Wednesday, August 6, 2025
Home Blog Page 76

Amrus Ramadhan Profil Blues Man Sholeh

Amrus Ramadhan, siapa yang tidak kenal dengan Pria muda yang satu ini, sosok Pria tampan, kalem, humble, dan sholeh. Pria kelahiran Palembang, 29 Juli 1979 ini, Selain tercatat sebagai Dosen LB DKV, dia juga aktif sebagai musisi blues di Ruang Putih, Blues Libre, dan CEO (Chief Executife Officer) di ILC (Inner Light Creative). Dia sering dijuluki sebagai blues man sholeh atau yang dalam hal ini satu-satunya Pria muda Indonesia yang menggeluti dan berkecimpung di ranah Hawaiian music country khususnya Pedal Steel Guitar.

Berikut ini penuturan Amrus Ramadhan pada saat kami wawancara, Kamis 27 Maret lalu ;

Awalnya saat ke Bandung memang langsung memilih untuk kuliah di DKV Widyatama (dulu masih STIEB) karena ada informasi dari saudara bahwa 85% pengajarnya adalah dosen-dosen dari ITB. Sehingga ilmu yang didapati ialah semua pola pikir dan ide-ide yang para pengajar serta master mind yang tak dapat dituangkan

dengan bebas oleh mereka di ITB dapat leluasa ditanamkan di DKV Widyatama, sehingga menular pada mahasiswa. Sebelum lulus telah bekerja di Rektorat ITB sebagai divisi desain. Karena satu dan lain hal akhirnya keluar dan menekuni kembali basic saya yang menyukai musik sampai dapat tergabung dalam country road bersama Tantowi Yahya di Metro TV serta komunitas musik blues. Walaupun bermusik itu tidak berbasis kantoran tapi dapat memperluas kenalan serta networking bukan hanya mencari nominal saja. Mendapatkan bakat seni dari kakek (Abdul Manap) yang seorang musisi, seniman, pematung dan juga memiliki sanggar seni di Palembang. Berangkat dari keinginan bermusik yang sangat kental dan skill yang dimiliki akhirnya memilih DKV karena menurut pemikiran adalah apa yang dapat menempel dengan teknologi karena secara logika bila memilih ilmu seni murni, ilmu seni ini sudah saya miliki. Akhirnya dengan penggabungan semuanya mulai dari networking bisnis dengan seni ini dapat mendirikan event organizer bernama ILC (Inner Light Creative).

Saat kecil dengan opsi yang banyak sehingga kurang memiliki cita-cita menjadi apa kelak saat dewasa nanti, tetapi memang bakat yang menonjol adalah di bidang musik dengan skill atau keahlian bermain gitar yang mahir serta menggambar dan melukis terutama image wajah sehigga sering membuat gambar-gambar di baligo secara manual. Selain bermusik dan berbisnis juga ikut mengajar berbagi ilmu dan sangat dekat dengan kampus Widyatama karena sangat sering berkecimpung dalam berbagai kegiatan. Dari dulu sangat terinspirasi oleh bukunya Robert T Kiyosaki dimana kita harus berfikir menjadi investor dalam hidup sehingga waktu kita longgar dapat dihabiskan dengan keluarga dan hobi atau ketertarikan dalam hidup. Beriring dengan berjalannya hidup dan logika yang dipakai akhirnya menjadi tahu bagaimana caranya menuju sebuah titik kehidupan yang diinginkan berdasarkan amunisi (ilmu dan kecakapan) yang kita miliki.

Amunisi yang saya miliki seperti ilmu dari DKV dan seni serta musik ditambah relasi-relasi dan berkenalan dengan yang bernama mas Aji Bram akhirnya dapat membawa saya dan ILC walaupun kecil-kecilan menjadi partner IFBF (International Fashion and Batik Festival) yang asalnya hanya diselenggarakan di Zurich akhirnya dapat diselenggarakan juga di kota Bandung. Untuk acara tahun ini melibatkan rekan mahasiswa dari Universitas Widyatama dan juga juga melibatkan kerjasama Pemerintah Kota Bandung dan Kota Zurich. Pada awal saat berkenalan dengan Aji Bram saya mencoba memperkenalkan apa kemampuan yang saya miliki dan saya bisa. Saya mencoba untuk mendesain mulai dari logo dan segala hal yang bersifat grafik desain dalam versi saya tanpa memikirkan apakah akan berguna atau dipakai karena hasil akhir tergantung respon beliau. Akhirnya dengan beberapa faktor pendukung seperti keberuntungan dan determinasi serta usaha ILC dijadikan partner oleh Aji Bram yang awalnya hanya dari pertemanan semata.

Amrus Ramadhan

Apabila boleh untuk menggambarkan, diantara rekan alumni seangkatan, saya menggambarkan diri sebagai lulusan yang liar dalam artian bisa dianggap out of the box. Pernah bekerja kantoran, mengajar juga tapi mencari kehidupan juga dari bermain musik serta mengembangkan jiwa seni yang dituangkan dalam kreatif-kreatif desain. Saya bukan tipe orang yang senang berdiam diri seperti bekerja kantoran karena memiliki banyak keinginan dan cita-cita yang ingin diraih. Dengan kebulatan tekad maka semuanya harus dijalani walaupun resiko yang ditempuh juga cukup besar karena tak ada seorang pun yang dapat menjamin akan apa yang dapat diraih mulai dari tingkat kemapanan ataupun pencapaian yang dapat diraih. Untuk role model, kakek saya adalah salah satunya. Almarhum beliau yang secara langsung telah menularkan jiwa seni kepada saya. Kehidupannya pun layak juga dijadikan contoh mulai kala dia sebagai salah satu pejuang kemerdekaan sampai saat dia menjadi wirausaha (kakek adalah pendiri pertama perusahaan percetakan di Sumatra) yang sangat gigih dan ulet.

Cita-cita yang ingin diraih adalah sangat ingin suatu saat memiliki sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kreatif serta turunannya yang menangani event-event besar mudah-mudahan yang bertaraf internasional karena contohnya telah ada. Aji Bram yang kita tahu memiliki masa kecil yang berasal dari keluarga sederhana di Tulungagung dapat memiliki perusahaan fashion yang beralamat di Zurich Negara Swiss. Apabila beliau bisa kenapa kita tidak bisa. Saya ingin memiliki Perusahaan yang memiliki home base di Zurich karena semua orang tahu bahwa Zurich adalah kota yang memiliki biaya dengan standar tinggi dengan orang-orang yang memiliki penghasilan tinggi juga. Sehingga bila kita memiliki perusahaan yang berbasis disana maka para konsumen kita tahu standar harga yang perusahaan kita miliki juga mengikuti kualitas dan harga di Zurich Negara Swiss tetapi dengan biaya produksi rendah. Contohnya perusahaan Lurik Management milik Aji Bram yang memiliki basis di Zurich setiap tahunnya mengekspor seragam bagi perusahaan pelayaran di Negara Jerman yang dia produksi di kota Bandung, Cimahi dan Jakarta.

Dalam menjaga waktu antara minat dalam bermusik serta berbisnis serta membagi waktu dengan keluarga ser-ta sebagai pendidik. Saya memprioritaskan bagaimana caranya supaya hobi yang saya jalani dapat berjalan beriringan dengan usaha yang saat ini ?saya ?miliki ?yaitu? ?ILC. Jadi saat saya bermusik tak lupa saya? sebisa mungkin memperkenalkan perusahaan yang saya miliki supaya dapat berkembang maju dengan pesat sehingga paralel dimana energy yang kita keluarkan?dapat? ?memajukan? dua? hal yang kita miliki.

Kendaraannya adalah bermusik tapi misinya tetap mengembangkan usaha. Awalnya ILC itu hanya ?saya sendiri dan bila ada proyek maka saya lebih memilih outsource yang sudah teruji keahliannya. Tetapi setelah ILC menjadi partner IFBF maka saya harus menjadikan ILC sebuah legal yang memiliki orang-orang inti yang professional dibidangnya masing – masing sehingga untuk para director yang terlibat saya coba tawarkan bergabung dalam ILC. Kurang lebih saat ini ada 20 orang yang terlibat atau berada dalam unit inti ILC. Kesuksesan menurut saya adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan, perbuat atau lakukan sudah bermanfaat bagi orang banyak. Saat ini sedang berkembang akan fenomena sekolah alternatif non formal.

Dan menurut saya yang paling bagus adalah home schooling, yaitu konsepnya dimana gurunya adalah orang tua dan keluarga seperti kakak ataupun adik. Untuk permasalahan pendidikan saya lebih menekankan akan ekplorasi potensi yang dimiliki oleh anak atau individu. Karena setiap individu memiliki potensi dan kemampuan yang sangat berbeda. Akan menjadi sangat picik bila semua individu harus dipukul samaratakan menerima sebuah kurikulum pendidikan tetapi mematikan potensi besar yang dimiliki oleh setiap individu.

Dalam menilai diri sendiri. Kelebihan saya itu dinamis, kreatif, bertanggung jawab, dan dapat bekerjasama dalam tim. Kelemahan saya sendiri yang paling berat adalah terlalu perfeksionis walaupun ada toleransi juga dan bila tingkat perfeksionis itu diterapkan pada hasil pekerjaan rekan kerja bila tak sesuai dengan yang saya kehendaki saya jadi cenderung diam karena enggan untuk menyampaikan kekurangan yang ada dari hasil pekerjaan rekan kerja tersebut. Dikuatirkan kalau orang tersebut belum mampu mencapai standar yang saya terapkan. Selanjutnya kekurangan saya adalah sukar untuk mengontrol diri bila sudah bekerja yang terkadang dapat berimbas pada kesehatan.

Amrus ini pernah menulis theme song yang berjudul Aku Pergi di Film Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets yang bergenre anak remaja SMA sewaktu masih bergabung dengan Sevaa Band. Amrus juga menciptakan lirik theme song event IFBF yang berjudul IFBF (Indonesian Fashion & Batik Festival). Berbicara tentang Buku Favorit Amrus Ramadhan yaitu La Tahzan. Film yang disukainya yaitu Cut Nyak Dhien yang diperankan oleh Christin Hakim. Dan Musisi Blues Favorit diantaranya Eric Clapton, John Mayer, Geoge De Fretes (King of Hawaiian steel guitar in the world). Selain kakek (Abdul Manap) yang menjadi role modelnya saat ini, yaitu Aji Bram, fashion designer yang berasal dari Tulung Agung yang sangat sukses di Zurich, Swiss, dikarenakan kedekatan Aji dengan emaknya. Aji Bram ini sangat mengagungkan seorang ibu.

