SOSOK-SOSOK GENERASI MILLENIAL YANG INSPIRATIF

0
2,357 views

Meraih Sukses di usia muda,
Mengapa tidak!

Generasi muda adalah agen perubahan itu sudah menjadi aksioma kita, namun berapa banyakkah generasi muda yang menunjukkan perannya sebagai agen perubahan. Dari zaman ke zaman sejatinya dalam skala lokal, regional, nasional maupun global masih dalam hitungan sedikit, kalau tidak bisa dibilang langka. Sebuah pesimisme? Tentunya tidak. Di zaman kiwari, diawali gencarnya ekonomi digital, lahirlah anak-anak muda generasi milenial usia 30 – 40 tahun (lahir setelah 1980-an – tahun 1990an) yang semula sebagai penggagas usaha starup, namun kini telah menjadi perusahaan unicorn dengan valuasi usa hanya yang mengalahkan perusa haan konvensional. Perusahaan sebesar Garuda Indonesia pun tidak bisa menyaingi valuasi mereka.

Mereka banyak diperbincangkan dan sepertinya semua orang mengenal. Mereka pendiri: Tokopedia/William Tanuwijaya – 2009 dengan total valuasi 1,347 milyar US dolar, Go-Jek/Nadiem Makariem – 2010 dengan total valuasi 1,75 milyar US dolar, Bukalapak/Ahmad Zaky-2010 dengan total valuasi 1 milyar US dolar, dan Traveloka/Ferry Unardi – 2012 dengan valuasi 500 juta US dolar.

Pada 2015, investasi startup di Asia Tenggara berada di angka 1,719 milyar dolar. Pada 2016 nilainya meningkat menjadi 3,09 milyar dolar. Belum genap 2017 berakhir, nilai investasi di Asia Tenggara di para startup telah berada di angka 6,4 milyar dolar. Dari angka yang besar itu, uang senilai 2,948 milyar dolar masuk ke startup Indonesia pada tahun 2017. Namun investasi yang masuk pada startup Indonesia masih kalah dibandingkan pada startup Singapura yang memperoleh kucuran dana senilai 3,037 milyar. dolar.

Menariknya, besaran dana yang ditarik startup Indonesia dan Singapura dari investor dunia, unggul sangat jauh dibandingkan negara Asia Tenggara lain, misalnya Malaysia. Indonesia dan Singapura memang primadona di kawasan ini. Tercatat, di dua negara inilah startup unicorn asal Asia Tenggara silih berganti lahir ke dunia. Grab, SEA, Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, serta yang terbaru Bukalapak sukses menjadi unicorn.

Mereka tentunya sosok anak muda kreatif yang sangat dibutuhkan untuk menginspi-rasi generasi milenial agar terus berkarya dan melakukan banyak hal positif. Untuk terus mengembangkan anak muda yang bisa menjadi inspirasi dari berbagai bidang. Selain mereka, beberapa nama baru muncul. Beberapa lembaga yang menyelenggarakan event mengungkap mereka, semisal Gelaran Game Changer Fest di kampus Sampoerna University pada Februari 2018 lalu, IdeaFest (Festival gaya hidup kreatif) yang berlangsung pada 26-27 Oktober 2018 di Jakarta Convention Center. Sementara majalah Forbes pada edisi April 2018, mengeluarkan 10 kategori untuk “30 under 30 dalam profesi : Art, Entertainment & Sports, Finance & Venture Capital, Media, Marketing & Advertising, Retail & Ecom merce, Enterprise Technology, Industry, Manufacturing & Energy, Healthcare & Science, dan Social Enterpreneurs.Mereka masuk majalah Forbes dalam daftar “30 under 30 Asia” di tahun 2018. Bisa dibilang, mereka termasuk generasi millenial yang memiliki potensi besar sebagai pemimpin atau pengusaha di Asia.

foto : www.google.com

Menampilkan mereka sejatinya mem beri inspirasi kreatif generasi muda lainnya untuk menciptakan aksi nyata. Namun memang bukan perkara gampang untuk mengasah ide menjadi sebuah kreativitas. Dibutuhkan kemampuanyang mumpuni,tekun dan ulet. Marshall Schott, Chief Academic Of-ficer Sampoerna University : menyebutkan caranya, tentu harus banyak belajar dan tidak pernah takut untuk mencoba. Apalagi saat ini tantangan generasi milenial bukan sekadar belajar ilmu pengetahuan yang diberikandi lembaga pendidikan,tapi juga bagaimana mereka bisa menjawab tantangan masa depan yang semakin kompleks. Ditambahkan bahwa, saat ini banyak lulusan yang tidak bisa bersaing di dunia kerja karena mereka tak memiliki kemampuan yang dibutuhkan industri. “Setiap tahun para lulusan universitas dihadapkan pada kompetisi global yang menuntut mereka menjadi pribadi yang lebih komunikatif, kreatif, dan kolaboratif agar bisa bersaing,” kata Marshall.

Acara Game Changer Fest adalah salah satu upaya membuka wawasan anak muda untuk melihat perkembangan berbagai bidang. Acara ini menjadi inspirasi tersendiri bagi generasi muda untuk menjadi agen perubahan (game changer) sesuai bidang dan passion masing-masing. Untuk menjadi agen perubahan tersebut, tentu perlu kemampuan kepemimpinan (leadership), kewirausahaan (entrepreneurship), dan tanggung jawab sosial (social responsibility). Ketiga spirit inilah yang menjadi misi pemrakarsa Game Changer Fest, Sampoerna University untuk menciptakan indonesia yang lebih baik pada masa depan. Generasi inspiratif ini adalah anak bangsa yang sukses mewujudkan keinginan disertai kerja keras, kreativitas, kolaborasi, dan kegigihan. Mereka bahkan menembus dunia internasional. Pengalaman mereka menjadi pembuka jalan bagi generasi muda untuk mengikuti jejak mereka. inilah sosok yang berbagi inspirasi dalam acara Game Changer Fest 2018?

Nila Tanzil
https://komunita.widyatama.ac.id/nila-tanzil-pendiri-taman-bacaan-pelangi/

Andre Surya
https://komunita.widyatama.ac.id/andre-surya-pendiri-enspire-studio-enspire-school-of-digital-esda/

Roni Onet Ernawan Movie Marker
https://komunita.widyatama.ac.id/roni-onet-ernawan-movie-marker/

Hanna Keraf
https://komunita.widyatama.ac.id/hanna-keraf-penggerak-pemberdayaan-perempuan-yayasan-sahabat-cipta-dan-swisscontact/

Kenny Santana
https://komunita.widyatama.ac.id/kenny-santana-travel-influencer-dengan-akun-instagram-kartuposinsta-dan-twitter-kartupos/

Talita Setyadi
https://komunita.widyatama.ac.id/talita-setyadi-pastry-chef-indonesia-juqa-owner-beau/

Max Mandias
https://komunita.widyatama.ac.id/max-mandias-chef-indonesia-co-founder/

Arifin Putra
https://komunita.widyatama.ac.id/arifin-putra-aktor/

Reina Latief Wardana
https://komunita.widyatama.ac.id/reina-latief-wardana-co-founder-3-skinny-minnies/

Donny Dhirgantoro
https://komunita.widyatama.ac.id/donny-dhirgantoro-penulis/