Thursday, August 7, 2025
Home Blog Page 57

PPU Widyatama 2016

PPU Widyatama 2016

Perubahan paradigma ospek menjadi program perkenalan bukanlah tahun pertama bagi Widyatama. Widyatama telah merubah paradigma ospek tersebut sejak beberapa tahun lalu. Surat edaran Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No: 253/B/SEIVIII/2016 tentang Pengenalan Kampus bagi Mahasiswa Baru yang dalam butir 5 menjelaskan bahwa Penyelenggaraan Program Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) difokuskan pada upaya pendewasaan dan pembelajaran dengan tertib, dan tidak ada kekerasan verbal, fisik maupun mental memang sejalan dengan Widyatama.

Dalam rangka mempertahankan tata nilai pendidikan dan akhlak yang stabil bagi mahasiswanya dalam Program Pengenalan Universitas Widyatarna (PPU) disisipkan acara penyuluhan anti Narkoba bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Rekan Sebaya dengan Tema Global Actionfor Healthy Without Drugs. Juga disampaikan materi wawasan kebangsaan kesadaran bela negara, serta meredam paham radikalisme.

Penerimaan mahasiswa baru diresmikan melalui Sidang Senat Universitas Widyatama tepat pada hari pertama pelaksanaan PPU. Menjadi moment yang monumental ketika jajaran Senat UTama meresmikan mahasiswa baru. PPU ini dikemas agar mahasiswa lebih kreatif, inovatif serta berwawasan luas dengan memperkenalkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan civitas Widyatama. Mahasiswa baru dapat memberikan kreasi inovatif dalam wujud nyata dengan bergabung ke UKM dan Lembaga Kemahasiswaan lainnya.

PPU tahun ini, kemasan dengan mengundang para alumni yang telah sukses berwirausaha di bidangnya untuk sharing dan cerita atas perjalanan kesuksesannya. Jadikan kami sebagai rumah kedua untuk anda, dengan segala fasilitas dan kualitas pengajaran terbaik dari Universitas Widyatama.

Mahasiswa Seutuhnya sebagai Pembelajar Kaffah Bachrudin Musthafa, Ph.D., Profesor UPI dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra lnggris

Mahasiswa Seutuhnya sebagai Pembelajar Kaffah Bachrudin Musthafa
Mahasiswa Seutuhnya sebagai Pembelajar Kaffah Bachrudin Musthafa

Komunita edisi sekarang ini merupakan edisi yang sangat istimewa karena pada edisi ini dibicarakan mahasiswa atau pembelajar yang merupakan alasan utama bagi kehadiran dan signifikansi profesi keguruan (baca “perdosenan”) kita. Kita akan mengatakan “keterlaluan” atau bahkan mungkin mengumpat dengan ungkapan “dosen tak tahu diri” bila kita bertanya kepada seorang dosen tentang siapa mahasiswa yang diajarnya dan yang bersangkutan tak mampu menjawabnya. Akan tetapi, sejujurnya, benarkah kita benar benar mengenal siapa mahasiswa kita yang secara kolektif nasional di negeri inisekarang berjumlah sekitar7 (tujuh) jutaan orang itu?

Dalam berbagai bagian pada Komunita edisi sekarang ini, berbagai kategori mahasiswa telah ditulis dengan aneka citarasanya. Misalnya,ada istilah “mahasiswa apolitis”yang ditujukan kepada mereka yang tak perdulipada nasib masyarakat dan bangsanya; ada “mahasiswa pragmatis” yang dilabelkan kepada mereka yang maunya hanya yang gampang dan praktis saja; ada “mahasiswa ‘kupu-kupu”‘ yang kerjanya cuma kuliah-pulang kuliah-pulang. lni adalah label negaitif hasil peneropongan dengan kacamata “minus” yakni pengamatan dengan sudut-pandang defisit yang dengan sendirinya akan melihatyang negatif – negatif saja.

Apa boleh buat: kali ini kita melihat dari semangat keprihatinan kita dan mendambakan sosok kolektif mahasiswa alternatif dari angan dan harapan kitasebagai negara-bangsa.