Pesan untuk rekan-rekan dan adik-adik mahasiswa yang memiliki kemampuan professional/kompeten di bidangnya, untuk selalu menjaga attitude/behavior (sikap), karena dengan tutur kata dan tingkah laku yang baik bisa membawa seseorang ke tahap yang diinginkan tentunya diiringi dengan komitmen semangat kerja yang tinggi dan berani untuk mengambil resiko. (*Fe)

Amrus Ramadhan

[box]Amrus Ramadhan

Lahir: Palembang, 29 Juli 1979

PENGALAMAN KERJA

Hobi : Musik, Baca, Melukis, Sepak Bola

2012 – sekarang

Sebagai CEO/ Owner INNER LIGHT CREATIVE Memimpin dan menjalankan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa desain grafis & multimedia serta event organizer.

2007 – 2011

Sebagai Dosen Luar Biasa di Fakultas Desain Komunikasi Visual Universitas Widyatama

PRESTASI

24 April 2004

Lulus predikat Cum Laude dengan IPK 3,66 dari Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Widyatama, Bandung.

2001 – 2002

Mendapatkan beasiswa berprestasi untuk 1 tahun di Universitas Widyatama, Bandung. 1 November 1995 Bersama The Seattle Stone Band, mendapatkan penghargaan sebagai Gitaris Terbaik Festival Musik Kampus yang diadakan oleh Universitas Sriwijaya, Palembang. 19 Desember 1993 Juara 1 Lomba Lukis Kreatif untuk tingkat SMP dalam rangka Hari Ibu ke 65, yang diadakan oleh TVRI Palembang.

PENDIDIKAN

1999 – 2004

Desain Grafis D4, Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Widyatama

1999

Komputer Grafis dan Desk Top Publishing di Multi Informa Komputer, Jakarta.

1994 – 1997

SMUN 15 Palembang.[/box]

Editorial

Editorial

Sidang Pembaca yang budiman,

Membicarakan pendidikan memang tidak pernah ada habisnya. Dalam arti kata, pendidikan terkait dengan generasi penerus kita selaku individu, keluarga, kelompok masyarakat, lebih-lebih bangsa. Indonesia, sebagai bangsa dengan populasi penduduk terbesar ketiga, dengan ragam budaya & kebinekaan, serta tersebar dalam gugus kepulauan nusantara – seluas Eropa yang tersegmentasi dalam banyak negara bangsa – menjadi sangat esensial dan berurgensi tinggi. Meminjam definisi Primadi Tabrani bahwa : Pendidikan sebagai sarana masa depan harus mampu? menghasilkan generasi yang sekaligus rasional, kreatif, bugar, dan berkembang emosinya. Tentu tidak bisa kita nafikan.
Sementara realitas membuktikan proses pendidikan kita mengalami dehumanisasi dan de-kontekstualisasi, berorientasi kuantitatif sehingga proses pendidikan tidak menyentuh aspek mendalam kemanusiaan peserta didik, yaitu akal budi dan
spiritualitas.

Kita juga terjebak pada dogma daya saing yang melahirkan standarisasi dengan perilaku evaluasi sebagai tujuan
tertinggi. Padahal proses penyempurnaan kualitas pendidikan berkesinambungan dan terinternalisasi dalam perilaku lembaga
adalah tujuan pendidikan sesungguhnya, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Era 80-an kita pernah abai akan pentingnya pendidikan budi pekerti yang merupakan sisi kemanusiaan kita. Sehingga 34 tahun kemudian kita menuai dampak. Kini kita dikenal sebagai bangsa korup, tidak ramah, pemarah (amuk massal), mendahulukan kekerasan fisik, materialistik, permisif, lemah etika.

Boleh jadi kita telah melakukan apa yang terbaik dilakukan di era reformasi yang telah berjalan lebih dari 16 tahun, tetapi
masih banyak persoalan pendidikan yang belum terpecahkan. Karena itu reorientasi pendidikan kita harus dimulai dari apa yang kita miliki, kemudian kemana bangsa kita akan menuju. Kata mencerdaskan kehidupan bangsa yang termaktub dalam perudangan kita barangkali bisa sebagai pemicu bagi gerak pembangunan kembali pendidikan, kesejahteraan dan kebudayaan kita. Kita telah melupakan diri dalam mengelola potensi bangsa di bidang maritim dan agraris, mengelola keberagaman, kebinekaan dan toleransi dalam membangun pendidikan nasional. Kita abai terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan struktural dan politik pendidikan; operasional di lapangan; anggaran pendidikan; dan budaya pendidikan seperti disiplin, kejujuran (Kompas, 2 Mei 2014).

Jawaban positif sebagian masyarakat adalah pendidikan alternatif. Komunitas-komunitas masyarakat mengembangkan sekolah alam, sekolah kreatif, sahabat bumi, art therapy center sebagai sebagian jawaban persoalan di atas. Kreativitas pendidikan alternatif adalah upaya masyarakat memperkaya sistem pendidikan nasional kita. Gagasan, pemikiran dan idealisme mereka sepatutnya kita simak dalam isu utama majalah KOMUNITA ini. KOMUNITA juga menyajikan rubrik lain
seputar pendidikan, ekonomi & perbankan, kepemimpinan, ragam yang merupakan olah pikir civitas academica terkait dengan profesi masing-masing mensikapi masalah dari pandangan akademis dan kemasyarakatan.

Selain itu kami sajikan tulisan rehat berupa aktivitas Widyatama, tamu kita/profil, lifestyle yang bisa kita simak bersama. Semoga upaya ini menjadi pendorong etos kerja kita sebagai insan-insan yang kreatif dan inovatif. Vivat Widyatama, Vivat Civitas Academica, Vivat Indonesia dan Nusantara tercinta.

Redaksi – Lili Irahali

Berpindah dari Zaman Informasi ke Zaman Konseptual

Tulisan ini bukan merupakan resensi buku, namun lebih bersifat upaya mengungkap sari pati dari buku A Whole New Mind: Berpindah dari Zaman Informasi ke Zaman Konseptual. Karya Daniel H. Pink.

Otak manusia terbagi dua bagian. Bagian kiri, sejak abad 18 dianggap sebagai bagian terpenting. Bagian ini yang dianggap menjadikan kita sebagai manusia. Isinya rasional, analitis, logis dan mampu mengolah bahasa. Sedangkan otak bagian kanan kurang dianggap, karena bersifat diam (tidak bicara / berbahasa), tidak logis dan instingtif. Baru di tahun 1950-an terbuktikan bahwa otak kanan bukan tidak penting, namun berbeda cara kerja atau menjalankan tugas yang berbeda. Otak kiri berpikir dengan runtun, sangat hebat dalam menganalisa dan menata kata. Otak kanan berpikir secara holistik, cepat mengenali pola-pola, dan mampu menafsirkan ekspresi nonverbal dan emosi. Sejak itulah disadari bahwa manusia mempunyai dua jenis cara berpikir.

Penelitian-penelitian berikutnya menyingkap fakta-fakta lain mengenai perbedaan cara kerja dua bagian otak manusia: otak kiri bersifat rentetan (linear), otak kanan simultan; otak kanan ahli dalam melihat gambar, menangkap bentuk, melihat semua unsur dari suatu situasi dan memahami maksudnya. Dalam menghitung otak kiri kita kalah cepat dibanding komputer, tapi dalam kemampuan mengenali wajah, komputer tercanggih di dunia pun kalah oleh otak anak kecil. Otak kiri ahli dalam teks; otak kanan ahli dalam konteks. Otak kiri ahli dalam menyusun what to say; otak kanan dalam how to say. Jika manusia berbicara hanya dengan otak kiri, maka akan terdengar seperti ucapan dari komputer, yang kering tanpa tekanan dan emosi. Terakhir, otak kiri ahli dalam menganalisa informasi, sedang otak kanan ahli dalam membentuk sintesa; karena otak kiri fokus pada detail, sedang otak kanan mampu menangkap gambaran keseluruhan.

Dengan peta di atas, di dunia terjadi dua rute cara berpikir, kecenderungan pilihan profesi dan hingga mempengaruhi cara hidup. Ada orang yang nyaman dengan cara pikir logis, mereka cenderung menjadi ahli hukum, akuntan dan insinyur. Orang yang nyaman dengan cara pikir holistik, intuitif dan nonlinier; cenderung menjadi penemu, seniman, desainer atau entertainer. Namun pada dasarnya, kultur kita tetap lebih menghargai pemikiran berorientasi otak kiri, dan merendahkan pemikiran berorientasi otak kanan. Akan tetapi kini terjadi perubahan besar-besaran. Pemikiran berorientasi otak kanan dianggap semakin penting. Penyebabnya adalah: Kelimpahan, Asia dan Otomatisasi. kesinambungan, konsisten serta adil.

Kelimpahan: hasil dari para pemikir berorientasi otak kiri (para pekerja intelektual) dan kemajuan industri, menyebabkan melimpahnya benda dan kecukupan. Semua orang memiliki barang secara berlebihan. Ironisnya, peran dan hasil pekerja intelektual menjadi kurang penting. Kemakmuran menyebabkan orang menempatkan harga tinggi pada hal-hal yang kurang rasional (yang lebih mempunyai sensibilitas berorientasi otak kanan); seperti keindahan, spiritualitas dan emosi. Tidak cukup lagi bisnis menciptakan produk yang murah dan berguna; tapi produk masa kini harus juga indah, unik, dan bermakna (memiliki aspek-aspek emosional).

Para insinyur terbukti berhasil membuat alat-alat yang berfungsi. Tapi masyarakat membutuhkan alat yang lebih dari berfungsi; tapi juga yang tidak biasa, yang memikat mata, dan menyentuh jiwa. Dan masyarakat siap membayar lebih mahal untuk produk yang didambakan (bukan diperlukan) ini. Ketika listrik dan cahaya bola lampu merata ke segenap pelosok, di Amerika lilin merupakan bisnis bernilai $2.4 milyar per-tahun. Ini bukti masyarakat makmur tidak sekedar butuh cahaya, tapi butuh keindahan, romantisme dan transendensi.

Asia: Para pekerja intelektual di Amerika dan Eropa, terancam oleh kehadiran para pekerja intelektual dari India, Filipina dan Cina, yang bekerja lebih baik, lebih cepat dan tetapi rela dibayar dengan sangat murah (dibanding para pekerja Amerika / Eropa). Di Amerika seorang ahli IT dibayar $7000 / bulan, ahli IT India cukup $1000 per bulan. Insinyur penerbangan dan antariksa di Amerika bergaji $6000 perbulan, pesaing dari India, Rusia cukup dengan $650 per bulan. Akuntan Amerika bergaji $5000 perbulan, akuntan Filipina puas dengan $300 per bulan. Maka terjadilah migrasi proyek / pekerjaan besar-besaran ke Asia. Para pekerja intelektual Amerika, Inggris, Jerman juga Jepang mengalami kehilangan pekerjaan dan gaji yang mengalir ke negeri-negeri berkembang berupah rendah.
Otomatisasi: Ada tiga yang pernah dianggap sebagai profesi unggulan, ketiga profesi tersebut sangat mengandalkan orientasi otak kiri: programer komputer, dokter dan ahli hukum. Namun kini hal itu tidak berlaku lagi, karena semua pekerjaan yang bersifat rutin (berulang-ulang) telah dapat digantikan oleh mesin (komputer). Maka para insinyur dan programer harus mengembangkan keahlian lain, yang lebih mengandalkan kreativitas ketimbang kompetensi; lebih pada pengetahuan implisit dari pada teknik manual; dan lebih mampu melihat gambaran menyeluruh ketimbang menggeluti detil.

