Saturday, August 2, 2025
Home Blog Page 69

Kontribusi BUMN dalam Pemberdayaan UMKM

Kontribusi BUMN dalam
Pemberdayaan UMKM

Wawancara Yadi Kussuryadi-Corporate Service &
Asset PT. Pindad (Persero) dan Sugeng Budi Santoso-
Corporate Communication, PT. LEN (Persero)

Kontribusi BUMN dalam Pemberdayaan UMKM

PT. Pindad (Persero)

Komunita: Sejauhmana kontribusi PT. Pindad (persero) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM di Indonesia?

Yadi : PT. Pindad (Persero) dituntut untuk melakukan penge lolaan dampak positif maupun negatif dari kegiatan operasi usaha, sesuai dengan Peraturan Pemerintah, yakni Peraturan Menteri BUMN No. 5/MBU/2007, dan juga merujuk pada prinsip ISO 26000. Pengelolaan dampak positif maupun negatif dari kegiatan operasi usaha tersebut direfleksikan pada kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui kinerja sosial. Strategi kegiatan CSR dilakukan melalui prinsip keter libatan semua pemangku kepentingan dalam upaya pembangunan masyarakat, guna memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan?yang disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Kegiatan tersebut termasuk menghormati hak komunitas dalam berinteraksi,?mengakui nilai kerja dalam bermitra dan berinvestasi sosial untuk menghasilkan?nilai tambah bagi masyarakat. Realisasi pemberdayaan UMKM

guna peningkatan kese jahteraan masyarakat dilakukan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan program pengembangan masyarakat (community development atau COMDEV) yang pelaksanaannya sesuai dengan arah kebijakan Perusahaan.

Komunita: Bisa dijelaskan mengenai awal terbentuk PKBL PT. Pindad (Persero) serta makna dari diselenggarakannya program ini?

Yadi : Pelaksanaan program CSR PT. Pindad (Persero) difokuskan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang dilakukan secara konsisten. PT. Pindad (Persero) melaksanakan Program CSR dengan mempertimbangkan asas manfaat, keadilan, efisiensi, dan efektivitas serta sumber dana yang tersedia. Sesuai dengan S.kep Menteri BUMN, pada tahun 1991 PT. Pindad (Persero) membentuk Biro Program Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) yang pada tahun 2003 sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 dirubah menjadi Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Pada tahun 2007 diadakan perubahan sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April?2007 menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Makna program ini terbagi atas dua istilah, yaitu: Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sementara program Bina Lingkungan merupakan program yang memprioritaskan pada lingkungan di sekitar perusahaan yakni berada di wilayah Jawa Barat dan Turen ? Malang.

Komunita: Target/sasaran PKBL Pindad ke wilayah mana? kemudian bentuk-bentuk kegiatan program tersebut apa saja?

Yadi : Penyaluran dana pinjaman kepada Mitra Binaan terbagi pada sektor usaha industri, usaha perdagangan, usaha pertanian, usaha peternakan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha Jasa, serta untuk pembinaan kemitraan. Cakupan wilayah pemberian pinjaman dana kemitra an tersebar di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Tasikmalaya. Selain pinjaman usaha, program kegiatan yang dilaksanakan PT. Pindad (Persero) adalah pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mitra binaan dan membantu pemasaran hasil produksi melalui pameran. Untuk program bina lingkungan lebih menitikberatkan pada lingkungan sekitar perusahaan meliputi: Perbaikan Sarana dan Prasarana Umum (perbaikan jalan, bantuan mesin pencacah plastik, mesin pengering cacahan plastik, perbaikan sekolah, pembuatan MCK,

Peluang Kerjasama dengan Pihak Perguruan tinggi

Tidak menutup kemungkinan ke depannya
bisa dijalin kerjasama dengan pihak
perguruan tinggi dalam bidang wirausaha

PT.LEN (Persero)

Komunita: Bagaimana peran PT. LEN Industri (persero) yang melandasi terbentuknya program CSR melalui bina kemitraan/bina lingkungan pada sektor UMKM? kemudian apa saja kebijakannya?

Sugeng: Berawal dari adanya surat keputusan menteri BUMN melalui Permen no. 05/Thn 2007 menghimbau agar semua perusahaan yang berada dibawah kementerian BUMN diharuskan menyalurkan prosentase dananya untuk bantuan UMKM. Program ini diawali dari nama PIKK kemudian berganti menjadi PUKK lalu setelah itu berganti kembali menjadi PKBL (program kemitraan & bina lingkungan). Hingga sekarang dikeluarkan kebijakan Permen no. 20 sesuai perkembangannya yang semakin besar dari sisi pendapatan perusahaan (laba) sehingga prosentase penyalurannya pun menjadi bertambah. PKBL PT. LEN Industri (persero) yang jumlahnya 120 unit UMKM menerima bantuan dana dengan skema 1% untuk PK dan 1% lagi untuk BL berjumlah 1 Milyar pertahun. Tiap unit pertama kali akan diberikan bantuan sebesar 5 hingga 15 juta rupiah dan terus dipantau selama 3 periode. Jika mengalami perkembangan yang bagus sesuai dengan capaian/target tujuan dari program ini, maka bantuan dananya akan ditingkatkan hingga 50 juta rupiah per unitnya.

