Peta Jalan SDGs Indonesia, Bagaimana Kontribusi Perguruan Tinggi ?

0
233 views

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan kelanjutan Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 lalu. SDGs dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dimaksudkan untuk mencapai target-target pembangunan yang lebih komprehensif dan holistik hingga tahun 2030 (tinggal 6 tahun lagi). SDGs adalah kerangka kerja global yang penting untuk pembangunan berkelanjutan, dengan pencapaian yang bervariasi di berbagai negara. Keberhasilan dan tantangan dalam mencapai tujuan-tujuan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, dan sosial di negara masing-masing.

SDGs merupakan serangkaian tujuan yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi semua orang di planet ini. Terdapat 17 tujuan SDGs yang saling terkait dan saling mendukung untuk mengatasi berbagai tantangan global yang kita hadapi, yaitu: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

            Program SDGs dicanangkan PBB memperhatikan beberapa alasan:

  1. Pendekatan Holistik terhadap Pembangunan. SDGs terdiri dari 17 tujuan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan di seluruh dunia.
  2. Kesenjangan dalam Pembangunan. Meskipun MDGs berhasil dalam beberapa aspek, masih banyak kesenjangan dalam berbagai sektor pembangunan, seperti kemiskinan, ketimpangan, dan degradasi lingkungan. SDGs bertujuan mengatasi kesenjangan ini.
  3. Masalah Global yang Meningkat. Isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan krisis kemanusiaan semakin mendesak untuk ditangani. SDGs memberikan kerangka kerja untuk menangani isu-isu ini secara terkoordinasi.
  4. Keberlanjutan Jangka Panjang. Tujuan-tujuan SDGs dirancang untuk memastikan bahwa pembangunan yang dicapai tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga dapat berkelanjutan dalam jangka panjang.

            Tantangan Global yang dihadapi dunia kita: 1) Ketidaksetaraan, 2) Perubahan Iklim,  3) Biodiversitas. Ketidaksetaraan ekonomi dan sosial masih tinggi, baik antar negara maupun di dalam negara itu sendiri. Perubahan iklim, meskipun ada upaya global, dampak perubahan iklim semakin nyata dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Kehilangan biodiversitas terus berlanjut, dengan banyak spesies yang terancam punah akibat aktivitas manusia.

            Beberapa capaian penting SDGs meliputi: pengurangan kemiskinan, akses pendidikan, kesehatan, dan energi bersih.

  1. Pengurangan Kemiskinan, tingkat kemiskinan global telah menurun, namun pandemi COVID-19 sempat meningkatkan angka kemiskinan di beberapa wilayah.
  2. Akses Pendidikan, akses ke pendidikan dasar meningkat, dengan lebih banyak anak-anak yang bersekolah. Namun, kualitas pendidikan dan akses ke pendidikan menengah dan tinggi masih perlu ditingkatkan.
  3. Kesehatan, kesehatan global menunjukkan perbaikan, dengan penurunan angka kematian ibu dan anak serta peningkatan akses ke layanan kesehatan dasar. Namun, penyakit menular dan tidak menular tetap menjadi tantangan.
  4. Energi Bersih, akses ke energi terbarukan dan bersih semakin meningkat, meskipun masih ada ketergantungan pada bahan bakar fosil di banyak negara.

Peta Jalan SDGs Indonesia

            Tantangan utama dalam mencapai SDGs Indonesia menuju 2030 antara lain: 1) Kesenjangan Wilayah,  Disparitas pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan; 2) Pendanaan, Keterbatasan sumber daya finansial untuk pembiayaan berbagai program SDGs; 3) Kapasitas Institusional, Keterbatasan kapasitas di tingkat lokal untuk mengimplementasikan dan memantau pencapaian SDGs; 4) Perubahan Iklim,  Ancaman dari perubahan iklim yang dapat mempengaruhi berbagai sektor pembangunan. Indonesia telah mengembangkan Peta Jalan SDGs Indonesia sebagai berikut.

Peta Jalan SDGs Indonesia
1. Pengentasan Kemiskinan (SDG 1):

·     Program dan Inisiatif: Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), dan berbagai program bantuan sosial.

·     Target: Mengurangi tingkat kemiskinan hingga di bawah 7% pada tahun 2024.

