumnya, anak penyandang disabilitas kesulitan belajar di sekolah formal. Anak dengan disabilitas disarankan untuk belajar mengembangkan bakat dan minat di sekolah khusus bagi anak berkebutuhan khusus. “Anak berkebutuhan khusus bisa sekolah di sekolah formal,namun sering ditolak. Penolakan bukan karena anak kurang mampu, tetapi sekolah yang tidak mampu mendidik murid berkebutuhan khusus,” kata Psikolog Pendidikan Vera Itabiliana Hadiwidjojo pada talkshow “What’s Next” di Sekolah Cita Budi, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2014).
Menurut Vera, masih minim sekolah khusus bagi anak penyandang disabilitas. Untuk itu, dia menyarankan orangtua
dengan anak berkebutuhan khusus lebih memperhatikan pengembangan minat dan bakat sang anak.
“Tidak perlu ikut mainstream bahwa untuk memiliki kemampuan anak harus kuliah. Orangtua bisa membantu mengembangkan minat anak dan membimbing dia menekuni minat tersebut,” sambungnya.
Ditambahkan Vera, anak berkebutuhan khusus juga bisa belajar dan memiliki prestasi layaknya anak normal. Mereka bisa bermain musik, berolahraga, melukis, dan berkegiatan positif lainnya. Kreativitas ini yang harus terus didorong oleh orang tua untuk bisa dikembangkan anak. Bila anak dengan disabilitas bisa fokus mengembangkan diri, kata Vera, mereka juga bisa mandiri dan memiliki semangat juang. Sekolah formal menjadi media pengembangan akademis anak, tetapi merupakan alternatif pengembangan minat sang anak. (http://edukasi.kompas.com/read/2014/23 April 2014)
Pengertian Pendidikan Alternatif
Pemikiran tentang pendidikan alternatif bermula dari kritik-kritik Rowo Mangun terhadap bentuk pendidikan yang sejak berlakunya kurikulum 1974, berkembang hingga kurikulum 1994.
Pendidikan alternatif tidak diartikan sebagai pengganti sekolah formal, melainkan mencari materi dan metode dedaktik baru sampai kurikulum baru. Menurut Nunuk Murniati, pendidikan seharusnya bersifat kontekstual, harus disesuaikan dengan lingkungan. Pendidikan untuk kaum marjinal pun demikian. Dimana konsep link and macth yang digembar-gemborkan oleh pemerintah orde baru dalam pendidikan hanya menghasilkan sekrup-sekrup kapitalis yang dibuat hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam mesin industri.
Kata alternatif dalam Kamus Bahasa Indonesia, adalah pilihan yang merupakan keharusan. Jadi pendidikan alternatif bisa dikatakan usaha atau proses pengubahan sikap dan tata laku yang menjadikan keharusan bagi seseorang atau sekelompok dalam mendewasakan manusia melalui pengajaran atau pelatihan.
Sehingga istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generic yang meliputi sejumlah besar program atau cara pemberdayaan peserta didik yang dilakukan berbeda dengan cara tradisional. Secara umum berbagai bentuk pendidikan alternatif itu mempunyai tiga kesamaan, yaitu pendekatannya yang lebih bersifat individual, memberikan perhatian lebih besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan pendidik, serta yang dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.
Dalam proses pendidikan, Situasi pendidikan merupakan peristiwa berlangsungnya, yakni ketika terjadi gejala-gejala proses pendidikan seperti pendidik yang mentransfer nilai-nilai tanggungjawab sampai menyiapkan anak didik untuk kehidupan di masyarakat. Hal ini memerlukan situasi yang kondusif dan berkelanjutan.
Menurut H. Oong Komar, bertolak dari fungsi situasi proses pendidikan, ada dua landasan yang menjadi patokan yakni landasan fitrah insani, dan landasan semangat batin. (http:// www.referensimakalah.com/2013
Memperingati 1 Tahun Wafatnya Ibu Prof. Koesbandijah Abdoel Kadir M.S.A K
Disampaikan Ketua bahwa : Insya Allah semua kebaikan dan keikhlasan ibu/bapak sekalian, dihitung Allah dari setiap langkahnya menuju kesini sebagai amal soleh dan dibalas oleh rahmat Allah, dengan diberikan kehidupan yang? bermanfaat dan meninggal dalam khusnul khotimah. Insya Allah dengan mengenang kebaikan- kebaikan almarhumah yang dapat kita teladani dan khususnya bagi putera puterinya agar dapat amanah menjalankan nasehat-nasehatnya serta peringatan 1 tahun wafatnya beliau ini akan memberikan dampak yang lebih baik bagi kita semua, khususnya bagi segenap pengajar, staf karyawan/ti Widyatama, yang telah beliau amanahi, karena ketika membangun yayasan ini beliau berniat melaksanakan amal soleh mendirikan pusat pendidikan untuk mencerdaskan bangsa serta generasi
Widyatama Selenggarakan Seminar Internasional di Bali
Widyatama kembali mengadakan Widyatama Internasional Seminar (WIS 2014) di Bali, Jumat, 15 Februari 2014 lalu.Seminar memgambil tema Quality Assurance and Sustainability of Higher Education Institutions mengingat
pendidikan tinggi di dunia saat ini sedang menghadapi tantangan serius mengacu pada globalisasi dan kebijakan
pintu terbuka.
Dalam kaitan itu, Universitas Widyatama sebagai salah satu universitas swasta di Indonesia bersama-sama dengan Open University – Malaysia dan San Beda College – Filipina menyelenggarakan seminar internasional tersebut. Seminar bertujuan membuat sebuah forum internasional yang mempertemukan para ilmuwan akademis, peneliti, pemimpin bisnis dan pemangku kepentingan pendidikan tinggi lainnya untuk berbagi informasi dan pengalaman dan hasil tentang praktek jaminan kualitas; serta menciptakan saling pengertian antar wilayah geografis dalam meningkatkan komitmen dan transparansi jaminan mutu dalam pendidikan tinggi.
Universitas bersaing untuk mahasiswa, staf, pendanaan dan reputasi yang tak kalah dengan globalisasi yang sedang berlangsung. Pengelolaan perguruan tinggi harus mampu meningkatkan kompatibilitas dan kredibilitas melalui kegiatan jaminan kualitas setara dengan masyarakat internasional. Oleh karena itu, pengembangan mekanisme jaminan kualitas termasuk akreditasi, akuntabilitas, audit telah menjadi salah satu peringkat kunci praktik globalisasi dalam banyak sektor pendidikan tinggi ? baik di negara maju maupun berkembang. Demikian disampaikan Rektor Universitas Widyatama, Dr. H. Mame S. Sutoko, Ir., D.E.A. dalam pembukaan dan penutupan acara seminar tersebut