Thursday, August 7, 2025
Home Blog Page 53

Dosen dalam Kekinian dan Ke Depan ? Sebuah tanya

Dosen dalam Kekinian dan Ke Depan ? Sebuah tanya
Dosen dalam Kekinian dan Ke Depan ? Sebuah tanya

Sidang Pembaca yang Budiman.

Kehadiran Permenristekdikti No. 20 Tahun 2017 telah menghidupkan iskusi dalam grup dosen dan asosiasi dosen. Pasalnya, Permenristekdikti berbicara tentang tunjangan profesi dosen dan tunjangan kehormatan profesor ini multi interpretasi. Padahal dalam Permendikbud No. 78 Tahun 2013 hal ini secara eksplisit sudah disinggung dalam Pasal 4. Tampak ada perbedaan pandang. Pemerintah memandang produktivitas dosen perlu ditingkatkan, seiring dengan tantangan dan dinamika yang berkembang. Sementara dosen memandang berbagai fasilitas yang diperlukan untuk itu (menjalankan fungsi Tridharma sejalan dengan persepsi pemerintah) belum difasilitasi secara memadai, namun pemerintah sudah memberikan sanksi.

Apapun polemik yang berkembang, keberadaan dosen tentunya mengandung makna khusus bagi kita, yang notabene hasil didikan dan sentuhan para dosen. Dosen sesungguhnya “GURU” yang bisa saja dipanjang-akronimkan “digugu dan ditiru”, yang bermakna sosok panutan dan rujukan ilmu pengetahuan bagi pembelajar. Apakah makna tersebut masih ajeg di era kini ? Apapun persepsinya, sesungguhnya kita membutuhkan sosok dosen dalam kehidupan dan memaknai kehidupan, baik di masa pendidikan formal maupun pasca pendidikan formal.

Dalam kosa kata “UU Guru dan Dosen”, dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kosa kata tersebut menguraikan : 1) Dosen sebagai subjek (pertama) dan pelaku adalah sosok pendidik profesional dan ilmuwan.2) Predikat kerjanya adalah mentransformasi, mengembangkan, dan menyebarluaskan. 3) Obyek yang ditransformasi, dikembangkan, dan disebarluaskan adalah ilmu pengecah uan, ceknologi dan seni. 4) Kecerangan pengabdian kerjanya melalui Tridharma – pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 5) Penerima kinerja dosen sebagai subjek (kedua) yakni mahasiswa acau pembelajar. Dalam konteks di atas, dosen dicuntut mempunyai : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Itulah, kalimat kerja dosen dengan kompetensi yang seyogyanya terpahami dan termakna-kan sepanjang menjalankan profesi perdosenannya. Dalam makna di atas, terkandung tugas mulia dosen, yakni menghantarkan mahasiswa atau pembelajar mewujudkan cita-cita mereka dalam pengabdian kepada masyarakat dan bangsanya. Mahasiswa atau pembelajar seharusnya merupakan alasan utama bagi kehadiran, kinerja, outcome dan signifikansi profesi perdosenan .

Karena itu sebagai profesi, dosen memang memiliki standar dan ukuran keprofesiannya yang celah disepakati. Ukuran dan standar inilah yang menunrut seorang dosen memanfaatkan masa yang ada untuk melaksanakan pendidikan sebaik-baiknya serta mengembangkan ilmu dan pengabdian pada masyarakat, dan bangsa.

Sedang sebagai ilmuwan, dosen memang dituntut menyadari pentingnya membangun kompetensi. Salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi tiada lain melakukan penelitian bidang ilmunya, saling berkomunikasi, memberikan informasi pentingnya perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, seni dan budaya antar teman sejawat, para ilmuan dan Iembaga-Iembaga pengetahuan lainnya melalui berbagai media.

Kesadaran dosen memaknai dirinya sebagai seorang ilmuwan yakni mengamalkan Tridharma Perguruan Tinggi, peduli dan memiliki tanggung jawab sosial, berlaku benar, penuh dedikasi dan dapac dipercaya tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan.

ltu semua, erat kaitannya dengan peningkatan kualitas diri dosen yang berdampak langsung pada kualitas pribadi ?maupun institusi, berpengaruh positif bagi keseluruhan kredibilitas dosen dan dunia pendidikan, sekaligus membekali pembelajar mengapai cita dan harapannya. Lebih jauh, tanggung jawab berat para dosen adalah meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia di masa depan, agar mampu bersaing secara global.

Kalimat kerja dosen di acas untuk mewujudkan mahasiswa sesuai amanat undang – undang dan harapan kita, yaitu tenaga kerja atau insan yang berkualitas yang memberi makna bagi masyarakat . Namun , faktanya mahasiswa/pembelajar telah kehilangan idealisme, yang membuat mahasiswa seperti kehilangan arah. Mahasiswa seakan-akan tidak peduli lagi dengan nasib masyarakatnya, hanya ada segelintir mahasiswa yang masih peduli dan konsisten. Padahal mahasiswa juga insan

akademik yang tentunya memiliki logika akademis serta intelektualitas yang dibutuhkan masyarakat. Benarkah sistem pembelajaran sekarang, membuat mahasiswa hanya mengejar nilai (indeks prestasi) dan hanya berpikir bagaimana caranya lulus cepat. Sehingga mahasiswa kehilangan daya kritis, mahasiswa tidak peka menangkap realitas sosiologis dan realitas psikologis yang terjadi dalam masyarakat. Benarkah sistem pembelajaran kini hanya melatih mahasiswa menjadi kuli ?

Mengembangkan dan menjaga potensi diri mahasiswa tentunya harus berangkat dari kesadaran mahasiswa sebagai salah satu komponen bangsa, juga dosen selaku pendidik. Inilah tantangan-tantangan dosen !!! Bersediakah kita melanjutkan profesi sebagai Dosen Kita akan mengacakan “keterlaluan” atau bahkan mungkin mengumpat “tak tahu diri”, bila seorang dosen tak mampu menjawab “siapakah dirinya”. Akan tetapi, sejujurnya, benarkah kita benar-benar mengenal siapa dosen ?

Dalam kaitan di atas “Komunita”mencoba rnelihat apa, mengapa dan bagaimana dosen dalam berbagai perspekti Untuk itu, “Komunita” mencoba mengurai untuk lebih memahami dosen menjalankan perannya sejalan dengan tantangan dan kebutuhan masyarakat. Sejauhmana otoritas pendidikan tinggi menghantarkan dosen menjalankan.