2. Mengakhiri Kelaparan (SDG 2):

·     Program dan Inisiatif: Program Diversifikasi Pangan, Program Pemberdayaan Petani, dan Peningkatan Ketahanan Pangan.

·     Target: Meningkatkan produksi pangan nasional dan memastikan akses pangan yang cukup dan bergizi.

3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3):

·     Program dan Inisiatif: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Peningkatan Akses Kesehatan Ibu dan Anak, serta Pengendalian Penyakit Menular.

·     Target: Meningkatkan harapan hidup dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

4. Pendidikan Berkualitas (SDG 4):

·     Program dan Inisiatif: Program Indonesia Pintar, Wajib Belajar 12 Tahun, dan Pening-katan Kualitas Pendidikan Tinggi.

·     Target: Memastikan semua anak mendapatkan akses pendidikan dasar dan menengah yang gratis, setara, dan berkualitas.

5. Kesetaraan Gender (SDG 5):

·     Program dan Inisiatif: Program Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan terhadap Kekerasan, dan Promosi Partisipasi Perempuan dalam Ekonomi.

·     Target: Meningkatkan partisipasi perempuan dalam berbagai sektor dan menghapus diskriminasi gender.

6. Air Bersih dan Sanitasi Layak (SDG 6):

·     Program dan Inisiatif: Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), serta Proyek Penyediaan Air Bersih di Daerah Tertinggal.

·     Target: Memastikan akses universal terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2030.

7. Energi Bersih dan Terjangkau (SDG 7):

·     Program dan Inisiatif: Pengembangan Energi Terbarukan, Program Listrik Desa, dan Efisiensi Energi.

·     Target: Meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional hingga 23% pada tahun 2025.

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG 8):

·     Program dan Inisiatif: Program Ketenagakerjaan, Pemberdayaan UMKM, dan Investasi dalam Infrastruktur Ekonomi.

·     Target: Meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja yang layak.

9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (SDG 9):

·     Program dan Inisiatif: Pengembangan Infrastruktur, Dukungan bagi Riset dan Inovasi, dan Pengembangan Industri Manufaktur.

·     Target: Mempercepat pembangunan infrastruktur berkualitas dan meningkatkan daya saing industri nasional.

10. Mengurangi Kesenjangan (SDG 10):

·     Program dan Inisiatif: Program Redistribusi Pendapatan, Peningkatan Akses terhadap Layanan Dasar bagi Kelompok Rentan, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal.

·     Target: Mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan di dalam negeri.

11. Kota dan Komunitas Berkelanjutan (SDG 11):

·     Program dan Inisiatif: Pengembangan Kota Cerdas (Smart City), Peningkatan Transportasi Umum, dan Perencanaan Perkotaan yang Berkelanjutan.

·     Target: Meningkatkan kualitas hidup di perkotaan dan memastikan pembangunan kota yang inklusif dan berkelanjutan.

12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12):

·     Program dan Inisiatif: Program Pengelolaan Limbah, Promosi Konsumsi Berkelanjutan, dan Edukasi tentang Produksi Ramah Lingkungan.

·     Target: Mengurangi separuh sampah makanan per kapita dan memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

13. Penanganan Perubahan Iklim (SDG 13):

·     Program dan Inisiatif: Program Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim, Penghijauan, dan Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca.

·     Target: Mengurangi emisi karbon hingga 29% (dengan upaya sendiri) atau 41% (dengan bantuan internasional) pada tahun 2030.

14. Ekosistem Lautan (SDG 14):

·     Program dan Inisiatif: Pengelolaan Sumber Daya Laut yang Berkelanjutan, Pemberantasan Penangkapan Ikan yang Ilegal, dan Konservasi Ekosistem Laut.

·     Target: Melindungi 10% wilayah laut Indonesia dan mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan.

15. Ekosistem Darat (SDG 15):

·     Program dan Inisiatif: Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Perlindungan Keanekaragaman Hayati, dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan.

·     Target: Meningkatkan tutupan hutan hingga 45% dan mengurangi degradasi lahan.

16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh (SDG 16):

·     Program dan Inisiatif: Reformasi Hukum dan Kelembagaan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Sistem Keadilan.

·     Target: Meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan dan menurunkan tingkat korupsi.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (SDG 17):

·     Program dan Inisiatif: Peningkatan Kerjasama Internasional, Mobilisasi Sumber Daya Domestik, dan Penguatan Kapasitas Nasional.