Pengumpulan Dana

Pengumpulan Dana
Pengumpulan Dana

Ide kreatif Dosen FDKV Widyatama Bapak Alfonso, tugas mahasiswa untuk membuat poster tentang musibah banjir di Garut dan longsor di Sumedang. Setelah itu mahasiswa pameran sekaligus happening jadi korban sambil keliling dengan kotak kencleng. Alhamdulillah terkumpul 2 juta rupiah untuk disumbangkan. Membangun kemampuan kognitif sekaligus afektif mahasiswa, akhimya pada tanggal 18 oktober 2016 Penyerahan bantuan bagi korban bencana banjir melalui Posko Dompet Peduli Pikiran Rakyat dari Mahasiswa/i Fakultas Desain Komunikasi Visual Widyatama. (Mktg)

Membangun Jiwa Patriotisme Terbarukan

Membangun Jiwa Patriotisme Terbarukan
Eddy Budianto, S. T.

Negara Republik Indonesia, saat ini memasuki masa penting sebagai suatu bangsa di tengah-tengah bangsa lain di dunia. Dua pertiga wilayahnya terdiri dari lautan, akan menjadi tempat yang diperebutkan oleh berbagai Negara yang minim sumber daya alamnya terutama untuk bahan kehidupan yang berasal dari potensi laut. Disamping itu sumber daya alam di daratan yang sebagian besarnya sudah dikuasai oleh Negara lain menjadi bahan perhatian serius bagi tumbuhnya potensi penjajahan gaya baru di abad modern ini. Oleh sebab itu dibutuhkan upaya yang integratif dalam membangun ketahanan nasional untuk menghadapi bahaya laten baikyang datangnya dari luar maupun dari dalam negeri. Serangan dalam bentuk multi-dimensi dan datang dari berbagai penjuru sendi kehidupan sangat berbahaya dibandingkan dengan perang konvensional yang mayoritas mengandalkan berbagai alutsista (alat utama sistim senjata) berat, bahkan yang berjenis nubika (nuklir, biolagi dan kimia).

Dalam rangka mendukung kepentingan nasional untuk memperkuat ketahanan dan pertahanan negara Indonesia, maka kekuatan yang harus dibangun untuk menjamin terciptanya stabilitas nasional semestinya tumbuh dan dikembangkan sedapat mungkin muncul dari kekuatan sendiri. Oleh sebab itu sedini mungkin diusahakan agar tingkat ketergantungan terhadap negara lain dikurangi bahkan ditiadakan.

Serangan yang ditujukan kepada faktor manusia inilah, kini menjadi sasaran yang hendak dihancurkan sebelum mereka menguasai seluruh sumber daya alam dengan segala isinya. Bentuk serangan kepada faktor manusia ini, antara lain dengan merusak segi ideologi, sosial, budaya, ekonomi, dari peri kehidupan bangsa. Apalagi dibarengi dengan kerusakan mental dan spiritual, sehingga terwujudlah penguasaan suatu bangsa oleh bangsa lain tidak harus dengan peperangan secara fisik.

Timbul pertanyaan mendasar : Tindakan apakah yang harus dilakukan Pemerintah dalam rangka melindungi bangsanya ??? dimulai dari manakah akan melangkah ??? dengan cara bagaimana agar ketahanan nasional bangsa Indonesia ini dapat semakin kuat dan tangguh dalam menghadapi gangguan dari bangsa lain di dunia. Apabila bangsa Indonesia kuat, maka akan membentuk suatu kepercayaan diri yang kuat untuk mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan dari Negara lain.

Bagaimana caranya agar Negara mendapatkan ketahanan bangsa yang mumpuni? salah satunya adalah segera membangkitkan kembali semangat kebanggaan terhadap Negara dan Bangsanya sendiri. Dengan demikian akan meningkatkan posisi tawar dan martabat bangsa Indonesia dikancah pergaulan International.

Kondisi Dasar

Saat ini peri kehidupan bangsa telah mencapai suatu titik yang cukup kritis, terutama yang berkaitan pada pemahaman dan pemaknaan nilai-nilai luhur bangsa seperti Pancasila,patriotism dan nasionalisme,serta nilai-nilai kejuangan ’45.