Proses?pembinaan bagi kemajuan tiap unit UMKM hingga akhir periode dan telah memenuhi target akhir dari program ini akan menjadikan para pelakunya mampu mandiri(syarat: omset ? 1 M dan bankable) baik secara teknis pengelolaan maupun permodalannya. Adapun untuk syarat dari para pelaku unit UMKM yakni: fotocopy KTP&KK, pasfoto, surat nikah, fotocopy jaminan dan SKU (surat keterangan usaha) dari kelurahan. Durasi pengembalian+marginnya telah ditetapkan oleh perusahaan yakni untuk 3 bulan pertama diberikan keringanan tanpa harus mencicil terlebih dahulu dengan margin 6% pertahun (0,5% perbulan). Yang 6% tersebut digunakan oleh perusahaan untuk dana operasional diantaranya: survey, monitoring, pertemuan kemitraan, dll.

Komunita: Mengapa pihak PT. LEN Industri (persero) tidak mencoba untuk melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi, dimana ikut mendorong bagi para lulusan yang ingin berwirausaha melalui sinergi permodalan dan pembinaan guna mendukung aktivitas perusahaan?

Sugeng: Sebenarnya bisa saja hal tersebut dilakukan oleh perusahaan, namun pihak manajemen sementara ini masih fokus pada hal-hal yang dipersyaratkan terlebih dahulu. Tidak menutup kemungkinan ke depannya bisa dijalin kerjasama dengan pihak perguruan tinggi dalam bidang wirausaha yang melibatkan para mahasiswa aktif maupun lulusan guna mensinergikan hal-hal yang dibutuhkan kedua belah pihak dalam rangka mendukung program pemerintah melalui peningkatan volume di sektor UMKM. Ide untuk melakukan pembinaan kader wirausahawan muda dari institusi pendidikan tinggi yang?diprakarsai oleh

PT. LEN Industri (persero)?memang sudah ada dan ingin di implementasikan, terutama yang memiliki relevansi kuat terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kolaborasi antara dunia usaha dengan sektor pendidikan tinggi yang berkenaan dalam bidang UMKM harus terus ditingkatkan dan diaplikasikan secara berkesinambungan agar mindset (smart, kreatif dan inovatif) alumni mampu meng-edukasi para lulusan untuk terjun langsung dalam bidang ini.

Komunita: PT. LEN Industri (persero) ini produknya apa saja?

Sugeng: LEN incorporated memiliki 3 unit bisnis, diantaranya: Pertahanan, Transportasi dan Telekomunikasi. Yang masing-masing dari unit bisnis tersebut mempunyai produk tersendiri, contohnya yang dari unit bisnis pertahanan-menghasilkan produk: Secure Radio Communication, Combat Management System, Radar Processing, Navinsys Intercom System. Kemudian produk dari transportasi diantaranya: Railway Signaling system, Railway Traction system,dll. Sementara hasil produk yang dikembangkan melalui telekomunikasi adalah: WIMAX, VSAT, FM-Transmitter. Selain ketiga unit bisnis tersebut, PT.LEN Industri (persero) memiliki 3 anak perusahaan yang ikut mendukung kegiatan baik bersifat domestik maupun inetrnasional. Diantara ketiga anak perusahaannya adalah: PT. Eltran Indonesia yang menghasilkan produk ATMS (Air Traffic Management System), lalu PT. Surya Energi Indotama dengan menghasilkan produk energi terbarukan melalui Energy Solar System, kemudian yang terakhir adalah PT. Len Railway systems dengan hasil produknya seperti: Railway Telecommunication System, Railway Substations Systems.

Upaya Pengabdian Masyarakat oleh Perguruan Tinggi

Upaya Pengabdian Masyarakat oleh Perguruan Tinggi

Pemberdayaan UMKM
Upaya Pengabdian Masyarakat
oleh Perguruan Tinggi

Wawancara dengan M. Rozahi Istambul , S. Komp., MT.
Ka. Prodi Sistem Informasi ? Fak. Teknik Universitas Widyatama

Komunita: Bagaimana fungsi dan peran Perguruan Tinggi (khususnya program studi/prodi Sistem Informasi Universitas Widyatama/UTama) dalam menjalankan program pengabdian masyarakat?

