Saturday, August 9, 2025
Home Blog Page 61

Membangun Pribadi Jujur Melalui Pencegahan Plagiarisme

Shinta Oktafien, S.E.,M.M.

Shinta Oktafien, S.E.,M.M.

Dalam kehidupan umat manusia, tidak ada pengetahuan yang independen. Apa yang kita ketahui dan apa yang kita buat saat ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran atau pendapat orang lain yang dikonstruksi di masyarakat secara kolektif. Hal yang sama terjadi dalam dunia akademik. Tidak ada teks atau karya ilmiah yang murni karya seseorang. Setiap karya ilmiah apakah berupa laporan penelitian, buku, atau esei selalu dipengaruhi apa yang pernah dipikirkan, dituliskan atau disampaikan orang lain.

Seorang yang cendekia senantiasa dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah seperti teliti, cermat, jujur, serta menghargai pikiran, pendapat, jerih payah dan pengorbanan orang lain. Dengan demikian, setiap pikiran, pendapat, atau gagasan orang lain yang mempengaruhi atau yang digunakan untuk memperkuat pendapat kita, harus senantiasa kita berikan penghargaan dengan menyebutkan sumbernya secara tepat, akurat dan memadai sesuai ketentuan yang berlaku. Bila hal itu tidak bisa dilakukan, kita akan termasuk melakukan tindakan pemalsuan, penipuan, pencontekan, atau bahkan perampokan pikiran, gagasan, atau karya orang lain. Tindakan seperti itu dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiat yang oleh beberapa ahli hukum dapat dikategorikan sebagai tindakan pidana.

Dalam lingkungan akademik kita, tindakan plagiat masih dianggap sesuatu yang asing baik bagi para dosen maupun mahasiswa. Mungkin kita sendiri pernah melakukan tindakan plagiat yang tidak kita sadari atau tidak kita anggap plagiat karena orang lain pun melakukan hal yang sama dan tidak ada sangsi sosial maupun sangsi hukum untuk itu. Salah satu cara untuk menghindari jebakan plagiat adalah dengan memahami apa yang dimaksud plagiat itu sendiri, mengetahui bagaimana tata cara penulisan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan plagiarism, dan mengetahui bagaimana cara menghindarinya.

Marshall & Rowland (1998) sebagaimana dikutip Suganda, T. (2006) dalam laman Perihal Plagiarisme dalam Artikel Ilmiah: Agrikultura 17:161-164 menyatakan bahwa berdasarkan niatnya, ada dua jenis plagiarism, yaitu plagiarisme yang dilakukan dengan sengaja (deliberate) dan plagiarisme yang dilakukan secara tanpa disengaja (accidental). Deliberate plagiarism adalah kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang untuk membajak karya ilmiah orang lain, contohnya adalah membajak isi? buku orang lain, menerjemahkan karya orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu (apalagi jika mengklaimnya sebagai karya sendiri), dan lain-lain. Sedangkan accidental plagiarism terjadi lebih disebabkan karena ketidaktahuan si penulis tentang kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah dan tentang tata cara atau etika menulis artikel ilmiah atau mungkin karena si penulis artikel tidak memiliki akses ke kepustakaan yang diperlukannya tersebut.

Plagiarism dalam penulisan makalah ilmiah mengandung penganiayaan intelektual, karena terjadi pengambilan secara paksa kata-kata/gagasan tanpa seizin pemiliknya. Dalam literatur ada beragam definisi mengenai plagiat, namun definisi yang diberikan Permendiknas No.17 Tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1 tentang pencegahan plagiat, cukup representatif untuk dijadikan pegangan. Permendiknas menyebutkan bahwa yang dimaksud plagiat adalah, Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No. 17 Tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1).

MENGAPA PLAGIARISME TUMBUH SUBUR DI INDONESIA?

Suganda, T (2006) dalam jurnal About Plagiarism in Scientific Articles disebutkan bahwa plagiarism tumbuh subur di Indonesia, baik di kalangan perguruan tinggi (akademik) maupun di kalangan publikasi ilmiah adalah disebabkan antara lain karena: 1) kurangnya pelatihan atau sosialisasi yang mengakibatkan orang tidak tahu tentang tata cara menulis yang baik dan taat asas; 2) kurangnya akses kepada sumber kepustakaan; 3) rendahnya apresiasi atau rasa hormat kepada sesama penulis; dan 4) rendahnya atau tidak adanya sanksi bagi seorang plagiat.

Diperguruan tinggi, fakta menunjukkan bahwa para dosen pun, ketika menulis artikel ilmiah, banyak yang kurang memahami kaidah penulisan yang benar, sehingga dalam level tertentu, dapat dikatakan melakukan plagiarisme. Sangat menarik tentunya jika dilakukan kajian untuk mengetahui bagaimana kondisi plagiarisme pada skripsi, tesis, dan disertasi yang dihasilkan di kampus-kampus di Indonesia, serta sangat disayangkan juga bahwa alat pendeteksi plagiarisme tidak semua perguruan tinggi di Indonesia memilikinya, hanya beberapa kampus saja.

Di berbagai perguruan tinggi luar negeri, plagiarisme dianggap sebagai dosa calon ilmuwan yang sangat besar, yang dikategorikan sama dengan kegiatan menyontek atau bekerjasama dalam ujian, dengan ancaman yang sangat berat, dari tidak lulus mata kuliah tersebut, dikeluarkan dari program studi, sampai pengembalian ke negara asalnya bagi mahasiswa asing yang melakukannya.

JENIS-JENIS PLAGIAT

Jenis-jenis plagiat juga diidentifikasi secara beragam. Tiga sumber di bawah ini cukup representatif untuk mengenali lebih jauh apa itu plagiat. Laman University of Arizona (http://www.u.arizona.edu/~rlo/482/plagiarism.pdf) mengidentifikasi ada tiga jenis tindakan plagiat, yaitu:

  • Menggunakan kata-kata orang lain secara persis tanpa membubuhkan tanda kutip beserta rujukannya.
  • Menggunakan kata-kata orang lain, tetapi mengubah beberapa di antara kata-kata itu atau menyusunnya kembali walaupun sumbernya disebutkan.
  • Meringkas atau memparafrase kata-kata orang lain tanpa mencantumkan rujukannya. Sementara itu, Barnbaum (n.d) dari Valdosta State University, menggolongkan plagiat menjadi lima jenis, yaitu:
  • Copy-paste, dalam arti mengambil kalimat atau frase orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan sumbernya.
  • Word-switch, mengambil kalimat atau frase orang lain dengan mengubah struktur kalimat atau kosakatanya.
  • Style, dalam arti mengikuti artikel sumber kata demi kata dan kalimat demi kalimat.
  • Metafora, dalam arti menggunakan metafora orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
  • Gagasan, dalam arti mengambil gagasan, pikiran atau pendapat orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.

Ireton (n.d) melihat tindakan plagiat dari sudut pandang berbeda. Sarjana itu menggolongkan plagiat menjadi: 1) plagiat kata-kata, yaitu menggunakan kata-kata orang lain sama persis tanpa menyebutkan sumbernya, 2) plagiat struktur, yaitu menggunakan kata-kata orang lain dengan mengubah konstruksi kalimat, pilihan kata walaupun dengan memberikan rujukan, 3) plagiat gagasan, yaitu menyajikan gagasan orang lain dengan bahasa sendiri tanpa menyebutkan sumbernya, 4) plagiat kepenulisan, yaitu mengumpulkan replika atau tiruan karya orang lain atau mengumpulkan artikel yang diperoleh dari Internet atau dari teman, dan 5) autoplagiat, yaitu menggunakan tugas yang sama untuk dua mata kuliah yang berbeda atau mengambil pikiran sendiri yang telah dikemukakan dalam naskah yang telah diterbitkan tanpa menyebutkan sumbernya.

ALASAN MELAKUKAN PLAGIAT

Ada banyak alasan kenapa tindakan plagiat terjadi. Dari berbagai pendapat itu, Insley (2011 p.185) memberikan penjelasan yang lebih kongkrit. Menurut sarjana itu, plagiat kebanyakan terjadi karena para pelaku:

  • tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan kutipan dan parafrase dan bagaimana mengutip secara benar,
  • menunda tugas hingga detik-detik terakhir,
  • menganggap bahwa melakukan plagiat merupakan cara tercepat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya,
  • merasa yakin bahwa orang lain tidak akan mendeteksi apa yang dilakukannya,
  • tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan tugas karena lemahnya pengelolaan waktu, suka menunda-nunda pekerjaan, ingin sempurna (perfectionist) dan karena kondisi di luar kontrol,
  • merasa tertekan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam sebuah mata kuliah atau karir. Tekanan itu dapat muncul karena begitu pentingnya tugas yang diberikan, tuntutan keluarga, keinginan untuk memperoleh yang terbaik atau persaingan masuk universitas atau untuk mendapatkan beasiswa,
  • tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mengerjakan tugas yang diberikan, terutama dalam mencari artikel yang relevan, mengevaluasi sumber-sumber internet, memahami istilah-istilah teknis, mengetahui dan menggunakan format dan model pengutipan tertentu, melakukan pencatatan secara baik, atau tugas yang diberikan dosen kurang jelas,
  • tidak memahami perbedaan antara parafrase dan plagiat, tidak menguasai teknik pengutipan secara benar, tidak memahami perbedaan antara pengetahuan umum, ranah publik dan hak akan kekayaan intelektual, atau tidak mengetahui bahwa sumber-sumber yang dapat diakses secara online bukan merupakan ranah publik atau pengetahuan umum.

TINDAKAN YANG TERMASUK PLAGIAT

Tindakan yang termasuk plagiat telah banyak dikemukakan oleh berbagai pihak. Dengan memperhatikan apa yang disampaikan dalam laman UCL Plagiarism: Advice to Departments and Faculties, University College London dan laman Northen Kentucky University, Plagiarism and You, Youngstown State Universitys website What Is Plagiarism, sebagaimana dikutip Stowers dan Hummel (2011 p. 165), pada dasarnya tindakan plagiat mencakupi, tapi tidak terbatas pada:

  • mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai,
  • mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai,
  • menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori pihak lain tanpa menyatakan sumber acuan secara memadai,
  • merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori orang lain tanpa menyatakan sumbernya secara memadai,
  • menyerahkan sebuah karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumbernya secara memadai,
  • tidak memberikan sumber kutipan pada tanda kutip,
  • mengubah kata-kata namun menyalin struktur kalimat dari sebuah sumber tanpa menyebutkan rujukannya,
  • menyalin secara berlebihan kata atau gagasan dari sebuah sumber yang membangun sebagian besar sebuah karya walau menyebutkan rujukannya,
  • memparafrase sebuah sumber tanpa menyebutkan rujukannya secara benar,
  • mengumpulkan tugas yang nampak seperti diparafrase (dan berisi referensi) tetapi sebenarnya merupakan contekan langsung dari sumber aslinya,
  • penyalinan kalimat, frase, atau paragraph persis seperti sumber aslinya, penyalinan kalimat dan menyusunnya kembali dalam urutan yang berbeda, penyalinan kalimat dan menggantikan beberapa kata dengan sinonimnya, serta penyalinan kalimat dan menambahkan beberapa kata baru bila tanpa menyebutkan rujukan termasuk plagiat,
  • membeli, meminjam, atau menggunakan makalah, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi karya orang lain atas nama sendiri,
  • meminta orang lain untuk mengerjakan esei, makalah, skripsi, tesis, disertasi atau karya lainnya termasuk pengerjaan statistik,
  • menggunakan satu atau lebih karya orang lain dengan cara mengambil sebagian besar teks hanya dengan mengaitkannya satu sama lain dengan hanya membubuhkan sedikit kata-kata sendiri,
  • menggunakan sebuah tugas yang sudah diserahkan dan dinilai oleh dosen untuk tugas mata kuliah yang lain, dan
  • menggunakan kritikan atau pendapat orang lain dan menganggapnya sebagai pendapat atau kritikan sendiri.

