Thursday, August 7, 2025
Home Blog Page 63

Pekerjaan, Karir, Dan Vokasi Masalah Orientasi Batin dan Fungsi Material

Dalam percakapan sehari-hari, kata job dalam bahasa Inggris, dan kata pekerjaan dalam bahasa Indonesia mengisyaratkan kandungan semantik yang generik, yang mencakup juga makna kata karir, dan vokasi. Akan tetapi, kalau dikehendaki bahwa pembicaraan kita menjadi sensitif terhadap perbedaan-perbedaan-betapapun halusnya perbedaan itu maka diferensiasi di antara ketiga istilah yang berbeda itu perlu digariskan agar kita dapat memosisikan masing-masingnya pada tempatnya yang tepat.

Bidang keilmuan terapan seperti Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), misalnya, berkepentingan untuk membedakan berbagai macam kegiatan dan makna yang dilekatkan pada perkara penting ini. Apakah suatu kegiatan sepantasnya dipandang sebagai pekerjaan, karir, vokasi atau bahkan panggilan jiwa, merupakan hal vital bagi manusia karena masing-masingnya memiliki fungsi dan makna yang berbeda dalam keseluruhan konteks kehidupan seseorang.

Dalam tulisan yang bertajuk The Happiness Hypothesis Jonathan Haidt (2010) menegaskan adanya tiga sikap batin terhadap kegiatan yang dikerjakan seseorang dalam kehidupannya : memandang tugas kegiatan sebagai pekerjaan (job), sebagai karir (career), dan sebagai panggilan jiwa (calling). Apabila Anda memandang tugas dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan di tempat kerja sebagai job, Anda melakukan tugas itu hanyalah demi uang, dan uang itu sebagai motif utama mungkin Anda jadikan alat pembeli sesuatu yang Anda pandang menyenangkan sepertihobby Jadi, ketika berkegiatan di tempat kerja, Anda sebenarnya tidak terpaut-hati dalam kegiatan yang tengah dilakukan; yang mungkin memenuhi pikiran Anda adalah masalah yang berkaitan dengan hobby Anda yang berada di luar wilayah dan cakupan tugas-pekerjaan yang ada di tangan Anda.

Bagi Anda yang memandang tugas-kegiatan kantor hanyalah sebagai job pada dasarnya memperlakukan pekerjaan ini sebagai alat untuk mencapai tujuan yang pada hakikatnya berada di luar lingkup kerja seperti hobby di luar kantor, kesejahteraan keluarga di rumah, dan mungkin komunitas serta jejaring sosial yang tak bersangkut paut dengan pekerjaan sehari-hari Anda di kantor. Karena memosisikan pekerjaan hanya sebagai job, Anda pada dasarnya tidak memiliki tautan-hati yang kuat dengan hal-ihwal pekerjaan di kantor. Sejatinya, Anda lebih memilih pekerjaan yang tidak mengganggu kehidupan pribadi Anda.

Di sisi lain, kalau Anda memandang tugas-pekerjaan Anda di kantor sebagai karir (career), Anda memiliki tujuan yang lebih luas semisal kemajuan pekerjaan, promosi, prestasi dan prestise. Bagi Anda yang memandang tugas-pekerjaan di kantor sebagai karir, Anda mungkin tertarik untuk memusatkan perhatian pada berbagai hal yang bertalian dengan kesuksesan dan/ atau prestise dan gengsi-sosial. Anda yang memiliki orientasi karir seperti ini pasti tertarik memikirkan bagaimana cara menggapai dan menduduki posisi yang lebih tinggi, bonus-bonus kinerja yang lebih besar, dan gelar-gelar serta pengakuan sosial yang menunjukkan prestise karir yang menanjak secara kukuh. Bagi Anda yang memiliki orientasi seperti ini, pastilah Anda tertarik pada karir yang memiliki tahapan- tahapan struktur (kedudukan) yang jelas. Hal ini terjadi karena tangga kepangkatan dalam struktur kekuasaan, bagi Anda yang berorientasi karir, tak ubahnya seperti anak- tangga menuju surga firdaus (stairways to heaven).

