Apa yang kalian renungkan atau pikirkan ketika masih suasana awal tahun seperti ini? Resolusi baru atau mengulangi resolusi tahun sebelumnya? atau sudah membuat rencana akan melakukan apa saja tahun 2019? Saya sendiri lebih suka merenungi dan mengingat – ingat apa yang sudah dilalui pada tahun sebelumnya. Seperti saat ini, tiba – tiba saya teringat kembali ketika berlibur bersama teman-teman dari redalcsi majalah Komunita ke Darajat Pass Garut tahun lalu.
Perjalanan
Saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, saya dan rekan-rekan bertujuan untuk lawatan menuju ke Darajat Pass Garut dalam rangka salah satu agenda kami, yaitu lawatan ( jalan-jalan menikmati keindahan alam ) dan juga sebagai bahan untuk mengisi Rubik Lawatan pada majalah Komunita. Dari awal perjalanan kami lancar-lancar saja hanya mengalami kemacetan yang tidak cukup berarti, karena kita berangkat pagi jadi tiba di lokasi lebih awal di Darajat Pass Hot Spring&Waterpark.
Drama Sebelum Masuk Kawasa
Setiap kali kami lawatan majalah Komunita pasti saja ada drama di perjalanan bersama rekan- rekan redaktur. Sulimya mencari makan siang dengan pas harga dan rasa itu kendala salah satu rekan redaktur kami, Pak Abdul R, sehingga membuat driver kami pusing bukan kepalang mencari rumah makan Padang di daerah Garut pada saat perjalanan ke Darajat Pass yang cukup jarang rumah makan.
Setelah kami berputar- putar akhirnya diputuskan untuk makan di salah satu warung nasi biasa yang menurut saya layak dari segi harga maupun rasa. Ternyata murah juga dengan menu ayam kampung dan nasi panas yang pulen serta lauk dan sayur lainnya. Kami berenam makan dengan lahap dengan harga yang sangat terjangkau untuk makan siang dengan ayam kampung goreng dan lauknya yaitu Rp. 199.000,- (untuk ber-enam) cukup murah bukan. Akhirnya Pak Abdul R pun tidak bersuara kembali karena sudah kenyang makan di sana. Perjalanan pun kami lanjutkan menuju Darajat Pass.
Setelah perjalanan menanjak yang cukup indah pemandangannya dan juga kabut yang menyelimuti hamparan perkebunan, kami disuguhkan dengan pemandangan tempat rekreasi Darajat Pass yang luar biasa penuhnya dan kami pun bahagia karena sudah memasuld kawasan Darajat Pass. Akhirnya kami sampai di lokasi.
Tiket Masuk Darajat Pass
Harga tiket masuk tcmpat rekreasi Darajat Pass relatifcukup murah yaitu Rp 30.000,- per orang dan untuk kendaraan Rp 20.000,-. Dengan Rp 30.000,- kami sudah dapat menikmati kolam rendam air panas dan Watapark mini, berkeliling di kasawan Darajat Pass, pemandangan indah di Darajat Pass (tidak termasuk fasilitas outbound).
Sekilas Darajat Pass
Untuk kalian yang penasaran dimana Darajat Pass, Darajat Pass Garut secara administratif terletak di Jl. Darajat Km. 14 Kampung Bedeng Desa Keyramekar, Kecamatan Pasirwangi, Kab Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Darajat Pass Garut merupakan sebuah Objek Wisata Pemandian air panas, taman air, rumah makan, outbound dan penginapan yang terletak di Garut Barat dengan jaralc -+ 25 Km dari Garut Kota, dengan nuansa pegunungan, lingkungan pertanian dan panorama alam yang indah.
Garut memang terkenal dengan cuaca yang sejuk dan pesona alam yang indah. Untuk itu, jika kalian berlibur ke Darajat Pass Garut kalian akan merasa aman dan nyaman karena banyak fasilitas rekreasi didalamnya, yang paling saya sukai ditempat ini adalah pemandian air panas untuk orang dewasa, sangat merelaksasi badan dan pikiran serta disuguhkan dengan pemandangan alam pegunungan dan kabut turun yang indah.
Fasilitas di Darajat Pass
?Fasilitas yang ada di darajat Pass Garut cukup lengkap. Selain pemandian air panas dan area outbound banyak juga penjual makanan, saung – saung yang disewakan pun relatif cukup murah, yakni Rp 15.000,- (per-jamnya) untuk menaruh barang bawaan, mushola, tenda-tenda kecil, toilet dan tempat ganti baju, penyewaan loker pakaian dan area parkir yang cukup luas. Untuk kalian yang ingin menginap di Darajat Pass Garut, kalian tidak perlu khawatir Icarena disini juga terdapat Hotel dan cottage dengan berbagai tipe.