TEKNIK MENDETEKSI PLAGIAT

Bagi dosen, keterampilan menentukan apakah sebuah makalah termasuk plagiat atau tidak sangat dibutuhkan, agar makalah yang dinilai benar-benar asli karya mahasiswa. Sebagai bahan pegangan, di bawah ini merupakan teknik mendeteksi plagiat pada makalah atau artikel yang disampaikan mahasiswa sebagaimana disarikan dari UCL Plagiarism: Advice to Departments and Faculties, University College London.

  1. Ada perbedaan internal dalam isi teks, seperti dalam gaya penulisan, ejaan, tanda baca, penggunaan font, huruf besar, cetak miring, bahasa, tata bahasa dan konstruksi ??? Misalnya, ada bagian yang sangat bagus, tetapi ada pula bagian yang sangat payah.
  2. Tugas yang diserahkan kualitasnya lebih baik atau bentuknya berbeda (misalnya ujaran bahasanya) dengan apa yang biasanya mahasiswa yang bersangkutan hasilkan. Misalnya, sehari-hari mahasiswa ini menulisnya seperti ini, kemampuannya begini, tapi kok tugasnya sangat berbeda dengan biasanya.
  3. Terdapat ketidakkonsistenan internal dalam hal perujukan apakah diteks utama, pustaka acuan atau keduanya. Misalnya, yang satu pakai APA, lainnya pakai MLA.
  4. Adanya penghilangan sumber tertentu yang mestinya harus muncul. Mestinya ada gambar atau tabel, tetapi tabel dan gambarnya tidak ada atau ada kalimat yang belum
  5. Ada pernyataan yang tidak didukung oleh bagian teks lainnya, misalnya, seperti kita dapat amati dalam table di bawah ini sementara tabelnya sendiri tidak ada.
  6. Tugas yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang ditugaskan, kualitasnya lebih rendah atau lebih bagus dari yang diminta. Misalnya, tugas yang diperintahkan dalam bidang evaluasi, tetapi ia mengumpulkan dalam bidang sastra.
  7. Perujukan yang tidak memadai atau tak sejalan dengan rincian yang muncul di dalam

Paparan di atas diharapkan dapat memberi pemahaman kepada akademisi maupun peneliti mengenai plagiarisme sebagai wujud dari ketidaktahuan, ketidakcermatan, ketidaksabaran, ketidakjujuran yang dampaknya dapat membahayakan diri sendiri di masa yang akan datang. Plagiarisme dapat menyebabkan seseorang terhambat dari kreativitas yang harusnya di eksplor lebih dalam dan menyebabkan terbentuknya mental yang buruk bagi mereka yang melakukannya.

Sebagai contoh agar tidak dianggap plagiarisme harus secara jelas menyatakan bahwa penelitian maupun artikel ilmiah sudah dilakukan sebelumnya, dan dilakukan kembali untuk melihat hasilnya pada populasi/keadaan yang berbeda. Plagiarisme merupakan tindakan ketidakjujuran akademik (academic dishonesty) yang sangat tidak terpuji untuk dilakukan oleh akademisi dan peneliti. Plagiarisme di kalangan akademisi dan peneliti sedikit banyak disebabkan karena ketidaktahuan dalam menyajikan informasi yang diperoleh dari kepustakaan. Membangun pribadi yang jujur melalui pencegahan plagiarisme harus segera diaplikasikan dalam kehidupan pribadi, maupun karir.

  • Shinta Oktafien, S.E.,M.M., dosen Universitas Widyatama

Melek Teknologi, Tech in Asia Campus Visit ke UTama

Melek Teknologi, Tech in Asia Campus Visit ke UTama

Melek Teknologi, Tech in Asia Campus Visit ke UTama

Melek Teknologi, Tech in Asia Campus Visit ke UTama. Tech in Asia mengadakan Tech in Asia Campus Visit di Universitas Widyatama. Acara mengundang Chief Technology Officer (CTO) UrbanIndo, Petra Novandi Barus. UrbanIndo merupakan sebuah situs iklan baris online yang bergerak di bidang properti di Indonesia. Situs ini memberikan banyak cara mencari properti bagi para penggunanya, mulai dari mencari properti berdasarkan kata kunci, lokasi di peta, galeri foto, serta berdasarkan agen properti yang diinginkan.

Dalam pembahasannya, Petra berbagi kisah ketika ia mendirikan UrbanIndo. Bersama dua rekannya, Arip Tirta dan Margareth Jonathan, pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini mulai merintis UrbanIndo pada Desember 2011. Saat ini, UrbanIndo telah memiliki lebih dari 40.000 agen, 2.000 perusahaan, dan 400.000 listing real-estate yang tersebar di seluruh Indonesia. Di zaman sekarang ini, internet seolah sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Pola hidup manusia dan urusan sehari-hari makin mudah dengan teknologi. Bahkan internet membantu manusia melakukan komunikasi jarak jauh yang sebelumnya sulit dilakukan.

Berangkat dari kondisi tersebut, Petra cs memulai usahanya dengan berbasis teknologi komunikasi berbasis internet. Sebagai pelaku bisnis yang sudah lama berkecimpung di dunia Online Media, Petra berbagi beberapa tips membangun digital market kepada para audiens. Dari mulai segmentasi opini dari pihak yang tepat, jangan pernah menunda publisitas barang, sampai dengan jangan menyesal apabila bertemu dengan si gagal. Dengan bergesernya passion dalam berbisnis khususnya me massa kan sebuah produk baru, mahasiswa Universitas Widyatama, khususnya yang sedang menekuni bisnis online menjadikan seminar tersebut sebagai inspiratif dan referensi serta mixsales dalam proses bisnisnya. 21 Mei 2015.

Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif

Universitas Widyatama menggelar Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif dalam menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Kamis 19 Maret lalu di Gedung Serba Guna Universitas Widyatama. Seminar Nasional ini merupakan sebagian dari rangkaian Dies Natalies Universitas ke-13 serta Ulang Tahun Yayasan Universitas Widyatama yang ke-42.

Kegiatan yang digagas Fakultas Desain Komunikasi Visual tersebut menghadirkan Keynote speaker Drs. Harry Waluyo, M.Hum, Dirjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, dan IPTEK Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (periode 2011 ? 2014). Selain itu, menghadirkan pembicara Rektor ITB (periode 2015-2020) yang juga mantan Wakil Rektor Universitas Widyatama, Prof.Dr.Ir. Kadarsyah Suryadi, DEA; Walikota Bandung yang diwakili oleh pejabat terkait Ekonomi Kreatif, serta Ketua Komite Ekonomi Kreatif ? KADIN Jawa Barat, H. Januar P. Ruswita, S.Sos, MM.

Harry memaparkan, berdasarkan data Global Innovation Index (GII) peringkat Indonesia saat ini ada di posisi ?ke-87, sedangkan edukasi di posisi 30 dan knowledge creation berada di posisi 38 (Ukuran Asia Tenggara). Angka tersebut masih belum dapat mendukung, jika bangsa ini ingin menjadikan industri kreatif sebagai motor penggerak perekonomian.

Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif 2

Dengan demikian, diperlukan berbagai pembenahan untuk meningkatkan daya saing. Kadarsah menyimpulkan, berdasarkan berbagai pertemuan beberapa waktu lalu bahwa Industri Kreatif tidak dapat berdiri sendiri. Industri Kreatif harus ditopang oleh sektor lainnya, seperti Ilmu Teknologi dan Science. Hal itu diperlukan agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Lebih lanjut, Kadarsyah mengungkapkan, perekonomian Indonesia terus meningkat dengan pesat dengan pertumbuhan pendapatan menengah yang tinggi. Namun, kondisi tersebut akan menjadi boomerang jika negara ini tidak berbuat lebih justru terjebak dalam middle trap income. Pasalnya, industri yang berkembang saat ini mengandalkan tingkat? konsumsi domestik dan tidak berbasis inovasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Informasi dan Data Januar P Ruswita mengatakan, tak hanya terkait kontribusi perekonomian, industri kreatif juga menyediakan ruang yang cukup luas bagi penyandang disabilitas. Di Indonesia terdapat sekitar 11,6 juta penyandang disabilitas. Sehingga perkembangan Industri Kreatif tentunya akan memberikan ruang yang luas bagi penyandang disabilitas tersebut. Januar menegaskan: Indonesia itu kaya akan sumber inspirasi ditambah lagi anak mudanya sangatlah kreatif dan kerap memiliki imajinasi yang unik.

 

 

THE LORD OF THE RINGS: The Two Towers

THE LORD OF THE RINGS The Two Towers 2

Judul : The Lord of the Rings: Dua Menara

Judul asli : The Lord of the Rings: The Two Towers

Penulis : J.R.R. Tolkien

Penerjemah : Gita Yuliani K.

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbit : November 2012 (cetakan kelima)

Tebal : 432 halaman

Pendahuluan Buku

The Lord of the Rings adalah novel kisah fantasi epik karangan J. R. R. Tolkien. Diterbitkan dalam tiga jilid pada tahun 1954 dan 1955, masing-masing jilid terdiri dari dua buku. Jilid pertama diberi judul The Fellowship of the Ring, jilid kedua The Two Towers dan jilid ketiga The Return of the King. Kisah ini ditulis dari tahun 1937 sampai 1949 dan menjadi salah satu karya sastra abad ke-20 yang paling populer dan diterjemahkan ke dalam 38 bahasa.

The Lord of the Rings telah difilmkan tiga kali. Pertama sebagai film animasi oleh Ralph Bakshi pada tahun 1978 (sebagai bagian pertama dari dua film yang mulanya direncanakan). Kedua pada tahun 1980 sebagai acara televisi. Karya ketiga, trilogi film The Lord of the Rings oleh sutradara Peter Jackson yang dirilis pada tahun 2001, 2002, dan 2003, memenangkan beberapa Academy Awards dan memperbaharui minat publik dalam trilogi ini dan karya Tolkien lainnya.

Trilogi Lord of The Rings ini berkisah tentang para Hobbit yang memperoleh tugas menghancurkan Cincin Utama dari sembilan cincin yang telah dibuat dimasa lalu. Konon cincin ini memiliki kekuatan yang mampu membuat pemiliknya menjadi tidak terlihat. Cincin ini digunakan oleh penguasa kegelapan bernama Souron untuk meningkatkan kekuatan menguasai dunia. Apabila Cincin utama ini tidak dihancurkan dan sampai kepada Sauron, maka akan sangat mustahil untuk dapat mengalahkan dikemudian hari, dan kedamaian didunia tidak akan tercipta.

Cerita

Dua Menara (judul bahasa Inggris: The Two Towers) adalah jilid kedua dari tiga jilid novel epik The Lord of the Rings. Buku ini dibagi menjadi dua bagian dan pertama kali dirilis di Britania Raya. Buku sebelumnya adalah Sembilan Pembawa Cincin dan selanjutnya adalah dan Kembalinya Sang Raja.