 

Bachrudin Musthafa, PhD.
Bachrudin Musthafa, PhD.
Dekan Fakultas Bahasa, Universitas
Widyatama Bandung

Bagi orang yang memandang pekerjaannya sebagai panggilan jiwanya, tugas-pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari dirasakannya sebagai bagian integral dari kehidupan dan identitas pribadinya.

Bagi orang yang memandang pekerjaannya sebagai panggilan jiwanya, tugas-pekerjaan yang dilakukannya sehari- hari dirasakannya sebagai bagian integral dari kehidupan dan identitas pribadinya. Bagi orang yang memiliki orientasi kerja semacam ini, yang dilakukannya sehari- hari dipandangnya sebagai bentuk ekspresi diri dan bahkan aktualisasi diri. Pekerjaan dengan muatan makna lahir-batin semacam ini lazimnya disebut vokasi.

Dalam upayanya menjelaskan apa vokasi itu, Brett & Kate McKay (2010) menulis bahwa panggilan jiwa Anda tidaklah mengejawantah dalam bentuk suatu pekerjaan tertentu yang tersedia di luar sana. Panggilan jiwa Anda lebih merupakan bakat unik yang Anda miliki dan kemampuan- kemampuan tertentu yang terdapat dalam diri Anda yang membuat Anda tertarik secara otentik pada job tertentu. Dengan demikian, pekerjaan yang berbeda mungkin memiliki tingkat kecocokan dengan bakat Anda dalam derajat yang berbeda-beda: ada yang 50% menggunakan bakat yang Anda memiliki, ada juga yang 90% berkesesuaian dengan bakat Anda. Menemukan vokasi sejati Anda berarti menemukan jenis tugas- pekerjaan yang 75 ?100% berkesesuaian dengan bakat dan minat Anda. Ada rumus yang dapat dipakai untuk ini: vokasi sejati = bakat + kecintaan Anda.

Sebelum tulisan ini diakhiri, berbagai penekanan dan klarifikasi perlu diberikan. Pertama, sekaitan dengan orientasi kerja ini, tidak ada istilah salah atau benar. Hal ini sepenuhnya merupakan masalah pilihan. Meskipun demikian, mengetahui orientasi kerja Anda sendiri itu membantu Anda dalam menemukan cara memotivasi diri dan mengolah situasi dengan lebih baik tanpa harus mengambil langkah drastis mengganti pekerjaan khususnya ketika semangat bekerja sedang berada di bawah. Kemanfaatan pengetahuan ini tak terbatas hanya sampai di situ. Apabila Anda seorang manajer, mengetahui berbagai orientasi kerja yang berbeda di antara staf bawahan Anda dapat berfungsi sebagai patokan untuk memvariasikan teknik dan gaya Anda dalam membangun motivasi dan melakukan supervisi kerja bagi unit kerja yang Anda pimpin.

Kedua, sambil mengakui setiap orientasi kerja memiliki pembenarannya sendiri, bagi Anda yang memiliki panggilan jiwa sebagai imam bagi pilihan-kerja Anda, orientasi yang mewarnai vokasi ini membuat Anda merasa dikepung oleh situasi yang menguntungkan. Yakni Anda merasa betah mengerjakan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab Anda di tempat kerja, danselain ituAnda merasa segala sesutu yang dihadapi dan dialami di sana semuanya positif belaka. Bahkan, seperti yang dikatakan Oprah Winfrey (2008) dalam orasinya di depan wisudawan Universitas Stanford yang terdepan di USA itu, yang diidamkan oleh orang di dunia ini adalah money and meaning. You want your work to be meaningful. Because meaning is what brings the real richness to your life.

Untuk mencapai kesejahteraan lahir- batin dalam dunia kerja itu, kita semua memang harus meluruskan niat dan mendengar serta menuruti kata hati. Sebab, seperti ditegaskan Oprah, melakukan sesuatu yang terasa tidak-sreg di hati sama dengan menelikung diri-sendiri; memaksakan diri melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nurani berarti malapetaka.

Sejajar dengan rumusan itu, bagi muslim, sedikitnya ada dua pilihan: melakukan yang benar dengan benar atas nama kebenaran, dan mencari kemanfaatan setinggi-tingginya bagi sebanyak- banyaknya pihak melalui tugas-kegiatan yang dikerjakan di setiap saat dan di semua tempat.

Demikianlah hakikat makna kerja, karir, dan vokasi yang tengah kita lakoni seharusnya. Semoga demikian adanya.