 

Dalam dunia kedokteran, kini diagnosa awal dari penyakit dapat diperoleh melalui program komputer tanpa bantuan dokter. Karena terjadi ledakan database digital tentang informasi kesehatan dan medis yang mudah diakses secara online. Maka para dokter berubah peran, dari sumber analis dan informasi, menjadi penasihat yang penuh empati atas berbagai opsi pengobatan. Pola serupa juga terjadi dalam profesi hukum; terjadi ledakan data / informasi murah dan layanan jasa nasihat. Biaya pengacara yang mahal direbut oleh situs-situs web yang menyediakan layanan super murah. Maka pengacara yang dapat bertahan hanyalah mereka yang mampu mengatasi masalah yang lebih kompleks, menyediakan sesuatu yang tidak ada di database /software; tepatnya mengandalkan pemikiran berorientasi otak kanan.

 

Tantangan Indonesia saat ini adalah kualitas Kesimpulan: Dalam 150 tahun terakhir terjadi drama tiga babak: babak 1, Zaman Industri, banyak pabrik dan organisasi efisien memperkuat ekonomi. Karakter pokok babak ini adalah massa buruh dengan kualitas keahlian dan keunggulan fisik. Babak 2, Zaman Informasi, Amerika dan bangsa negara maju berkembang karena penguasaan informasi dan sumber daya pekerja intelektual. Produksi massal dialihkan ke negara-negara berkembang. Babak 3, ketika Kelimpahan, Asia dan Otomatisasi, semakin besar dan berpengaruh.

 

Dunia memasuki Zaman Konseptual. Zaman-nya para pencipta Yang memiliki kecerdasan emosional dan mampu berempati, dan menguasai pemikiran berorientasi otak kanan.
Bukan berarti pemikir berotak kiri akan mati, mereka tetap diperlukan, namun tidak lagi mencukupi. Di Zaman Konseptual, diperlukan cara berpikir baru yang UTUH: 1. bukan hanya fungsi tapi juga DESAIN (indah unik menyentuh emosi). 2. bukan hanya argumen tetapi juga CERITA, informasi dan data melimpah tidak cukup untuk menyusun argumen, perlu keahlian persuasi, komunikasi dan bercerita yang menyentuh. 3. bukan hanya fokus tapi juga SIMPONI, zaman industri dan informasi menuntut fokus dan spesialisasi, namun kini diperlukan kemampuan untuk menyatukan berbagai hal (simponi), bukan hanya kemampuan analisa tapi sintesa, melihat the whole picture yang melampaui batas-batas, dan kemampuan mengombinasikan hal-hal berbeda menjadi kesatuan utuh nan memikat. 4. Bukan hanya logis tapi juga EMPATI, kemampuan berpikir logis saja tidak cukup menjadikan kita sebagai manusia.

Dalam dunia yang dimana informasi mudah didapat dan alat analisa semakin maju, yang membuat manusia makin hidup adalah kemampuan memahami apa yang dapat membuat sesama bahagia, kemampuan menjalin relasi dan menaruh kepedulian pada sesama. 5.Bukan hanya keseriusan tapi juga BERMAIN. Ada waktu untuk serius tentu. Namun terlalu serius akan berakibat buruk pada karir dan kesehatan mental. Di zaman konseptual, kita semua butuh bermain. 6. Bukan hanya akumulasi tapi juga BERMAKNA. Kita hidup dalam dunia berkelimpahan materi yang mempesona. Semua itu membebaskan ratusan juta orang dari pergulatan hidup mengumpulkan kebutuhan sehari-hari, dan membebaskan kita untuk mengejar hasrat dan mimpi yang lebih berarti, seperti makna hidup, transendensi dan kepuasan spiritual. Singkatnya kini umat manusia membutuhkan high concept & high touch, dan ini hanya bisa dicapai dengan mempraktekkan cara berpikir utuh yang memaksimalkanperan otak kanan. (RDF)

Pendidikan, Kreativitas, dan Bahasa Rupa Dalam Peningkatan Kemajuan Bangsa

Prof. Primadi Tabrani

Komunita : Bagaimana pandangan bapak mengenai hakekat dari tujuan pendidikan ?

Prof. Primadi : Berdasarkan pengalaman dan inisiatif yang saya lakukan bersama dengan rekan-rekan dalam pengembangan pendidikan, sebenarnya telah mengarah pada pendidikan alternatif yakni proses belajar menuju kreatifitas. Jika makna pendidikan yang dilakukan oleh negara-negara barat lebih kepada proses perubahan maka di Indonesia muncul
pemahaman bahwa pendidikan merupakan proses kreasi. Oleh sebabnya mulai dari jenjang manapun –
dari tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi, pendidikan bukan sekedar proses transfer knowledge dan
menghafal melainkan dituntut agar dapat melakukan hal-hal yang bersifat kreatif. Pada masa sekarang,
suatu spesialisasi keilmuan kurang bermanfaat karena perkembangan penemuan-penemuan terbaru dalam
bidang teknologi sangat cepat. Oleh karenanya jika kita terus melanjutkan akan berkarat (tidak berguna
ilmunya) dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Dampaknya pada semakin tingginya angka
pengangguran. Dengan demikian harus digaris bawahi bahwa :Proses belajar (pendidikan) merupakan proses
kreasi untuk menciptakan sesuatu hal yang unik dan baru berkenaan dengan keilmuan yang ditekuninya?

Komunita : Mutu SDM kita dibanding dengan negara tetangga semakin jauh tertinggal. Sejauh mana hal ini
terkait dengan kecenderungan pola pendidikan kita ?

Prof. Primadi : Menghadapi semua kesulitan yang terjadi (red: mutu SDM tertinggal), maka kita tetap harus bersikukuh bahwa pendidikan seharusnya merupakan proses kreasi. Dalam artian jika suatu waktu keadaan menjadi semakin baik maka Indonesia akan berada di tingkat atas. Kunci untuk memperoleh ke-kreatifitasan sangat mudah dan simpel, tergantung dari adanya kemauan guna mencapai atau mendapatkan hasil yang kreatif tersebut. Saat ini, bangsa kita lebih cenderung
meniru-niru hasil karya orang lain. Contohnya: mulai dari musik (Indonesian idol) ? hingga sektor pendidikan, banyak sekali yang menjiplak (plagiat) hasil penelitian atau penemuan karya bangsa lain. Padahal pendidikan yang diterapkan di barat semula memang bersifat rasional, kemudian makin mengalami perubahan ke arah kreatifitas sehingga lebih maju berkali lipat
dibandingkan bangsa kita. Indonesia selalu terlambat 20 tahun dibandingkan dengan pola pendidikan barat, jika di barat saat ini sudah berfikir secara kreatif. Justru Indonesia masih saja menggunakan pola lama yang bersifat rasional, yang sesungguhnya mulai ditinggalkan. Inilah yang menyebabkan tertinggalnya mutu pendidikan yang selama ini diterapkan. Padahal hakekat citra manusia memiliki tiga kemampuan utama, yaitu : kemampuan fisik, kemampuann kreatif, dan
kemampuan rasio. Bedanya hanya perimbangan pada setiap manusia (lihat Limas Citra Manusia, Primadi, 2000)

Komunita : Bukankah proses peniruan dapat pula mendorong terjadinya kreatifitas ?

Prof. Primadi : Memang peniruan juga harus dilihat dari segi yang positif. Contohnya anak kecil yang sedang meniru dalam menyanyikan lagu orang lain ? pada akhirnya dapat pula merubah (lagu tersebut) sedemikian rupa sehingga hasil menirunya pun tidak sama persis. Hal ini berbeda dengan orang dewasa yang hampir serupa pada saat melakukan tiruannya, contoh: di bidang keilmuan barat. Oleh karenanya jika proses belajar kita ingin berhasil, maka pola pendidikan sejak usia kecil hingga dewasa diharuskan senantiasa mengalami perubahan ke arah kreatifitas sehingga memungkinkan kita untuk maju dengan melompat (Quantum Learning).

Komunita : Bagaimana mendorong otoritas dan komunitas pendidikan mewujudkan pola pendidikan ke arah kreatifitas ?

Prof. Primadi : Berdasarkan pengalaman saya dalam berbagai hal (red: pendidikan), saat ini telah nampak adanya perubahan melalui pemberdayaan masyarakat umum. Sebagian masyarakat mulai berinisiatif melakukan proses kreasi di bidang pendidikan tanpa harus menunggu anjuran dari pemerintah mengenai aturan dan lainnya, sebab pemerintah inginnya selalu
berada dalam kondisi aman (save). Melihat jenjang pendidikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sebenarnya Indonesia belum memiliki. Beberapa orang dikirim ke Amerika untuk mendalami pola pendidikan PAUD ? setelah itu mereka melatih guruguru Indonesia. Pola pembelajaran PAUD yang terjadi di Amerika sangat berbeda dengan di Indonesia, hal ini tentunya akan berdampak pada sistem, metode dan penerapan yang diajarkan kepada putera-puteri kita. Jangan sampai anak-anak kita dididik dengan mengikuti pola barat yang notabene sangat berbeda karakteristik dan budayanya. Karenanya, pendidikan
tradisional yang telah mengakar di Indonesia sebaiknya mulai dikembangkan lagi karena masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri, jangan sampai mengambil kurikulum dari barat yang sudah baku. Penelitian dalam bidang pendidikan yang menitikberatkan pada kearifan lokal budaya daerah setempat sebenarnya telah banyak dihasilkan dan bisa tumbuh, namun sedikit sekali orang-orang yang mau menerapkannya.

Prof. Primadi
Prof. Primadi

Komunita : Konsep bapak mengenai potensi manusia yang pada dasarnya ada 3, yaitu: fisik, rasio dan kreatifitas ?

Prof. Primadi : Menurut saya potensi manusia bisa lebih dari itu, namun kesemua aspek harus berjalan secara seimbang karena sama-sama penting. Contohnya: manusia lahir dengan terlihat fisiknya, kemudian pada waktu kecil tumbuh berkembang kearah kreatifitas dan setelah menginjak remaja mulai berfikir dengan rasionya. Potensi tambahan lainnya yg dimiliki manusia yakni: ada imajinasi, perasaan dan gerak ? yang hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam
dunia pendidikan, karena efek pencitraan pendidikan barat yang masih kental. Jika kita lebih mementingkan pada rasio, maka otak akan menjadi supervisor karena proses otak kiri yang lebih dominan daripada otak kanan. Padahal keseluruhan potensi manusia secara integral harus diberdayakan dengan baik.