Faktor manusia yang lemah menjadi bagian penting dari ketahanan bangsa dan Negara menerima gempuran dasyat, seperti kondisi tipisnya pemahaman tentang nilai-nilai luhur Pancasila di kalangan remaja maupun generasi muda lainnya. Di samping itu kurangnya semangat untuk membela Negara maupun berjuang membela kehormatan bangsadan Negara di kancah persaingan antar Negara dalam berbagai hal. Gangguan Negara lain (asing) terhadap lintas batas Negara Indonesia semakin sering terjadi tanpa reaksi perlawanan yang berarti dari kita sendiri. Kerusakan moral generasi muda semakin merajalela, dimana tindakan amoral di kalangan remaja/pemuda semakin meluas dan jumlahnya semakin banyak. Bahaya laten yang saat ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah adalah bahaya Narkoba, yang telah mencapai titik kritis, di samping gangguan ideologis berupa penyebaran pemahaman tentang islam radikal (ISIS), islam liberal, dan faham neo komunisme maupun hal lainnya semakin marak, selain itu gerakan LGBT mulai melanda luas di kalangan generasi muda termasuk pornografi maupun porno aksi. Sehingga lambat laun akan merusak ideologi generasi muda Indonesia

Pihak asing mulai bermanuver semakin tumpang tindih saling bertarung mencengkeramkan pengaruhnya di segala peri kehidupan bangsa. Jalur yang ditempuh melalui bidang ekonomi berupa penguasaan pusat-pusat kendali ekonomi seperti sumber daya alam,mekanisme pasar,baik pasar modal maupun konvensional. Jalur sosial budaya berupa masuknya budaya kebebasan tanpa batas pornografi, pornoaksi, melalui film, video. dan kemudahan akses ke dunia maya lainnya. Jalur politik berupa kekuatan uang yang mengendalikan penentuan kebijakan publik mengarah pada keinginan pihak asing tertentu dalam berkiprah diwilayah Indonesia.

Penciptaan suasana serba; mudah, tersedia, dan mewah, (materialistis) di kalangan generasi muda, akan membuat mereka semakin malas, menggampangkan, serba instan, semakin tidak terbiasa menghadapi tantangan, kesulitan, hambatan, bodoh, miskin dan akhirnya sangat mudah putus asa. Generasi yang lapuk, rapuh, tak berdaya menghadapi persaingan global.

Kondisi yang memprihatinkan ini ditambah dengan pelemahan generasi muda melalui pengaruh narkoba, di mana wilayah Indonesia telah dijadikan salah satu pasar penjualan narkoba terbesar di ASEAN. Apabila generasi mudanya telah menjadi lemah maka akan melemahnya generasi penerus bangsa, maka penguasaan Negara Asing atas kedaulatan bangsa Indonesia akan semakin mudah. Penguasaan bangsa Asing terhadap bangsa Indonesia dimungkinkan akan terjadi lebih cepat dari perkiraan semula, apabila tidak ada kepedulian untuk? segera bertindak menghadapi perkembangan yang memprihatinkan ini. Secara terstruktur dan terencana, mereka (Negara Asing) akan menguasai Negara Indonesia ini menyeluruh dan total dalam kurun waktu satu generasi yaitu sekitar sepuluh s.d. dua puluh tahun lagi. Lalu apakah yang harus kita perbuat???

Pameran Karya

pameran Karya
pameran Karya

Mahasiswa/i Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama mengikuti pameran di Pesta Rakyat De Syukron. De Syukron 6 merupakan Pesta Rakyat Jawa Barat 2016 yang digelar di areal Gedung Sate, menjadi salah satu cara pemprov mensyukuri pembangunan dan pemerintahan di Jawa Barat. De Syukron merupakan puncak peringacan hari jadi Jabar. Pesta rakyat “De Syukron 6” ini berlangsung selama dua hari dimulai tanggal 2 – 3 September di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Beragam kegiatan digelar mulai dari hiburan, pertunjukan seni dan budaya hingga pameran berbagai macam produk UKM Jabar. (Mktg)

Media Gathering 2016

Bandung (19/7), Universitas Widyatama (UTama) menyelenggarakan Media Gathering 2016 di Cafe Humming Bird Jl. Progo No. 20 Bandung. Acara yang sempat vakum beberapa tahun ini mengundang media yang telah lama bersinergi dengan UTama. Maksud dan tujuan dirangkainya acara tersebut tidak lepas dari masih hangatnya suasana

Hari Raya ldul Fitri. Menjadi sebuah momentum bagi UTama dalam mengundang media untuk saling berkumpul, duduk dan kembali merumuskan perihal sinergisitas kedua institusi yang barn atau telah lama berjalan.