Gerakan Wirausaha Digital Marketing Bagi Generasi Muda

GERAKAN WIRAUSAHA DIGITAL MARKETING BAGI GENERASI MUDA
GERAKAN WIRAUSAHA DIGITAL MARKETING BAGI GENERASI MUDA

Wirausaha dapat membentuk pribadi seseorang menjadi mandiri dan tangguh, pekerja keras, selalu berusaha mengembangkan kreativitas dan inovasinya , yang sesungguhnya merupakan penguatan terhadap peran perguruan tinggi sebagai smart Univercity, dalam rangka mewujudkan generasi muda yang unggul, berprestasi, nyaman dan sejahtera. Dalam kehidupan sosial ada asumsi yang menyatakan bahwa tidak ada masyarakat yang maju, sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa kemajuan ekonomi, dimana hal ini bisa dicapai jika ada semangat kewirausahaan yang kuat dari pribadi diri sendirinya. Namun persoalannya adalah profesi wirausaha belum menjadi pilihan utama masyarakat kita, karena lebih banyak bercita-cita menjadi pegawai daripada bermata pencaharian secara mandiri.

Meski berwirausaha memungkinkan pelakunya menjadi kreatif dengan pendapatan yang optimal, tetapi pada kenyataannya di masyarakat kita lebih banyak orang tertarik bekerja di perusahaan atau pemerintah. ltu pula sebabnya, membangun semangat kewirausahaan identik dengan mengubah mindset, sikap dan perilaku dari mental buruk menjadi mental pengusaha, dengan konsekuensi keharusan bekerja keras, sanggup mengambil keputusan dan siap menghadapi resiko. Membangun jiwa kewirausahaan juga bukannya tanpa kendala, karena para pemula pada umumnya terkendala permodalan, jaringan pemasaran dan perluasan pasar, infrastruktur, daya saing dan akses informasi. Belum lagi keterbatasan internal seperti mobilitas yang rendah, rasa percaya diri yang kurang, srtruktur lingkungan dan keluarga yang kurang mendukung, kemampuan manajerial yang rendah, dan etos kerja yang belum sepenuhnya berorientasi masa depan, sering menjadi sesuatu yang dianggap berat memulai usaha.

Di Universitas Widyatama setiap tahun sering diadakan event workshop maupun seminar, bazar, expo entrepreneur day, Edu Entertaintment dimana tujuannya adalah untuk membangun jiwa kewirausahaan, meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan sense of business di antara mereka sehingga akan tercipta wirausaha-wirausaha muda potensial. Peluang menjadi wirausaha masih sangat terbuka lebar, karena cukup banyak potensi usaha yang dapat dikembangkan, termasuk di bidang industri kreatif yang tidak mengandalkan bahan baku dari sumber daya alam, tetapi lebih banyak memanfaatkan sumberdaya baru dan yang terbarukan, yang ketersediaannya tidak terbatas. Generasi Muda khususnya mahasiswa ke depan akan lebih banyak memilih berwirausaha daripada bekerja di suatu instansi, karena prospek dunia usaha ini lebih memberikan peluang besar untuk meraih kesuksesan secara mandiri,kreatif dan inovatif.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat mendorong kaum muda untuk lebih kreatif dan inovatif dibidang entrepreneurship. Dewasa ini menurut hasilsurvey sosial networking pengguna internet di Indonesia 73, 58% sebagian besar digunakan untuk kegiatan shoping online. Generasi muda merupakan penerus bangsa yang harus kreatif dan inovatif dalam bermasyarakaat dan ikut serta dalam industri pasar global.oleh karena itu perlu memberdayakan generasi muda penerus dan masyarakat akan pentingnya entrepreneurship dan digital marketing, dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu perkembangan new media di Indonesia mendukung terciptanya MEA.

Hal ini bisa dilihat dari data pengguna website, smart phone dan media sosial di Indonesia menurut We Are Social sebuah agency marketing social. Pada tahun 2015 sebanyak 72,7juta pengguna aktif internet, selain itu 72 juta pengguna aktif media sosial dimana 62 juta penggunanya mengakses media sosial menggunakan perangakat smart phone dan 308, 2 juta pengguna handphone. Menurut Lukman (2014) mengatakan bahwa UNICEF bersama dengan Kementrian komunikasi dan lnformasi The Berkman Center For Internet and Society, dan Harvad Univercity, melakukan survey nasional mengenai penggunaaan dari tingkah laku internet para remaja di Indonesia. Studi ini memperlihatkan bahwa ada setidaknya 30 juta orang remaja Indonesia sampai yang mengakses internet secara reguler. Jika masyarakat Indonesia sampai saat ini memiliki 75 juta pengguna internet, berarti hampir setengahnya adalah remaja.

Walau angka di atas terlihat besar, Indonesia sebagai negara berkembang belum mengalami pertumbuhan yang signifikan di dibanding pada tahun 2014. untuk membangun kesejahteraan perkembangan ekonomi dan teknologi perlu adanya upaya yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut salahsatunya dengan entrepreneurship dalam mengoptimalisasi digital marketing.

lstilah entreprenuership pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Entreprenuership merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneurship adalah kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan sebagai dasar, sumber daya, tenaga penggera, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

Untuk menunjang itu semua perlu adanya edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang entreprenuership dan digital marketing pada generasi muda, karena mereka adalah ujung tombak masa depan bagi bangsa dan negara serta bisa dijadi kan landasan berfikir untuk bersaing dalam prestasi.

Pesatnya kemajuan teknologi di segala bidang juga mendorong kemajuan teknologi di bidang pemasaran. Penggunaan media konvensional sebagai media promosi kini mulai mengalami peralihan ke media digital. Perpaduan antara faktor – faktor sosial manusia, psikologis, dan faktor-faktor lainnya dengan faktor teknologi menghasilkan suatu media pemasaran yang interaktif sehingga dapat terciptanya media yang dapat menciptakan interaksi antara produsen, konsumen,dan pasar. Media tersebut adalah media digital, atau dalam dunia pemasaran disebut dengan digital marketing. Perubahan teknologi akan berubah dari offline menjadi online, dari involuntary menjadi voluntary. Pelanggan akan secara sukarela mencari informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan. Mereka bisa memproses informasi sesuai dengan ketertarikannya. Lebih interaktif karena konsumen memiliki keterlibatan tinggi terhadap produk atau jasa. Bentuk pemasaran digital bisa melalui blog, web, e-mail, dan layanan lainnya.