Baiklah kita kembali ke cerita saya beserta tim redaktur majalah Komunita setelah memasuki kawasan Darajat Pass Garut. Karena kami berkunjung pada saat akhir tahun 2018, pada saat musim libur anak sekolah (long weekenel) kami sedikit berputar – putar di area tersebut untuk mencari saung/ tempat yang kosong, ternyata kami harus bertanya kepada petugas penyewaan saung dan tenda, untuk bertemu langsung dengan Kang Dadang untuk mencarikan kami Saung yang kosong. Ternyata pengunjung saat itu tidak cukup tertib karena pada jam yang telah ditentukan petugas, tidak sedildt pengunjung belum meninggalkan saung apabila tidak di cek oleh petugas. Namun kami adalah pejuang rekreasi, dan akhirnya dapat tempat yang cukup bersih untuk menaruh barang – barang kami. Perjuangan -= 15 menit untuk menempatisaung yang cukup nyaman, dan kami langsung menyewa 3 jam di saung tersebut seharga Rp 45.000,- dari jam 14.00 s.d 17.00.
Rekan redaktur kami Astri Bude hanya duduk santai saja karena melihat lokasi yang terlalu padat tidak memungkinkan dirinya yang berhijab untuk berendam seperti kami pejuang rekreasi. Awal mula kolam yang kami coba adalah kolam watapark, tempamya cukup ramai dengan anak- anak dan ibu- ibu jadi kami hanya mencoba pancuran hangat untuk memijat badan kami secara alami memakai air pancuran tersebut. Rasanya sangat rileks dan nyaman badan ini setelah mengenai air hangat belerang di kolam rendam bersuhu lebih panas dari waterpark.
Di Waterpark Darajat Pas Garut ini terdapat beberapa kolam renang. Di Bawah ada satu kolam renang berkapasitas besar dengan permainan seluncuran dan pancuran air, biasanya untuk anak-anak karena dangkal, dan 2 kolam dewasa dengan tingkat panas yang lebih dari kolam lainya. Akhirnya kami berempat sepakat untuk berendam di kolam yang lebih panas dan lebih sepi yaitu kolam rendam air panas untuk dewasa dengan suhu yg lebih tinggi ternyata nyaman untuk mengobati pegal-pegal, membersihkan dan mencerahkan kulit, karena banyak mengandung belerang.
Gerimis yang semakin lama tidak membuat saya bersama rekan-rekan redaktur beranjak dari kolam air hangat apalagi ditamabh rintik hujan yang semakin deras
Kembali ke Bandung
Hari semakin sore, kami semua beranjak untuk bersih-bersih dan berganti pakaian. Ternyata di kamar mandi sudah banyak yang antri, lagi-lagi kami harus berkeliling mencari kamar mandi yang tidak terlalu ramai. Yap di Darajat Pass Garut memang terdapat banyak kamar mandi, tapi dating di saat liburan begini hampir semua kamar mandi pun terisi penuh. Namun, betapa senangnya saya ketika tahu kamar bilasnya airnyapun hangat dan tidak terlalu mengandung banyak belerangseperti pada kolam rendam.
Sore di Garut memang sangat dingin, apalagi ketika keluar kolam air panas dinginnya kata orang Sunda itu “nyeceb”, yang artinya menusuk sampai ke dalam tulang. Kami pun mencari makanan lagi, kebetulan saya sering mam pir di rumah malcan yang menyediakan sesuatu yang tidak biasa yaitu belut goreng kering, letaknya di Jalan Raya Bandung – Garut, daerahnya bemama Tanjung Kamuning yaitu RM. Putra Cangkuang yang menyediakan menu belut go reng dengan nasi merah disaj ikan pula dengan sambal dadak dan lalapan, sungguh nikmatnya.
Senangnya biar berlibur bersama rekan-rekan redaktur seperti ini, tapi disayangkan tidak sambil menginap di Garut karena waktu yang kurang pas. Mungkin untuk edisi selanjutnya kami akan meng- explore tempat wisata lain yang ada di sekitrar Bandung tapi pastinya masih di Jawa Barat, See You Next Edition Guys.
By Yanda Ramadana