Bagian kedua, The Two Towers (Dua Menara), mengisahkan sepak-terjang masing- masing anggota rombongan setelah Sembilan Pembawa Cincin tercerai-berai. Buku Tiga menceritakan penyesalan dan kematian Boromir, serta penghanyutan jenazahnya dalam perahu yang dilepaskan mengarungi Air Terjun Rauros; tentang ditangkapnya Meriadoc dan Peregrin oleh pasukan Orc, yang membawa mereka ke Isengard melewati padang-padang Timur Rohan; dan tentang pengejaran mereka oleh Aragorn, Legolas, dan Gimli. Muncullah kemudian para Penunggang Kuda Rohan. Pasukan Berkuda yang dipimpin Eomer sang Marsekal, mengepung pasukan Orc di perbatasan Hutan Fangorn, dan memusnahkan mereka. Tapi kedua hobbit melarikan diri ke dalam hutan dan di sana mereka bertemu Treebeard si Ent, penguasa rahasia Fangorn. Ketika mendampinginya, kedua hobbit menyaksikan bangkitnya amarah bangsa Pohon dan perjalanan mereka ke Isengard. Sementara itu Aragorn dan kawan-kawannya bertemu Eomer yang baru pulang dari pertempuran melawan Orc, Eomer meminjami mereka kuda-kuda, dan mereka melanjutkan perjalanan ke hutan.

Dalam perjalanan mencari kedua hobbit, mereka bertemu lagi dengan Gandalf yang sudah kembali dari kematian, dan kini menjadi Penunggang Putih, namun masih terselubung jubah kelabu. Bersama Gandalf mereka melaju melintasi Rohan sampai ke balairung Raja Theoden dari Mark, di mana Gandalf menyembuhkanrajatuaitudanmembebaskannya dari sihir Wormtounge, penasihatnya yang jahat, yang sebenarnya merupakan komplotan Saruman. Kemudian mereka maju bersama Raja dan pasukannya untuk bertempur melawan pasukan Isengard, dan ikut berperan dalam kemenangan tipis pertempuran di Hornburg. Kemudian Gandalf menuntun mereka ke Isengard. Di sana mereka menemukan benteng megah itu sudah menjadi puing berkat bangsa Pohon, sedangkan Saruman dan Wormtounge terkepung dalam menara Orthanc yang masih gigih bertahan. Dalam pembicaraan di depan pintu, Saruman menolak untuk menyerah, maka Gandalf memecatnya dan mematahkan tongkat sihirnya, meninggalkan Saruman di bawah pengawasan para Ent. Dari sebuah jendela tinggi Wormtounge melemparkan sebentuk batu ke arah Gandalf, namun tidak kena sasaran, dan batu itu dipungut oleh Peregrin. Ternyata itu salah satu dari tiga palantir yang masih tersisa, Batu Penglihatan dari Numenor.

Larut malam, Peregrin tergoda oleh Batu itu, ia mencurinya dan memandang ke dalamnya, sehingga terungkaplah dirinya di depan Sauron. Buku ketiga berakhir dengan kedatangan Nazgul yang melintas di padang Rohan. Hantu Cincin yang menunggang kuda terbang ini adalah pertanda perang akan segera dimulai. Gandalf menyerahkan palantir pada Aragorn, dan pergi ke Minas Tirith sambil membawa Peregrin. Buku keempat menceritakan Frodo dan Samwise yang kini tersesat di perbukitan gersang Emyn Muil. Dikisahkan bagaimana mereka lolos dari perbukitan, dan disusul oleh Smeagol-Gollum; dan bagaimana Frodo menjinakkan Golum, bahkan hampir melenyapkan kekejiannya, sehingga Gollum mengantar mereka melintasi Rawa-Rawa mati dan daratan-daratan yang telah rusak, sampai ke Morannon, Gerbang Hitam Negeri Mordor di Utara. Ternyata mustahil bisa masuk lewat Gerbang itu, dan Frodo menerima saran Gollum: agar mencari jalan masuk rahasia yang diketahui Golum di sebelah selatan di Gunung Bayang-Bayang, di tembok-tembok barat Mordor.

Dalam perjalanan ke sana, mereka ditawan pasukan pengintai bangsa Gondor yang dipimpin Faramir, adik Boromir. Faramir menemukan rahasia misi mereka, tapi ia berhasil menolak godaan yang membuat Boromir takluk, dan ia melepas kepergian mereka pada tahap terakhir perjalanan mereka ke Cirith Ungol, Celah Labah-Labah, ia memperingatkan mereka bahwa tempat itu penuh bahaya maut, yang belum diceritakan sepenuhnya oleh Gollum pada mereka. Saat mereka sampai ke Persimpangan Jalan, dan mengambil arah menuju kota Minas Morgul yang mengerikan, kegelapan besar keluar dari Mordor, menyelubungi seluruh daratan.

Lalu Sauron mengirim pasukannya yang pertama, di bawah pimpinan Raja para Hantu Cincin: Perang Cincin sudah dimulai. Gollum menuntun kedua hobbit menuju jalan rahasia yang menghindari Minas Morgul, dan dalam kegelapan akhirnya mereka sampai ke Cirith Ungol. Di sana Gollum kembali ke wataknya yang keji; dan berupaya mengkhianati kedua hobbit itu masuk dalam penguasa celah tersebut, Shelob, makhluk yang mengerikan. Namun ia terhalang oleh kepahlawanan Samwise, yang menangkis serangan shelob dan melukainya. Bagian kedua berakhir dengan pilihan Samwise. Frodo yang sudah disengat Shelob, tergeletak mati, atau begitulah kelihatannya: misi mereka terpaksa berakhir dengan malapetaka, atau Samwise harus meninggalkan majikannya. Akhirnya Sam mengambil Cincin dan berusaha melanjutkan sendirian misi yang tampaknya sia- sia itu. Tapi tepat saat ia akan masuk ke daratan Mordor, beberapa Orc datang dari Minas Morgul dan turun dari menara Cirith Ungol yangberfungsi menjaga puncak celah.

Dalam keadaan tidak tampak karena memakai Cincin, Samwise menguping percakapan para Orc bahwa Frodo bukan mati, tapi hanya pingsan. Namun sudah terlambat ketika ia mengejar mereka; para Orc menggotong tubuh Frodo ke terowongan yang menuju pintu belakang menara mereka. Samwise jatuh pingsan di depannya ketika pintu berdentang tertutup.

Frodo dan temannya Sam sekali lagi harus melalui perjalanan panjang dan melelahkan agar bisa mencapai daerah Mordor tempat dimana pembuatan cincin Sauron dibuat. Karena hanya di Mordor itulah, cincin itu bisa dihancurkan atau dimusnahkan. Selama melakukan perjalanan itu, mereka harus mempercayai seorang makhluk aneh bernama Gollum. Walau Gollum terlihat telah menepati janjinya untuk membawa kedua sekawan itu melalui perjalanan berbahaya dengan aman.

Kecurigaan Sam itu beralasan karena melihat sendiri bagaimana Frodo yang menyim- pan cincin Dark Lord Sauron itu hampir saja dikuasai oleh kekuatan jahat dari cincin tersebut. Sementara itu teman-teman sesama hobbit yaitu Merry dan Pippin di bawah perlindungan sekolompok makhluk pohon selama penyihir baik Gandalf, Legolas si pemuda elf yang ahli panah, orang kerdil Gimli dan raja dari kerajaan Gondor yang yang harus meninggalkan tahtanya, Aragorn demi melawan kekuatan kegelapan Mordor, sedang beristirahat di Rohan.

Aragon kini menghadapi tugas berat yaitu menyatukan orang-orang di Middle Earthyang berbeda-beda ras dan negara agar bisa melawan Mordor yang masih kuat walau telah kalah sebelumnya. Setelah Pippin dan Merry bertemu kembali dengan kelompok Aragon, Gandalf yang disertai Pippin menuju ke kerajaan Gondor untuk meminta bantuan. Kelompok Frodo yang kini terpecah. Frodo dan Samwise kini hanya berdua dan akan pergi ke Mordor karena Merry dan Pippin yang ditawan oleh bangsa Elves yang jahat, Uruk-hai, sedangkan Boromir telah tewas. Sementara itu, Legolas dan Gimli telah bergabung dengan Clan Rohan, sebuah bangsa manusia yang dipimpin oleh seorang raja yang telah menua, yang bernama Theoden. Namun kekuatan kebaikan di Middle Earth kini menghadapi masalah serius karena dua menara yang terletak antara Mordor dan Isengard, yaitu Barad-dur dan Orthanc telah bersatu dalam nafsu penghancuran dunia.

Tidak hanya itu, penyihir jahat Saruman dengan bantuan kekuatan dari penguasa kegelapan, Dark Lord Sauron, dan asistennya, Grima Wormtongue, telah menciptakan pasukan yang sangat besar untuk menghancurkan umat manusia dan Middle Earth. Namun kekuatan baik tidak tinggal diam karena Gandalf the Grey, yang tadinya disangka telah tewas, akan memimpin pemberontakan yang makin meluas untuk melawan kekuatan jahat Sauron. Perang antara kekuatan kebaikan dan kejahatan telah dimulai.

Cerita Aragon

Aragon menemukan Boromir dengan banyak panah tertancap di tubuhnya. Sebelum tewas, pria yang selalu membawa terompet itu memberi tahu Aragorn kalau sekumpulan Orc menangkap para Hobbit. Legolas, dan Gimli menyisir daerah sekitar dan menemukan jejak kaki para Orc. Mereka juga mendapat temuan baru, satu dari tiga perahu yang mereka pakai dan dua ransel hilang. Aragorn menyimpulkan Frodo dan Sam sudah pergi duluan. Akhirnya Aragorn bersama Legolas dan Gimli mengikuti jejak Orc untuk menyelamatkan Merry dan Pippin. Perjalanan membawa mereka hingga ke jalan masuk menuju hutan Fangorn. Ketika berputus asa karena jejak Orc berakhir, mereka bertemu Gandalf. Gandalf si Kelabu mengajak mereka bertiga ke Edoras untuk membantu Raja Th melawan Saruman di Isengard. Di Isengard mereka kembali bertemu Merry dan Pippin yang telah tiba di sana bersama Treebeard dan para Ent. Di tempat lain, Frodo dan Sam melanjutkan perjalanan ke Mordor. Mereka berhasil membuat Gollum alias Smeagol bersikap baik dan menunjukkan jalan masuk ke Mordor. Namun Gollum yang suka meninggalkan kedua Hobbit dan tiba-tiba muncul lagi memupuk kecurigaan Sam.

Menurut Pembaca

Buku kedua Lord Of The Ring: Two Towers ini lebih seru daripada buku pertama. Mungkin karena kisahnya hampir mendekati tujuan dengan tibanya Frodo dan Sam di Mordor. Sebelas bab pertama dalam buku ini Tolkien menyajikan kisah Aragorn, Legolas, dan Gimli hingga mereka bertemu lagi dengan Gandalf, Merry, dan Pippin. Di bagian ini juga dikisahkan bagaimana keadaan Merry dan Pippin setelah mereka ditangkap Orc sampai pertemuan mereka dengan Treebeard di Hutan Fangorn. Sepuluh bab terakhir secara khusus membahas petualangan Frodo dan Sam bersama Gollum/Smeagol. Beban bertambah bagi Frodo ketika bertemu Faramir, adik Boromir, yang mengatakan kakaknya sudah tewas. Hobbit asal Shire ini menduga kini tinggal tersisa dirinya dan Sam sebagai penuntas tugas mereka.