·     Target: Meningkatkan kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas internasional.

Pendekatan dan Strategi
Mencapai tujuan-tujuan tersebut, Indonesia mengadopsi beberapa strategi utama:

•  Integrasi SDGs dalam Rencana Pembangunan Nasional: SDGs telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan berbagai kebijakan sektoral.

•  Kolaborasi Multi-stakeholder: Melibatkan berbagai pihak termasuk pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil dalam implementasi SDGs.

•  Peningkatan Kapasitas dan Data: Meningkatkan kapasitas institusi dan memperbaiki sistem data untuk pemantauan dan evaluasi.

•  Mobilisasi Sumber Daya: Menggalang sumber daya finansial dari berbagai sumber, baik domestik maupun internasional.

• Penguatan Kelembagaan: Memperkuat koordinasi antar lembaga dan memperbaiki tata kelola untuk mendukung implementasi SDGs.

Tantangan
Tantangan utama yang dihadapi dalam mencapai SDGs di Indonesia antara lain:

•  Kesenjangan Wilayah: Disparitas pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

•  Pendanaan: Keterbatasan sumber daya finansial untuk pembiayaan berbagai program SDGs.

•  Kapasitas Institusional: Keterbatasan kapasitas di tingkat lokal untuk mengim-plementasikan dan memantau pencapaian SDGs.

•  Perubahan Iklim: Ancaman dari perubahan iklim yang dapat mempengaruhi berbagai sektor pembangunan.

Implementasi dan Kontribusi Perguruan Tinggi

            Kontribusi perguruan tinggi tidak terasa gaungnya. Padahal implementasi SDGs di perguruan tinggi memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif, mencakup pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta kebijakan dan tata kelola kampus. Peran secara optimal, mendorong perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian SDGs dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

            Langkah konkret yang dapat diambil perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian SDGs diantaranya: 1) integrasi SDGs dalam kurikulum (mengembangkan kurikulum yang relevan, pengajaran berbasis proyek); 2) penelitian yang mendukung SDGs (fokus penelitian, pendanaan dan sumber daya); 3) pengabdian  kepada  masyarakat (program pemberdayaan komunitas, kemitraan dengan komunitas); 4) kebijakan dan tata kelola yang mendukung SDGs (kebijakan kampus berkelanjutan, kepemimpinan & advokasi); 5) keterlibatan dan kolaborasi (jaringan dan kemitraan, forum diskusi).

            Merujuk praktek baik University of California, Berkeley (UC Berkeley) yang memiliki berbagai inisiatif keberlanjutan, semisal: proyek energi bersih dan penelitian tentang perubahan iklim, serta menawarkan kursus mendalam tentang berbagai aspek keberlanjutan. Lalu, University of Cambridge, Inggris memiliki Cambridge Institute for Sustainability Leadership bekerjasama dengan berbagai sektor mempromosikan praktik bisnis berkelanjutan dan kebijakan publik.

Universitas Widyatama melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Desa Cikurubuk, Sumedang, Jawa Barat berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan (unsur masyarakat, komunitas, pemerintah daerah dan dinas terkait, serta kementerian terkait) sesuai dengan potensi dan masalah Desa Cikarubuk mengkolaborasikan program bersama berupa Pengembangan Produk  Padi Organik berbasis green economy dan digital ekonomi.  Melalui program ini, penjadwalan kegiatan dan pengembangan lebih lanjut pada Triwulan tahun Triwulan  2024/2025 – 2025/2026 – 2027/2028. Setidaknya SDGs yang dapat dikembangkan Universitas Widyatama (perguruan tinggi) di desa ini (dengan melibatkan 20 mitra strategis) mencakup 11 butir (dari 17 butir), yaitu: menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, akses air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan, konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem darat, dan kemitraan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, Pengembangan produk padi organik yang dimaksud bersesuaian dengan 11 fokus tujuan SDGs.

Padi organik diproduksi tentunya dengan tetap melestarikan keanekaragaman hayati, sehat, bebas bahan kimia berbahaya, dan dapat menjaga ekosistem darat sebagaimana diharapkan oleh SDGs (Napitupulu et al., 2022). Selamat bekerja dalam pengabdian Tim Universitas Widyatama, dan seluruh mitra.

Written by: lili irahali dari berbagai sumber: https://sdgs.bappenas.go.id/

ooo0ooo