Saturday, August 2, 2025
Home Blog Page 21

UTama Peringkat 57, Capaian Angka Istimewa

UTama Peringkat 57, Capaian Angka Istimewa

Universitas Widyatama (UTama) tahun 2020 ini berhasil menduduki posisi ke-57 dalam pemeringkatan perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia dari Kemendikbud – Dikti pada tanggal 18 Agustus 2020 lalu.

Capaian itu melampaui target jelas Djoko S. Roespinoedji, S.E., PG., DIP., Ketua Yayasan Widyatama yang sebelumnya mencanangkan peringkat 60. Tahun sebelumnya, 2019 lalu UTama menduduki peringkat 100 besar, tepatnya di posisi ke-95.

Capaian tersebut tidak lepas dari peran Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S. IP., M. Si., Rektor UTama sebagaimana dijelaskan Djoko S Roespinoedji, Ketua Yayasan Widyatama 20 Agustus 2020. Kami memaknai perankingan perguruan tinggi di Indonesia menjadi suatu wujud prestasi dan juga kemajuan lembaga kami. Artinya ini menggambarkan bahwa proses kegiatan akademik berikut segala aspek pendukungnya berjalan dengan baik, dalam melakukan berbagai upaya. Sehingga proses ini menjadi suatu ujian dan hasilnya memang sesuai dengan ekspektasi, tambahnya.

Djoko mensyukuri raihan peringkat UTama dari tahun ke tahun terus meningkat, terlebih tahun ini ada pada posisi 57. Walaupun kalau melihat indikator penilaian ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini penilaiannya meliputi input, output, proses dan outcome. Tahun lalu, variabel penilaiannya mencakup SDM, publikasi, kemahasiswaan, inovasi dan kelembagaan. Namun dengan perubahan ini, rezekinya tetap naik. Artinya Widyatama itu adaptif, siap dengan segala perubahan yang begitu cepat, aturan yang begitu cepat. Alhamdulillah kami bisa membuktikan kepada seluruh stakeholder bahwa kami bisa berprestasi di tahun ini, imbuhnya.

Namun pekerjaan rumah kami masih mengejar capaian lainnya. Salah satunya tahun ini kami sedang menghadapi sembilan reakreditasi program studi ditambah akreditasi institusi. Tentu harapan ini bagus sehingga ini menjadi modal kami untuk terus menaikkan prestasi, bentuk harapannya peringkat kami di tahun-tahun mendatang secara konsisten terus ada peningkatan paling tidak peringkat 30-an.

Saat ditanya makna peringkat ke-57 disebutkan bahwa angka 57 sendiri merupakan angka istimewa bagi diri beliau serta memiliki histori. Kebetulan saya lahir di tanggal 7, sedangkan angka lima menjadi angka favorit. Mempunyai perhatian terhadap angka 5 dan 7 itu. Secara kebetulan memiliki perusahaan, nama PT saya diujungnya ada angka 57. Alhamdulillah kita mencapai posisi ke 57. Surprise dan kebanggaan, ungkapnya.

Senada dengan beliau, Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi, Wakil Rektor III, Bidang Riset, Pengembangan & Kerjasama sangat bersyukur atas raihan yang dicapai UTama menduduki peringkat ke 57. Menurutnya salah satu indikator penilaian dalam perankingan dari Kemendikbud – dikti yaitu publikasi jurnal internasional para dosen.

Ia menjelaskan sampai saat ini ada sekitar 276 dosen UTama dari lima fakultas termasuk dosen pascasarjananya, berpartisipasi dalam penulisan jurnal internasional. Lebih lanjut ia menjelaskan, terbaru ada sekitar 914 jurnal para dosen yang sudah publikasi dalam jurnal terindeks Scopus. Ke depan kami akan usahakan untuk menambahkan publikasi paper dosen di jurnal internasional, jelas Prof. Haizam.

Tugas kami memotivasi para dosen supaya terus menulis dan mempublikasikan di jurnal internasional. Kami juga berharap dosen-dosen kami berkolaborasi dengan dosen dari universitas lainnya. Terutama universitas di mancanegara. Agar kualitas paper berbasis penelitian bisa ditingkatkan lagi, di masa yang akan datang. Untuk itu, menurut Prof. Haizam lembaga membuat klaster. Kini ada sebanyak 44 klaster yang ada di Widyatama memainkan perannya yang lebih aktif untuk meningkatkan jumlah publikasi dosen.

Ke depan sesuai arahan Rektor UTama, Warek III UTama akan lebih proaktif dalam membuat publikasi dan juga lebih agresif di dalam melakukan kerjasama, dengan perguruan tinggi di mancanegara. Agar terjalin kolaborasi lebih baik terutama dalam hal inovasi. (HmsUTama ? 24Ags2020)

Tanggulangi Masalah Kekeringan, UTama Sosialisasikan Teknologi RWH dan Eco Garden

?

Tanggulangi Masalah Kekeringan, UTama Sosialisasikan Teknologi RWH dan Eco Garden

Universitas Widayatama (UTama) dibawah? pimpinan ?Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S. IP., M. Si. terus melakukan berbagai upaya membantu dan memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.