Tercatat UTama menerima lebih dari 20 tamu undangan, baik media cetak, elektronik, dan online media. Dibuka oleh Sekretaris Universitas – Uning Kuraesin, M.Hum disambung dengan pemaparan selintas perihal Widyatama, kegiatan berjalan dengan khidmat. Pada sambutannya Uning menjelaskan perihal Tata Nilai Universitas dan kegiatan yang sedang disusun dalam capaian visioner kebijakan Rektor sekarang. Selain itu, beliau menjelaskan pula perihal sinergisitas yang dapat dibangun antara UTama dengan media.

Keterlibatan media massa memungkinkan institusi berperan maksimal dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Rencana,kegiatan ini akan dilaksanakan annual dengan venue yang berbeda-beda , sehingga koordinasi antara institusi pendidikan UTama dengan media menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi stakeholder. (Mktg)

lnovasi Bahan Bakar Perguruan Tinggi

 

Didi Tarmidi, Dosen Fakultas Bisnis & Manajemen UTama
Didi Tarmidi, Dosen Fakultas Bisnis & Manajemen UTama

Demo mahasiswa di Makassar ricuh. Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi terlibat aksi perusakan pos penjagaan keamanan. Dua dosen Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan llmu Pendidikan (STKIP) Surya di Gading Serpong diduga dikeroyok mahasiswanya. ltulah diantaranya realita perilaku mahasiswa yang menjurus kurang positif dan anarkis.

Tindakan melenceng mahasiswa sebaiknya segera diantisipasi. Apalagi di era digital saat ini, hanya pada hitungan satu, hal-hal tersebut bisa terjadi. Tidak adanya quick response membuat para mahasiswa membuat kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran di perguruan tinggi. Bahkan sikap emosional lebih cenderung muncul untuk memenuhi imajinasinya. Akal sehat sering mereka tinggalkan hanya untuk kesenangan sesaat.

Memang seringkali perguruan tinggi abai memberi bahan bakar “inovasi” pada mata kuliah yang diajarkan kepada mahasiswa. Bahan bakar “inovasi” merupakan konsep soft skill yang sering terabaikan hanya karena ketakutan perguruan tinggi kehilangan simpati mahasiswa.

Bahan bakar “inovasi” tidak harus selalu mahal, apalagi diluar jangkauan kocek mahasiswa. Kita berikan sesuai dengan kemampuan atau bahkan ide inovasi yang berasal dari para mahasiswa itu sendiri. Yang penting perguruan tinggi ikut berperan serta menciptakan suasana kondusif bagi keberhasilan revolusi mental tersebut.

Sebagaimana gagasan bahwa pendidikan bukan lagi kompetitif, melainkan kolaboratif. Gagasan yang semula berasal dari atas dalam bentuk kurikulum atau silabus (top down), sebaiknya diawali dari bawah ke atas (bottom up). Cetusan bahwa pendidikan perlu kompetitif sebagaimana masa lalu, sebaiknya diberikan dengan model kolaboratif. Artinya kerjasama antar lembaga akan lebih berarti ketimbang persaingan. Kerjasama ini menjadikan perolehan pembelajaran yang sinergis.Demikian antara lain hasil “International Intellectual Discourse” yang diselenggarakan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang awal September 2016.

Mimbar bebas para ilmuwan Indonesia, Malaysia, Singapura, lnggris, Sudan dan Cina itu lebih mendukung pola pembelajaran bottom up dan inovasi para mahasiswa dari hasil sinergis kolaboratif antar lembaga pendidikan. Sebagaimana sekarang ini dicanangkan Green School agar bisa membuahkan hasil secara nyata. Di tingkat perguruan tinggi ada perguruan tinggi yang membeli taman hiburan rekreasi untuk menambah incomenya. Bahkan Universitas Brawijaya mengembangkan temuan pakan ternak, vaksin dan obat obat tertentu untuk peningkatan pendanaan universitasnya. Gagasan gagasan itu tidak lebih dari menjadikan sekolah atau kampus lebih mandiri, dengan harapan berdampak pada para mahasiswa yang inovatif dan berjiwa mandiri.