Komunita : Jadi, apakah pendidikan itu pada intinya diharuskan mendorong pemikiran anak supaya berkembang menjadi kreatif ?
Prof. Primadi : Iya, benar sekali hal tersebut ? oleh karenanya marilah kita mulai dari apa-apa yang kita miliki, menjadikan alternatif pendidikan sejak dini dengan memberikan gambaran tentang suatu hal yang bersifat cerita; bukan mengenai keindahan semata. Sebenarnya anak kecil yang memiliki kemampuan dalam hal menceritakan ide-nya melalui gambar
merupakan suatu anugerah dari Tuhan, sehingga tugas para guru adalah hanya memberikan motivasi supaya anugerah Tuhan ini dapat berkembang. Saat ini di Indonesia betapa sulitnya memberikan ide perubahan dalam bidang pendidikan. Oleh karenanya jika kita tidak mampu merubah melalui saluran resmi, maka jalan yang ditempuh dengan bergerilya secara mandiri;
dengan harapan suatu waktu ketika pemerintah sadar, kita siap segalanya.

Komunita : Bagaimana kita dapat melakukan lompatan dalam bidang pendidikan ?
Prof. Primadi : Jika bangsa Indonesia mau melakukannya dengan sungguh-sungguh maka kita dapat melakukan lompatan yang berarti, akan tetapi kebanyakan tidak maunya. Contohnya: jika kita membahas mengenai 2 dimensi ? kebanyakan
masih menggunakan 2 dimensinya Newton = Panjang dan Lebar tanpa dimensi waktu. Sedangkan kalau 2 dimensinya Enstein menggunakan = Panjang, lebar, dan waktu. Nah hingga saat ini, bangsa kita masih menggunakan Newton yang notabene sudah lebih lama jamannya dibandingkan dengan Enstein. Oleh karena itu bangsa kita selalu lambat dalam memaknai suatu
ilmu ? maka hal inilah yang seharusnya mendapat perhatian serius dan penting oleh pemerintah, jika kita ingin maju dan survive.

Komunita : Setelah kita memahami arti penting suatu kreatifitas dalam dunia pendidikan, maka bagaimana
hal ini jika dikaitkan dengan Bahasa Rupa ?
Prof. Primadi : Sejak jaman dahulu, manusia prasejarah mulai bertutur dan menggambar (dua anugerah utama dari Tuhan). Proses menggambar adalah anugerah yang memungkinkan manusia dapat mengembangkan banyak sekali ilmu. Contohnya :
gambar anak dan prasejarah yang telah menggunakan dimensi waktu (ruang dan waktu tidak dapat dipisahkan sebagaimana pernyataan Enstein). Oleh karena itu proses penggambaran yang terjadi pada jaman tersebut merupakan cikal bakal terjadinya ilmu fisika, matematika, dll. Contoh lainnya adalah Candi Borobudur, dimana relief gambarnya terdiri atas empat paragraf tersebar di tiga halaman yang kemudian dilebur menjadi satu panel. Candi Borobudur jika dilihat pada relief gambar sayembara memanah, maka banyak berpendapat bahwa Budha adalah yang sedang melakukan panah padahal ada satu orang penting berada dibawah payung, kemudian mengira orang tersebut adalah Budha. Hal ini diperkirakan bahwa ada kemungkinan orang yang memahat Borobudur bisa lebih dari satu karena masing-masing berada dalam dimensi tempat dan waktu yang berbeda. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa relief gambar prosesi sayembara memanah di Candi Borobudur
terdiri atas sejumlah adegan (sekuens). Anugerah yang diberikan Tuhan melalui gambar-gambar tersebut sungguh luar biasa sehingga dari gambar tersebut maka berkembang menjadi suatu ilmu pengetahuan.

Komunita : Proses kreatifitas dalam dunia pendidikan sangat penting untuk dikembangkan, namun bagaimana
hasil dari pendidikan masih belum melahirkan orang orang yang berbudi pekerti baik ?
Prof. Primadi : Bila kita perhatikan sejumlah tayangan televisi, hampir semua program acaranya banyak meniru dari bangsa barat; contohnya yaitu: Indonesian Idol, Fear factor dan acara reality show lainnya yang memberikan efek pencitraan bagi generasi muda. Begitulah keadaan bangsa kita, yang menginginkan segala sesuatunya dengan mudah (instant) ? tanpa
adanya suatu perjuangan/pengorbanan terlebih dahulu. Seharusnya kan sebagaimana pepatah mengatakan bahwa Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Orang-orang yang melakukan tindakan sesuai dengan pepatah tersebut sangat sedikit, hal ini tergantung dari adanya kesadaran dan kemauan dari sejumlah elemen masyarakat yang menginginkan perubahan. Saya selalu mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa jika kita ingin merubah bangsa Indonesia maka tempuhlah dengan pendidikan yang kreatif oleh karenanya saya sangat senang jika dalam dunia pendidikan dapat melahirkan orang-orang kreatif serta berbudi baik (minimal 10% aja ? akan mampu merubah Indonesia menjadi lebih baik di masa mendatang).

Komunita : Pandangan bapak mengenai kurikulum pendidikan dasar yang menggabungkan antara unsur teori dan aplikasinya di luar kelas, contohnya sekolah alam ?
Prof. Primadi : Pendidikan seharusnya dilakukan secara totalitas, termasuk pendidikan alam karena kita semua merupakan bagian dari alam baik di daratan maupun lautan. Pendidikan juga diharuskan mengedepankan unsur budaya dan adat istiadat dari wilayah setempat sehingga kita dapat memahami secara benar segala ilmu yang dibutuhkan bagi pengembangan daerahnya masing-masing ? nah inilah yang disebut sebagai local content. Jadi kita mampu belajar menghargai alam, kemudian bersinergi dengan alam sehingga nantinya akan mengetahui bahwa diri kita adalah bagian dari alam (bukan penguasa alam). Begitulah pendidikan yang diharapkan oleh bangsa ini mulai dari dasar hingga perguruan tinggi agar diri kita tidak merasa sombong dan berbuat kerusakan di muka bumi.

Komunita : Apakah bapak yakin bahwa ke depan dunia pendidikan di Indonesia akan mengalami perubahan yang berarti ?
Prof. Primadi : Mau tidak mau kita harus tetap optimis ? untuk dapat melakukan perubahannya. Jadi serendah apapun kualitas pendidikan kita sekarang ini, kita harus memiliki keyakinan bahwa suatu waktu akan mengalami kemajuan dan bangkit dari segalanya. Hal inilah yang sebaiknya ditanamkan dalam diri setiap generasi muda agar mereka memiliki kemauan dan niat baik dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. (Ar-Lee)

PENDIDIKAN ALTERNATIF Pengayaan Bagi Sisdiknas

Baru-baru ini dua peristiwa membuat kita terhenyak dan miris, yaitu : kekerasan seksual terhadap siswa TK di lembaga tempat mereka tumbuh dan belajar membedakan baik dan buruk, serta kematian mahasiswa STIP akibat kekerasan para seniornya. Memang sederet isu miring terkait dengan praksis pendidikan masih terpelihara di sekolah. Ketika orang tua, sistem persekolahan lebih menghendaki peserta didik mendapat juara, lulus ujian nasional dan IPK (indeks prestasi kumulatif) 3 koma atau 4, daripada mengharapkan mereka mampu mensikapi masalah kehidupan secara proporsional. Ukuran keberhasilan pendidikan formal ibaratnya hanya dilihat dari tingkat kelulusan, dan prestasi kemenangan dalam berbagai lomba. Akhirnya ukuran kuantitatif lebih dominan dari pada substansi kualitatif pendidikan. Jelas hal itu menggambarkan secara struktural jajaran birokrasi, guru/dosen hingga orang tua melakukan kekerasan terhadap peserta didik.

PENDIDIKAN ALTERNATIF Pengayaan Bagi Sisdiknas

Dalam konteks yang lebih luas semakin berkembangnya dekadensi moral: korupsi, narkoba, tawuran masal, kriminalitas, pembunuhan, pemerkosaan baik terhadap orang lain maupun terhadap keluarganya sendiri, langsung atau tidak langsung bersentuhan dengan pendidikan. Kondisi zaman yang penuh hiruk pikuk dan kekacauan, kemerosotan akhlak dan permasalahan masa depan yang penuh ketidapastian. Sementara, pendidikan kini tidak menghasilkan manusia terdidik, karena keterdidikan seseorang semestinya ditunjukkan oleh perilaku mereka. Realitas tersebut membuktikan pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya, tidak mendewasakan peserta didik, tidak menumbuhkan pola berfikir, tidak menghasilkan manusia terdidik, membelenggu, serta belum mampu memenuhi tuntutan globalisasi (Paulo Piere, 1999) Karena itu perlu paradigma baru arah pendidikan nasional yang menyangkut persoalan fundamental dalam mengelola potensi bangsa di bidang maritim dan agraris, mengelola keberagaman, kebinekaan dan toleransi sebagaimana diinginkan para pendiri bangsa. Maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan : struktural dan politik pendidikan; operasional di lapangan; anggaran pendidikan; dan budaya pendidikan seperti disiplin, kejujuran (Kompas, 2 Mei 2014).

Pembaruan Pendidikan (Pendidikan Alternatif)

Sangat diperlukan sebuah terobosan pendidikan yang diharapkan mampu mengeluarkan bangsa Indonesia dari permasalahan tersebut yaitu pendidikan yang mengakomodir kebutuhan jasmani dan rohani (intelektualitas dan moralitas). Dalam konteks kebangsaan sesungguhnya para para pendiri bangsa sudah mengamanat hal ini

dalam UUD 1945.

Lendo Novo perintis sekolah alam memandang tujuan pendidikan harus mengacu pada tujuan penciptaan manusia, yaitu sebagai Khalifatullah fil Ardh (Pemimpin di muka bumi). Untuk memenuhi syarat sebagai Pemimpin di muka bumi, maka anak manusia harus dibekali : 1) Cara tunduk kepada Sang Pencipta yang sering kita sebut sebagai Ketakwaan yang direpresentasikan dalam bentuk akhlak mulia; 2) Cara tunduk makhluk lain kepada Sang Pencipta yang sering kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang direpresentasikan dalam bentuk logika ilmiah; 3) Cara memimpin alam semesta yang direpresentasikan dalam bentuk kepemimpinan; 4) Cara hidup yang seimbang dengan alam semesta yang direpresentasikan dalam bentuk berbisnis ramah lingkungan (Lendo Novo, Komunita edisi 10, 2014).

Primadi Tabrani lebih menekankan pada membangun tiga potensi dasar manusia. Maka tujuan pembaharuan pendidikan (pendidikan alternatif) adalah agar pendidikan sebagai sarana masa depan mampu menghasilkan generasi yang sekaligus rasional, kreatif dan bugar, selain berkembang emosinya. Karena itu, proses pendidikan harus mampu menggali hubungan dan mengintegrasikan tiga potensi dasar manusia yang berupa potensi fisik, potensi rasio dan potensi kreatif secara dinamis. Potensi fisik berkaitan dengan fitness (kebugaran), potensi rasio berkaitan dengan correctness atau rightesness (kebenaran, kelogisan) dan potensi kreatif berhubungan dengan goodness (kebaikan) yang sifatnya subjektif. Setiap manusia memiliki semua potensi tadi, tapi dengan tingkat dan derajat yang berbeda-beda, sesuai dengan bakat dan lingkungan di mana ia tumbuh.