Melalui layanan tersebut terjadi pertukaran informasi baik yang berasal dari produsen maupun konsumen. Jadi dengan digitalisasi pemasaran, informasi akan lebih murah karena mudah didapatkan sehingga akan menurunkan biaya riset, akuisisi, dan retensi. Selain itu adanya respon yang cepat dari konsumen melalui layanan di internet, berarti membantu percepatan inovasi dalam perusahaan. Keunggulan media baru dibandingkan tradisional akan memberikan peluang baru bagi perkembangan dunia pemasaran. Manfaat fasilitas berpromosi gratis di Internet yang dapat digunakan. Seperti blog, website, jejaring sosial dan masih banyak lagi. Sesuaikan dengan kondisi budget, target market, efektikitas dan efensiensi,dengan menggunakan search engine optimization (SEO). Namun jangan lupa untuk tetap bersabar, karena teknik ini memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar.

Dalam menjalani strategi Digital Marketing sangat diperlukan ketelatenan dan kesabaran karna proses penyebaran yang sangat cepat tidak bisa diimbangi dengan respon konsumen yang cepat pula, banyak sekali faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terutama jika didasari dengan kepercayaan.Tetapi dengan ketekunan dan penyampaian promosi yang terus menerus bisa dipastikan akan mendapatkan perhatian dan respon yang kita harapkan dengan lebih cepat. Dari apa yang telah dpaparkan diatasi dapat disimpulkan bahwa berwirausaha sebagai salah satu bentuk usaha untuk masyarakat, mendirikan Wirausaha itu sendiri juga memiliki tujuan diantaranya untuk meningkatkan ketrampilan, mengembangkanwira usaha baru mengurangi pengangguran, dan yang terpenting adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan Didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni, maka tidak menutup kemungkinan ba hwa wirausa hal yang dijalankan akan memberikan hasil yang bagus untuk kesejahteraan anggotanya.

Sebagai suatu usaha, wirausaha pastinya juga tidak akan bisa lepas dari yang namanya marketing. Sebagai usaha kecil menengah, UKM (Usaha Kecil Menengah) pastinya sangat membutuhkan media promosi yang tidak membutuhkan anggaran yang cukup besar.Salah satu media alternative yang bisa digunakan media pemasaran adalah sosial media marketing untuk wirausaha. Media ini merupakan media yang sangat efektif dan cocok untuk jenis usaha yang memiliki modal terbatas. Dengan gerakan wirausaha digital marketing pada generasi muda diharapkan dapat meningkatkan semangat dan jiwa kewirausahaaan khususnya generasi muda (mahasiswa/mahasiswi) yang mandiri handal dan tangguh serta memiliki daya saing.

Wirausaha Muda mandiri dilingkungan kampus sudah mulai tumbuh dan berkembang sehingga hal ini jadi menjadi motivasi agar lebih tumbuh lagi wirausaha baru kreatif, inovatif dan berwawasan global. Wirausaha muda mandiri mampu melakukan interaksi melalui tukar menukar informasi dan peningkatan kerja sama diberbagai sektor, disamping itu juga meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan berwirausaha dengan berbasis digital marketing khususnya bagi generasi muda agar menjadi pribadi entrepreneur.

Upaya Instituti PT, Membina Profesi Dosen

Wawancara

Dr. lslahuzzaman, SE., M.Si., Ak., CA dan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp., M.Si., M.Kom (Rektor Universitas Widyatama/UTama dan Rektor Universitas Pasundan/U NPAS)

Salah satu titik lemah dosen dalam menjalankan fungsi Tridharma adalah penelitian. Dosen lebih cenderung pada pengajaran/Dharma pertama. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M. Nasir mengungkapkan : hanya 12-14 % dosen yang sudah melakukan penelitian. Demikian pula produksi jurnal ilmiah masih sedikit, tahun 2015 hanya sekitar 4.500 – 5.500 jurnal yang dihasilkan akademisi dan peneliti. Perbandingan antara jumlah penelitian sangat tidak seimbang dengan total jumlah pendudukyang257,9 juta jiwa.

Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas dosen, yakni : Kompetensi dosen, Pelatihan, Motivasi, Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja. Kelima faktor ini diduga mempunyai hubungan korelasi dengan produktivitas dosen dalam bidang penelitian. Dalam rangka mengembangkan penelitian, pemerintah telah menyediakan kesempatan bagi dosen untuk melakukan penelitian . Melalui Ditlitabmas Ditjen Dikti, dosen dapat mengajukan proposal untuk penelitiannya, termasuk dosen pemula yang masih baru di dunia riser dan penelitian. Bahkan Dirjen Sumberdaya Iptek Oikti, Pro dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D mengingatkan ke depan perguruan tinggi wajib mengalokasikan 30 persen anggarannya untuk mendukung kegiatan penelitian. Aplikasi regulasi ini akan melibatkan Direktorat Sumber Daya Iptek Oikti, perguruan tinggi dan Inspektorat Jenderal Kemristekdikti untuk evaluasi.

Produktivitas dosen dalam menjalankan fungsi Tridharmatersebut tentu membutuhkan pembinaan berkelanjutan. Majalah Komunita berbincang dengan Dr. Islahuzzaman, SE., M.Si., Ak., CA. – Rektor Universitas Widyatama, dan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom – Rektor Universitas Pasundan. Berikut hasil petikan wawancara mereka.

Upaya Instituti PT, Membina Profesi Dosen
Upaya Instituti PT, Membina Profesi Dosen

 

Dr. lslahuzzaman – Rektor Universitas Widyatama : Bahwa fungsi dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuwan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, adalah mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat atau yang kita kenal Tridharma Perguruan Tinggi. Tridharma adalah kewajiban dosen perguruan tinggi.

Di Indonesia, untuk menjadi dosen tetap!tenure cenderung sangat mudah. Padahal di beberapa negara lain, tak mudah menjadi dosen tetap. DiJepangatau Perancis, misalnya harus mengikutipost? doc dulu, menerbitkan disertasi-nya menjadi buku, baru bisa melamar menjadi dosen tetap, itupun kalau ada lowongan. Kompetisi-nya juga cukup ketat karena portofolio di bidang akademik seperti publikasi ilmiah amat menentukan. Kalaupun ada kasus master menjadi dosen tetap, ini hal yang amat langka sekali, mungkin hanya untuk orang-orang cemerlang saja.

