THE LORD OF THE RINGS: The Two Towers

0
4,781 views
THE LORD OF THE RINGS The Two Towers

THE LORD OF THE RINGS The Two Towers 2

Judul : The Lord of the Rings: Dua Menara

Judul asli : The Lord of the Rings: The Two Towers

Penulis : J.R.R. Tolkien

Penerjemah : Gita Yuliani K.

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbit : November 2012 (cetakan kelima)

Tebal : 432 halaman

Pendahuluan Buku

The Lord of the Rings adalah novel kisah fantasi epik karangan J. R. R. Tolkien. Diterbitkan dalam tiga jilid pada tahun 1954 dan 1955, masing-masing jilid terdiri dari dua buku. Jilid pertama diberi judul The Fellowship of the Ring, jilid kedua The Two Towers dan jilid ketiga The Return of the King. Kisah ini ditulis dari tahun 1937 sampai 1949 dan menjadi salah satu karya sastra abad ke-20 yang paling populer dan diterjemahkan ke dalam 38 bahasa.

The Lord of the Rings telah difilmkan tiga kali. Pertama sebagai film animasi oleh Ralph Bakshi pada tahun 1978 (sebagai bagian pertama dari dua film yang mulanya direncanakan). Kedua pada tahun 1980 sebagai acara televisi. Karya ketiga, trilogi film The Lord of the Rings oleh sutradara Peter Jackson yang dirilis pada tahun 2001, 2002, dan 2003, memenangkan beberapa Academy Awards dan memperbaharui minat publik dalam trilogi ini dan karya Tolkien lainnya.

Trilogi Lord of The Rings ini berkisah tentang para Hobbit yang memperoleh tugas menghancurkan Cincin Utama dari sembilan cincin yang telah dibuat dimasa lalu. Konon cincin ini memiliki kekuatan yang mampu membuat pemiliknya menjadi tidak terlihat. Cincin ini digunakan oleh penguasa kegelapan bernama Souron untuk meningkatkan kekuatan menguasai dunia. Apabila Cincin utama ini tidak dihancurkan dan sampai kepada Sauron, maka akan sangat mustahil untuk dapat mengalahkan dikemudian hari, dan kedamaian didunia tidak akan tercipta.

Cerita

Dua Menara (judul bahasa Inggris: The Two Towers) adalah jilid kedua dari tiga jilid novel epik The Lord of the Rings. Buku ini dibagi menjadi dua bagian dan pertama kali dirilis di Britania Raya. Buku sebelumnya adalah Sembilan Pembawa Cincin dan selanjutnya adalah dan Kembalinya Sang Raja.

Bagian kedua, The Two Towers (Dua Menara), mengisahkan sepak-terjang masing- masing anggota rombongan setelah Sembilan Pembawa Cincin tercerai-berai. Buku Tiga menceritakan penyesalan dan kematian Boromir, serta penghanyutan jenazahnya dalam perahu yang dilepaskan mengarungi Air Terjun Rauros; tentang ditangkapnya Meriadoc dan Peregrin oleh pasukan Orc, yang membawa mereka ke Isengard melewati padang-padang Timur Rohan; dan tentang pengejaran mereka oleh Aragorn, Legolas, dan Gimli. Muncullah kemudian para Penunggang Kuda Rohan. Pasukan Berkuda yang dipimpin Eomer sang Marsekal, mengepung pasukan Orc di perbatasan Hutan Fangorn, dan memusnahkan mereka. Tapi kedua hobbit melarikan diri ke dalam hutan dan di sana mereka bertemu Treebeard si Ent, penguasa rahasia Fangorn. Ketika mendampinginya, kedua hobbit menyaksikan bangkitnya amarah bangsa Pohon dan perjalanan mereka ke Isengard. Sementara itu Aragorn dan kawan-kawannya bertemu Eomer yang baru pulang dari pertempuran melawan Orc, Eomer meminjami mereka kuda-kuda, dan mereka melanjutkan perjalanan ke hutan.