Rozahi: Berdasarkan visi dan misi yang dibangun sejak tahun 2008/2009, program studi Sistem Informasi UTama telah konsen dan fokus pada bidang pengabdian masyarakat. Hal ini sesuai dengan bunyi visinya yaitu menjadi sebuah lembaga unggulan yang mempunyai kompetensi mengelola sistem informasi dengan berbasiskan teknologi informasi serta berkomitmen dan berperan dalam masyarakat wirausaha di Jawa Barat hingga 2013. Kemudian visi tersebut diperpanjang kembali selama 5 tahun ke depan hingga 2018 dengan substansi yang masih sama. Jadi sebenarnya prodi Sistem Informasi telah berkecimpung dalam program-program pengabdian masyarakat sebagaimana yang tertera dalam misinya. Sebagai sebuah lembaga perguruan tinggi, tentunya hal ini diharuskan sesuai dengan penerapan Tri Dharma-nya selain dalam bentuk pengabdian masyarakat akan tetapi juga pada bidang pengajaran dan penelitian. Sejak tahun 2009 kami telah membangun kerjasama secara sinergi antara program penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan beriringan agar keduanya memiliki dampak serta manfaat yang berarti di tengah masyarakat.

Komunita: Jika dilihat dari prosentase kegiatannya, kira-kira berapa porsi dari kedua program ini (penelitian & pengabdian masyarakat) yang telah diterapkan oleh prodi Sistem Informasi?

Rozahi: Dari sisi porsi kegiatan, program penelitian tentu memiliki tugas utama sebagai sebuah hasil produk sementara program pengabdian direfleksikan sebagai salah satu unsur implementasi di masyarakat. Kedua program ini saling berkesinambungan satu sama lain yakni dimana terdapat program penelitian maka unsur pengabdiannya diterapkan juga. Setiap ada product knowledge (dalam bidang penelitian) kaitannya dengan informasi & teknologi harus diaplikasikan dengan program pengabdian masyarakat. Salah satu hal yang kita amati di lingkungan sekitar bahwa banyak kecenderungan pada masyarakat yang sedang memanfaatkan teknologi akan tetapi tidak memahaminya secara sistematik yang dilakukan oleh si penggunanya (user). Contoh, sebagian besar masyarakat kita baru sekedar memahami aplikasi umum internet, email, dan google tanpa melakukan peningkatan keilmuan di bidang IT (Information Technology).

Komunita: Mohon dijelaskan mengenai konsep/model pengabdian masyarakat yang telah dilakukan khususnya Program Studi Sistem Informasi?

Rozahi: Berawal dari adanya pemikiran di bidang penelitian (yang dijelaskan sebelumnya), maka prodi Sistem Informasi mulai saat itu mendekati sektor UMKM dengan berfokus pada jenis masyarakat wirausaha. Kategori masyarakat wirausaha yaitu tingkat masyarakat mikro & kecil yang jumlahnya cukup banyak dibandingkan dengan tingkat menengah ke atas. Ada sebenarnya partisipasi aktif yang dilakukan oleh prodi Sistem Informasi guna mendorong dan memotivasi masyarakat secara umum agar dapat memanfaatkan teknologi informasi. Intinya yaitu kami mengharapkan agar masyarakat khususnya para wirausahawan untuk melek teknologi (mengetahui & mengaplikasikan sistem teknologi informasi) dalam setiap kegiatan usaha/ bisnisnya. Disebabkan hal tersebut maka kami mulai merencanakan aktivitas dengan berorientasi kepada kebutuhan mendasar dari jenis kegiatan para wirausahawan.

Komunita: Bagaimana pandangan bapak mengenai potensi yang dimiliki oleh para pelaku UMKM dari berbagai hal?

Rozahi: Sebelum pihak perguruan tinggi ikut membantu mendorong peningkatan kualitas pelaku UMKM, sebenarnya potensi yang telah mereka miliki cukup kreatif dan besar sekali. Hal ini dibuktikan dengan semakin menjamurnya industri kreatif yang tersebar di berbagai wilayah khususnya kota Bandung. Apalagi didorong pengembangan dan peningkatannya oleh pemerintah setempat ? dalam hal ini adalah Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Kita sebagai pengguna produk dari para pelaku industri kreatif (sektor UMKM) cukup berbangga dan merasa terbantu oleh besarnya potensi diri serta berkat kemandiriannya telah mampu menghasilkan berbagai produk dari hasil kekreatifannya. Saya menilai bahwa para pelaku industri kreatif ini memiliki peluang yang sangat besar untuk tumbuh menjadi maju dan naik ke tingkat atas, jika mereka dapat memanfaatkan fasilitas pendukung lainnya secara optimal. Dari sisi inilah maka kami turut berperan aktif guna mensukseskan segala permasalahan UMKM melalui pengetahuan & penerapan keilmuan di bidang IT (Information Technology).