Manusia, dalam hipotesis Primadi, berhasil melampaui dan mematahkan proses evolusi material (organik dan inorganik) menjadi evolusi kultural. Kemampuan manusia dalam menciptakan dan mengubah sesuatu?disebut dengan berkreativitas?yang membuatnya berbudaya. Kemampuan kreatif inilah yang membedakan manusia dengan binatang, dengan benda material, dan bahkan dengan komputer yang canggih sekalipun. Kreativitas bisa juga dihubungkan dengan imajinasi dan kemampuan untuk melihat secara menyeluruh dan tidak terkotak-kotak.

Perkembangan dan pengkotak-kotakan keilmuan menjadikan tiga potensi dasar manusia ini mulai beratropi, pecah dan berkembang secara tidak seimbang. Di Barat, potensi kreativitas mulai terdegradasi dan lebih mementingkan rasionalitas. Sementara di dunia Timur, potensi kreatif terlampau dipentingkan, yakni berupa penghayatan dan eksplorasi ke dalam diri, sehingga rasionalitas terabaikan.

Dampaknya, dunia Timur relatif tidak memberikan sumbangan yang berarti dalam dunia pemikiran, sains dan teknologi. Demikian juga, ketidakseimbangan ini terjadi dalam perkembangan diri manusia. Secara alami, urutan perkembangan ketiga potensi ini adalah dari fisik, ke potensi kreatif, baru kemudian rasio. Tapi dunia pendidikan dewasa ini seringkali terlampau mengedepankan rasionalitas dan memberangus kreativitas (Primadi Tabrani, 2006).

Pendidikan Alternatif dan Pengayaan Sisdiknas Pendidikan alternatif yang berkembang di Indonesia semisal : Sekolah Alam, Sahabat Bumi, Sekolah Kreatif atau lainnya dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Maka pendidikan alternatif yang digagas masyarakat tersebut jelas memperkaya sistim pendidikan nasional kita. Karena sesungguhnya standar nasional pendidikan yang diwujudkan dalam ketentuan perundangan dan peraturan pemerintah hanya sebagai acuan normatif yang bisa diperkaya melalui kreativitas anak bangsa.

Upaya transformasi pendidikan telah dimulai ketika diundangkan Sistim Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 yang kemudian ditopang Kurikulum 2013 yang baru saja diberlakukan. Hal-hal mendasar transformasi tersebut terungkap dalam pasal-pasal berikut :

  1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1, ayat 1).
  2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1, ayat 2).
  3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1, ayat 3).
  4. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Bab II pasal 3).
  5. Fungsi Pendidikan Nasional yakni : mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 2).
  6. Penyelenggaraan Pendidikan berdasarkan prinsip demokratis, berkeadilan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa; prinsip satu kesatuan yang sistemik; prinsip pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik; prinsip keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik; prinsip pengembangan budaya membaca, menulis dan berhitung; prinsip pemberdayaan semua komponen masyarakat” (Bab III Pasal 4).
  7. Hak dan Kewajiban : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan “Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan” (Bab IV, pasal 5).
  8. Bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak : “mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”, dan “mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya” (Bab V, pasal 12).
  9. Standar Nasional Pendidikan : “Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala (Bab IX, pasal 35).
  10. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standard nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik; Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik indonesia dengan memperhatikan : a) peningkatan iman dan takwa; b) peningkatan akhlak mulia; c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d) keragaman potensi daerah danlingkungan; e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f) tuntutan dunia kerja (Bab X, pasal 36).
  11. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan: “Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban : a) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis; b) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya” (Bab XI pasal 40 ayat 2).
  12. Sarana dan Prasarana Pendidikan: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,dan kejiwaan peserta didik” (Bab XII pasal 45 ayat 1).

Belajar dari hakekat penciptaan dan sejarah manusia, realitas permasalahan kekinian yang kita hadapi serta memperhatikan pasal-pasal UU Sisdiknas tersebut di atas, maka pendidikan alternatif adalah upaya kreatif komponen bangsa dalam memperkaya sistem pendidikan nasional bagi penguatan potensi manusia dan bangsa Indonesia. Agar

manusia Indonesia bisa tampil maksimal dalam aktualisasi keseluruhan potensinya dengan dinamis dan seimbang. Agar manusia Indonesia bisa menyadari dan menemukan eksistensinya di dunia ini, untuk apa ia tercipta, sebagai makhluk Tuhan yang mendapat kehormatan untuk meneruskan proses evolusi budaya, di muka bumi. Karena itu keberadaan pendidikan alternatif patut mendapat dukungan semua pihak. Semoga. (Lee – mei2014)

Pendidikan Alternatif Pengayaan Kurikulum (K-13) Versi Indonesia

Wawancara dengan Lendo Novo ? Penggagas Sekolah Alam

 

Komunita : Pendidikan di Indonesia pada umumnya seperti apa ?

 

Lendo Novo : Sejak tahun 2009, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sudah mulai mengenalkan Kurikulum yang mengutamakan pendidikan karakter/akhlak. Respon masyarakat dan pegiat pendidikan sangat positif terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas akhlak anak Indonesia. Tepat pada tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya memulai sebuah revolusi pendidikan yang mengutamakan akhlak sebagai ruh bagi seluruh mata ajar yang wajib dipahami oleh siswa, yaitu penerapan Kurikulum 2013 (K-13). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum khas Indonesia yang dirancang oleh ahli-ahli Indonesia dan bersifat revolusioner (perubahan bersifat fundamental dan drastis). K-13 sangat mengutamakan pembentukan akhlak mulia dan logika ilmiah yang kuat. Dengan K-13 diharapkan anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi anak yang sholeh dan berotak cemerlang.

 

Komunita : Apa sesungguhnya Hakekat dan Tujuan Pendidikan yang seutuhnya itu menurut Anda ?
Lendo Novo : Hakekat dan Tujuan Pendidikan menurut pandangan kami harus mengacu pada tujuan penciptaan manusia, yaitu sebagai Khalifatullah fil Ardh (Pemimpin di muka bumi). Untuk memenuhi syarat sebagai Pemimpin di Muka Bumi, maka anak manusia harus dibekali :
1. Cara tunduk kepada Sang Pencipta yang sering kita sebut sebagai Ketakwaan yang direpresentasikan dalam bentuk akhlak mulia.
2. Cara tunduk makhluk lain kepada Sang Pencipta yang sering kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang direpresentasikan dalam bentuk logika ilmiah.
3. Cara memimpin alam semesta yang direpresentasikan dalam bentuk kepemimpinan.
4. Cara hidup yang seimbang dengan alam semesta yang direpresentasikan dalam bentuk berbisnis ramah lingkungan.
Ke-empat pilar inilah yang sebaiknya dijadikan sebagai ruh dari Kurikulum Pendidikan yang terbaik sepanjang masa.

 

Komunita : Apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia sejauh ini ? (Apakah dari system pengajarannya? Atau dari kurikulumnya yang terlalu berat yang hanya memfokuskan kepada hal yang memacu otak kiri anak saja? Ataukah dari pendidiknya sendiri yang seharusnya menerapkan bahwa Pendidik mulai dari PAUD,TK/SD itu seharusnya selevel Profesor seperti layaknya di Amerika sana? Dengan harapan pendidikan tingkat dasar mendapatkan pendidikan yang benar yang sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia).

 

Lendo Novo : Kesalahan pendidikan sebelum dilaksanakannya K-13, adalah pengabaian terhadap pendidikan karakter/akhlak. Hal ini tercermin dari rusaknya moral bangsa. Pada tahun 70-an bangsa Indonesia dikenal oleh dunia sebagai bangsa yang ramah, santun, suka menolong dan gotong-royong. Pada waktu itu hampir semua pegiat pendidikan sangat fokus pada pembentukan karakter/akhlak peserta didik. Sehingga sikap itu tercermin dalam perilaku sehari-hari dan mewujud menjadi karakter bangsa.
Dimulai dari era tahun 80-an hingga hari ini pendidikan nasional banyak mengabaikan pendidikan karakter/akhlak, sehingga saat ini Indonesia lebih dikenal sebagai bangsa paling korup sedunia, bangsa teroris dan bangsa yang paling abai terhadap rakyatnya sendiri.
Pengabaian terhadap upaya pembentukan akhlak mulia dan fokus pada pengasahan otak kiri, akan menyebabkan anak didik sulit menjadi manusia yang seutuhnya. Jika kita sungguh-sungguh ingin menghasilkan anak didik dengan kualitas terbaik, maka kita harus membekali anak-anak kita dengan pendidikan akhlak, logika ilmiah, kepemimpinan dan bisnis secara terintegrasi.
Kunci keberhasilan dari proses pembekalan anak didik terletak pada kualitas guru dan koordinasi yang harmonis dengan orang tua siswa. Khusus pendidikan dari orang tua, bobotnya jauh lebih besar dibanding bobot dari guru yang berkualitas. Ketetapan Allah SWT menyatakan bahwa yang menentukan baik buruknya seorang anak adalah orang tuanya. Tugas guru, sekolah dan masyarakat adalah membantu orang tua untuk mendampingi anak-anak mereka mencapai potensi terbaiknya (sesuai bakat & minat)

 

Komunita : Harapan Anda terhadap Pendidikan di Indonesia ?

Lendo Novo : Harapan saya tentunya sangat tinggi terhadap pendidikan di Indonesia, kenapa demikian? Karena bangsa ini terlahir sebagai bangsa yang mulia, bangsa yang memiliki hutan hujan terbesar di dunia. Melalui hutannya bangsa ini memberi oksigen kepada seluruh manusia di muka bumi, menjadi tempat hidup 60% ke-anekaragaman hayati di seluruh dunia dan menyumbang 25% bahan baku obat-obatan dunia. Belum lagi kekayaan lautnya yang luar biasa, bangsa ini sudah ditakdirkan menjadi bangsa yang mulia.

 

Saat ini hutan Indonesia mulai rusak akibat manusianya yang tidak berakhlak mulia, begitupun dengan kekayaan lautnya, pelan tapi pasti sudah mulai terusik oleh keserakahan manusia. Jika kita tidak segera berbuat memperbaiki akhlak bangsa, dipastikan dalam 50 tahun ke depan kita akan menjadi bangsa perusak lingkungan yang luar biasa.