Dalam perjalanan mencari kedua hobbit, mereka bertemu lagi dengan Gandalf yang sudah kembali dari kematian, dan kini menjadi Penunggang Putih, namun masih terselubung jubah kelabu. Bersama Gandalf mereka melaju melintasi Rohan sampai ke balairung Raja Theoden dari Mark, di mana Gandalf menyembuhkanrajatuaitudanmembebaskannya dari sihir Wormtounge, penasihatnya yang jahat, yang sebenarnya merupakan komplotan Saruman. Kemudian mereka maju bersama Raja dan pasukannya untuk bertempur melawan pasukan Isengard, dan ikut berperan dalam kemenangan tipis pertempuran di Hornburg. Kemudian Gandalf menuntun mereka ke Isengard. Di sana mereka menemukan benteng megah itu sudah menjadi puing berkat bangsa Pohon, sedangkan Saruman dan Wormtounge terkepung dalam menara Orthanc yang masih gigih bertahan. Dalam pembicaraan di depan pintu, Saruman menolak untuk menyerah, maka Gandalf memecatnya dan mematahkan tongkat sihirnya, meninggalkan Saruman di bawah pengawasan para Ent. Dari sebuah jendela tinggi Wormtounge melemparkan sebentuk batu ke arah Gandalf, namun tidak kena sasaran, dan batu itu dipungut oleh Peregrin. Ternyata itu salah satu dari tiga palantir yang masih tersisa, Batu Penglihatan dari Numenor.

Larut malam, Peregrin tergoda oleh Batu itu, ia mencurinya dan memandang ke dalamnya, sehingga terungkaplah dirinya di depan Sauron. Buku ketiga berakhir dengan kedatangan Nazgul yang melintas di padang Rohan. Hantu Cincin yang menunggang kuda terbang ini adalah pertanda perang akan segera dimulai. Gandalf menyerahkan palantir pada Aragorn, dan pergi ke Minas Tirith sambil membawa Peregrin. Buku keempat menceritakan Frodo dan Samwise yang kini tersesat di perbukitan gersang Emyn Muil. Dikisahkan bagaimana mereka lolos dari perbukitan, dan disusul oleh Smeagol-Gollum; dan bagaimana Frodo menjinakkan Golum, bahkan hampir melenyapkan kekejiannya, sehingga Gollum mengantar mereka melintasi Rawa-Rawa mati dan daratan-daratan yang telah rusak, sampai ke Morannon, Gerbang Hitam Negeri Mordor di Utara. Ternyata mustahil bisa masuk lewat Gerbang itu, dan Frodo menerima saran Gollum: agar mencari jalan masuk rahasia yang diketahui Golum di sebelah selatan di Gunung Bayang-Bayang, di tembok-tembok barat Mordor.

Dalam perjalanan ke sana, mereka ditawan pasukan pengintai bangsa Gondor yang dipimpin Faramir, adik Boromir. Faramir menemukan rahasia misi mereka, tapi ia berhasil menolak godaan yang membuat Boromir takluk, dan ia melepas kepergian mereka pada tahap terakhir perjalanan mereka ke Cirith Ungol, Celah Labah-Labah, ia memperingatkan mereka bahwa tempat itu penuh bahaya maut, yang belum diceritakan sepenuhnya oleh Gollum pada mereka. Saat mereka sampai ke Persimpangan Jalan, dan mengambil arah menuju kota Minas Morgul yang mengerikan, kegelapan besar keluar dari Mordor, menyelubungi seluruh daratan.

Lalu Sauron mengirim pasukannya yang pertama, di bawah pimpinan Raja para Hantu Cincin: Perang Cincin sudah dimulai. Gollum menuntun kedua hobbit menuju jalan rahasia yang menghindari Minas Morgul, dan dalam kegelapan akhirnya mereka sampai ke Cirith Ungol. Di sana Gollum kembali ke wataknya yang keji; dan berupaya mengkhianati kedua hobbit itu masuk dalam penguasa celah tersebut, Shelob, makhluk yang mengerikan. Namun ia terhalang oleh kepahlawanan Samwise, yang menangkis serangan shelob dan melukainya. Bagian kedua berakhir dengan pilihan Samwise. Frodo yang sudah disengat Shelob, tergeletak mati, atau begitulah kelihatannya: misi mereka terpaksa berakhir dengan malapetaka, atau Samwise harus meninggalkan majikannya. Akhirnya Sam mengambil Cincin dan berusaha melanjutkan sendirian misi yang tampaknya sia- sia itu. Tapi tepat saat ia akan masuk ke daratan Mordor, beberapa Orc datang dari Minas Morgul dan turun dari menara Cirith Ungol yangberfungsi menjaga puncak celah.