Sekarang syarat menjadi dosen bergelar master.Dulu, orang bergelar sarjana bisa menjadi dosen tetap. Saya-pun menjadi dosen tetap PNS ketika masih sarjana dan kemudian saya melanjutkan kuliah S2 dan sekarang S3 dalam status sebagai dosen tetap. Artinya titik berangkat menjadi dosen di Indonesia jauh lebih mudah daripa.da di negara lain yang saya ketahui. Padahal unsur utama pada suatu Perguruan Tinggi/PT adalah dosen.Dosen penggerak utama PT, oleh karena itu dosen dapat dikatakan tangible asset PT. Sebagai tenaga profesional, maka dosen harus senantiasa meningkatkan aktualisasi diri sesuai dengan tuntutan kualicas. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan studi lanjut dan mengikuti kegiatan akadernis lainnya dan menjalankan Tridharma PT, sekaligw sebagai ujung tombak? keberhasilan proses pendidikan bagi peserta didiknya.

Dalam hal pembinaan dosen, memang kewajiban PT – baik universitas maupun yayasan sehingga mereka mampu menjalankan peran atau fungsinya, sekaligw mendukung visi dan rnisi PT-nya. Dulu pembinaan dosen hampir tidak kelihatan. Kinerja dosen dinilai menggunakan instrumen DP3 yang lebih mengukur kinerja integritas dan loyalitas, tetapi bukan mengukur kinerja akadernik. Dosen baik yang aktif meneliti, menulis atau tidak tetap mendapatkan penghargaan yang relatif sama dengan implikasi dapat menyebabkan keengganan berkarya. Belum pernah dijumpai ada dosen di Indonesia yang diberhentikan karena tidak pernah meneliti atau tidak pernah publikasi internasional. Yang ada adalah pembinaan oleh dosen senior kepada dosen yunior. Pembinaan ini mdekat otomatis sebagai tugas seniordan pejabat di atasnya.

Fakta, penditian terdesak oleh pengajaran. Permasalahan lain adalah: apakah karir menjadi dosen merupakan mdpoint atau dasar untuk karir di tempat lain. Lebih ekstrim lagi ada dosen yang pindah ke luar negeri yang menunjukkan gejala brain drain. Menjadi pertanyaan, apakah jabatan dosen atau menjadi seorang Guru Besar merupakan sesuatuyang menarik, prestisius, atau tidak?

Di sisi lain, rekruitmen dosen di berbagai universitas di Indonesia sebagian besar dari usia muda sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi dosen yang matang. Ketika dalam perjalanan karir sebagai dosen ada masalah, maka akan menyebabkan adanya sekelompok dosen yang kurang produktif. Sementara itu untuk menambah langsung dosen, seperti yang bisa dilakukan di perguruan tinggi di luar negeri. Universitas Harvard rnisalnya, dapat merekrut seorang.ksodate Profassordari luar untuk kemudian menjadi Professor di Universitas Harvard. Di Indonesia sistemnya masih belum memungkinkan . Begitu pula skema kemungkinan mutasi dan perpindahan dosen antar universitas masih belum tersedia. Beberapa situasi yang membuat dosen betah meniti karir di PT lebih dipengaruhi oleh, antaralain: kepastian gaji, kepastian pensiun, tempat kerja dan iklim kerja yang tidak menuntut ?kinerjatinggi.

Di Belanda, setiap kebutuhan pokok dosen dipenuhi, fasilitas dan ruang kerja disediakan lengkap, beban kerja dihitung menggunakan foll ?time equivalent (FTE). Kontrak dilaksanakan ?antara dosen dengan universitas.Isi kontrak: dosen menyerahkan FTE dan rela untuk diatur oleh universitas, pendapatan sudah ditetapkan foe dengan rugas yang foe pula. Jika mendapat undangan ?sebagai konsultan dari institusi luar, maka jasa konsultasinya masuk ke institusi. Di Indonesia, model penggajian pendapatan tambahan yang diterapkan seperti tenaga lepas, gaji dihayarkan setdah bekerja (mengajar misalnya) dan langsung dibayarkan ke dosen yang bersangkutan. Sistem manajemen penggajian seperti ini kurang baik sehingga banyak dosen yang mencari kegiatan lain di luar institusi. Dengan demikian sentral permasalahan yang ada saat ini lebih pada sistem, budaya dan kebiasaan.

Pembinaan kepa.da dosen perlu dilakukan secara terprogram dan terukur, yang dimulai sejak awal rekruitmmt dosen sesuai kompetensinya, mengenalkan visi dan misi PTnya. Selain mengikuti tes, dosen diberikan penjdasan atau sosialisasi tentang fungsi, tugas, tanggungjawabnya, hak dan kewajibannya, sena berbagai standar sebagai dosen, termasuk tentang kode etik seorang dosen. Berbagai fasilitas perlu disiapkan oleh PT agar dosennya dapat menjalankan peran atau fungsinya dengan baik. Fasilitas yang dimaksud antara lain: kesempatan mengembangkan diri (studi lanjut, pelatihan-pdatihan, seminar, workshop, kunjungan industri, kerjasama, dll), pendanaan, sarana dan prasarana yang mernadai. Dalam kontrak dosen sebaiknya disebutkan beban kerja yang harus dipenuhi seorang dosen pad.a basis waktu tertentu dan mendapatkan gaji tertentu. Sehingga setiap dosen harus memenuhi sesuai dengan kontraknya tersebut. lnstitusi kemudian membuat matrik peran dosen yang dibagi dalam berbagai peranan yang dikerjakan oleh dosen tertentu. Institusi mengatur peranan setiap dosen dalam bekerja dalam waktu tertentu, penghitungan biaya berikut penggajian berbasis kinerja (performance based). Jika institusi tidak bisa mengatur, peran institusi menjadi sangat lemah dan dosen sulit dikendalikan. Sdanjumya pembinaan karir mereka mulai dari jabatan fungsional Asisten Ahli hingga Guru Besar. Standar dan mekanisme peningkatan karir mereka menjadi hal yang sangat penting untuk memotivasi dosen meningkatkan karir mereka.