 

Visitasi SMA Negeri 1 Baleendah

Visitasi SMA Negeri 1 Baleendah

Universitas Widyatama telah menerima kunjungan SMA Negeri 1 Baleendah. Rombongan yang dipimpin Ibu Ikeu, Wakabin Humas dan guru-guru perwakilan Sekolah. Kunjungan disertai sekitar 350 orang siswa dari jurusan MIA dan IIS. Kunjungan dimaksudkan untuk lebih memahami penyelenggaraan pendidikan, khususnya mengenai program-program studi yang ada di lingkungan Universitas Widyatama.

Tadabur Quran Widyatama

Pengajian rutin (Tadabur Quran) Widyatama

Majelis Taklim Widyatama menyeleng- garakan Tadabur Quran bulanan pada Sabtu, 13 Juni 2015 yang dipandu ustad Kang Ipay. Pengajian rtin tiap bulan ini diselenggarakan pada minggu kedua setiap bulan. Pengajian dihadiri jajaran manajemen dan karyawan Widyatama.

Best Paper Award untuk Dosen Widyatama

BEST PAPER AWARD

Arry Hutomo MDKSP, S.Si., M.T., staf pengajar program studi Manajemen, Fakultas Bisnis ?& ?Manajemen meraih BEST PAPER AWARD dengan paper berjudul, The Impact of Perceived Environmental Uncertainty, Supply Chain Performance, And Integrated Domestic Economy: Plywood Manufacturer in Indonesia, pada The 3rd?International Conference on Advanced in Economics, Mana- gement and Social Study (EMS-2015), di G-Tower Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 11-12 April 2015 lalu

Pelatihan Pusat Karir Perguruan Tinggi

Pelatihan Pusat Karir Perguruan Tinggi

Saat ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan sedang giat melakukan Program Pengambangan Pusat Karir yang dilaksanakan dalam rangka menunjang pelaksanaan program ?penyelarasan ?pendidikan ?dengan dunia kerja. Pusat Karir atau Career Center sangat perlu untuk diadakan di setiap Perguruan Tinggi (PT) mengingat perannya yang sangat penting dalam membantu lulusannya memeroleh pekerjaan sesuai dengan ketrampilan yang diperlukan oleh dunia kerja. Pengembangan Pusat Karir dapat dianggap sebagai bentuk tanggung jawab PT terhadap lulusannya.

Terdapat dua hal penting yang harus menjadi perhatian PT yaitu proses pembelajaran dan pembinaan karir. Keduanya diperlukan agar mahasiswa/ lulusan dapat mempersiapkan diri sehingga dapat merencanakan perjalanan karir mereka sebaik-baiknya. Persiapan terjun ke dunia kerja yang diperkenalkan sedini mungkin akan membantu mahasiswa/lulusan beradaptasi pada masa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja.

Namun demikian, PT juga harus mempunyai sistem yang terstruktur dan berkesinambungan guna memonitor kegiatan lulusannya setelah memasuki dunia kerja.

Tracer Study merupakan studi pelacakan jejak lulusan yang menjadi alat utama bagi PT untuk mengetahui situasi dan kondisi lulusannya di dunia kerja. Pelatihan Pusat Karir diperlukan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan program-program utama yang sebaiknya ada di Pusat Karir PT, termasuk pengembangan Tracer Study Online. Saat ini Tracer Study akan dijadikan alat utama dalam sistem pelaporan situasi lulusan PT kepada DIKTI.

Guna memperoleh gambaran langsung dan rinci mengenai pelaksanaan Pusat Karir di PT, CDC-UI menawarkan ?Pelatihan Pusat Karir PT yang intensif langsung di Gedung CDC-UI. Diharapkan pada saat selesai pelatihan peserta dapat/mampu menerapkannya di? lingkungan PT? masing- masing. Pelatihan Pusat Karir PT ini akan diselenggarakan sebanyak 5 kali (5 batch) selama tahun 2012, yaitu pada bulan Januari, Februari, Juni, November dan Desember dengan lama pelatihan 4 hari.