Cerita Tokoh

Sam di buku kedua mendapat porsi penting terutama mendekati akhir buku. samwise menunjukkan kebernaian dan ketangguhannya melawan Shelob. Ia juga dihadapkan pada pilihan sulit saat Frodo terbaring diam akibat serangan Shelob. Tak ada Frodo, kini Sam harus mengambil keputusan penting: mengambil cincin dan meneruskan misi menghancurkannya atau mengakahiri semuanya dengan duduk diam di sisi Frodo yang dikiranya sudah tewas. Sam kali ini memberi pelajaran bagi pembaca. Seringkali kita bingung dan dihadapkan pada pilihan sulit tapi kita harus tetap mengambil keputusan dan setiap pilihan yang kita buat selalu punya konsekuensi. Teman Gandalf, Saruman, yang kini menjadi penyihir gelap mengingatkan kita setiap orang bisa berbuat salah demi mengambil keuntungan pribadi. Namun apakah kita akan terus berada di jalan salah atau kembali ke jalan benar, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Raja Theoden dan penasihatnya, Worm- tongue menggambarkan bagimana orang-orang di sekitar kita bisa memberi pengaruh positif atau negatif, dan yang terakhir, Gollum/ Smeagol mengalami pertentangan di dalam dirinya. Di satu sisi ia sudah berjanji untuk bersikap baik tapi di sisi lain ada hasrat mengkhianati Frodo dan mengambil cincinnya. Aku pikir ini menggambarkan kita terkadang mempunyai pertentangan di dalam kita senidir saat harus memutuskan atau melakukan sesuatu.

Secara keseluruhan buku ini bagus, masih dengan gaya pemaparan yang mendetail, yang mungkin menjadi ciri khas J.R.R. Tolkien. Membuat kagum para pembaca, penonton ataupun penggemarnya dengan deskripsinya tentang alam, pegunungan, hutan hingga nama-nama unik dari para tokoh dan ciri- ciri pepohonan J.R.R Tolkien adalah seorang ahli penulis fiksi yang terinspirasi dari botani (tumbuh- tumbuhan), bangunan-bangunan kerjaan yang sangat artistik dan tokoh fiksi yang diciptakan, ini adalah salah satu novel trilogi (tiga seri) yang sangat legendaris, dari inti persahabatan yang sangat kuat di dalam ceritanya dan juga drama yang menyentuh dari setiap tokoh protagonis walaupun antagonis yang berkarakter dari novel tersebut

Kesimpulan & Makna Terkait Dalam Novel

Trilogi Lord of The Rings ini berkisah tentang para Hobbit yang memperoleh tugas untuk menghancurkan Cincin Utama dari sembilan cincin yang telah dibuat dimasa lalu. Konon cincin ini memiliki kekuatan yang mampu membuat pemiliknya menjadi tidak terlihat. Cincin ini digunakan oleh penguasa kegelapan bernama Souron untuk meningkatkan kekuatan untuk menguasai dunia. Apabila Cincin utama ini tidak dihancurkan dan sampai kepada Sauron, maka akan sangat mustahil untuk dapat mengalahkan dikemudian hari, dan kedamaian didunia tidak akan tercipta. (Yanda Ramadana) & elib.unikom.ac.id/

Penulis Resensi : Yanda Ramadana

Referensi : elib.unikom.ac.id/

 

 

 

Jawa Barat dan Permasalahan Ketenagakerjaan

Jawa Barat dan Permasalahan Ketenagakerjaan

Wawancara Dr. Hening Widiatmoko, MA

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

Komunita: Hampir 70% lulusan perguruan tinggi menganggur. Mohon dijelaskan terkait dengan ketenagakerjaan di wilayah Provinsi Jawa Barat?

Hening: Provinsi Jawa Barat memiliki jum- lah penduduk paling besar di Indonesia 46 juta jiwa. Sementara jumlah angkatan kerjanya sekitar 21 juta jiwa dengan di- dasarkan pada struktur yang terdiri atas penduduk, penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja terbagi atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Contoh penduduk yang bukan angkatan kerja yakni: ibu rumah tangga, mahasiswa, para pensiunan. Kemudian golongan ang- katan kerja terbagi dua: yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Jumlah yang sedang mencari pekerjaan per bulan Ok- tober 2014 mencapai 1.770.000 jiwa setara dengan tingkat pengangguran terbukanya 8,45%. Artinya, permasalahan jumlah pen- gangguran di wilayah propinsi Jawa Barat menjadi isu sentral yang harus dicarikan solusinya dengan cara yang tepat. Penum- pukan pengangguran yang paling banyak tersebar di beberapa kabupaten dan ham- pir 500.000 jiwa disumbangkan oleh empat kabupaten, diantaranya: Bandung, Bogor, Bekasi dan Cirebon. Solusi yang paling dimungkinkan yakni dengan melakukan peningkatan sektor usaha padat karya, dikarenakan rata-rata tingkat pendidikan- nya masih rendah (kebanyakan SMP ke- bawah).

Namun, ada? pula jumlah pengangguran dengan tingkat pendidikan lulusan SMA, SMK maupun Sarjana. Hal ini dapat diaki- batkan oleh sistem dan pola pendidikan yang hanya bersifat teoretis semata tanpa memperdulikan aspek-aspek praktis ?ser- ta hubungan dengan sektor usaha. Bagi lulusan perguruan tinggi terutama dari ilmu-ilmu sosial, sebaiknya diberikan pem- bekalan khusus yang berkenaan dengan persiapan sebelum dan setelah lulus.

Salah satu langkahnya yaitu melakukan penyuluhan bimbingan jabatan yang berisi penjelasan karir seputar dunia ker- ja, kecocokan minat/bakat dalam bekerja serta kiat-kiat dalam menghadapi proses seleksi, rekruitmen dan wawancara. Selain itu, alangkah lebih baik apabila setiap maha- siswa diikutsertakan dalam kegiatan seminar, training, kuliah umum, workshop, dan lainnya yang memiliki sertifikasi khusus sebagai nilai tambah bagi modal kompetensi diri pada saat berkarir di dunia kerja. Perguruan tinggi yang dapat melakukan sistematika proses pendi- dikan dan pembelajaran dengan mengkom- binasi unsur teori, praktek, bimbingan karir dan kegiatan bersertifikasi; tentunya selain akan menghasilkan lulusan berkualitas dan siap bekerja, namun menjadi ajang promosi pula kepada masyarakat luas agar menitipkan anak-anaknya pada perguruan tinggi tersebut.

Komunita: Jumlah perguruan tinggi di Jawa Barat sekitar 494 PT dengan jumlah mahasiswa sekitar 629.081 mahasiswa. Jika lulus 10 % tiap tahun diperkirakan output lulusan yang dihasilkan sekitar 62.908 calon pencari kerja lulusan PT. Bagaimana menyikapi potensi SDM dari output PT di atas agar tidak menjadi beban pengangguran?

Hening: Terdapat 4 pilar (Pemerintah, Dunia Usaha, Dunia Pendidikan dan Masyarakat) guna menunjang keberhasilan masyarakat dalam memperbaiki nasib hidupnya, maka senantiasa diharapkan dapat bersama-sama bergandengan tangan secara sinergis serta saling membantu agar dapat mengurangi beban dalam masalah pengangguran. Kita berharap semua lulusan perguruan tinggi dapat berkontribusi luas di tengah-tengah masyarakat dalam hal: menyumbangkan ide dan pemikiran, kemudian berbagi keilmuan hasil investasinya dengan tidak hanya dalam hubungan pekerjaan sebagai seorang pegawai/karyawan saja, namun mampu juga dalam melakukan wirausaha secara mandiri (en- trepreneurship).

Ketika suatu lowongan pekerjaan sulit ditembus atau dicapai, maka mengapa tidak dengan berusaha menggiring para lulusan perguruan tinggi tersebut berwirausaha sebagai solusi alternatif yang dipilih. Kita dorong memulai suatu usaha dari hal yang paling kecil terlebih dahulu hingga besar sebagaimana urutan suatu jenjang wirausaha, yakni mulai tingkat Mikro-Kecil-Menengah. Tingkatan mikro merupakan suatu rintisan memulai usaha (start-up business) bisa dilakukan mahasiswa keti- ka belum lulus, yakni dengan melakukan uji coba bisnis melalui wadah inkubator bisnis yang berada di tiap-tiap perguruan tinggi. Jika hal ini dapat diterapkan secara berkesinambungan dengan melihat bakat- bakat wirausaha muda dan didukung tim pendampingan wirausaha handal/kredibel maka tentunya akan dapat memunculkan paradigma berfikir yang baik bagi sektor dunia usaha baru. Sehingga dalam benak para lulusan perguruan tinggi tidak selalu berusaha untuk mencari pekerjaan, namun lebih dari itu yakni menciptakan lahan pekerjaan baru sebagai solusi alternatif.

Komunita: Adakah upaya membangun hubungan (link) antara lulusan perguruan tinggi dengan Dinas Tenaga Kerja provinsi Jawa Barat ?

Hening: Disnaker memiliki 2 program, yakni penyaluran tenaga kerja dan perluasan tenaga kerja. Untuk program penyaluran tenaga kerja berkaitan dengan sistem penempatan tenaga kerja baru melalui pameran-pameran bursa kerja guna memper- temukan antara orang yang sedang mencari pekerjaan (job seeker) dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Sementara untuk perluasan kerja dimiliki oleh orang-orang yang tugasnya menciptakan pekerjaan/lahan baru (job creator) dengan berjiwa wirausaha mandiri. Contoh, Balai Latihan Ketransmigrasian & Kewirausahaan Disnaker Provinsi Jawa Barat bertugas membimbing serta mengarahkan para pelaku usaha dengan rintisan usaha barunya. Yang paling memungkinkan bagi lulusan baru suatu perguruan tinggi atau dengan istilah fresh graduate adalah dengan cara mengarahkan serta mendorongnya kepada alternatif usaha melalui wirausaha mandiri, dikarenakan keilmuan serta pola paradigmanya masih mudah untuk dibentuk/disesuaikan.

Komunita: Bagaimana memotivasi setiap elemen perguruan tinggi melalui program yang ditawarkan pemerintah, khususnya Disnaker Provinsi Jawa Barat agar dapat memberikan solusi konkret (alternatif) disamping terdapatnya juga problematika dari aspek permodalan?

Hening: Sebenarnya kami tidak berjalan sendiri, namun telah dilakukan upaya melalui mekanisme penyuluhan bimbingan jabatan, dengan melihat hasil psikotest mengenai bakat dan minat dalam memilih suatu pekerjaan berdasarkan tingkat kecenderungannya. Selain itu dari aspek permodalan, pemerintah provinsi Jawa Barat memiliki program KCR (kredit cinta rakyat) yang dititipkan melalui Bank BJB dengan besaran plafon Rp. 50 juta. Bagi masyarakat yang berminat mengajukan pendanaan untuk biaya modal, biaya operasional, dan lainnya dapat memasukkan proposalnya melalui Dinas Koperasi & UKM ?Provinsi Jawa Barat sebagai unsur koordinator teknisnya.

Komunita: Wujud konkret pada Disnaker Provinsi Jawa Barat bagi lulusan perguruan tinggi yang telah mengikuti program perluasan/ penyaluran tenaga kerja?