Dalam keadaan tidak tampak karena memakai Cincin, Samwise menguping percakapan para Orc bahwa Frodo bukan mati, tapi hanya pingsan. Namun sudah terlambat ketika ia mengejar mereka; para Orc menggotong tubuh Frodo ke terowongan yang menuju pintu belakang menara mereka. Samwise jatuh pingsan di depannya ketika pintu berdentang tertutup.

Frodo dan temannya Sam sekali lagi harus melalui perjalanan panjang dan melelahkan agar bisa mencapai daerah Mordor tempat dimana pembuatan cincin Sauron dibuat. Karena hanya di Mordor itulah, cincin itu bisa dihancurkan atau dimusnahkan. Selama melakukan perjalanan itu, mereka harus mempercayai seorang makhluk aneh bernama Gollum. Walau Gollum terlihat telah menepati janjinya untuk membawa kedua sekawan itu melalui perjalanan berbahaya dengan aman.

Kecurigaan Sam itu beralasan karena melihat sendiri bagaimana Frodo yang menyim- pan cincin Dark Lord Sauron itu hampir saja dikuasai oleh kekuatan jahat dari cincin tersebut. Sementara itu teman-teman sesama hobbit yaitu Merry dan Pippin di bawah perlindungan sekolompok makhluk pohon selama penyihir baik Gandalf, Legolas si pemuda elf yang ahli panah, orang kerdil Gimli dan raja dari kerajaan Gondor yang yang harus meninggalkan tahtanya, Aragorn demi melawan kekuatan kegelapan Mordor, sedang beristirahat di Rohan.

Aragon kini menghadapi tugas berat yaitu menyatukan orang-orang di Middle Earthyang berbeda-beda ras dan negara agar bisa melawan Mordor yang masih kuat walau telah kalah sebelumnya. Setelah Pippin dan Merry bertemu kembali dengan kelompok Aragon, Gandalf yang disertai Pippin menuju ke kerajaan Gondor untuk meminta bantuan. Kelompok Frodo yang kini terpecah. Frodo dan Samwise kini hanya berdua dan akan pergi ke Mordor karena Merry dan Pippin yang ditawan oleh bangsa Elves yang jahat, Uruk-hai, sedangkan Boromir telah tewas. Sementara itu, Legolas dan Gimli telah bergabung dengan Clan Rohan, sebuah bangsa manusia yang dipimpin oleh seorang raja yang telah menua, yang bernama Theoden. Namun kekuatan kebaikan di Middle Earth kini menghadapi masalah serius karena dua menara yang terletak antara Mordor dan Isengard, yaitu Barad-dur dan Orthanc telah bersatu dalam nafsu penghancuran dunia.

Tidak hanya itu, penyihir jahat Saruman dengan bantuan kekuatan dari penguasa kegelapan, Dark Lord Sauron, dan asistennya, Grima Wormtongue, telah menciptakan pasukan yang sangat besar untuk menghancurkan umat manusia dan Middle Earth. Namun kekuatan baik tidak tinggal diam karena Gandalf the Grey, yang tadinya disangka telah tewas, akan memimpin pemberontakan yang makin meluas untuk melawan kekuatan jahat Sauron. Perang antara kekuatan kebaikan dan kejahatan telah dimulai.

Cerita Aragon

Aragon menemukan Boromir dengan banyak panah tertancap di tubuhnya. Sebelum tewas, pria yang selalu membawa terompet itu memberi tahu Aragorn kalau sekumpulan Orc menangkap para Hobbit. Legolas, dan Gimli menyisir daerah sekitar dan menemukan jejak kaki para Orc. Mereka juga mendapat temuan baru, satu dari tiga perahu yang mereka pakai dan dua ransel hilang. Aragorn menyimpulkan Frodo dan Sam sudah pergi duluan. Akhirnya Aragorn bersama Legolas dan Gimli mengikuti jejak Orc untuk menyelamatkan Merry dan Pippin. Perjalanan membawa mereka hingga ke jalan masuk menuju hutan Fangorn. Ketika berputus asa karena jejak Orc berakhir, mereka bertemu Gandalf. Gandalf si Kelabu mengajak mereka bertiga ke Edoras untuk membantu Raja Th melawan Saruman di Isengard. Di Isengard mereka kembali bertemu Merry dan Pippin yang telah tiba di sana bersama Treebeard dan para Ent. Di tempat lain, Frodo dan Sam melanjutkan perjalanan ke Mordor. Mereka berhasil membuat Gollum alias Smeagol bersikap baik dan menunjukkan jalan masuk ke Mordor. Namun Gollum yang suka meninggalkan kedua Hobbit dan tiba-tiba muncul lagi memupuk kecurigaan Sam.