Batch ?4 pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 21-24 November 2012, diikuti dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia yaitu: Politeknik Cilacap; Universitas Muasamus; Politeknik Negeri Lhokseumawe – Aceh; Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Batch 3 pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 19-22 Juni 2012 dengan diikuti oleh 15 peserta dari 9 perguruan ?tinggi di Indonesia yaitu: Universitas Atma Jaya Yogyakarta; STMT Trisakti

Politeknik Negeri Bali; STIE Indonesia Banking School; Politeknik Negeri Ujung Pandang; Universitas Bakrie; Politeknik Negeri Batam; Universitas Muhammadiyah Palembang; Universitas Pendidikan Indonesia.

Batch 2 pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 6-9 Februari 2012 dengan diikuti oleh 13 peserta dari 3 perguruan tinggi di Indonesia yaitu: UPN Veteran Jakarta; Universitas Pancasila; Perbanas Institute Jakarta.

Sedangkan Batch 1 pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 8-10 ?Januari 2012 ?dengan ?diikuti ?oleh ?13 ?peserta ?dari

8 perguruan tinggi di Indonesia yaitu: Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogjakarta; Universitas Negeri Makasar; Universitas Mulawarman; Universitas Pelita Harapan; Universitas Surabaya; Universitas HKBP Nommensen Medan; Universitas Mahasaraswati Denpasar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Written by rahmadi, 24 July 2012

Rapat Kerja RKA Widyatama tahun akademik 2015/2016

Rapat Kerja dan Anggaran Tahun Akademik 2015/2016. Rapat kerja yang diselenggarakan selama dua hari, 11-12 Juni 2015 ini melibatkan seluruh pimpinan di lingkungan Widyatama. Rapat Kerja membahas program kerja Tahun Akademik 2015/2016 mendatang menjabar Renstra Widyatama.

Setelah pembukaan dan laporan Ketua Pelak- sana, Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Davidescu Cristiana Victoria, Rektor Universitas Widyatama Dr. H. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak., CA. mengawali pemaparan Evaluasi Program Kerja Tahun Akademik 2014/2015, serta Rencana Kerja Global Universitas dan Rencana Anggaran Tahun Akademik 2015/2016. Dilanjutkan pemaparan program kerjanya masing-masing Fakultas, Biro, Ketua Program Studi, dan Ketua Pusat Studi.

Bandung Model United Nation 2015 Wadah Gagasan Mahasiswa

Bandung Model United Nation 2015 Wadah Gagasan Mahasiswa

bandung model

Bandung Model United Nation 2015 Wadah Gagasan Mahasiswa. Sebanyak 94 mahasiswa dari lima negara beradu gagasan seputar isu global di Universitas Widyatama, Bandung sehubungan dengan penyelenggaraan Bandung Model United Nation (MUN) 2015, tanggal 17 s/d 19 April lalu. Kelima negara tersebut adalah: Indonesia, Singapura, Filipina, India, dan Turki. Mereka melakukan simulasi sidang PBB yang membahas persoalan dunia seperti minyak dunia, ISIS, krisis Syria, krisis ekonomi Eropa, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Rektor Universitas Widyatama, Dr. Islahuzzaman mengatakan: kegiatan bertajuk Bandung Model United Nations 2015 ini mengasah keberanian mahasiswa untuk berbicara di?tingkat internasional. Mereka memberikan gagasan, mengaktualisasikan diri masingmasing, mengasah daya kritis, logis. Manfaat lainnya, mahasiswa bisa meningkatkan jaringan, baik di tingkat Bandung, Jawa barat, Indonesia juga ke tingkat ke tingkat Internasional, ungkap Islahuzzaman. Rektor berharap ajang debat ini dapat membentuk mahasiswa yang berdaya saing, kritis, kreatif, dan berkarakter.

Juga bisa mengasah kemampuan mahasiswa dalam debat dan public speaking. Debat merupakan salah satu cara melatih keberanian dan aktualisasi diri bahwa mahasiswa pun bisa menjadi solusi terhadap permasalahan bangsa, sambungnya. Topik-topik bahasanya sangat penting. Seperti kasus Syria yang kita tahu merupakan kasus perang saudara yang secara statistik paling berdarah. Kemudian permasalahan ISIS sedang maraknya. Begitu juga dengan topik lainnya. Kegiatan debat merupakan diplomasi intrapersonal, bukan pada kekuatan politik yang mengadu kekuatan suara, tetapi lebih menekankan pada persamaan persepsi.