Hening: Program yang telah digulirkan oleh Disnaker Provinsi Jawa Barat bersifat umum untuk semua kalangan masyarakat, jadi tidak hanya secara spesifik dikhususkan bagi lulusan perguruan tinggi. Kami men- ganggap bahwa mahasiswa lulusan pergu- ruan tinggi memiliki jiwa kreasi sendiri serta sudut pandang yang lebih baik dalam hal berusaha memperoleh pekerjaan. Biasanya para lulusan perguruan tinggi jauh lebih tahu dan kreatif dalam mencari informasi yang berkenaan dengan posisi lowongan pekerjaannya. Akan tetapi, dari pihak kami pun turut membantu menyebarkan infor- masi lowongan pekerjaan melalui berbagai cara, diantaranya: pameran bursa kerja (job fair), papan pengumuman, dan lainn- ya. Mengenai hubungan kerjasama secara khusus antara pihak Disnaker Provinsi Jawa Barat dengan institusi perguruan tinggi dalam rangka penyaluran posisi lowongan pekerjaan tertentu memang belum dilaku- kan secara formal. Mengingat ruang lingk- up antara pemangku kepentingan dan ke- wenangan dibatasi oleh wilayah kerjanya masing-masing sebagaimana prinsip dari otonomi daerah.

Rektor UTama membuka bursa kerja Widyatama 2015
Rektor UTama membuka bursa kerja Widyatama 2015

Ketika suatu lowongan pekerjaan sulit ditembus atau dicapai, maka mengapa tidak dengan berusaha menggiring para lulusan perguruan tinggi tersebut berwirausaha sebagai solusi alternatif yang dipilih

Komunita: Bila demikian, persoalan komunikasi dan koordinasi dari sisi ketenagakerjaan dalam lingkup otonomi daerah cukup penting diperhatikan. Sejauhmana implementasinya oleh daerah-daerah sehingga persoalan ketenagakerjaan tersebut dapat diatasi dengan baik?

Hening: Sepengetahuan saya belum ada kerjasama khusus yang dilakukan antar kabupaten/daerah dengan sifat lintas wilayah. Namun jika terdapat peluang mengenai lowongan kerja pada suatu kabupaten yang lebih menarik, maka akan banyak pula di- isi oleh pegawai dari berbagai daerahnya masing-masing. Bagi wilayah kabupaten yang memiliki tingkat UMK tinggi, maka siap-siap akan didatangi oleh penduduk pencari kerja dari kabupaten tetanggan- ya dengan tidak dibatasi oleh persyaratan tertentu. Hal ini tentu saja dapat dikatakan wajar terjadi, sebab setiap orang bebas menentukan nasibnya sendiri sehingga akan menimbulkan tingkat urbanisasi antar daerah menjadi semakin meningkat. Dari sisi kependudukan, jumlah migrasi orang- orang yang datang ke wilayah Jawa Barat ternyata lebih tinggi dibandingkan arus migrasi yang keluar (in-migration dari luar provinsi Jawa Barat dengan out-migration dari provinsi Jawa Barat keluar masih de- fisit). Oleh sebab itu, Gubernur memiliki program Jabar Mengembara. Yaitu suatu program yang ditujukan kepada setiap penduduk Jawa Barat agar memiliki keingi- nan dan mau mencari peluang kerja ke berbagai wilayah provinsi lain yang berpo- tensi besar dari berbagai aspek. Program ini disebut juga dengan istilah Diaspora Jawa Barat sebagaimana telah disebutkan oleh bapak Gubernur, yang bermakna bahwa melakukan aktivitas penyebaran hingga keluar negeri untuk semua angkatan kerja dari berbagai tingkat elemen masyarakat.

Komunita: Berapa persen target yang akan dicapai untuk mensukseskan program Jabar Mengembara ini?

Hening: Untuk target dalam arti bentuk angka persentase belum begitu persis dituangkan, karena mekanisme seluruhnya masih dalam tahap perencanaan namun implementasi yang sudah berjalan yakni dalam bentuk pengiriman TKI Jawa Barat keluar negeri diarahkan terlebih dahulu melalui balai latihan kerja (sifatnya formal). Yang menjadi persoalan dasar bagi penduduk Jawa? Barat? adalah masalah dalam rangka memperbaiki mentalitas. Kebanyakan orang Jawa Barat tidak ingin mencoba melakukan per-untungan keluar. Artinya hampir penduduk Jawa Barat lebih memilih bekerja ditempat asalnya sendi- ri meskipun tingkat penghasilannya tidak begitu besar. Namun di sisi lain, ada juga beberapa orang Jawa Barat yang secara mandiri telah berhasil mencapai keinginan dalam meraih impian dan masa depan di berbagai daerah lainnya, seperti di kepu- lauan Batam. Jadi, sebenarnya penduduk Jawa Barat itu tersebar secara sporadis di berbagai wilayah Indonesia meskipun tidak terorganisir dengan baik. (Written by Abdul Rozak)

 

Kuliah Umum Prodi Manajemen Wanna Success young? Go Entrepreneur

Program Studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen menyelenggarakan Kuliah Umum bertema Wanna Success? Go Entrepreneur. Acara yang dilaksanakan di Ruang ?Theater Lt.6 Gedung B Universitas Widyatama diikuti seluruh Mahasiswa Prodi Manajemen Reguler B. Hadir sebagai pembicara yaitu Agit Bambang Suswanto, S.E. (Owner Amble Footwear & Owner Mie Merapi)

Membangun Karir dan Kesuksesan Melalui Personal Brand

Sebagai lulusan baru, Anda mungkin ingin segera menempatkan diri di dunia kerja, mendapatkan pekerjaan yang baik, dan memulai karir Anda. Tapi apa strategi terbaik untuk mencapai itu?

Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan kerja semakin ketat dimana banyak lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka impikan. Namun, tidak sedikit lulusan perguruan tinggi setingkat sarjana maupun magister yang terpaksa menganggur karena kalah bersaing dan kurang mampu menunjukkan kelebihannya. Berdasarkan hasil survey dari Jobstreet.com (2011) lima alasan yang menyebabkan perusahaan menolak lulusan baru setelah wawancara karena calon tenaga kerja ingin mendapatkan gaji yang besar (64%), memiliki karakter, sikap, dan kepribadian yang buruk (60%), kemampuan berbahasa asing yang rendah (56%), keterampilan komunikasi yang rendah (52%), dan terlalu memilih jenis pekerjaan atau perusahaan (38%). Melihat kondisi seperti ini penting bagi individu untuk menemukan cara supaya dapat memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan. Anda harus menemukan suatu pembeda yang membuat Anda dinilai lebih dibandingkan dengan pesaing. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan membangun personal brand untuk pengembangan dan kesuksesan karir Anda.

Personal brand (merek pribadi) adalah alat penting bagi pencari kerja karena membantu menentukan atribut terkuat mereka demi menjual diri ke perusahaan. Tujuan membentuk merek pribadi menyangkut kepentingan membangun image seseorang demi mencapai persepsi positif mengenai dirinya. Personal brand merupakan kombinasi dari keterampilan, kepribadian, dan karakter unik seseorang yang membentuk sebuah identitas yang membuatnya berbeda dari yang lain. Labrecque, Markos, dan Milne (2011) menjelaskan bahwa personal brand dapat menangkap dan mempromosikan kekuatan dan keunikan individu terhadap target mereka. Menurut Morton (2011) personal brand telah menjadi komunikasi yang efektif antara seseorang dan orang-orang di sekitarnya yang membedakan mereka dari pesaing berdasarkan keunikan dan nilai yang berbeda. Barnett (2010) berpendapat bahwa individu perlu memikirkan diri sebagai merek produk yang dapat dilihat strategis dan kreatif di pasar yang kompetitif untuk membawa nilai maksimum bagi individu dan perusahaan mereka.

Dengan personal branding, seseorang dapat membangun diri di luar resume dan lebih menentukan siapa mereka dan bagaimana mereka bisa menjadi aset di berbagai perusahaan. Seperti produk komersial, setiap orang memiliki sebuah merek. Penting bagi Anda untuk mengevaluasi diri atau mencari tahu tentang apa yang perekrut perhatikan dari diri Anda. Sekarang.. Anda perlu memahami apa yang membuat merek pribadi terlihat, sebelum Anda mulai membangunnya. Berikut ini adalah langkah- langkah untuk membangun personal brand Anda:

Membangun pengetahuan dan kesadaran diri: melihat ke dalam diri sendiri

Titik awal dalam mengembangkan merek pribadi adalah dengan memahami diri sendiri. Apa kekuatan Anda? Apa kelemahan Anda?. Cari tahu tentang karakter Anda untuk mencapai sebuah merek yang autentik. Evaluasi terus menerus untuk mengetahui kelemahan diri dan melakukan perbaikan. Evaluasi diri sangatlah penting karena ketika anda berganti pekerjaan, perusahaan, dan tim maka Anda perlu beradaptasi jika peran Anda berubah.

Membangun pengetahuan diri: Melihat ke sekitar atau orang lain

Perhatikan sekitar Anda dan dapatkan pandangan lain. Dengan bercermin dari orang lain dapat menolong kita mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Bercermin pada orang lain lebih sebagai cara untuk meingkatkan kualitas probadi kita melalui pengaruh keteladanan orang lain. Anda juga bisa meminta pendapat orang lain untuk memberikan penilaian sehingga Anda bisa memperoleh masukan dan saran demi perbaikan kualitas pribadi.

Menentukan rencana karir masa depan

Apa rencana karir masa depan Anda? Tentukan Anda ingin menjadi apa? Jika Anda ingin bekerja sebagai professional, Anda ingin dikenal sebagai ahli di bidang apa? Anda ingin bekerja di perusahaan apa? Bagaimana rencana karir jangka pendek dan jangka panjang Anda?

Untuk mencapai tujuan karir tersebut, Anda bisa menerapkan teori S.M.A.R.T dari George T. Doran (1981) dimana tujuan itu harus Spesifik yaitu tujuan yang anda tetapkan harus jelas dan spesifik, Measureable yaitu tujuan anda haruslah bisa diukur, Achievable yaitu tujuan yang anda tetapkan harus bisa dicapai, Realistic yaitu membuat tujuan yang masuk akal yang dapat anda lakukan dan wujudkan, dan Time-Based adalah tujuan Anda harus dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Mengembangkan keterampilan

Terlebih dahulu identifikasi keterampilan yang dapat ditawarkan pada perusahaan. Anda dapat memberi contoh bagaimana Anda dapat berkembang dan menunjukkan prestasi terbaik. Perusahaan merekrut individu karena keterampilan mereka, kemudian memberikan mereka pekerjaan dan membayar mereka berdasarkan jabatan pekerjaan. Setelah itu kembangkan keterampilan yang masih lemah misalkan Anda memiliki kemampuan komunikasi berbahasa inggris yang kurang bagus, Anda dapat meningkatkannya dengan mengikuti kursus bahasa inggris atau anda memiliki kemampuan komunikasi yang buruk anda dapat mengikuti kelas public speaking atau aktif berkomunitas untuk menjalin networking.

Mengembangkan sikap positif

Bayangkan hal-hal yang positif, maka yang positif yang akan terjadi. Sikap positif yang Anda pilih merupakan kunci bagi Anda untuk meraih kesuksesan. Jadilah pribadi yang positif, membuat prioritas

untuk berhubungan dengan orang positif. Jika Anda akan melamar kerja, hadirkan pikiran positif, bangunlah kepercayaan diri, tunjukkan kemampuan terbaik Anda, yakinlah Anda akan berhasil dan layak memperoleh kesuksesan. Jika Anda mengalami kegagalan, tetap fokus pada tujuan karir Anda dan tinggalkan masa lalu. Percayalah Anda akan mendapatkan yang terbaik. Lakukan segalanya dengan positif dan kesuksesan akan menghampiri.