PT di Indonesia sudah puluhan tahun hidup dalam ketidakpastian masa depan dan sering menjadi korban perubahan kebijakan yang tidak berorientasi ke depan. Menghadapi perkembangan teknologi dan ketidakpastian, maka PT seharusnya dapat mendorong para dosennya untuk adaptif terhadap perkembangan teknologi. Ketidakpastian yang mungkin muncul, perlu didekati dengan infurmasi. Untuk itu PT dapat mdakukannya melalui penyediaan fasilitas IT. Dosen dapat memanfaatkan teknologi tersebut baik sebagai sarana PBM, maupun berkomunikasi dengan berbagai pihak. Disamping itu perlu pula dibekali pengetahuan tentang UUITE.

Campus Recrutment PT. Matahari Departemen Store

Campus Recrutment PT. Matahari Departemen Store

Matahari Departemen Store telah membuka peluang kesempatan kerja untuk alumni Universitas Widyatama clan bergabung pada Matahari Departemen Store untuk posisi HR & GA Supervisor clan Store Supervisor (syarat lengkap dapat dilihat pada lowongan kerja diwebsite ini).

Interview telah dilakukan pada hari Senin 23 Januari 2017 di Universitas Widyatama Jl. Cikutra 204 A Bandung di Gedung A lantai 4. By Career CenterIJanuary 13, 2017

Kunjungan Pusat Karir UNINUS

Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Islam Nusantara Bandung telah mengadakan studi banding ke Pusat Karir Universitas Widyatama pada hari Kamis 8 September 2016. Tepat pukul 10.00 WIB rombongan dari UNINUS tiba dikampus UTama dipimpin ibu Fanny selaku sekretaris pusat karir Uninus. Rombongan diterima Wakil Rektor III Universitas Widyatama dan langsung menuju ruang rapat rektorat Gedung A lantai 2 dan diterima oleh Badan Pembina Yayasan Widyatama, para Dekan dan Wakil Dekan serta Kaprodi dan Sekprodi dan Para pimpinan Ka.Biro dan Ka.Pusat.

Setelah melakukan tanya jawab rombongan meninjau keliling melihat unit-unit lain di lingkungan Universitas Widyatama clan pada pkl 12.00 WIB dilakukan foto bersama di main hall sebelum mereka pamit meninggalkan kampus. By Career Center I September 19,2016

OBSESI Seorang Eriana

Menggapai sebuah mimpi menjadi kenyataan memang memerlukan tekad, perjuangan, dan pengorbanan yang tidak ringan. Adalah Eriana Kartajumena seorang dosen FE UTama dalam menempuh studi lanjut jenjang S3 hingga berhasil meraih Ph. D di Hull University – England. Dengan berpegang pada prinsip : “We have to push this journey moving forward even it slow yang artinya kita harus tetap memaksa perjalanan ini untuk terus maju ke depan walaupun dirasakan lambat”, dia berhasil menggapai sebagian mimpinya. Sementara mimpi-mimpi lain sedang ia rajut agar menjadi kenyataan.

Eriana memulai kisahnya, bahwa sebenarnya niat untuk memperoleh beasiswa studi lanjut keluar negeri sudah sejak tahun 2011 (6 tahun lalu) terinspirasi seorang dosen Fakultas Teknik, Yudha Prambudia yang mengambil gelar doktor pada salah satu universitas di Jepang. Selain itu, keinginan melanjutkan studi keluar negeri adalah dorongan pimpinan univertas dan pihak keluarga dalam memberikan pengalaman berbeda kepada anak, di samping menghindari rutinitas kerja sebagai Kaprodi Akumansi.

Berbagai upaya telah saya tempuh dalam mewujudkan cita-cita studi lanjut keluar negeri, namun satu kendala yang dihadapi saat itu – yakni bahasa Inggris. Memang tingkatan score/ nilai TOEFL & IELTS bahasa Inggris saya kurang dari batas ketetapan, sehingga diperlukan upaya untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Kemudian ada salah satu tawaran dari Dikti agar mengambil pelatihan/kursus bahasa lnggris di Yogyakarta yang memang dikhususkan bagi dosen. Akhirnya tawaran kursus tersebut saya ambil selama 3 bulan guna memperoleh basil yang diharapkan. Alhamdulillah, setelah 3 bulan mengikuti kursus, ternyata score IELTS-nya sudah mencukupi umuk dapat diajukan memperoleh beasiswa keluar negeri. Setelah semua persyaratan lengkap, saya membuat proposal riset untuk disampaikan kepada para promotor di universitas yang dituju. Hal ini dilakukan 1 tahun sejak 2011 sampai 2012 untuk mencari profesor yang dapat membantu serta menerima proposal riset penelitian saya dalam pencapaian studi doktor di luar negeri.

Pada akhir tahun 2012, LOA (Letter of Acceptance) proposal riset saya akhirnya diterima di dua universitas Inggris yaitu: Hull University dan Mastry University. Kemudian di bulan September 2012, saya ajukan LOA risetnya ke pihak Dikti untuk dilengkapi dengan persyaratan yang ada disana di lembaga Dikti sendiri ternyata prosesnya tidak mudah, sehingga ketika wawancara pada tahap 1 ( batch 1) dinyatakan gagal karena hasil simpulan dari reviewer, nilai bahasa lnggrisnya tidak mencukupi padahal dalam LOA-nya tidak menyatakan hal tersebut. Setelah kejadian itu, saya tidak patah semangat melainkan mengajukan nota keberatan atas prosesnya ke pihak Dirjen Ketenagaan Dikti disertai dengan dukungan dari pimpinan universitas untuk mengajukan kembali. Lalu solusinya adalah dengan mengajukan lagi di tahap ke-2 ( batch 2) dengan harapan dapat diterima semua persyaratan termasuk hasil wawancara reviewer dan dibiayai. Pendek kata, akhirnya saya lolos dan berangkat pada bulan September 2013 ke Inggris dengan tujuan “Hull University” jurusan akuntansi, supervisornya Weymen Rogers (Profesor Akuntansi) dari Chicago University (Amerika Serikat). Saya sangat menikmati semua proses studi disana dengan waktu 3 tahun (LOA dari bulan September 2013 – September 2016) baik dari segi sistem pengajarannya maupun dosen yang memberikan ilmu serta pengalaman.