Sinergi Pemberdayaan UMKM, PKBL-BUMN dan Pengabdian

Sinergi Pemberdayaan UMKM,
PKBL-BUMN dan Pengabdian
Masyarakat Perguruan Tinggi

Secara nasional UMKM mampu berandil besar terhadap penerimaan negara dengan menyumbang 61,9 persen pemasukan produk domestik bruto (PDB) melalui pembayaran pajak. Sektor usaha mikro menyumbang 36,28 persen PDB, sektor usaha kecil 10,9 persen, dan sektor usaha menengah 14,7 persen. Sementara itu, sektor usaha besar hanya menyumbang 38,1 persen PDB melalui pembayaran pajak (BPS, 2011). Bahkan dalam waktu dekat dengan berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) 2015, dimana ASEAN menjadi kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, menjadikan UMKM sebagai sektor usaha yang startegis dan harus diperkuat.

Jawa Barat memiliki 8.214.262 pelaku UMKM yang mampu menyerap 13.911.531 pekerja dari total 18.137.043 penduduk yang bekerja. Artinya bagi Jawa Barat (Rully Indrawan-2012) UMKM berperan besar dalam membentuk kesejahteraan masyarakat. Tetapi dengan peran yang besar tersebut justru, UMKM Jawa Barat mengalami stagnasi dalam penguatan perannya. Sekitar 40% pelaku UMKM, khususnya usaha mikro, atau lebih dari 1 juta yang terjerat rentenir. Sementara, Kota Bandung mencatat jumlah UMKM sekitar 3.000 (0,12%), jumlah tersebut sangat kurang dibandingkan dengan total penduduk yang hampir mencapai 2,5 juta orang. Untuk itu, fokus perhatian menggalakan program inkubasi bisnis yang diharapkan bisa menumbuhkembangkan pelaku UMKM.

Sebagai salah satu pilar pembangunan ekonomi, maka pemberdayaan UMKM menjadi keniscayaan. Tapi ternyata andil yang besar tersebut masih belum diimbangi dengan keberpihakan para pihak. UMKM hingga saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan, seperti permodalan, pemasaran, produksi dan teknologi, pengelolaan Sumber Daya Manusia, permasalahan akses informasi dan jaringan, regulasi dan birokrasi, serta infrastruktur.

BPPKU-Kadin Kota Bandung, salah satu lembaga yang konsisten melakukan pembinaan, pendampingan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di wilayah kota Bandung. Namun dalam pelaksanaannya tidak semua UMKM dapat mengelola berbagai sumber daya dan meningkatkan kinerja. Masalah utama faktor pendanaan serta akses pasar yang menghambat perjalanan usaha UMKM.

Gerakan Oneintwenty Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

Gerakan Oneintwenty
Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

TEMPO.CO, Jakarta – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia terus berkembang. Namun, pertumbuhan tersebut belum diimbangi peningkatan kualitas para pelaku UMKM di Tanah Air. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak karena para pelaku usaha Indonesia akan menghadapi era perdagangan bebas ASEAN atau AFTA 2015.

Permasalahan klasik yang selama ini dihadapi pelaku UMKM adalah rendahnya produktivitas. Situasi tersebut antara lain disebabkan minimnya kualitas sumber daya manusia (SDM), organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran. Kemudian, terkait pula dengan terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi, pasar, serta faktor produksi lainnya.

Untuk membantu meningkatkan kualitas pengelolaan UMKM, Yayasan Pro Indonesia bekerja sama dengan Sindonews.com menggelar Program Oneintwenty Movement, gerakan nasional masyarakat wirausaha Indonesia.

Gerakan ini bertujuan menyiapkan pelaku usaha menghadapi AFTA 2015 sehingga mendorong terciptanya sejuta wirausaha hingga tahun 2020 di Indonesia, ujar pendiri Yayasan Pro Indonesia sekaligus pencetus Program Oneintwenty Movement, Budi Satria Isman, di Jakarta, belum lama ini. Dia menuturkan saat ini dari 240 juta penduduk Indonesia, hanya 1,65% yang menjadi pengusaha. Gerakan Oneintwenty berupaya meningkatkan jumlah pengusaha hingga mencapai 5% pada 2020, termasuk dari 20 lulusan perguruan tinggi, satu di antaranya menjadi wirausahawan.

Menurut Budi, program ini mengubah mindset pengusaha dengan tidak menjadikan modal dan pasar sebagai kendala utama. Jika permasalahan terkendala pasar, begitu banyak di antara retail dan pusat perbelanjaan yang masih terbuka dengan berbagai produk-produk mereka, katanya.

Budi juga menjelaskan bahwa gerakan Oneintwenty dibuat sebagai program UMKM naik kelas, yaitu menargetkan usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil, usaha kecil meningkat menjadi usaha menengah, dan usaha menengah menjadi besar.

Dengan gerakan ini diharapkan wirausaha Indonesia akan lebih banyak dan dapat berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia serta mampu membuka lapangan kerja baru, ucapnya.