Siapkah Lulusan Sarjana Hadapi Tantangan MEA?

Dalam dekade terakhir ini, tantangan yang dihadapi kaum terdidik di lapangan pekerjaan kian berat. Tantangan yang paling utama adalah tingkat persaingan lapangan kerja yang semakin sempit, sementara dunia pendidikan terus mencetak anak didiknya di semua jurusan. Belum lagi dengan gempuran teknisi-teknisi handal dari luar yang akan masuk ketika MEA diberlakukan.

Data Organization for Economic Co- operation Development (OECD) 2012, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan jumlah sarjana terbanyak kelima di dunia pada tahun 2020. Data tersebut merupakan proyeksi dari berbagai program peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi yang dilaksanakan setiap tahunnya.

Namun, penyerapan lulusan sarjana di Indonesia tergolong lambat. Sampai saat ini sebanyak 442.000 lulusan sarjana di Indonesia masih menganggur dan masih mencari pekerjaan. Jumlah ini mewakili 5,5% dari total tingkat pengganguran terbuka di Indonesia yang mencapai 7,17 juta orang (data Badan Pusat Statistik 2013).

Lantas mengapa di Indonesia sarjana banyak yang menganggur? Lambatnya penyerapan tersebut salah satunya disebabkan kualitas lulusan sarjana yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Seperti diketahui, seiring dengan perkembangannya yang cukup pesat, dunia industri di Indonesia lebih membutuhkan teknisi, sementara perguruan tinggi lebih banyak menghasilkan akademisi.

Belum lagi salah satu tantangan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015. Yakni kesepatan pasar tunggal persatuan bangsa bangsa Asean, di mana lalu lintas barang, jasa dan orang bebas keluar masuk di seluruh anggota Asean. Di seluruh Asean akan terjadi saling tukar tenaga kerja, tergantung siapa membutuhkan siapa, tentu dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan.

Jika kondisi Indonesia terus-menerus kekurangan tenaga profesional yang memiliki keterampilan serta kompetensi kerja, maka bukannya tidak mungkin perusahaan- perusahaan di Indonesia akan semakin mendatangkan teknisi-teknisi dari luar negeri. Apa artinya ini semua?

Artinya beberapa bulan ke depan, persaingan memperebutkan lapangan pekerjaan akan semakin kompetitif. Seseorang wajib memiliki keahlian khusus sebagai spesialisasi yang dimiliki. Selain spesialisasi atau sebut saja kompetensi yang dimiliki, nantinya bahasa pengantar sehari-hari di dunia bisnis setidaknya adalah menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Maka, lulusan sarjana atau calon tenaga kerja yang tidak berkompetensi dan tidak menguasai bahasa asing akan tersingkir! Jadi kesimpulannya, persaingan tenaga kerja sekarang ini belum apa-apa jika dibandingkan kondisi 2015 nanti. Pada saat itu seluruh tenaga kerja akan berkompetisi memperebutkan peluang di pasar kerja, siapa yang siap akan terus berkarir dan siapa yang tidak siap akan menganggur. Kalau begini, lulusan sarjana Indonesia pada ke mana?

Keluhan bahwa ternyata banyak sarjana yang menganggur sebenarnya dirasakan sudah ada sejak dahulu. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak sekarang ini. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar. Siapakah yang patut dipermasalahkan terhadap persoalan tersebut? Apakah ini kesalahan perguruan tinggi yang meluluskan sarjana tersebut atau salah seorang mahasiswa yang telah mendapatkan gelar tersebut namun tidak memiliki keberanian mengambil resiko dan kurang berinovasi, ataukah kesalahan dari pemerintah Indonesia?

Yang jelas tanggung jawab pemerintah di sini sangat diperlukan. Pemerintah hendaknya menyadari bahwa persoalan mahasiswa menganggur adalah masalah yang serius yang nantinya berdampak pada semakin tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia. Selain itu, agar mempunyai SDM yang didukung dengan keahlian teknis, sudah saatnya ada kebijakan yang baik dari perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas-kualitas maha- siswanya.