OBSESI Seorang Eriana

Kunci dalam rangka mengikuti studi di luar negeri (S3) sebenarnya ada 3, yaitu : Passion, Determination and Self Discipline. Jikalau riset yang kita dalami tidak memiliki minat yang kuat (passion) dari diri sendiri maka akan sulit ditempuh secara totalitas. Kemudian ditambah lagi dengan adanya tuntutan dari pihak internal maupun eksternal institusi ( determination) yang membutuhkan ketekunan dan kegigihan dalam meraihnya. Modal utama yang ketiga adalah kedisiplinan diri (self discipline) guna mengatur segala rencana yang berkaitan dengan proses studi Ianjut agar semuanya terkelola secara sistematis.

Beasiswa yang saya peroleh saat itu adalah Beasiswa Luar Negeri (BLN) dari DIKTI, karena memang disesuaikan dengan profesi sebagai seorang dosen. Sementara untuk beasiswa dari LPDP (Kementerian Keuangan RI) kebanyakan berasal dari para praktisi dan eksekutif muda/pengusaha yang memang cukup memahami bidang keilmuan usahanya. Setelah semua persyaratan administrasi dari DIKTI serta perlengkapan dasar lainnya terpenuhi, akhirnya saya berangkat ke universitas yg dituju di lnggris sekitar bulan September 2013.

Selain terinspirasi oleh salah satu dosen yang telah belajar di luar negeri, obsesi dan harapan saya untuk studi di luar negeri akhirnya terkabulkan sehingga cita-cita untuk membawa anak dalam rangka melanjutkan sekolah di luar negeri tersampaikan juga karena pastinya akan merasakan kondisi serta pengalaman yang berbeda dengan situasi di dalam negeri. Menikmati segala proses kehidupan di luar negeri setelah dinyatakan lulus untuk studi lanjut (S3) bersama dengan keluarga adalah sungguh hal yang mengejutkan dan membawa kesan serta pengalaman tersendiri meskipun di saat pemberangkatannya tidak bersama-sama karena segala sesuatunya (urusan administrasi keluarga & anak) perlu diselesaikan secara terpisah. Keluarga saya baru bisa berangkat dan menyusul ke lnggris setelah 6 bulan kemudian.

Fasilitas tinggal yang saya dapatkan beserta keluarga di sana, adalah disediakan satu unit rumah yang memiliki perlengkapan cukup memadai serta terjangkau. Suasana kehidupan atmosfir kampus di sana sangat terasa kenyamanannya dengan disertai berbagai fasilitas lengkap, dan memadai, serta durasi jam kerja yang dibuka selama 24 jam (open 24 hours). Begitu pun dengan fasilitas perpustakaan yang durasi jamnya pun selama 24 jam. Keadaan ruangan dan fasilitas perpustakaan pada Hull University merupakan salah satu yang terbesar di lnggris, berjumlah 8 lantai. Kenyataan yang terjadi bahwa saya tidak pernah melihat fasilitas perpustakaan (library) sepi dan hening kecuali pada momenttertentu saja, seperti : pada malam Natal dan malam Tahun Baru. lntinya saya sangat menikmati kehidupan dan proses studi lanjut di sana karena semua fasilitas dapat diakses selama 24 jam penuh terutama jumlah ruangan dan fasilitas perpustakaannya yang sangat mend uk ung dalam p roses pembuatan riset akhir penelitian. {Written by Abdul Rozak)

Kepala Disnaker trans Provinsi Jawa Barat Buka Career Day Utama 2017

Kepala Disnaker trans Provinsi Jawa Bara Buka Career Day Utamama 2017

Career Day UTama 2017 merupakan kegiatan rutin Unit Career Center UTama, namun perbedaan Career Day kali ini dengan sebelumnya adalah kegiatan ini diintegrasikan dengan program.

program pengembangan karir lainnya, maupun program yang dapat mengembangkan kemampuan / softskills pencari kerja, sehingga menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan nilai tambah untuk jobseeker.

Event yang diselenggarakan selama 2 hari, dimulai tanggal 22 berakhir 23 Maret 2017 bertempat di Gedung Auditorium (GSG) Widyatama. Acara dibuka dengan penampilan dari Bandung Santo Club (BSTC) Widyatama dilanjutkan dengan laporan Pipin Sukandi, S.E., M.M selaku Ketua Pelaksana dan kata sambutan dari Wakil Retor Universitas Widyatama Bidang Renbang dan Kerjasama ibu Sri Astuti Pratminingsih, S.E., M.S., Ph.D. Acara secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. Ferry Sofwan Ari M.Si ditandai dengan pemukulan gong.

Kepala Dinas mengungkapkan kegiatan semacam ini sepatutnya didukung dan diapresiasi oleh pemerintah dalam hal ini DISNAKERTRAS, salah satu upaya mengurangi jumlah angka pengangguran. ”Tercatat angka pengangguran di Jawa Barat sampai dengan Agustus 2016 mencapai 1.9 juta orang, angka yang cukup mengagetkan dan ini sepatutnya menjadi concern kita semua.” ujar Ferry.

Career Day Utama 2017

Setidaknya hampir 40 perusahaan nasional maupun internasional dari berbagai bidang mengikuti acara ini diantaranya bidang Perbankan, Retail, Manufaktur, Tekstil, Asuransi, Property clan lain-lain. Career Day dimeriahkan pula oleh lembaga dari Negeri Sakura yang menyelenggarakan pelatihan baik untuk kuliah maupun bekerja di Jepang. Disela kunjungan ke stand perusahaan peserta Career Day, Ferry mengungkapkan kebutuhan tenaga kerja diJepang setiap tahunnya terus meningkat, setidaknya 1.000 tenaga kerja dibutuhkan diJepang

Tidak hanya kegiatan rekrutmen tenaga kerja, pengunjung Career Day juga dapat mengikuti seminar teknik mencari kerja, test TOEFL dan IELTS secara gratis. Sementara di Pelataran parkir Gedung Auditorium (GSG) Widyatama diadakan Bazaardan Food Truck,hal ini dilakukan untuk mendukung Mahasiswa dan Alumni yang juga memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Diharapkan setiap acara yang telah dipersiapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan khususnya untuk Alumni dan Mahasiwa Universitas Widyatama atau bagi jobseeker umumnya .