Pemimpin Redaksi Sindonews.com Pung Purwanto mengatakan lembaganya mengapresiasi kegiatan ini karena Oneintwenty Movement merupakan program jangka panjang guna membangun UMKM.

Kita melihat program ini berbeda dari yang lain. Program ini sistemnya bukan by project tiga bulan selesai terus pergi, tetapi berkelanjutan sehingga pembinaan UMKM dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, ujarnya.

Dia berharap melalui gerakan ini wirausaha Indonesia dapat terus berkembang, berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia, serta mampu membuka lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran.

Hingga April 2014, jumlah wirausaha formal di Indonesia baru mencapai 1,65% dari jumlah penduduk. Padahal sebenarnya total pelaku usaha di Tanah Air mencapai 56,5 juta. Namun, sebanyak 99,8% di antaranya masih berupa usaha mikro dan informal. Untuk penyerapan tenaga kerja, UMKM menjadi penyokong utama sebesar 97%. Ini menunjukkan tingginya kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia.

Dalam program ini Sindonews membantu mengawal gerakan Oneintwenty mulai dari pembinaan sampai dengan awarding (pemberian penghargaan), membuat micrositekhusus, sistem monitoring yang terintegrasi, dan SosMed (social media) Oneintwenty Movement. Selanjutnya, gerakan ini akan mewadahi promosi para pelaku usaha di seluruh Indonesia dan menjadi ambassador kegiatan UMKM.

Namun, tanpa dukungan stakeholder yang merupakan tulang punggung pelaksanaan gerakan Oneintwenty Movement, seperti perbankan, pemerintah, BUMN, kampus atau universitas, komunitas, retail, jaringan swasta dan korporasi, program besar ini tidak akan berjalan dengan maksimal. Dibutuhkan komitmen bersama untuk membangun UMKM di Tanah Air.

Wagub Djarot Janji Desak Minimarket di Jakarta

Wagub Djarot Janji Desak Minimarket di Jakarta Jual Produk UMKM

Merdeka.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan mengevaluasi keberadaan minimarket yang menurutnya jumlahnya makin menjamur. Dia mengakui kehadiran gerai-gerai swalayan itu semakin menggilas para pengusaha kecil.

Maka dari itu, Djarot berpikir akan segera mewajibkan minimarket menyediakan ruang minimal sepuluh persen buat memajang dan menjual produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal itu mesti dilakukan sebab pemerintah juga berkewajiban melindungi para pengusaha kecil supaya tidak gulung tikar dan bisa bersaing dengan produk bikinan pabrik.

Minimarket itu harus ada space (ruang) untuk produk-produk UMKM. Kalau dibiarkan saja, habislah mereka, kalah dengan perusahaan-perusahaan besar itu, kata Djarot saat berbincang di rumah dinasnya di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (25/12).

Djarot menerangkan selama ini barang jualan minimarket selalu dipasok oleh produk-produk dari perusahaan besar. Bila dibiarkan maka dapat mematikan pengusaha kecil merupakan hasil jerih payah rakyat. Atas hal itu, Djarot menjelaskan perlu ada pengaturan terkait hal ini.

Prinsipnya adalah kesetaraan, tegas Djarot. Lebih lanjut, Djarot berjanji segera bertindak buat mengatasi hal ini. Dia menginginkan penataan secepat mungkin tanpa harus melalui revisi kebijakan. Kita akan kumpulkan mereka (pengusaha minimarket) supaya mau memberi ruang untuk UMKM, ujar Djarot.

[war] Ahmad Baiquni | 25 Desember 2014

The path of student to be internationally

The path of student to be internationally

Widyatama International Relations and Economics Devotee (WIRED)

The path of student
to be internationally

Apa itu Widyatama International Relations and Economics Devotee?

Widyatama International Relations and Economics Devotee (WIRED) adalah sebuah organisasi yang secara struktural masuk ke dalam Pusat Studi Pojok Bursa Universitas Widyatama. Pada awalnya organisasi ini dinamakan WIMUN atau Widyatama Model United Nations Club karena hanya berfokus pada satu kegiatan, utamanya yaitu Model United Nations. Walapun berawalan dengan kata Model, bukan berarti MUN berkaitan dengan pemilihan model atau acara fashion show, karena acara ini sama sekali tidak berhubungan dengan hal tersebut. MUN adalah ajang sidang simulasi otentik Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Nama WIRED sendiri secara resmi digunakan pada bulan Agustus 2014 karena kami berpikir bahwa organisasi ini belum mengakomodasi semua jenis atau setidaknya beberapa macam kegiatan internasional. Setelah menjadi WIRED akhirnya kami menetapkan ada 4 (empat) kegiatan utama yang kami lakukan yaitu: (1) Programme; (2) Model United Nations (MUN); (3) Volunteering; (4) Seminar and Conference. Nah jadi tunggu apalagi ayo kawan bergabung dengan kami karena akan ada banyak sekali hal positif yang didapat.