Namun, jika lulusan sarjana masih saja terkendala untuk berkarir dalam dunia industri, maka jalan yang paling tepat adalah mengefektifkan kehadiran wirausaha muda alias entrepreuner. Pemerintah dan dunia akademik harus mendukung para mahasiswa, baik dalam hal permodalan, pengembangan kemampuan, dan lain sebagainya untuk menumbuhkan keberanian para ?sarjana dalam menciptakan lapangan pekerjaan.

Mahasiswa dapat memulai karirnya dengan usaha kecil-kecilan dulu. Sebab berdasarkan pengalaman, pengusaha sukses memulai usahanya sebagai pengusaha kecil. Tentunya disertai dengan ketekunan, kesabaran dan kerja keras. Lihat saja, jumlah entrepreuner Indonesia yang berhasil di dunia bisnis saat ini jumlah terus bertambah, mereka bergerak di segala bidang, mulai di sektor perbankan, industri, properti, IT, jasa keuangan, perkapalan, industri penerbangan dan seterusnya.

Sebut saja beberapa diantaranya seperti Yusuf Kalla (pemilik Kalla Grup) dan Chairul Tanjung (perbankan/Bank Mega, Trans TV, Carrefour), yang mengelola perusahaan skala dunia. Mereka sejak kecil tidak pernah bersekolah di bidang wirausaha, mereka berbisnis berdasarkan pengalaman semata. Tapi berkat kemauan yang kuat serta kerja keras, mereka berhasil membangun kerajaan bisnis berskala nasional, bahkan Yusuf Kalla Grup dan Para Grup milik Chairul Tanjung. www.neraca.co.id, 06 September 2014

SeMa Fak. Ekonomi Gelar Widyatama Accounting Competition 2015

Widyatama Accounting Competition

Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi selenggarakan Widyatama Accounting ?Competition ?(WAC) 2015. Acara yang digelar rutin setiap tahun meliputi lomba akuntansi antar Universitas dan Seminar Nasional. Lomba tahun ini diikuti berbagai Universitas di Indonesia. Juara 1 dan 3 (Tim 1 dan 2) di raih Universitas Widya Mandala, sedangkan Juara 2 diraih oleh Universitas Katolik Parahyangan. Ada perbedaan dalam perlombaan WAC kali ini, para peserta lebih difokuskan pada studi kasus, khususnya berhubungan dengan tema WAC tahun ini Tax Planning.

Seminar yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) Widyatama merupakan puncak WAC. Pembicara seminar Dr. Diana Sari, S.E., M.Si., Ak., Q.I.A., C.A dosen tetap Universitas Widyatama, pembicara kedua Dr. Widodo, S.E., M.Si Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV ? KPP Bandung, dan Dr. Nur Hidayat , S.E., M.E., Ak., CA., BKP serta Syafrizal Ikram, S.E., M.Si., Ak., C.A. sebagai moderator.

Peran pajak sangat penting dalam perkembangan ekonomi, dan mempengaruhi laju pertumbuhan suatu negara. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dalam pajak sangat penting. Fenomena pajak yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari hal yang termasuk kategori harus dibayar sampai kasus-kasus besar yang mangkir membayar pajak. Pendapatan dari sektor pajak sangat membantu pemerintah dalam membangun, membuat sarana prasarana yang notabene untuk rakyat juga. Perpajakan di Indonesia masih harus ditingkatkan aturannya, demi menghindari kasus-kasus yang dapat merugikan negara. Seminar ini merupakan salah satu wahana bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam tentang aturan dan penegakan aturan itu sendiri guna mensosialkan dan membudayakan wajib pajak. 16 April 2015.

Selamat jalan Bapak Agoestiana

Bapak Agoestiana

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Widyatama berduka. Telah berpulang kekhadirat Allah SWT. Bapak Dr. H. Agoestiana Boediprasetya, S.E., M.T., dosen tetap sekaligus Wakil Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen. Beliau adalah sosok yang bijaksana, memiliki jiwa kepemimpinan, cerdas serta seorang dosen yang friendly dan disegani mahasiswanya.

Almarhum Agoestiana menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 23.45 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Jenazah di shalatkan di Masjid Al- Mamur Universitas Widyatama. Semoga beliau diterima Iman Islamnya, diampuni segala dosanya ditempatkan ditempat yang? terbaik? disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan serta anak- anaknya menjadi anak sholeh dan sholeha. Amin YRA.