Pusat Karir Universitas Widyatama Koordinator Pusat Karir Wilayah Jawa Barat

Berdasarkan surat tugas nomor 1520 B3.4/KM/2016 dari Kementerian Riset dan Teknologi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, tanggal 7 September 2016 Pusat Karir Universitas Widyatama ditunjuk sebagai Koordinator Pusat Karir Wilayah Jawa Barat bagi pemenang hibah pusat karir dan pusat karir lanjutan (tracerstudy).

Dengan menjalankan amanah yang diberikan tersebut maka Pusat Karir Universitas Widyatama yang mengkoordinir 42 perguruan tinggi pemenang hibah pusat karir mengundang semua pemenang hibah tersebut pada tanggal 28-29 September 2016 untuk silaturahmi sekaligus monitoring clan evaluasi bagi perguruan tinggi pemenang hibah.

Tujuan kegiatan ini adalah membantu Kemenristek Dikti dalam memantau jalannya kegiatan hibah bagi pemenang hibah pusat karir dan pusat karir lanjutan (tracerstudy).

Profesi dosen dan Pendidikan Tinggi, Perspektif Dulu – Kini Serta Tantangan Kedepan

Profesi dosen dan Pendidikan TinggiProfesi dosen dan Pendidikan Tinggi adalah isu menarik yang banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Fakta menunjukkan terdapat ketertinggalan produktivitas keilmuan dan kecendekiaan dosen, serta pendidikan tinggi kita dibanding negara lain. Untuk itu kami berusaha menemui Prof dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D – Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti untuk mencari tahu makna profesi dosen yang seharusnya dipahami dosen dan pengelenggara pendidikan tinggi. Usaha majalah Komunita bertemu dengan beliau cukup membuat kami kerepotan. Setelah mendapat bantuan sesama kolega beliau, Komunita mendapat waktu berkomunikasi dan sepakat wawancara jarak jauh melalui WA. Berikut petikan wawancara dengan beliau .

Komunita : Mohon penjelasan Bapak makna profesi ‘dosen’ sebagai pendidik profesional dan ilmuwan pada tingkat pendidikan tinggi dalam perspektif dahulu dan kekinian?

Prof. Ghufron : Makna dan peran profesi dosen tidak pernah berubah dalam konteks waktu. Baik perspektif dahulu maupun hari ini, dosen tetaplah profesi yang mengemban amanah membangun sebuah peradaban sebuah bangsa bahkan dunia sebenarnya. Sejak dahulu hingga hari ini tugas dosen itu adalah melakukan dan mengamalkan tridharma perguruan tinggi, yaitu melaksanakan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tridharma ini merupakan amanah yang lekat pada profesi dosen, hanya saja yang membedakan dalam perspektif waktu adalah tantangan dalam pelaksanaannya. Mungkin dalam konteks Indonesia dahulu, pelaksanaan pengajaran lebih ditekankan dibandingkan penelitian dan pengabdian masyarakat, banyak dosen yang lebih tertarik untuk menjadi pengajar dibandingkan peneliti.

Tetapi tidak demikian untuk hari ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan begitu pesat, perubahan teknologi begitu cepat dan persaingan global semakin ketat. Dosen tidak hanya dibutuhkan tenaganya unruk mengajar, lebih daripada itu mereka harus dapat melakukan penelitian dan kemudian mengimplementasikan hasil temuannya agar berfungsi menjadi daya ungkit kemajuan bangsa melalui pengabdian kepada masyarakat. Persepsi dosen yang hanya bertugas mengajar itu adalah pandangan masa lalu, dosen itu sama mulianya dengan guru, mencerdaskan anak bangsa dengan pengajaran yang relevan dan penuh kasih sayang. Namun dosen memiliki dua tugas lainnya, yaitu melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tridharma harus dipandang sejajar bukan bertingkat, tidak ada satu lebih penting dari yang lainnya, ketiganya saling menyempurnakan. Tanpa dosen yang melaksanakan tridharma secara utuh, peran dan profesi dosen dalam konteks waktu kapan pun pasti terasa kurang bermakna.

Komunita : Pendapat Bapak, bahwa dosen adalah ujung tombak pembangunan SDM di tingkat pendidikan tinggi dan Perguruan Tinggi?

Prof. Ghufron : Bagi saya setidaknya terdapat dua tugas perguruan tinggi, menyiapkan tenaga kerja yang terampil, berkualitas, berkarakter dan beradab; serta melahirkan riset dan inovasi yang memiliki nilai tambah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan kedua tugas tersebut, peran perguruan tinggi di masyarakat amatlah penting. Perguruan tinggi yang berkualitas tentunya akan menghasilkan keluaran yang berkualitas pula yaitu tenaga kerja atau insan yang berkualitas serta hasil riser dan inovasi yang mumpuni. Kedua tugas tersebut hanya bisa terjadi apabila perguruan? tinggi tersebut memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan sarana prasarana yang mendukung. Sumber daya manusia bisa bermacam-macam, dari staf administrasi, tenaga kependidikan, birokrat kampus hingga dosen, namun posisi yang menurut hemat saya memiliki dampak terhadap keluaran perguruan tinggi adalah dosen. Dosenlah yang bercengkrama dengan mahasiswa, mendidik dan mengajarkan mereka substansi keilmuan, dosen jugalah yang menghabiskan waktunya bergelut dalam laboratorium dan segala macam penelitian untuk menemukan inovasi serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka jelaslah bahwa dosen merupakan ujung tombak pembangunan SDM tidak hanya di tatanan pendidikan tinggi dan perguruan tinggi, namun juga dalam sebuah bangsa.

Komunita : Kondisi lapangan seperti apa yang dihadapi pemerintah terkait sumber daya dosen kita?