Kegiatan yang di lakukan?

Kami yakin kawan-kawan masih kebingungan dengan kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan di atas, apa sih manfaatnya WIRED ini Pasti kegiatannya sangat membosankan atau kapan aja sih kegiatannya dilaksanakan Pertama, manfaatnya…jangan ditanya deh kalau masalah ini, karena akan ada segudang manfaat dari kegiatan yang kami lakukan. Mulai dari memperluas pertemanan, menambah pengetahuan, merubah pola pikir, dan masih banyak lagi. Kedua, apakah kegiatannya membosankan atau tidak asyik Tunggu dulu…karena disini kami tidak hanya semata-semata berkegiatan untuk berpikir secara kritis dan ilmiah tetapi juga mengedepankan funnes and enjoyness dalam belajar sesuatu. Makanya…organisasi kami cocok untuk siapa saja yang berjiwa muda, kritis, kreatif, dan bersemangat. Okedeh…kita bakal jelasin satu-persatu tentang beberapa macam kegiatan utama yang kami miliki.

Programme

Kegiatan ini mengacu pada kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun pemerintah baik tingkat nasional maupun internasional, seperti summer program, student exchange, intership, misi utamanya adalah memberikan informasi seluas-luasnya mengenai suatu acara dan bagaimana cara untuk mengikuti acara tersebut.

Model United Nations (MUN)

Kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan kami, disini kami belajar berdiplomasi secara real, banyak sekali pengalaman dan manfaat yang kita dapat dari kegiatan tersebut.

Volunteering

Kegiatan volunteering merupakan kegiatan yang relatif baru, hanya ada beberapa mahasiswa yang baru mengikuti kegiatan tersebut. Kami berharap selanjutnya kita akan bekerjasama dengan penyelenggara volunteering ternama dunia seperti AIESEC.

Pendampingan atau Monitoring Bisnis

pendampingan atau monitoring bisnis

PENDAMPINGAN

Pemberdayaan UMKM dalam mengembangkan bisnisnya tentu tidak sekedar memerlukan dukungan dana, tetapi juga dukungan non-finansial berupa : pendampingan atau monitoring bisnis, konsultasi bisnis, pelatihan bisnis, networking, dan akses pasar. Terlebih bagi bisnis UMKM, para pengusaha kecil dan sederhana tersebut mungkin tidak pernah mengerti bagaimana menyusun neraca atau istilah-istilah keuangan yang rumit. Namun, kebutuhan mereka tidak jauh berbeda dengan pengusaha besar. Mereka juga memerlukan pengetahuan untuk mengelola keuangan bisnisnya, dukungan dana, dan akses ke pasar. Dalam kaitan tersebut jelas mereka memerlukan pendampingan.

Makna umum kata pendampingan mudah diterka: kegiatan mendampingi atau kegiatan menyertai sesuatu atau seseorang. Dalam pengertiannya yang umum seperti ini, kata pendam pingan tidak istimewa. Dia biasa-biasa saja. Akan tetapi, sebagai konsep, kata pendampingan belum lama hadir dan dipergunakan dalam diskursus Bahasa Indonesia. Konsep kata ini menjadi istimewa karena ia mewadahi nuansa-nuansa khusus yang baru, utamanya yang bertalian dengan teori belajar dan teori perkembangan budaya. Esei pendek ini hendak memosisikan kata pendampingan sebagai kata-sakti dalam kegiatan pendidikan dan pengembangan. Pertama akan didiskusikan berbagai (lapis) makna yang terkandung di dalam?kata pendampingan dengan cara menggelarnya dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip pendidikan.

Ketika membicarakan prinsip-prinsip kependidikan yang lahir dari konsep pendampingan ini, berbagai atribut yang melekat pada konsep ini tersibak dan tampak menonjol. Berbagai petunjuk praktis untuk melaksanakan kegiatan pendampingan yang produktif akan diajukan supaya kegiatan ini membuahkan manfaat optimal. Yang perlu segera digarisbawahi adalah bahwa pendampingan bukanlah konsep statis seperti yang dimaknakan secara umum seperti disiratkan pada paragraf pembuka, melainkan konsep dinamis. Dalam praktik, konsep pendampingan statis mungkin mewujud dalam serentetan instruksi yang diberikan seorang manajer untuk dilaksanakan secara membuta oleh staf bawahannya.