 

Untuk memastikan kita tetap menjadi bangsa yang mulia, maka kita harus membekali anak-anak kita agar mereka menjadi pemimpin yang mampu memberi rahmat ke seluruh alam (rahmatan lil alamin). K-13 merupakan salah satu solusi terbaik yang pernah dihasilkan oleh ahli-ahli kurikulum Indonesia dalam kurun 69 tahun kemerdekaan. Melaksanakan K-13 dengan ikhlas merupakan sebuah kebaikan bersama

 

Komunita : Apa yang menginspirasi Anda mendirikan Islam Terpadu dan Sekolah Alam ?
Lendo Novo : Awalnya melalui sebuah proses perenungan yang panjang, waktu kami dipenjara oleh Rezim Suharto pada tahun 1988. Ada 11 mahasiswa ITB yang dipenjara saat itu, salah satunya saya. Dalam proses penyelidikan yang dilakukan oleh badan intelejen strategis, seorang intel menyatakan bahwa kehebatan seseorang diukur dari Kepintaran, Kekayaan dan Ketenarannya. Aktivis mahasiswa tidak memiliki ketiganya, sehingga tidak punya cukup alasan untuk meng-kritik penguasa yang memiliki ketiganya.
Di sisi lain, menurut Allah SWT, yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sesama. Perbedaan nilai-nilai yang dibangun oleh manusia dalam bentuk Kepintaran, Kekayaan dan Ketenaran dibandingkan dengan nilai-nilai Ilahiah dalam bentuk Ketakwaan dan Kebermanfaatan jelas sangat jauh berbeda.

Sebagai orang yang mengaku beriman tentu kita akan memilih nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh-Nya. Untuk mengubah nilai-nilai yang salah dianut oleh rakyat Indonesia menjadi nilai-nilai yang benar sesuai ketetapan-Nya, diperlukan sebuah konsep pendidikan yang mengacu kepada firman-Nya. Pada titik inilah kami menemukan sebuah konsep pendidikan yang berupaya meng-integrasikan iman dengan ilmu pengetahuan yang untuk selanjutnya dikenal dengans konsep pendidikan islam terpadu. Dalam perjalanannya kemudian kami mulai menemukan kenyataan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan biaya yang sangat besar untuk menyediakan alat peraga, laboratorium, fasilitas olah raga dan berbagai fasilitas lainnya. Kenyataan ini sesuai denganparadigma Sekolah Berkualitas Selalu Mahal.

Jika kita sepakat bahwa pendidikan terbaik sepanjang masa adalah pada saat Rasulullah SAW mendidik para sahabat di bawah pohon kurma, dan terbukti berhasil membentuk orang-orang yang terbaik seperti Abu Bakar Ash Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Hikmah yang bisa diambil adalah pendidikan berkualitas bukan ditentukan oleh fasilitas yang berlimpah (mahal), tetapi ditentukan oleh kualitas guru yang tinggi (dicerminkan oleh kualitas Rasulullah SAW), metode belajar-mengajar yang tepat (dicerminkan dari cara Rasulullah SAW mengajar) dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan (dicerminkan oleh Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW). Dari sinilah gagasan Sekolah Alam bersumber, dengan fokus pada kualitas guru, metode belajar-mengajar yang tepat dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan, serta menggantikan alat peraga, laboratorium, berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya dengan konservasi alam sebagai media belajar, maka pendidikan berkualitas dengan biaya murah dapat diwujudkan di seluruh Indonesia bahkan dunia

 

Komunita : Bisa dijelaskan tentang Konsep Sekolah Alam dan Islam Terpadu ?
Lendo Novo : Konsep Sekolah Alam dan Islam Terpadu sepenuhnya dirancang berdasarkan Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Konsep ini akan berjalan dengan baik, jika dalam kesehariannya seluruh sivitas akademik : orang tua, guru, siswa semuanya mengamalkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua mata pelajaran seperti matematik, IPA, IPS, Pkn, bahasa dan lainnya yang wajib diajarkan oleh Kurikulum Nasional semuanya tercantum dalam firman Allah dan hadits Rasulullah SAW. Jika kita mengajarkan siswa dengan cara menjelaskan semua dalil yang melatar belakangi lahirnya semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah berasal dari Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW, dapat dipastikan keyakinan siswa terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW akan semakin meningkat dari hari ke hari dan pada waktunya nanti akan membentuk sebuah akhlak yang mulia dan kemampuan berpikir ilmiah.
Dan pada saat yang sama kebiasaan belajar bersama alam juga akan membentuk karakter rahmatan lil alamin (ramah lingkungan). Misi dari sekolah alam sama dengan misi yang diemban oleh Rasulullah SAW yaitu Rahmatan lil Alamin

 

Komunita : Apa saja keuntungan yang didapat jika anak mengikuti sekolah Alam? Bagaimana dengan kurikulumnya apakah disesuaikan dengan kurikulum dari DEPDIKBUD atau memang konsepnya berbeda sama sekali?
Lendo Novo : Keuntungan pasti dari menyekolahkan anak di sekolah alam adalah terbentuknya akhlak yang mulia, kemampuan berpikir secara logis/nalar, memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu hidup secara mandiri dari bisnis yang disesuaikan dengan bakat dan minat.
K-13 adalah sebuah kurikulum minimal yang wajib dipenuhi oleh seluruh penyelenggara pendidikan di Indonesia, jika terdapat sekolah yang ingin melaksanakan K-13 melebih dari standar minimumnya, maka Negara dan Warga akan mendapatkan nilai lebih yang sangat bermanfaat. Pemerintah dalam hal ini Depdikbud justru mendorong para pegiat pendidikan untuk ramai-ramai memberi manfaat lebih bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
Untuk melahirkan sekolah-sekolah yang terbaik sangat dibutuhkan kreativitas yang tinggi dari para pengelolanya. Oleh karena itu kita tidak boleh berhenti untuk melakukan eksperimen kreatif dalam mengelola sekolah-sekolah masa depan.
Komunita : Apakah sekolah alam adalah termasuk pendidikan alternatif yang pas/memadai bagi sekolah tingkat dasar dan seterusnya ?
Lendo Novo : Banyak masyarakat yang mengatakan sekolah alam hanya cocok untuk pendidikan dasar. Dalam proses perjalanannya saat ini kami sudah mengembangkan konsep pendidikannya hingga Perguruan Tinggi. Khusus untuk pendidikan menengah kami mengembangkan School of Universe dan untuk perguruan tinggi kami mengembangkan Maestro School of Technopreneur, keduanya lebih banyak mengembangkan life-skill khususnya bisnis ramah lingkungan.
Sejatinya sebuah institusi pendidikan harus mampu melahirkan lulusan yang bisa mencari nafkah untuk melanjutkan kehidupannya secara mandiri. Institusi ini haruslah mengajarkan cara berbisnis yang seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW

 

Komunita : Selain sekolah alam, pendidikan alternatif yang bagaimana yang cocok untuk pendidikan di Indonesia bagi kemajuan generasi anak bangsa?
Lendo Novo : Sesungguhnya dengan kurikulum 2013, sekolah alam atau sekolah alternatif lainnya sudah berada dalam satu kesatuan visi dan misi. Sehingga istilah pendidikan alternatif sudah tidak menjadi isu yang relevan. Isu ke depan adalah isu pengayaan kurikulum sesuai dengan dorongan Depdikbud. Sudah lama kita tidak mengalami fase kemajuan, kita lebih banyak disibukkan dengan fase stagnan (jalan di tempat) atau bahkan sudah menuju fase kemunduran. Kemajuan dalam dunia pendidikan lebih banyak direpresentasikan dalam bentuk jumlah siswa yang diserap dalam setiap jenjang pendidikannya, jumlah sarjana, master dan doktor yang dihasilkan, jumlah penelitian yang dihasilkan dst-nya. Kita tidak pernah merepresentasikan kemajuan dalam bentuk yang lebih bijak seperti semakin banyak orang yang sholeh (dicerminkan dari menurunnya jumlah koruptor, menurunnya penghuni penjara, berkurangnya kemiskinan, meningkatnya jumlah ilmuwan/peneliti, meningkatnya jumlah pemimpin nasional, meningkatnya jumlah pengusaha yang ramah lingkungan dst-nya. Semua sekolah yang mengikuti K-13 diharapkan mampu menghasilkan sebuah generasi yang rahmatan lil alamin.

 

Komunita : Disebutkan bahwa Sekolah Sobat Bumi (SSB) adalah program pendidikan bermuatan pembangunan berkelanjutan yang bertujuan mendorong sekolah di Indonesia agar mempraktekkan standar mutu terbaik. Apakah SSB ini sudah bisa dikategorikan ke dalam Pendidikan Alternatif ?
Lendo Novo : Sekolah Sobat Bumi adalah sebuah sekolah yang memiliki visi dan misi yang sama dengan Sekolah Alam dan K-13, yaitu sama-sama berupaya melahirkan generasi yang rahmatan lil alamin. Berbeda dengan Sekolah Alam, Sekolah Sobat Bumi justru melakukan pendekatan terhadap sekolah-sekolah umum (bukan sekolah alternatif) yang ingin melakukan transformasi dari sekolah umum menjadi sekolah yang ramah lingkungan. Sekolah Sobat Bumi justru lebih tepat dikategorikan sebagai sekolah transformatif

 

Komunita : Pendapat Ahli Bahasa Rupa, Prof. Primadi Tabrani, mengatakan bahwa Pendidikan Alternatif itu bukan hanya sekedar mentransfer atau Akumulasi saja, tetapi harus melalui Proses yang Kreatif. Menurut pandangan Anda ?
Lendo Novo : Sesungguhnya melakukan upaya yang berbeda dari yang biasanya adalah sebuah proses kreatif. Artinya pendidikan alternatif hanya bisa dibangun melalui proses kreatif. Agar proses kreatif dapat dilakukan secara berkelanjutan, maka setiap orang harus tampil beda. Dalam bahasa gaulnya mungkin kita lebih sering dengar sebagai gue banget. Ini sesuai dengan prinsip setiap orang diciptakan unik dan pasti berbeda. Pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang menghargai ke-unik-an dari setiap anak didiknya. Sedangkan keseragaman hanya bisa
kita lakukan untuk pembentukan akhlak.
Komunita : Penentu kualitas pendidikan yang diterapkan pada Pendidikan berbasis karakter itu menurut Anda pencapaiannya harus seperti apa? Apakah keseimbangan antara ilmu dan akhlak ?
Lendo Novo : Penentu kualitas pendidikan adalah pembentukan karakter yang baik. Dengan karakter yang baik, maka bisa dipastikan setiap anak akan sangat senang dan nyaman untuk belajar secara sungguh-sungguh. Dan pada akhirnya akan melahirkan sebuah kualitas manusia yang lebih tinggi derajatnya yaitu bertakwa lagi berilmu pengetahuan.
Komunita : Terima kasih atas waktu dan sumbangsih ide pemikiran dan sharing kepada Komunita semoga Allah SWT membalas de ngan pahala berlipat dan bermanfaat barokah bagi kami yang membaca. Amin. (Fe-Lee).
Bandung, 4 April 2014

 

 

 

LEADERSHIP

Dari sejarah manusia kita mengenal pemimpin. Semua bangsa, masyarakat, atau institusi mempunyai pemimpin sendiri-sendiri yang masing-masing mempunyai: karisma, karakter, keberanian, kearifan dan segala atribut kepemimpinannya. Kita mengenal banyak tokoh pemimpin di bidang pemerintahan, di bidang pemerintahan, sosial politik, dan di bidang bisnis. Sampai saat kinipun pemimpin masih bermunculan .dan juga ada angapan akhir-akhir ini, kita mengalami defisit pemimpin malah cenderung mengalami krisis Leadership . Betulkah demikian ? Menjawabnya bukan hal yang mudah. Setidaknya, butuh acuan terstruktur termasuk parameter relevan.