Kota Kansas memberikan bahan bakar “inovasi” dengan pendekatan enterpreneurial . Beberapa yayasan membantu sekolah sekolah yang mengembangkan pilihan dan variasi pembelajaran untuk peserta didiknya. Mereka mengaitkan sekolah sekolah itu dengan sekolah yang ada di kota metropolitan. Hal ini dilakukan agar ada getaran lingkungan pendidikanyang memenuhi kebutuhan para peserta didik.

Bahkan, para Company Social Response (CSR) yang tanggap pendidikan membuat gebrakan dengan menjelalajahi negara untuk menentukan model yang pas.Untuk mencari model mereka tidak segan memberikan dukungan moril maupun materiil kepada sekolah. Hal ini terjadi di Cristo Rey, mereka membuat program Pembelajaran Ekspedisi Diluar (ELOBI Expeditionary Learning Outward Bound), dan Program Kemampuan Pengetahuan (KIPP!Knowledge is Power Program).

Mba Nuniek, Mengorbankan Hobi

Baru saja mengemban amanah selaku Ketua Pembina Yayasan Widyatama, Sri Juniati Roespinoedji (45) dituntut untuk terus membina reputasi Perguruan Tinggi yang dulu bernama STIEB (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung). Mba Nuniek adalah cucu dari Koesbandijah Abdoel Kadir (Almh.) yang tidak lain merupakan Professor Wanita pertama bidang Akuntansi di Indonesia ini bersemangat membangun Universitas Widyatama menjadi lebih baik lagi. Spirit jiwa mudanya diharapkan memberi warna baru? bagi keberlanjutan institusi ini.

Wanita yang akrab di sapa Mba Nuniek ini menyelesaikan studi

S2 nya di San Fransisco State University dengan gelar Master of Business Administration (MBA) sebuah gelar tersier dalam manajemen bisnis. Memiliki visi mengembangkan pendidikan dan penelitian, dapat dilihat dari pengalaman karirnya sebagai dosen Program Kelas Intemasional Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti yang saat itu bekerjasama dengan Edith Cowan University, Perth – Australia.

Di sela-sela kesibukan menjadi dosen di Universitas Trisakti,

Nuniek juga pernah menjadi dosen di Program Magister Manajemen di Universitas Widyatama. Dengan pengalamannya sebagai akademisi, wanita kelahiran Bandung ini mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengalamannya di dunia pendidikan dengan mewujudkan Universitas Widyatama menjadi World Class University.

Saat ini Nuniek banyak menghabiskan waktunya di Universitas Widyatama untuk melanjutkan misi besar pimpinan institusi terdahulu. “Hobi saya travelling dan seni kerajinan tangan. Akan tetapi, demi Widyatama saya rela mengorbankan hobi saya itu, “ucapnya kepada “PR” melalui pos-el, Jum’at (117/2016). (Dikutip dari Koran Pikiran Rakyat, rubrik Apa Siapa-? 111712016)

Outbond Art Therapy Center

Outbond Art Therapy Center

Outbond dalam rangka Masa Pengenalan Kampus Art Therapy Center Widyatama. 26 Agustus 2016 di Cikole Lembang Bandung Barat, melalui games membangun kepercayaan diri, kemandirian dan keceriaan bersama. (Mktg)

Student Retention

Acara tahunan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama
Acara tahunan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama

Acara tahunan Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama. Silaturahmi Dosen, Mahasiswa Senior dan Mahasiswa Baru 2016 untuk membangun kekompakan, membuka wawasan tujuan kuliah di FDKV dan wawasan profesional. Tak Kenal Maka Tak Sayang, itulah yang menjadi awal terlaksananya kegiatan ini, persiapan hingga acara inti Student Retention berjalan dengan lancar. Pelaksanaan acara student retention di Lembang – Bandung pada tanggal 15 – 16 Oktober 2016.