Proses komunikasi satu arah semacam ini bukanlah pendampingan yang kita inginkan, karena relasi yang semacam ini tak memberi ruang bagi perkembangan staf yang diposisikan sebagai pelaksana perintah belaka. Konsep pendampingan yang dinamis yang diinginkan adalah kegiatan pendewasaan yang dilandasi niat membimbing dan mengembangkan, dan oleh karena itu proses pelaksanaannya juga diwarnai komunikasi dua-arah. Dalam praktiknya, pendampingan yang dinamis dan berbasis kemaslahatan yang dibimbingnya, yang pertama dilakukan adalah dialog yang sengaja diba ngun antara pihak yang lebih tahu dan mampu (sebut saja mentor) dengan yang pihak yang sedang belajar (mentee) yang dibimbingnya.

Dari dialog yang dibangun yang fungsi utamanya antara lain adalah menjajagi kemampuan awal dan kesiapan mentee untuk menjangkau tahapan kinerja yang lebih tinggi mentor mendesainkan rambatan struktural (atau scaffolds, dalam nomenklatur social constructivism) yang dapat membantu dan memfasilitasi mentee untuk mencapai tahapan kinerja lanjut yang diinginkannya. Dengan demikian, projek kegiatan yang dilakukan berada dalam jangkauan-belajar dan cakupan perkembangan mentee, dan pencapaiannya merupakan sesuatu yang diinginkan yang bersangkutan.

Rambatan struktural yang dimaksud di sini adalah upaya untuk memfasilitasi perkembangan kemampuan dan peningkatan kinerja mentee. Bentuknya dapat bermacam-macam termasuk demonstrasi, penjelasan, contoh-contoh, tugas-tugas, dan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mentor ; dan semua bentuk sca?olds ini tidak dapat diberikan secara acak dan mana-suka. Tiga syarat perlu dipenuhi agar dukungan yang diberikan mentor memfasilitasi mentee dalam belajar dan berkembang.

Keindahan Permainan Layangan

Keindahan Permainan Layangan

Keindahan Permainan Layangan

Dalam Ideologi serta Aspek Kehidupan Masyarakat Bali

Oleh : Azizah Assattari

Manusia dalam pandangan Johan Huizinga (Homo Luden,Huizinga, 1938), merupakan homo luden (manusia bermain) yang memiliki sifat kebermainan yang unik dan menciptakan berbagai bentuk permainan dalam konteks budaya. Salah satu bentuk permainan universal adalah permainan layangan. Istilah layang-layang, layangan, atau wau, merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya.

Di Indonesia, permainan layangan juga merupakan salah satu warisan budaya yang cukup populer di tengah masyarakat. Layangan telah dikenal di Indonesia semenjak jaman prasejarah dan terus berkembang mengikuti kebutuhan hidup manusia. Layangan digunakan dalam berbagai fungsi dan tujuan, baik itu ritual keagamaan, mata pencaharian (penangkap ikan), bahkan perang. Layangan pun bermacam jenisnya, baik yang hias (koang), maupun yang aduan (laga).

Layangan Bali sebagai permainan tradisional Indonesia merupakan bagian dari ritual keagamaan dan ideologi hidup masyarakat Bali. Kekayaan budaya khas nusantara terlihat dari keindahan rancangan, makna, dan mitos legenda yang terkandung di dalamnya. Dalam masyarakat Bali, layang-layang seakan sudah menjadi bagian dalam tradisi budaya Bali yang merupakan masyarakat agraris. Hal ini tercermin dari folklore tentang Betara Rare Angon, yang kerap digunakan sebagai acuan mengenai sejarah kedekatan layang-layang dengan kehidupan masyarakat Bali.
Berdasar folklore tersebut, layang-layang menjadi bentuk ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan petani atas keberhasilan panen di sawah mereka. Ucapan terima kasih para petani dituju kan kepada Dewa Siwa, satu dari tiga manifestasi Tuhan dalam kepercayaan Hindu. Betara (Dewa) Rare angon ini dipercaya sebagai penjelmaan Dewa Siwa, yang tedun (turun dari langit) seusai panen. Rare angon ini diwujudkan anak kecil yang duduk di punggung kerbau sambil memainkan serulingnya.

Layangan dalam mitologi memiliki semacam makna tersirat sebagai pesan cinta bumi kepada langit yang akan menyebarkan kebaikan bagi alam semesta. Ada beberapa konsep yang muncul di tengah masyarakat Bali mengenai layangan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Layang-layang untuk Menghibur Dewi Sri (Dewi Padi)
Menurut mitologi orang Bali, layangan yang telah mengudara de ngan bunyi guangannya seperti sunariatau suling suci Bhatara Wisnu atau Sri Kresna, amat menarik hati para bidadari di kahyangan. Mereka datang dan naik ke atas layangan untuk turun ke Bumi meladeni Dewi Sri. Perwujudannya berupa hasil padi yang menguning dan dijemur di sawah. Menurut kepercayaan mitologis itu, Dewi Sri dihibur dengan suara guangan, sunaridan pindekan yang jernih mengalun dan menawan.