Lalu sebenarnya Leadership itu apa dan pemimpin itu siapa ? Dari sejumlah batasan, terminology dan pandangan tentang Leadership dari berbagai sumber. Pada intinya memandang Leadership dengan penekanan lebih kepada kemampuan seseorang pemimpin untuk memberikan keteladanan, kepercayaan dan kinerja yang baik, kemampuan mengarahkan, menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi anak buah untuk mencapai tujuan, kemampuan untuk bekerjasama dan empowering. ? Disini penulis mencoba mengawali pemahaman dari berbagai batasan, terminology dan pandangan tentang Leadership dengan cara sederhana.

Dengan kesepakatan bahwa seorang pemimpin mutlak mempunyai Leadership Philosophy sebagai landasan pemimpin dalam menjawab tantangan krusial yang dihadapi organisasi. Leadership Philosophy dengan prinsip keselarasan dan kesinergian. Perilaku pemimpin yang berorientasi pada tugas berdasarkan aspek Hard skill, yaitu Leadership competency yang berdimensi fungsional, kemampuan pengetahuan (knowledge know how). Dan perilaku pemimpin berorientasi pada orang berdasarkan aspek Soft skill, yaitu Leadership competency berdimensi personality /human factor. (Komunita edisi 9/Th-4/Jan 2014; competency) ? Aspek Hard skill dan Soft skill memainkan peranan yang sama pentingnya dan harus diselaraskan dan disenergikan untuk saling mengisi agar terwujud kualitas pemimpin yang baik dan pemimpin yang efektif. Dengan Hard skill pemimpin akan memimpin dengan menggunakan logika dan ratio.

Dengan Soft skiil pemimpin akan memimpin dengan menggunakan kalbu/hati, baik memimpin orang lain (lead others) maupun memimpin diri sendiri (lead self). ? Pertama, aspek Hard skill sebagai landasan pemimpin, yang mensyaratkan kepemimpinan harus dibangun atas dasar idealisme, optimisme, realistis dan harus praktis dan membumi dalam perspektif visioner. Tanpa pemahaman akan fakta dan situasi yang berkembang, meski memiliki idealisme, seorang pemimpin tidak lebih dari dilusioner. Idealisme dimaknai sangat erat dengan situasi dan kondisi ideal masa kini dan masa depan yang akan dicapai. Tentu saja hal ini berkaitan bagaimana pemimpin menetapkan vision, corporate strategy, business strategy dan functional strategy yang akan dibangun dan yang yang akan dicapai. Tanpa idealisme, seorang pemimpin bakal kehilangan arah, tak tahu road map yang akan ditempuh.

Disamping itu, pemimpin cenderung terlena dalam persoalan rutin dan teknis yang tidak relevan dengan realitas aspirasi serta membawa yang dipimpinnya ke arah yang tidak menentu. Idealisme juqa berkaitan dengan inspirasi. Sangat logis seorang pemimpin yang idealnya adalah seorang inspirator yang memiliki gagasan-gagasan besar dan visioner. Pemimpin yang memiliki idealisme dan realisme adalah pemimpin yang visioner yang berpikir strategis dan rasional. Disamping itu juga pemimpin harus punya landasan optimisme, yang berkaitan dengan energi, semangat, kemampuan manajerial mengelola organisasi, mengelola bisnis, dan mengelola potensi sumberdaya serta kesanggupan untuk menggerakkan, menunjukkan orang-orang di sekelilingnya cara kerja orang-orang besar terhadap orang yang awam.

Sehingga pemimpin menunjukkan figur yang cakap sebagai organisator yang profesional sekaligus menjadi panutan. Seorang pemimpin yang optimis mampu memberikan harapan (a sense of hope). Disini seorang pemimpin harus berkarakter transformative leadership yang mempunyai : idealized influence, inspirational motivation, dan intellectual stimulation. Untuk itu seorang pemimpin harus berani dan mampu berpikir out the box dengan change spirit. ? Kedua, aspek Soft skill sebagai landasan pemimpin dalam memimpin, mensyaratkan adanya integrity, respect for individual, open minded dan humility. Tanpa hal ini, mustahil seorang pemimpin mau dan mampu melakukan self evaluation, self restropection terhadap kepemimpinannya. ? Integrity, berkaitan dengan seorang pemimpin menciptakan dan mengimplementasikan corporate philosophy merupakan core values sebagai basic belief untuk membangun corporate culture sebagai panduan dasar yang membentuk pola pikir, pola sikap dan pola tindak pemimpin di semua level organisasi, menjadi shared value.

Seorang pemimpin dengan sendirinya dapat menumbuhkan organization climate digambarkan sebagai attitude & behaviour anggota organisasi tentang norm, value, belief, vision organisasi yang berkaitan dengan kebijakan, aktivitas kerja. Dan praktek-praktek ini terkait dengan kepemimpinan yang menentukan attitude & behavior anggota organisasi. Pemimpin yang dibutuhkan organisasi yaitu yang dapat merefleksikan belief & values kepada anggota organisasi . ? Keyakinan anggota organisasi terhadap pemimpin atau sebaliknya akan membentuk organization climate. Dengan sendirinya, mustahil seorang pemimpin menjadi inpirator dan teladan tanpa integrity. Karena itu seorang pemimpin harus memiliki integrity tinggi sebagai jati diri yang merupakan keunggulan moral.

Dimana seorang pemimpin berketetapan hati, memiliki kepribadian yang dihormati dan dewasa tidak tercela, jujur, antusias dan bertindak berdasarkan pandangan adil dan bijaksana secara tulus yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Implementasi etika dan moral pemimpin akan memberikan panduan bagi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan satu hati, satu pikiran dan satu tindakan untuk memberikan result melalui proses keberanian decision making, dalam menghadapi risk dan uncertainty. Sebab, seorang pemimpin dinilai bukan karena jabatannya dia menjadi berpengaruh, melainkan punya pengaruhlah maka dia berhak jadi pemimpin. Karena pada dasarnya kursi pemimpin bukanlah pemberian orang, tetapi sebuah mandat kepercayaan.

Artinya seorang pemimpin adalah yang memimpin dengan pengaruh, bukan memimpin dengan jabatan. ? Respect for the individual mencerminkan seorang pemimpin menciptakan situasi dan kondisi saling percaya, saling menghomati, saling menguntungkan satu sama lain dan yang pada akhirnya menguntungkan organisasi itu sendiri. Open minded, dimana seorang pemimpin harus berpikiran terbuka, dapat mengelola perbedaan latar belakang, perbedaan pendapat serta perbedaan kepentingan seluruh anggota organisasi, lalu mengubahnya menjadi kelebihan, kekuatan dan peluang.

Humility mencerminkan seorang pemimpin yang penuh kerendahan hati, honesty, sopan santun, ikhlas, teladan yang menempatkan seorang pemimpin layaknya sebagai bapak (Leader as Father) dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya lebih baik dari bapaknya. Artinya seorang pemimpin harus mempunyai legacy, dimana seorang pemimpin harus melahirkan pemimpin-pemimpin bukan follower. Dengan demikian pemimpin merupakan sejarah manusia dan membuat sejarah. Dia mempunyai value dan makna yang bisa direnungkan, ditiru, dianut, dipuji, dicintai. Dia bisa dikenang untuk refleksi ke masa mendatang.

Sekarang saatnya kita melakukan refleksi, sudahkah pemimpin kita menerapkan dimensi ?dimensi leadership competency, prinsip keselarasan dan kesenergian aspek Hard skill dan Soft skill. Memang begitu kompleksnya persyaratan yang dituntut seorang pemimpin, sehingga hampir-hampir mustahil ada pemimpin yang sempurna : tidak ada gading yang tak retak, kata pepatah

Mengenal Lebih Dekat Phobia

Phobia

Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Kata phobia sendiri berasal dari istilah Yunani phobos yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates.

Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap phobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan bahasa antara pengamat phobia dengan seorang pengidap phobia. Pengamat phobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap phobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoa atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap phobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi.

Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi atau mental blocks dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi katarsis yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber phobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar nyaman, maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara mundur kembali atau regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek phobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, pola respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita phobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Phobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Phobia ini terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Phobia khusus yaitu ketakutan terhadap obyek atau aktivitas tertentu. Misalnya acrophobia: takut ketinggian, ailurophobia: takut kucing, arachnophobia: takut laba-laba, cynophobia: takut anjing, nyctophobia: takut gelap, dll.

2. Phobia sosial yaitu ketakutan terhadap penilaian orang lain.

3. Agoraphobia yaitu rasa takut berada di tempat terbuka atau pusat keramaian.

Banyak hal yang membuat seseorang mengidap phobia. Paling sering karena traumatis, terutama yang terjadi dimasa kecil. Phobia terjadi karena pikiran bawah sadar kita salah memberi arti terhadap peristiwa traumatis yang menyebabkan phobia. Untuk penyembuhan phobia dapat meminta bantuan kepada seorang hypnotherapist

10 PESOHOR DUNIA YANG TERKENA PHOBIA

1. Oprah Winfrey (Takut permen karet)

Oprah memiliki phobia besar pada permen karet. Ini bermula pada usia dini, ketika neneknya mengumpulkan permen karet dan menyimpannya di lemari. Oprah begitu muak dengan hal itu dan menyebabkan dia menjadi takut permen karet selama sisa hidupnya. Suatu kali, katanya, ia melemparkan piring karena ada permen karet di atasnya.

2. Woody Allen (Panophobia/takut banyak hal)

Woody Allen termasuk orang yang mengalami phobia ektrim. Aktor dan penulis skenario berusia 74 tahun ini memiliki phobia yang cukup banyak. Ia takut ketinggian, ruang tertutup, serangga, dan kekhawatiran melebihi orang normal. Ia juga takut warna-warna cerah, binatang, lift dan selai kacang yang menempel di langit-langit mulutnya. serta meminta pisang dipotong tujuh, sebelum dimasukkan ke dalam sereal setiap pagi.

3. Richard Nixon (Nosocomephobia/takut rumah sakit)

Presiden Amerika Serikat ke-34 yang terkenal dengan skandal Watergate ini, tersugesti bahwa setelah masuk ke rumah sakit, tidak akan pernah keluar dalam keadaan hidup. Pada 1974, ia menderita pembekuan darah dan menolak dibawa ke rumah sakit. Namun ketika diberitahu bahwa jika ia tidak pergi, ia akan mati, Nixon pun menurut. Ketakutan ini cukup umum terjadi, banyak yang takut pada rumah sakit karena alasan serupa.