Memasarkan merek pribadi

Untuk membuat merek pribadi Anda bisa menggunakan alat pemasaran sebagai berikut:

  1. Surat lamaran dan CV

Ini adalah dokumen yang Anda butuhkan untuk melamar pekerjaan dan saat melakukan wawancara. Pastikan surat lamaran dirancang sesuai dengan pekerjaan yang Anda lamar. Pastikan Anda menyoroti keterampilan dan pengalaman yang relevan yang dapat dikontribusikan pada perusahaan misalkan menyertakan contoh konkret keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan posisi yang Anda lamar. Buatlah CV yang menarik yang mampu menunjukkan kekuatan utama sehingga meningkatkan minat pemberi kerja untuk mengundang Anda dalam wawancara.

  1. Social Media

Social media dapat menjadi tempat efektif bagi individu untuk menciptakan merek pribadi. Saat ini semakin banyak proses perekrutan menggunakan internet untuk mendapatkan informasi tentang kandidat pekerja mereka dan perekrut memberikan penilaian tentang apa yang mereka percaya tentang merek Anda.

Novika Candra Astuti, ST, MSM.
Novika Candra Astuti, ST, MSM.

Personal brand (merek pribadi) adalah alat penting bagi pencari kerja karena membantu menentukan atribut terkuat mereka demi menjual diri ke perusahaan

Mempromosikan merek Anda melalui media social seperti LinkedIn, Facebook, Twitter, Google+, situs lain (my space, personal blog) dapat anda manfaatkan untuk menciptakan profil online anda. Sebagai contoh tips jika Anda menggunakan LinkedIn, Anda perlu menampilkan foto terbaru, mencantumkan value yang Anda tawarkan, mencantumkan prestasi dan penghargaan terbaik, membuat CV yang factual dan actual, mengupdate skill terbaru, mintalah rekomendasi ke atasan atau kolega untuk memberikan komentar tentang kemampuan Anda, bergabung dengan group yang fokus pada bidang keahlian atau minat Anda, dan membangun hubungan dengan orang-orang yang bisa menjadi sumber daya untuk pengembangan karir Anda.

Akun LinkedIn adalah refleksi aktivitas karir kita. Maka kita harus aktif untuk mengupdate informasi-informasi ter- baru yang menonjolkan kelebihan kita misalnya jika naik jabatan, menerbitkan bukuataupaperbaru, menjadipembicara atau trainer segeralah mengupdate profil LinkedIn Anda. Selain itu, Anda dapat menunjukkan kemampuan dalam melihat sebuah fenomena atau tren bisnis dengan menulis artikel yang menarik, mengupdate status atau memberikan komentar tentang artikel lain. Oleh karena itu, jika kita ingin mendapatkan manfaat dari Linkedin, penting untuk membuat profil LinkedIn kita menarik dan membuat pembacanya terkesan.

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis?

SEKToR USAHA TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN CAREER CENTER:

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis?

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis 3

Dunia usaha lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dengan pengetahuan dan kemampuan yang spesifik. Sementara umumnya muatan kurikulum perguruan tinggi kurang mendorong pada aspek penguasaan kemampuan spesifik. Keban- yakan perguruan tinggi hanya mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, namun mengabaikan sisi kemampuan praktis dan teknisnya. Perkembangan kurikulum perguruan tinggi tidak berbanding lurus dengan perkembangan kebu- tuhan dunia usaha. Pendapat ini diperkuat Kadisnaker Provinsi Jawa Barat yang memandang sistem dan pola pendidikan hanya bersifat teoritis tanpa memperdulikan aspek-aspek praktis serta hubungan dengan sektor usaha. Perguruan tinggi juga seyogyanya dapat melakukan sistematika proses pendidikan dan pembelajaran dengan mengkombinasi unsur teori, praktek, bimbingan karir dan kegiatan bersertifikasi.

Pandangan ini apakah menunjukkan kesimpulan bahwa perguruan tinggi abai? Mari kita telusuri pendapat narasumber dari sektor ritel dan perhotelan.
[box]

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis?

Wawancara Solihin (Direktur Corporate Affairs PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk.)

[/box]

Kebanyakan perguruan tinggi hanya mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, namun mengabaikan sisi kemampuan praktis dan teknisnya.

Komunita: Banyak lulusan perguruan tinggi masih dalam posisi menganggur benarkah hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memenuhi persyaratan kerja yang diharapkan perusahaan?

Solihin: Saat ini, dunia usaha lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dengan pengetahuan dan kemampuan yang spesifik. Sementara umumnya muatan kurikulum perguruan tinggi kurang mendorong pada aspek penguasaan kemampuan spesifik. Sayangnya, perkembangan kurikulum ?yang ada selama ini tidak berbanding ?lurus dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha. Kebanyakan perguruan tinggi hanya mencetak lulusan dengan kemampuan akademik, namun mengabaikan sisi kemampuan praktis dan teknisnya.

Sementara pada kehidupan sektor dunia usaha seperti kami – Alfamart – lebih membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang memiliki kemampuan praktis. Jadi, idealnya keterampilan (skill) tentang kemampuan praktis memiliki porsi seimbang dengan kemampuan akademik. Selama ini kurikulum perguruan tinggi lebih mengedepankan penguasaan ilmu secara teoritis.

Komunita: Sesungguhnya apa yang diharapkan dan dilakukan dunia usaha, di sektor ritel – Alfamart dalam menerima seseorang karyawan?

Solihin: Yang kami harapkan sebenarnya kebutuhan tenaga kerja siap pakai dalam industri ritel dengan memiliki pengeta- huan ritel modern secara spesifik. Kemudian untuk memberikan keseragaman pemahaman, bagi setiap karyawan baru kami membekali dengan pelatihan (training) khusus tentang manajemen ritel modern khususnya yang diterapkan pada Alfamart. Karena itu, kami melakukan proses seleksi secara ketat, mulai dari standar kualifikasi administratif kemudian memberikan tes tertulis hingga terakhir adalah melakukan tes wawancara.

Komunita: Melihat kondisi yang serba dilematis mengenai tingginya angka pengangguran di atas, siapa yang bertanggung jawab terhadap hal ini?

Solihin: Semua pemangku kepentingan (stakeholder) memiliki tanggungjawab untuk memperbaiki sistem pendidikan di tanah air, namun idealnya perlu ada yang mengawali atau berinisiatif melakukan perbaikan terutama dari sisi para pemegang kebijakan atau pengambil keputusan (decision maker).

Komunita: Kerjasama apa yang telah dijalin dalam perekrutan tenaga kerja baru antara sektor ritel ? Alfamart dengan perguruan tinggi?

Solihin: Selama ini kami telah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dalam hal perekrutan karyawan baru. Akan tetapi pada umumnya kami cenderung mencari lulusan perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, memilih kerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan tertentu dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pada beberapa perusahaan yang mapan, mereka bahkan memiliki perguruan tinggi sendiri yang khusus mencetak tenaga kerja siap pakai untuk bidang usahanya.

Komunita: Pernah memanfatkan jasa Career Center/Career Development Center perguruan tinggi? Seberapa besar peranan Career center memenuhi kebutuhan perusahaan?

Solihin: Kami (Alfamart) memanfaatkan jasa career center di perguruan tinggi dalam rangka perekrutan karyawan baru. Saya kira career center bagi keduanya (antara dunia usaha dan pendidikan) sangat besar peranannya. Lembaga tersebut memudahkan kami dalam mencari dan memperoleh tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan perusahaan.

Komunita: Bagaimana seharusnya Career Center perguruan tinggi agar memenuhi harapan dunia usaha?

Solihin: Lembaga Career center seharusnya lebih proaktif dalam mengakomodir potensi para lulusan. Namun, lowongan kerja yang disediakan sebaiknya harus selektif. Artinya, career center tidak sekadar menjadi toko serba ada yang hanya menampung semua jenis lowongan pekerjaan tanpa menyesuaikan keberadaan jurusan dalam perguruan tinggi yang bersangkutan. Kemudian Career center juga harus mengakomodir kepentingan dunia usaha serta memberikan feed back bagi kedua belah pihak dalam artian harus saling menguntungkan satu sama lainnya.

Komunita: Seberapa sering Alfamart mengikuti pameran bursa kerja (job fair) yang dilakukan perguruan tinggi? Apa yang diharapkan?

Solihin: Alfamart hampir selalu mengikuti pameran bursa kerja (job fair) yang diselenggarakan perguruan tinggi, khususnya yang terkemuka. Karena industri ritel merupakan industri padat karya yang senantiasa membutuhkan karyawan baru dengan cepat dan terampil. Untuk berekspansi membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Oleh karenanya penyelenggaraan pameran bursa tenaga kerja sangat membantu kami. Namun, hanya calon tenaga kerja yang sesuai kualifikasi akan diterima. Kualifikasi dan persyaratan perusahaan yang kami tawarkan cukup beragam, tidak harus lulusan perguruan tinggi terkemuka dengan IPK tinggi dan multi-skill, namun dari berbagai perguru- an tinggi lainnya juga bisa ikut melamar. Sebab, masih terdapat serangkaian tes yang harus dilalui oleh para calon pelamar, seperti: tes psikologi (psikotest) dan tes wawancara. Kami sangat menyambut baik kegiatan pameran bursa kerja (job fair), karena mereka mempertemukan antara perusahaan dengan para calon pegawainya. (Written by Abdul Rozak)

 

[box]

Perguruan tinggi abaikan cetak lulusan berkemampuan praktis dan teknis 2

Wawancara Asriyani Pratiwi,S.E.,Ak – Assist HR&Training Manager

[/box]

Terkadang banyak para pencari kerja yang melamar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, sementara perusahaan tidak mempunyai atau belum menerapkan standar rekruitmen

Komunita: Banyak lulusan perguruan tinggi masih dalam posisi menganggur. Apa pendapat usaha jasa perhotelan?

Setiap lulusan seharusnya memiliki kemauan dan inisiatif mencari peluang pekerjaan melalui situs online maupun walk-in in- terview. Perusahaan selama ini telah mengadakan pameran bursa kerja (job fair) agar memperoleh para karyawan baik fresh graduate maupun yang berpengalaman. Proses ini kami lakukan agar kinerja mereka dapat diandalkan serta member manfaat maksimal ditempat pekerjaan (perusahaan).

Komunita: Pada sektor perhotelan apakah calon tenaga kerja umumnya telah memenuhi persyaratan kerja yang diharapkan? Dimana letak permasalahannya?

Asri: Dari pengalaman kami di usaha perhotelan, belum sepenuhnya tenaga kerja sesuai persyaratan yang kami harapkan. Namun animo masyarakat untuk bekerja di sektor ini cukup besar. Dari sekian banyak pelamar yang mendaftarkan diri di sektor usaha ini, umumnya dari lulusan non-pariwisata (non-perhotelan) bahkan potensinya boleh dibanggakan dibandingkan lulusan bidang perhotelan/pariwisata itu sendiri. Berdasarkan hal ini terkadang banyak para pencari kerja yang melamar tidak sesuai dengan latar belakang pen- didikannya, sementara perusahaan tidak mempunyai atau belum menerapkan stan- dar rekruitmen bagi karyawan barunya secara tepat.

Komunita: Apa yang disiapkan calon karyawan yang ingin berkarir di sektor usaha perhotelan?

Asri: Sebenarnya jika ingin berkarir di dunia perhotelan syarat utamanya ada 2, yaitu: memiliki kemampuan dalam bidang administrasi dan memiliki fisik yang menunjang. Secara fisik minimal good looking baik pekerja back office maupun front office. Sementara dari sisi administrasi harus sesuai dengan bidang/jurusan masing-masing, misalnya: bidang akun- tansi, bidang hukum, bidang marketing, dan lainnya. Untuk bidang tertentu seperti bagian desain komunikasi visual atau art design, kami melakukan perekrutan berdasarkan kompetensi dan jurusannya tersebut.