Menurut ketua Persatuan Pelayang Bali, Drs. I Gst. Putu Rai Andayana (Bali, 2009), pada saat itu para kaum lelaki dikatakan menjadi dedarinan (kaum laki yang getol dengan kegembiraan, yang dimitoskan sebagai lelaki yang mencari bidadari yang sering menjadi lupa akan segalanya). Saat itu sang dewa layangan (Rare angon) turun mengilhami para pelayang (Undagi) dalam bermain layangan, sehingga muncul istilah rare angon girang melayangan yang maknanya adalah seseorang yang kegirangan dalam suatu kesenangan / kegembiraan akan bisa melupakan segalanya. Kegembiraan/ kebahagiaan itu di simbolkan sebagai?Dewi Sri (dewi kemakmuran) dengan dan para bidadarinya.

TANTANGAN EKONOMI INDONESIA

tantangan ekonomi indonesia

TANTANGAN EKONOMI INDONESIA
dalam MENGHADAPI

PASAR BEBAS
AEC 2015

R. Roosaleh Laksono (Dosen FE UTama)

I.PENDAHULUAN

Satu negara menjalin kerjasama dengan negara lain timbul karena saling membutuhkan diantara negara tersebut, sehingga salah satunya timbul perdagangan internasional. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan timbulnya perdagangan internasional itu sendiri, berdasarkan beberapa pandangan yang berasal dari Adam Smith dengan teori keunggulan absolute-nya (absolute advantage), Mercantilism dikenal dengan Mercantilism-nya, dan David Ricardo dengan teori comparative advantage-nya.

Salah satu perwujudan dari perdagangan inter nasional tersebut adalah telah disepakatinya kerja sama di bidang ekonomi antara negara-negara ASEAN yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC). AEC merupakan pasar bebas (free trade) di kawasan negara-negara ASEAN seperti halnya masyarakat Uni Eropa, NAFTA. Tujuan dari perdaga ngan bebas adalah kesepakatan untuk menghilangkan atau mengurangi hambatan atau prosedur yang biasa dilakukan dalam perdagangan internasional baik segi tarif (tarif barang masuk) maupun non tarif (Elimination of Non-Tariff Barriers). Bentuk-bentuk peraturan pemerintah atau regulasi-regulasi adalah termasuk hambatan non-tarif yang pada umumnya dikenakan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya melindungi pengusaha domestik dari persaingan impor, yang sebenarnya hal ini harus sudah dihilangkan untuk menciptakan dan mendorong persaingan sesuai dengan kesepakatan bersama.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) sudah di depan mata yang akan diberlakukan tahun 2015, tepatnya akan diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015 mendatang dimana kawasan ASEAN akan menjadi pasar terbuka dan kesatuan yang berbasis produksi, serta mobilitas arus barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja akan bergerak bebas. Keputusan pembentukan ini untuk memperkuat daya saing negara-negara ASEAN dalam menghadapi persaingan global dengan negara lain.

Awal pembentukannya AEC ini sebenarnya suatu proses panjang, ASEAN telah menyepakati berbagai kesepakatan dalam bidang ekonomi. Kerjasama ini kemudian diperkuat dengan deklarasi pada Oktober 2003 yang berlangsung di Bali yang dihadiri kepala negara masing-masing negara ASEAN. Deklarasi tersebut menyepakati pembentukan komunitas ASEAN untuk beberapa bidang yaitu dalam bidang keamanan & politik (ASEAN Political-Security Comunity), bidang ekonomi (ASEAN Economic Community) dan sosial budaya (ASEAN Socio-Culture Community) yang dikenal dengan Bali Concord II. Untuk bidang ekonomi merupakan tujuan integrasi ekonomi regional ASEAN pada tahun 2020 (ASEAN vision 2020). Selain itu misi AEC adalah untuk menjadikan perekonomian di ASEAN i lebih baik serta mampu bersaing dengan negara-negara di dunia yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi negara ASEAN saat ini, serta menjadi lebih strategis di kancah Internasional,
AEC sesuai dengan cetak biru (blue print) yang menjadi pedoman negara-negara ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015 telah melahirkan empat pilar, yaitu (1) menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi menjadikan ASEAN lebih dinamis dan kompetitif yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas; (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerce; (3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara CNLV (Cambodia, Myanmar, Laos dan Vietnam); (4) ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global.

Integrasi sektor barang dimulai dengan Preferential Trade Arrangement (PTA) tahun 1977, disusul dengan skim Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area (CEPTAFTA) tahun 1992 Integrasi sektor jasa dimulai tahun 1995 dengan disepakatinya ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS). Pembukaan sektor jasa dilakukan bertahap melalui Paket-paket Integrasi dengan target pada tahun 2015 terintegrasi 128 sub-sektor dari 11 sektor jasa ditambah 16 sub-sektor finansial dan 13 sub-sektor air transport.