4. Natalie Wood (Hydrophobia/takut air)

Aktris yang dikenal dalam film Miracle on 34th Street dan West Side Story ini takut dengan air, khususnya berada di dalam air. Meskipun tidak diketahui kapan mulanya, kabar yang beredar menyebut phobia itu terjadi sejak sang ibu menipunya untuk berdiri di atas sebuah jembatan untuk adegan sebuah film. Jembatan itu sengaja dibuat rapuh agar Natalie terjatuh ke dalam air. Ironisnya, ia meninggal karena tenggelam suatu malam setelah jatuh dari kapal pesiar.

5. Sigmund Freud (Takut senjata dan pakis)

Sigmund Freud, seorang neurolog psikoanalis yang mendirikan sekolah psikiatri dan menciptakan banyak perubahan pada teori psikolgi dunia, takut dengan senjata dan pakis. Ia sering mengatakan bahwa ketakutan dengan senjata adalah tanda keterbelakangan seksual dan kematangan emosional. Juga, adalah umum bagi orang untuk takut senjata. Sedangkan takut pada tumbuhan pakis adalah hal yang sangat tidak umum. Sulit untuk tahu mengapa hal itu bisa terjadi.

6. George Washington (Taphephobia/takut dikubur hidup-hidup)

Presiden pertama Amerika Serikat ini memang terlihat gagah berani. Ia memimpin pasukan dan mempertaruhkan hidupnya untuk orang lain. Dia memiliki ketakutan yang sangat serius pada penguburan prematur. Ketakutan ini tertulis jelas di ranjang kematiannya, 1799. Ia membuat pernyataan resmi bahwa tubuhnya baru boleh dikubur dua hari setelah kematiannya. Ia khawatir tubuhnya masih hidup saat dikubur. Taphephobia adalah phobia yang cukup umum dialami masyarakat Amerika pada abad ke-16 dan 17.

7. Alfred Hitchcock (Ovophobia/takut telur)

Alfred Hitchcock, seorang sutradara dan produser yang memproduksi film-film horor ternyata memiliki ketakutan ekstrim dengan telur. Dia mengatakan bahwa telur menjijikkan dan belum pernah mencicipi telur sepanjang hidupnya. Ia pun menolak untuk berada di dekat telur. Menurutnya tidak ada yang lebih menjijikkan daripada melihat sesuatu yang bundar, putih tanpa lubang, dan berisi cairan kuning.

8. Billy Bob Thornton (Takut pada banyak hal)

Mantan suami Angelina Jolie yang berprofesi sebagai aktor, sutradara, musisi dan penulis ini juga memiliki banyak ketakutan. Sebagai permulaan, ia menderita chromophobia, atau takut warna cerah. Masih ada lagi, dia takut mebel antik. Setiap furnitur yang dibuat sebelum tahun 1950 benar-benar membuatnya ketakutan. Sebuah restoran penuh mebel antik membuatnya tidak bisa makan, minum, bahkan bernapas. Terakhir, ia juga takut badut atau coulrophobia.

9. Nikola Tesla (Takut perhiasan dan batu mulia)

Nikola Tesla, adalah penemu elektromagnetisme dan listrik. Nama belakangnya juga dijadikan satuan listrik. Ia adalah seorang germaphobe yang menghindari sentuhan orang dan hallain yang mengandung kuman. Tesla diketahui sangat sering mencuci tangan. Ia juga sangat takut pada perhiasan, terutama anting-anting yang mengandung mutiara. Ia juga memiliki keanehan dengan menyukai angka tiga atau kelipatan tiga. Sebagai contoh, ia bersikeras menginap di kamar hotel yang nomornya bisa dibagi tiga.

10. Napoleon Bonaparte (Ailurophobia/takut kucing)

Tidak jelas mengapa ia bisa takut dengan kucing. Setiap melihat kucing termasuk anak kucing yang lucu ia pasti panik. Bukan hanya Napoleon saja yang takut kucing, Adolf Hitler, Benito Mussolini dan Julius Caesar juga takut dengan binatang lucu berbulu itu. (http://unic77.info/10-pesohor-dunia-yang-memiliki-phobia-unik.html)

KALAU PIKUN MINUMLAH KOPI ATAU TEH PAHIT TIAP PAGI

Penyakit demensia atau pikun, perlahan namun pasti, akan dialami sejalan dengan pertambahan usia. Dan menurut studi, dengan minum kopi atau teh pahit setiap pagi, mampu untuk memperlambat dan melawan kepikunan.

Kopi dan teh sudah menjadi minuman favorit bagi kebanyakan orang di dunia. Tapi efek menguntungkan dari kafein pada kopi sebagai obat psikoaktif, yang dapat memelihara fungsi otak, mulai belakangan ini dihargai.

Penelitian terbaru oleh pakar internasional dari University of Lisbon dan University of Coimbra, Portugal menemukan, bahwa kafein dalam kopi dan teh dapat melindungi terhadap penurunan kognitif yang terlihat pada demensia (kepikunan) dan penyakit Alzheimer.

Studi epidemiologis pertama menunjukkan, hubungan terbalik antara konsumsi kafein dengan kejadian penyakit Parkinson. Kemudian beberapa studi epidemiologi lanjutan menunjukkan, bahwa konsumsi jumlah moderat kafein juga berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan serta kejadian penyakit Alzheimer, jelas Alexandre de Mendonca, dari Institute of Molecular Medicine and Faculty of Medicine, University of Lisbon, Portugal, seperti dilansir dari beritaunik.net.

Selain kopi pahit, teh pahit juga dapat melawan kepikunan. Uji laboratorium menemukan, bahwa minum secangkir teh hitam dan hijau secara teratur dapat menghambat aktivitas enzim tertentu di otak, yang membawa pada Alzheimer, yaitu suatu bentuk demensia generatif yang mempengaruhi 10 juta orang di seluruh dunia.

Berdasarkan jurnal Phytotherapy Research, Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kopi dan teh pahit dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin.

Selain itu kopi, teh hitam, dan teh hijau juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer.

Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, kopi dan teh berpotensi menjadi senjata lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ini dan memperlambat perkembangannya, ungkap Dr. Ed Okello, peneliti dari Medicinal Plant Research Centre di Newcastle University, Inggris.

Tapi ingat, harus kopi atau teh pahit, cukup setiap paginya. Karena minum kopi secara berlebihan, dapat meningkatkan serangan stroke akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk ke dalam sirkulasi darah, dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian.

Tapi minum kopi dalam jumlah yang sedang tidak membahayakan, malah bisa memberikan manfaat

“Irritable Bowel Syndrome” dan Gangguan Cemas

Irritable Bowel Syndrome atau yang sering disingkat IBS adalah suatu kondisi gangguan perut yang ditandai dengan rasa tidak nyaman di daerah perut, yang disertai dengan gejala-gejala episodik perasaan sulit buang air besar (konstipasi) dan atau diare. IBS sering kali disebut sebagai suatu kumpulan keluhan dan bukan penyakit maag tertentu.

Kembung, banyak gas dan perasaan tidak nyaman adalah keluhan yang paling sering dialami pasien selain diare dan sulit buang air besar.

Label “IBS” sering digunakan ketika pemeriksaan laboratorium atau penunjang lain seperti USG atau endoskopi tidak merujuk pada diagnosis spesifik untuk menjelaskan gejala yang ada. IBS biasanya kronis, dan membuat masalah dalam kehidupan pasien yang nyata IBS Terkait dengan Kecemasan dan Depresi Stres dan kecemasan telah terbukti mengganggu fungsi pencernaan.

Diperkirakan bahwa hingga 60% orang yang mencari perawatan medis untuk IBS juga melaporkan kecemasan dan atau gangguan mood. Beberapa penelitian mengatakan pasien gangguan panik sebagai salah satu tipe gangguan kecemasan yang paling sering dialami mempunyai kerentanan mengalami IBS antara 25-40%.

Beberapa peneliti percaya bahwa orang dengan IBS yang sensitif terhadap bahan kimia stres tertentu, sehingga respon berlebihan dari usus besar. Beberapa hal yang memperburuk gangguan panik juga dapat memperburuk gejala IBS. Misalnya, stres, alkohol dan kafein cenderung memicu serangan panik dan telah juga dikaitkan dengan gejala IBS meningkat. Untuk itu perlu penanganan kasus IBS bersama dengan psikiater yang memahami kondisi hubungan antara stres dan gangguan perut yang dialami.

Tip untuk mengelola gejala IBS

1. Memilih Makananan Yang Benar

Sering kali, gejala IBS diperburuk oleh makanan atau minuman tertentu. Ini sering disebut “memicu”, dan mereka berbeda untuk setiap orang. Pemicu umum yang telah terbukti dapat meningkatkan gejala IBS, meliputi : minuman dan makanan yang mengandung kafein, Alkohol, sayuran mentah, kulit di buah, Makanan tinggi lemak, minuman bersoda, produk susu. Mungkin tidak semua orang mengalami gejala-gejala IBS dengan pemicu makanan yang sama. untuk itu anda perlu mengatur menu harian anda dan melihat apakah ada makanan tertentu yang lebih mudah memicu terjadinya IBS anda.

2. Mengelola Stres

Stres yang berlebihan telah dikaitkan dengan gejala IBS meningkat dan peningkatan gejala gangguan panik. Relaksasi dan meditasi mindfulness telah banyak dilakukan untuk mengurangi stres yang berlebihan. Pasien dengan keluhan IBS juga perlu untuk mengatasi dan beradaptasi dengan stres yang dialami oleh dirinya. Reaksi stres yang berlebihan perlu diingat akan memudahkan terjadinya IBS pada diri pasien.

3. Berkunjung ke Psikiater

Sering kali pengobatan IBS oleh dokter menggunakan obat penenang dalam salah satu obatnya. Biasanya yang diberikan adalah golongan benzodiazepine. Perlu selalu diingat akan adanya potensi ketergantungan dan toleransi (dosis obat meningkat karena efeknya sudah tidak didapatkan lagi dengan dosis awal) dalam pemakaian obat jenis penenang benzodiazepine. Penggunaan obat yang rasional sangat diperlukan apalagi IBS adalah penyakit yang kronis dan berulang. Pasien yang mengalami IBS bisa melakukan konsultasi kepada psikiater berhubungan dengan hal-hal yang memicu stresnya dan juga bagaimana mengobati gangguan panik atau gangguan kecemasan lainnya yang sering berbarengan terjadinya pada pasien dengan gangguan IBS. Terapi yang tepat pada pasien secara psikiatri akan memperbaiki kondisi medis umum terkait IBS-nya.

Intinya adalah sebagai salah satu keluhan psikosomatik, maka IBS adalah salah satu kumpulan gejala sakit yang sangat erat hubungannya dengan aspek psikologis orang yang mengalaminya. Terapi pengobatan yang interdisiplin dan meliputi semua aspek akan sangat baik bagi penyelesaian kasus IBS dalam praktek sehari-hari. helath.kompas.com