Komunita: Seperti apa kerjasama dengan perguruan tinggi agar kepentingan usaha perhotelan dalam rekrut karyawan terpenuhi?

Asri: Selama ini hotel telah menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi. Perguruan tinggi atau universitas diharapkan dapat menyediakan SDM (sumber daya manusia) yang berkompeten di bidangnya dengan perolehan nilai akhir berpredikat cum laude maupun yang memperoleh predikat memuaskan. Walau demikian, setiap calon tenaga kerja baru mengikuti beberapa tahapan tes; mulai dari seleksi berkas administrasi, lalu psikotest, kemudian tes wawancara yang disesuaikan dengan kebutuhan/formasi pihak perusahaan.

Komunita: Seberapa jauh memanfatkan jasa Career Center perguruan tinggi?

Asri: Pernah memanfaatkan jasa career center sekolah menengah kejuruan maupun perguruan tinggi. Namun, kami lebih banyak melakukan perekrutan dengan sistem tersendiri yakni melalui jaringan media sosial ataupun pameran bursa kerja (job fair).

Komunita: Kerjasama lain dengan sekolah, perguruan tinggi?

Asri: Kerjasama, seperti: PKL (training), kandidat pelamar yang baik serta memiliki background sesuai, daily worker tetap dan daily worker yang dibutuhkan pada saat tingkat hunian hotel sedang naik. (Written by Abdul Rozak)

Trace study dan career center menuju relevansi pendidikan

Prof. Dr. Ir. H. Abdul Hakim Halim, M.Sc.,

Prof. DR. IR. H. ABDUl HAKIM HAlIM, M.SC.,

Koordinator Kopertis Wilayah iV

Setiap perguruan tinggi diharapkan memiliki program untuk memperpendek masa tunggu lulusan dalam memperoleh pekerjaan.”

Pendidikan tinggi merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan sebelumnya, dan sebagai terminal akhir pendidikan formal yang menghantarkan peserta didik memasuki dunia kerja. Karena itu perguruan tinggi dituntut menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya serta tentunya semakin meningkatkan kualitas. Dulu, orientasi perguruan tinggi hanya berkisar pada pengetahuan, misal lulusan ekonomi dulu ditanya apa yang kamu ketahui? Tetapi sekarang yang ditanya adalah kamu bisa apa? Harapannya bahwa apa yang didapat di perguruan tinggi tak hanya ilmu pengetahuan tetapi kemampuan juga harus didapat. Pemerintah berkehendak agar para lulusan perguruan tinggi memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja serta bermanfaat bagi kemajuan bangsa ini.

Dalam kaitan tersebut kami berbincang dengan Kopertis Wil IV tentang lulusan perguruan tinggi dan career center menuju relevansi pendidikan.

Komunita: Bagaimana pandangan bapak mengenai career center atau pusat informasi ketenagakerjaan di perguruan tinggi disertai dengan perkembangannya?

Hakim: Diantara keberhasilan suatu perguruan tinggi adalah dilihat dari berapa lamanya seorang alumni, sejak dia lulus hingga diterima bekerja pada perusahaan. Oleh karena itu perguruan tinggi diha- ruskan memiliki data bagi para alumninya yang telah bekerja maupun yang belum (disebut tracer study). Nah, tentu saja setiap perguruan tinggi diharapkan memiliki program untuk memperpendek masa tunggu lulusan dalam memperoleh pekerjaan. Upaya dalam mengatasi masa tunggu tersebut, maka dibentuklah wadah bernama career center yang bertujuan untuk memfasilitasi antara lulusan/alumni perguruan tinggi dengan perusahaan sebagai penerima tenaga kerja. Hal ini ?pun dapat pula dilakukan dengan cara mengundang beberapa perusahaan dalam rangka melakukan perekrutan sekaligus wawancara secara langsung guna mem- peroleh SDM yang berkualitas.

Komunita: Lulusan perguruan tinggi baik pada jenjang S1 maupun S2 yang terserap di dunia kerja hanya 30% saja setiap tahunnya. Artinya ada sekitar 70% lulusan yang menganggur. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?

Hakim: Saya memiliki data tersebut pada tahun 2010, dengan jumlah sekitar

800.000 lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap di dunia kerja. Kemudian setiap tahun dari seluruh lulusan perguruan tinggi se-Indonesia meluluskan

300.000 alumni akan tetapi yang terserap hanya sekitar 200.000 saja, artinya yang 100.000 lagi akan menjadi penganggur. Yang menjadi penyebab semakin tingginya jumlah pengangguran dikarenakan adanya: 1.Mismatch yaitu ketidakcocokan antara apa yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan apa yang telah dihasilkan oleh kebanyakan perguruan tinggi. Misalkan: jumlah yang dihasilkan oleh program studi/Prodi X sudah jarang atau bahkan sama sekali tidak ada, akan tetapi masih saja program studi tersebut diselenggarakan. 2. Kualitas, artinya mutu atau standar yang dibutuhkan oleh perusahaan harus sesuai dengan potensi & tingkat kemahirannya. Setiap perusahaan yang merekrut karyawannya pasti memiliki standar tertentu sehingga apabila tidak sesuai maka secara otom- atis akan ditolak. 3. Pentingnya wadah yang bernama career center sebagai pusat informasi untuk menjembatani para pencari kerja dengan perusahaan penghasil pekerjaan.

Saat ini, banyak perusahaan dan perguruan tinggi melakukan berbagai pameran bursa kerja (job fair) dalam rangka menjaring para lulusan agar dapat dicocokkan minat/bakat sesuai dengan bidang pekerjaannya. Selain itu, kegiatan semacam ini pun ditujukan untuk menghindari adanya unsur penipuan yang marak diselenggarakan oleh perusahaan abal-abal (bodong). Contohnya perusahaan yang hanya menginginkan ijazah dari para calon pelamar tanpa ditindak lanjuti dengan serius mengenai posisi pekerjaannya.

Komunita: Sebagaimana penjelasan yang bapak sampaikan mengenai maraknya fenomena sarjana yang menganggur di usia produktif, menunjukkan adanya ketidakselarasan antara pendidikan tinggi dengan dunia kerja. Bagaimana peran pemerintah khususnya Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi dan Kopertis selaku otoritas bidang pendidikan tinggi swasta dalam menyikapi hal tersebut?

Hakim: Kami sudah memikirkan hal ini sejak lama disertai dengan dikeluarkannya UU Pendidikan Tinggi, serta Permendik- bud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Kemudian kita melakukan penyetaraan untuk semua pro- gram studi berdasarkan undang-undang dan peraturan tersebut agar sesuai dengan standarnya. Sebagai contoh: Program studi yang diselenggarakan di Universitas Widyatama dengan Universitas Parahyangan untuk bidang ekonomi belum tentu sama standarnya. Kami meminta kepada seluruh perguruan tinggi khususnya swasta didalam penyelenggaraan Tridarma-nya untuk memenuhi standar ini. Nah, jika tidak sampai memenuhi pada standar ini maka tidak akan terakreditasi. Oleh karenanya pemerintah menerbitkan peraturan mengenai standarisasi tersebut dalam rangka mengantisipasi mutu/kualitas program stu- di yang diselenggarakan perguruan tinggi.

Komunita: Diperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi sepanjang tahun 2020 hingga 2030 sebagai puncaknya. Saat ini penduduk usia produktif sekitar 48,9% dari 251 juta penduduk. Diperkirakan jumlah penduduk usia produktif pada tahun 2035 sebesar 213,92 juta jiwa. Jika hal ini tidak dapat diantisipasi sedini mungkin maka Indonesia akan kehilangan peluang emas. Bagaimana menurut pandangan bapak menyikapi hal tersebut guna menghindari keterpurukan pada generasi bangsa di masa mendatang?

 

Hakim: Artinya bahwa berdasarkan data statistik tersebut bisa saja disebut sebagai peluang bagi Indonesia jika memang memperoleh bonus demografi. Namun bagi saya, kesemuanya itu akan tergantung pada pendidikan. Apabila pendidikan tidak dijalankan dengan baik, pasti akan menjadi bencana begitu pula sebaliknya. Bayangkan, begitu banyak orang yang menginjak usia produktif namun masih saja menganggur. Kerjaannya melakukan demo saja tanpa memiliki kejelasan dalam memperoleh pekerjaan.

Jika hal ini semakin dibiarkan berlarut-larut, maka akan meningkatkan tindakan kriminalitas di masyarakat. Berbagai permasalahan? menurut saya merupakan sinyal/alarm sebagai tanda peringatan agar kita mampu menyelenggarakan sistem pendidikan tinggi yang benar. Jangan sampai bonus demografi tersebut malah akan menjadi bencana. Oleh karenanya berbagai aturan yang telah dibuat oleh pemerintah antara lain dalam rangka mengupayakan agar ?kita memperoleh bonus tersebut kemudian terus meningkatkan nilai APK (angka partisipasi kasar). Saat ini, nilai APK mencapai 27%, artinya bahwa ada sekitar dua puluh tujuh persen dari penduduk Indonesia berusia antara 18 – 24 tahun yang mengenyam pendidikan, berarti sisanya sebesar 73% tidak mengenyam pendidikan.

Nah, untuk kategori menganggur terjadi pada angkatan lulusan yang telah mengenyam pendidikan apalagi yang tidak sama sekali. Inilah permasalahan bangsa mengenai semakin besarnya jumlah pengangguran yang kemudian diperlukan penanganan lebih serius lagi. Titik utama yang menjadi fokus dan tanggung jawab atas seputar permasalahan tingginya angka pengangguran intelektual di Indonesia adalah ada pada lembaga perguruan tinggi tersebut. Jadi, kita harus melakukan monitoring serta mendorong agar perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam mensukseskan para lulusannya sehingga mencapai keberhasilan di dunia kerja. Selain itu, aplikasi tambahan yang perlu dilakukan oleh setiap perguruan tinggi yaitu dengan cara mengimplementasikan unsur pendidikan yang berkarakter (moral) pada setiap aspek keilmuannya.

Hal ini penting sekali guna peningkatan nilai budi pekerti serta nilai etika/kesopanan yang semestinya dipraktekkan sejak berada di bangku kuliah.

Komunita: Menurut pantauan bapak, sejauhmana program Career Center dan Tracer Study mulai diterapkan pada perguruan tinggi sebagai salah satu upaya menekan pengangguran?

Hakim: Pemerintah melalui lembaga BAN PT mulai mensyaratkan adanya tracer study bahkan sebagai syarat pula dalam penilaian akreditasinya. Kami selaku pihak Kopertis telah menghimbau kepada setiap perguruan tinggi swasta untuk melakukan kegiatan tracer study guna memonitoring keberadaan para alumni/lulusan baik yang telah bekerja maupun yang belum memperoleh pekerjaan. Adapun mengenai keberadaan lembaga career center itu sendiri pada perguruan tinggi, pihak kami tidak melakukan pengecekan satu persatunya. Namun jika dipandang dari segi kebermanfaatannya, memang sangat berguna dalam memfasilitasi dan memudahkan para lulusan memperoleh pekerjaan sesuai dengan minat keilmuan & bakat keterampilannya.