Prof. Ghufron: Bila kondisi yang dimaksud adalah tantangan, maka isu terkait kuantitas dan kualitas dosen masih perlu banyak ditemukan solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Dalam beberapa jenis perguruan tinggi atau program studi, jumlah dan kualitas dosen di Indonesia belum memadai. Dalam hal kualifikasi misalnya, meskipun juga sebagian besar dosen kita berada dalam kualifikasi S2, namun masih banyak dosen kita yang berada di kualifikasi S1dan masih sedikit yang berada di kualifikasi S3. Ini menjadi tantangan? yang perlu segera dicarikan solusinya. Hal lainnya adalah terkait perencanaan sumber daya manusia IPTEK dan DIKTI yang nyatanya hingga hari ini kita belum juga memiliki. Pembangunan tanpa perencanaan itu seperti berlayar di samudera luas tanpa bekal dan kompas penunjuk arah yang valid, kita berlayar tanpa peta yang jelas. Bilamana kita tidak punya rencana yang jelas terkait pembangunan sumber daya manusia kita, maka sulit rasanya kita mempunyai struktur yang ideal terkait jenis, kuantitas dan kualitas yang ideal yang perlu dimiliki oleh dosen Indonesia. Oleh karena itu mulai tahun 2016, kami di Direktorat Jenderal Sumber Daya IPTEK dan DIKTI tengah menyusun Rencana Induk Pembangunan Sumber Daya IPTEK dan DIKTI. Ini program yang saya lihat cukup berat karena pada nyatanya kita tidak pernah memilki data ideal yang ideal, namun setidaknya kami merintis hal tersebut. Hingga saat ini sudah satu yang rampung yaitu terkait rencana induk pengembangan SDM IPTEK dan DIKTI di wilayah infrastruktur, menyusul berikutnya pendidikan, kesehatan dan pangan.

Organisasi, Visualisasi dan Simplifikasi

Judul : Business Model GenerationOrganisasi, Visualisasi dan Simplifikasi

Pengarang: Alexander Osterwalder & Yves Pigneur

Halaman : 282 halaman

Penerbit : Self Published

ISBN :978-2-8399-0580-0

Tahun terbit : 2009

Resensi oleh: Dwinto Martri Aji Buana

Seringkali perencanaan membangun dan mengelola suatu organisasi menjadi sesuatu yang sulit serta membingungkan untuk sebagian orang. Perencanaan organisasi seolah dipandang terlalu rumit dan membutuhkan berlembar-lembar kertas dan berkas untuk disusun dalam upaya mendeskripsikan organisasi yang dirancang, baik profit maupun non profit.

Kompleksitas yang terbayangkan itu membuat para perancang organisasi menjadi enggan dan bahkan malas untuk mendokumentasi kan rencananya dalam suatu berkas. Hal lainnya yang menjadi pertimbangan adalah usaha-usaha tersebut akan membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, seperti: waktu, tenaga dan biaya. Belum lagi, terkadang, ide cemerlang yang telah disusun sekian lama tidak selalu membuahkan hasil yang sesuai harapan.

Dampak dari permasalahan tadi akhirnya tidak sedikit para pengelola organisasi lebih memilih untuk menjalankan organisasi seadanya, cenderung mengarah ke pragmatis dan tidak visioner. Tidak adanya suatu perencanaan yang tertuang dalam dokumentasi tertulis biasanya menyebabkan mekanisme organisasi menjadi sporadis dan tidak menuju pada suatu tujuan yang spesifik. Koordinasi antar bagian bisa terjadi kekacauan, pengelolaan sumber daya pun menjadi tidak efektif dan efisien. Setiap anggota organisasi lupa pada tujuan sebenarnya dari organisasi itu sendiri. Tentu saja kondisi semacam itu akan menyebabkan organisasi dalam waktu cepat ataupun lambat semakin menuju kearah kehancuran.

Dengan hadirnya buku Business Model Generation karya dari Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur seolah menjadi jawaban dari permasalahan-permasalahan di atas dalam sebuah organisasi. Buku ini mencoba untuk menawarkan suatu solusi bagi para organisatoris baik yang tetah berpengataman maupun yang awam sekatipun. Susunan buku Buku ini dibagi menjadi 5 bagian utama, yaitu: (1) The Business Model Canvass, satu perangkat untuk mendeskripsikan, menganalisis dan merancang model; (2) Business Model Patterns, berdasar pada konsep-konsep dari para pemikir bisnis; (3) Techniques, untuk membantu dalam merancang model bisnis; (4) interpretasi ulang strategi dari
kacamata model bisnis; (5) proses generik untuk membantu merancang bisnis model inovatif, teknik, dan alat-alat dalam Business Model Generation.

Pada bagian akhir memaparkan outlook mengenai topik lima model bisnis untuk eksplorasi di masa datang. Meskipun buku ini kental dengan nuansa bidang bisnis, namun sangat mungkin untuk dapat diterapkan dan diimplementasikan di organisasi non-bisnis.

Bagian yang menarik untuk dipahami oleh pembaca untuk dapat mengimplementasikan konsep kanvas model bisnis dalam buku ini adalah 9 bagian yang menyusun kanvas tersebut. Kesembilan bagian tersebut adalah:
1. Customer segments, mendefinisikan sekelompok perbedaan orang-orang atau organisasi yang berusaha dilayani dan dijangkau perusahaan.

2. Value Propositions, mendeskripsikan seperangkat produk dan jasa yang menciptakan nitai untuk segmen pelanggan spesifik.

3. Channels, mendeskripsikan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dan mencapai segmen pelanggannya untuk menghantarkan proposisi nilai.

4.Customer Relationships, mendeskripsikan tipe hubungan yang dibangun sebuah perusahaan dengan segmen pelanggannya.

5. Revenue streams, merepresentasikan kas yang dihasilkan sebuah perusahaan dari setiap segmen pelanggannya.

6. Key Resources, mendeskripsikan aset pating penting yang dibutuhkan untuk membuat model bisnis berjalan.

7. Key Activities, mendeskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan sebuah perusahaan agar bisnis berjalan dengan baik.

8. Key Partnerships, mendeskripsikan jaringan suplier dan mitra

9. Cost Structure, mendeskripsikan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis

Penulis buku ini berharap dapat menunjukkan kepada pembaca visioner, perubah, dan penyuka tantangan dapat mengatasi masalah penting dari model bisnis. Mereka juga berharap dapat memberikan dalam bahasa, alat dan teknik, serta pendekatan dinamis yang diperlukan untuk merancang model-model baru yang inovatif dan kompetitif. Business Model Generation adalah buku yang praktis dan menginspirasi bagi siapapun yang menginginkan untuk peningkatan model bisnis ataupun merancang yang baru. Semoga bagi para pembaca lainnya yang berminat dapat memanfaatkan buku ini untuk mempermudah perancangan organisasinya dengan kerangka yang telah teruji, praktis dan lebih mudah dipahami.