Menurut Pembaca

Buku kedua Lord Of The Ring: Two Towers ini lebih seru daripada buku pertama. Mungkin karena kisahnya hampir mendekati tujuan dengan tibanya Frodo dan Sam di Mordor. Sebelas bab pertama dalam buku ini Tolkien menyajikan kisah Aragorn, Legolas, dan Gimli hingga mereka bertemu lagi dengan Gandalf, Merry, dan Pippin. Di bagian ini juga dikisahkan bagaimana keadaan Merry dan Pippin setelah mereka ditangkap Orc sampai pertemuan mereka dengan Treebeard di Hutan Fangorn. Sepuluh bab terakhir secara khusus membahas petualangan Frodo dan Sam bersama Gollum/Smeagol. Beban bertambah bagi Frodo ketika bertemu Faramir, adik Boromir, yang mengatakan kakaknya sudah tewas. Hobbit asal Shire ini menduga kini tinggal tersisa dirinya dan Sam sebagai penuntas tugas mereka.

Cerita Tokoh

Sam di buku kedua mendapat porsi penting terutama mendekati akhir buku. samwise menunjukkan kebernaian dan ketangguhannya melawan Shelob. Ia juga dihadapkan pada pilihan sulit saat Frodo terbaring diam akibat serangan Shelob. Tak ada Frodo, kini Sam harus mengambil keputusan penting: mengambil cincin dan meneruskan misi menghancurkannya atau mengakahiri semuanya dengan duduk diam di sisi Frodo yang dikiranya sudah tewas. Sam kali ini memberi pelajaran bagi pembaca. Seringkali kita bingung dan dihadapkan pada pilihan sulit tapi kita harus tetap mengambil keputusan dan setiap pilihan yang kita buat selalu punya konsekuensi. Teman Gandalf, Saruman, yang kini menjadi penyihir gelap mengingatkan kita setiap orang bisa berbuat salah demi mengambil keuntungan pribadi. Namun apakah kita akan terus berada di jalan salah atau kembali ke jalan benar, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Raja Theoden dan penasihatnya, Worm- tongue menggambarkan bagimana orang-orang di sekitar kita bisa memberi pengaruh positif atau negatif, dan yang terakhir, Gollum/ Smeagol mengalami pertentangan di dalam dirinya. Di satu sisi ia sudah berjanji untuk bersikap baik tapi di sisi lain ada hasrat mengkhianati Frodo dan mengambil cincinnya. Aku pikir ini menggambarkan kita terkadang mempunyai pertentangan di dalam kita senidir saat harus memutuskan atau melakukan sesuatu.

Secara keseluruhan buku ini bagus, masih dengan gaya pemaparan yang mendetail, yang mungkin menjadi ciri khas J.R.R. Tolkien. Membuat kagum para pembaca, penonton ataupun penggemarnya dengan deskripsinya tentang alam, pegunungan, hutan hingga nama-nama unik dari para tokoh dan ciri- ciri pepohonan J.R.R Tolkien adalah seorang ahli penulis fiksi yang terinspirasi dari botani (tumbuh- tumbuhan), bangunan-bangunan kerjaan yang sangat artistik dan tokoh fiksi yang diciptakan, ini adalah salah satu novel trilogi (tiga seri) yang sangat legendaris, dari inti persahabatan yang sangat kuat di dalam ceritanya dan juga drama yang menyentuh dari setiap tokoh protagonis walaupun antagonis yang berkarakter dari novel tersebut

Kesimpulan & Makna Terkait Dalam Novel

Trilogi Lord of The Rings ini berkisah tentang para Hobbit yang memperoleh tugas untuk menghancurkan Cincin Utama dari sembilan cincin yang telah dibuat dimasa lalu. Konon cincin ini memiliki kekuatan yang mampu membuat pemiliknya menjadi tidak terlihat. Cincin ini digunakan oleh penguasa kegelapan bernama Souron untuk meningkatkan kekuatan untuk menguasai dunia. Apabila Cincin utama ini tidak dihancurkan dan sampai kepada Sauron, maka akan sangat mustahil untuk dapat mengalahkan dikemudian hari, dan kedamaian didunia tidak akan tercipta. (Yanda Ramadana) & elib.unikom.ac.id/

Penulis Resensi : Yanda Ramadana

Referensi : elib.unikom.ac.id/