 

Career Center, Jembatan Karir Mahasiswa

Mencari sebuah pekerjaan merupakan sebuah tantangan cukup besar bagi seorang lulusan sarjana, sehingga membutuhkan persiapan matang untuk mendapatkan pekerjaan yang diimpikan. Untuk mempersiapkan lulusan untuk bekerja maupun berwirausaha. Berikut wawancara kami dengan ITB Career Center, salah satu career center pertama yang dirintis perguruan tinggi dengan tujuan menjembatani lulusan dengan dunia kerja.

Dr. Eng. Bambang Setia Budi, S.T., Mt, Direktur Itb Career Center

[box]

Bambang Setia Budi

Bambang Setia Budi

Assistant Professor

[email protected]

Education:

– Doctor of Engineering. Toyohashi University ofTechnology, Japan.

– Magister Teknik (Master of Engineering). Architecture ?Institut Teknologi Bandung, Indonesia.

– Sarjana Teknik (Bachelor of Engineering). Achitecture ?Institut Teknologi Bandung, Indonesia.

Research Subjects:

– Islamic architecture

– Vernacular architecture

– Theory of architecture and urban[/box]

Komunita: Apa yang menjadi latar belakang didirikan ITB Career Center?

Bambang: Sedikit cerita tentang sejarah, ITB Career Center didirikan para penda- hulu dengan nama CDC (Career Develop- ment Center), pertama kali di Indonesia. Perusahaan swasta yang menangani jasa ini belum ada. CDC bercita-cita memper- temukan antara alumni/lulusan dengan perusahaan, atau mempertemukan supply demand. Juga menyiapkan lulusan atau mahasiswa akhir bagaimana seharusnya mereka menghadapi dunia kerja, serta mereka agar memahamii dunia kerja ses- ungguhnya seperti apa? Karena, umumnya mereka belum memiliki gambaran yang matang tentang jenjang karir seperti apa.

ITB Career Center memiliki berbagai macam layanan. Mulai dari informasi lowongan kerja, aplikasi karir online, tes untuk aplikasi kerja, rekrutmen kampus, mock ?up interview hingga yang sangat dikenal oleh para pencari kerja adalah Integrated Career Day yang diselenggarakan setahun

dua kali. Layanan ITB Career Center dipandu para profesional, salah satu contohnya adalah Career Counseling, yang dipandu para psikolog. Career Counseling ini membantu mahasiswa maupun lulusan ITB untuk memilih karir seperti apa yang cocok bagi mereka.

Usia ITB Career Center sudah sekitar 17 tahun. Setelah beberapa tahun CDC berdiri, baru berdiri kegiatan sejenis yang lain- nya di luar ITB. Sekarang model ITB Career Center bersifat online. Sesuai perjalanannya sejak pergantian rektor, namanya berubah: pernah placement office, PCD professional, PAD. Alasan berubah kembali ke Career Center. Nama CDC di Google hanya didapat 30.000 sebutan, bila meng- gunakan career center didapat 6 jutaan sebutan. Orang kalau mendengar nama career center pasti sudah popular. Tahun 2010 kembali ke istilah ITB Carrer Center dengan desain logo baru.

Komunita: Tujuan carrer center?

Bambang: Core kita adalah service, yaitu layanan untuk service alumni, mahasiswa sendiri. Fokusnya pada karir mahasiswa, sifatnya persiapan, tes bakat dan konsel- ing menghadapi dunia kerja. Bagaimana mereka kalau mau lulus menyusun CV (curriculum vitae) yang bagus, apa yang ditaruh di CV, selain tentunya memahami wawasan tentang perusahaan yang dituju. Menyekenggarakan career sesion seperti seminar, pelatihan-pelatihan. Lowongan kerja dibuka melalui website, langsung

di apply. Traffic ITB Career Center antara lain ada di fasilitator media. Info-info dari newsletter. Untuk Twitter 35.000 an.

ITB Career Center juga memiliki berbagai macam program wirausaha. Salah satu- nya adalah Program Wirausaha Mahasiswa (PMW) yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini. Hal ini merupakan sebuah bentuk dukungan bagi lulusan ITB yang ingin menjadi entrepreneur. Karir bukan hanya bekerja secara profesional, tapi juga berwirausaha. Kami menyelenggarakan workshop, hibah untuk hal tersebut. Kami juga melakukan kegiatan tracer study, juga mengadakan divisi riset.

Selain itu, Career Center yang lahir tahun 1998 ini memiliki berbagai program se erti beasiswa dan program magang yang diselenggarakan oleh perusahaan. Hingga saat ini perusahaan yang tergabung dan memiliki kerjasama dengan ITB Career Center berjumlah sekitar 700 perusahaan.

Dengan jumlah tersebut semakin banyak peluang pekerjaan yang disediakan per harinya.

Komunita: membawahi berapa divisi?

Bambang: Divisi banyak, ada layanan pe- rusahaan dll. Email masuk hari ini banyak. Semua pelayanan informasi sudah kami lakukan.

Komunita: Alasan lain yang mendasari ITB Career Center berdiri, bukankah dengan nama besar yang dimiliki ITB, dunia kerja sudah tidak asing lagi mengenalnya?

Bambang: Dinamika masyarakat saya kira banyak berubah. Core pekerjaan kami ada di service, alumni perlu dilayani terus. Mis- al mereka pindah perusahaan, konsultasi free. Untuk itu kami melakukan sosialisasi bagus, main di media sosial. Alumni 2011 rata-rata register semua. Kami memberi- kan layanan career tersebut tidak dipung- ut biaya. Buat apa bayar Rp 30 000, se- harusnya gratis. Career Center di luar ITB, policy nya beda, mereka memungut biaya. Kami juga membuka peluang bagi alumni perguruan tinggi lain, tidak dibatasi untuk jadi member.

Komunita: Berapa persen lulusan yang terserap di dunia kerja dan berapa lama waktu tunggu saat lulusan telah lulus dan masuk ke dunia kerja?

Bambang: Dari data tiap tahun, mereka yang mencari kerja 70% mahasiswa dan alumni. Sisanya dapat dari kakak angkatannya, dosen dan relasi. Ribuan alumni telah kami jembatani career mereka. Kompetisi yang aktif misal UNEGES, IT, perbankan, retail, produksi, farmasi.

Hampir semua perusahaan segala bidang. Mereka mencari engineering dan ada yang tidak. HRD mereka progresif, biasanya private company, gas dan perminyakan yang paling tinggi, dengan salary yang tinggi. Fresh-graduate rata-rata 5000 USD.

Setelah 5 tahun di lapangan baru ke office. Mereka mencari tiap tahun. Gaji-gaji ter- tinggi dari perusahaan pengeboran min- yak, geologi, teknik kimia, teknik elektro, baru perencanaan, arsitektur. Bekerja di pengeboran rata-rata 16-18 juta/bln.

Masa tunggu 3 – 4 bulan atau rata-rata tiga sampai 4 bulan dapat pekerjaan pertama. Selama 2 atau 3 tahun lulus dilakukan riset, sekitar 50% tidak pindah pekerjaan. Sisanya pindah 2x, 1x, 3x sampai 10x. 2-3 orang ada yang demikian. 80% yang menggunakan career center sudah menjadi rekor dunia.

The best example in the world, yang paling bagus di ITB.

Komunita: Target ke depan?

Bambang: Melayani sebanyak mungkin, dimudahkan segala sesuatunya, mereka dapat kerja sesuai dengan minat dan bakat mereka. Itu capaian dari misi kami. Core layanan Career Center kami bukan untuk bisnis, tetapi melayani. Kami juga menyelenggarakan career counselling supaya mereka bisa curhat mengapa tidak lolos. Dipaksakan bisa, belum tentu maksi- mal dengan karirnya.

Komunita: Daya tarik ITB Career Center?

Bambang: Kalau dari sisi perusahaan mereka mencari SDM-nya dari berbagai sumber dan cara. Dari koran, website sudah
umum. Sumber dari kampus, salah satunya melalui Career Center. Kami menampung alumni atau prodi tertentu, dengan me-link kan ke prodi tersebut melalui career center. Kalau dari sisi mahasiswa/ alumni, mereka peroleh dari relasi,
orang tua, website, dan paling banyak dari Career Center 70%. Melalui ITB Career Center mereka hanya Klik aplly, kalau sudah login sudah bisa melamar. Bisa dari kamar, angkot, bisa langsung melamar ke 40-50 perusahaan, mungkin 100-200 job position tiap hari. Melalui ITB Career Center kami melakukan mapping, serta mempertemukan supply dan demand. Saat ini
pemerintah ? Dikti, perguruan tinggi harus memiliki career center. Melalui hal lembaga dan kegiatan career center lulusan
mempunya kerja atau siap ke dunia kerja.

Komunita: Ada tracer study bagaimana kaitan dengan kurikulum yang ada?

Bambang: Hasil tracer study dimanfaatkan dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum program studi (prodi). Artinya yang paling bagus menyusun kurikulum setelah mendapat feedback dari hasil tracer study. Di Indonesia awareness-nya baru sampai memenuhi syarat akreditasi. ITB sudah matang, metologi dan masukan data sudah bagus. Selanjutnya dikembangkan pemikiran yang bagus untuk membahas kurikulumnya. Ada lembaga pengkajian atau penjaminan mutu untuk itu. Di ITB awareness terkait tracer study dan pengembangan kurikulum sudah bagus walau belum menjadi acuan untuk berubah banyak.

Komunita: Yang mengikuti jejak ITB secara nyata banyak juga mahasiswa dan alumi cenderung mengabaikan. Mereka mencari sendiri.

Bambang: Tidak ada paksaan. Mau men- cari kerja sendiri bebas, mau registrasi di ITB Career Center silahkan atau melalui yang lain pintunya banyak. Untuk menarik mereka kita memberikan layanan yang baik kepada mereka. Untuk career center baru, mahasiswa perlu diberi arahan pentingnya career center yang memberikan manfaat bagi mahasiswa. Bila layanan bagus, mahasiswa pasti datang. Semua panitia pelaksana ITB Career Center dari mahasiswa.

Untuk menjadi panitia dilakukan seleksi, wawancara dan komitmen, karena ber- hubungan dengan institusi mewakili ITB, bukan hanya mewakili career center. Untuk pengembangan career center di perguruan tinggi disesuaikan dengan karakter kampus masing-masing. Diluar negeri fokus career center pada konseling. Jumlah mereka tidak sebanyak di Indonesia.

Komunita: Feedback hasil yang didapat dari perusahaan?

Bambang: Banyak via email. Misal kami melakukan survey untuk 48 perusahaan. 43 perusahana memberikan respon, dian- taranya HRD Astra, alumni ITB dll.

Komunita: Apakah ada keinginan membangun kemitraan dengan universitas-universitas yang ada di sekeliling dalam mengembangkan career center terutama bagi yang baru berdiri, aktualnya sebagai pembina dari career center yang ada? Meskipun dengan basis keilmuan yang berbeda.

Bambang: Kita telah buka gathering dan sharing 2 tahun lalu dan 1 tahun lalu khusus tracer study. Tahun-tahun kemarin harus kita share dengan mitra. Sama-sama saling maju dan mempunyai pengalaman abcd tentang career center. Untuk jalan ?ini, ITB ingin membantu alumni, serta mempunyai misi yang lebih tinggi bukan mendapatkan sekadar uang. Pendekatan ITB Career Center adalah layanan. Karena itu kerjasama kami dengan landasan visi yang sama yaitu service. Kita perlu bersama-sama menjalin kerjasama. Bila kerjasama terjadi antara perguruan tinggi yang belum mapan career center-nya yang mendapat keuntungan adalah private company career center-nya. (Rika R)