Salah satunya adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilakukan Program Studi (Prodi) Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Kegiatannya adalah mensosialisasikan sistem pemanenan air hujan/Rain Water Harvesting (RWH) dan sistem pengolahan air limbah rumah tangga (grey water) atau Eco Garden kepada masyarakat Desa Limbangan Timur, Kecamatan Blubur Limbangan, Kabupaten Garut.

Yanyan Agustian, Ph.D., Kaprodi Teknik Sipil menjelaskan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2020 lalu. Bahwa metode pemanenan air hujan, menggunakan cara mengumpulkan air hujan yang turun di atap rumah melalui talang air yang ada. Air tersebut kemudian ditampung dalam tangki/bak penampungan. Sedang metode pengolahan air limbah rumah tangga dengan sistem Eco Garden dilakukan dengan cara mengumpulkan air bekas cucian atau mandi, ke dalam bak penampungan selanjutkan diteruskan ke tangki aerasi. Kemudian disalurkan ke taman yang ditanami tanaman air. Tanaman air di daerah Desa Limbangan Timur, merupakan elemen penting dalam teknologi Eco Garden, yang berfungsi menyerap dan menyaring zat-zat beracun air limbah secara alami, sebelum air dialirkan ke kolam penapungan akhir.

Air hasil pengolahan dua sistem tersebut bisa kembali digunakan masyarakat Desa Limbangan Timur untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan maupun pakaian, sehingga diperoleh efisiensi penggunaan air saat musim kemarau tiba tegas Yanyan.

Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat Desa Limbangan Timur mulai mengenal teknologi pengolahan air hujan maupun air limbah rumah tangga. Insya Allah ke depan kami akan mengadakan penelitian lebih mendalam terkait potensi air yang ada di sini, juga pembuatan model sistem RWH dan Eco Garden, imbuhnya.

Di samping kegiatan di atas juga dilakukan serah terima buku bacaan, bantuan pengayaan taman baca yang ada di lingkungan Desa Limbangan Timur untuk lebih memotivasi dan meningkatkan minat membaca. Kegiatan PkM yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh dosen dan mahasiswa ditutup dengan acara hiburan dan pembagian hadiah dari mahasiswa Prodi Teknik Sipil UTama kepada anak-anak yang ada di taman baca.

Sementara itu Sobarudon yang mewakili seluruh aparat Desa Limbangan Timur merasa terbantu dengan PkM UTama. Kami ucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memotivasi seluruh RW di lingkungan kami, dalam menerapkan sistem pengolahan air tersebut. Kami juga sangat berharap program ini bisa berlanjut ke tahap penelitian berikutnya sehingga ke depan tidak akan ada kendala lagi terkait pengadaan air bersih di lingkungan Desa kami, ujar Sobarudin. (HmsUTama ? 27Ags2020)

Penjernih Air Keruh Penelitian Dosen Teknik Mesin UTama Untuk Masyarakat

 

Penjernih Air Keruh Penelitian Dosen Teknik Mesin UTama Untuk Masyarakat

Dalam rangka pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dosen Teknik Mesin UTama melakukan PkM di SMK Putra Bahari, Jalan Jatimekar RT 01, RW 06, Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung dengan memasang alat penjernih air. Kegiatan dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 29 Agustus 2020 lalu.

Udin Komarudin, Ir., MT., Ketua Program Studi Teknik Mesin menjelaskan tujuan kegiatan tersebut untuk membantu masyarakat mengatasi masalah air yang keruh, di daerah Desa Bojongmalaka, termasuk SMK Putra Bahari. Selama ini mereka memanfaatkan air artesis (sumur) dengan kulitas air yang keruh, bau tanah dan besi.

Melalui kegiatan PkM ini, program studi kami memberikan solusi membantu masyarakat dengan sosialisasi dan penerapan cara membuat alat penjernih air. Berdasarkan hasil penelitian, alat ini dapat menjernihkan air keruh dan bau, menjadi bening dan tidak berbau, yang layak untuk digunakan keperluhan sehari hari, tetapi tidak untuk diminum, jelas Udin, 2 September 2020 lalu. Kegiatan tersebut merupakan salah satu tugas pokok dosen, dari Tri Dharma PT: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat imbuhnya.

Kegiatan PkM melibatkan semua dosen Teknik Mesin, di antaranya; Martoni, ST., MT.; Nia Nuraeni Suryaman, S.Pd., MT.; Marisa Hirary, ST., MT.; Ida Farida, ST., MT.; Heru Santoso, Ir., MM.; Kresno, ST. serta beberapa mahasiswa Teknik Mesin yang mewakili angkatannya.

Dalam pelaksanaan di lapangan, kegiatan ini tetap mematuhi protokol kesehatan, kata Udin.

Selain sosialisasi, kegiatan PkM Prodi Teknik Mesin juga menyerahkan dua unit alat penjernih air kepada SMK Putra Bahari. Sekaligus diinstalasi di sekolah sebagai protoype/model apabila masyarakat akan membuatnya. Alat tersebut diberi nama Saringan Air Mesin Universitas Widyatama (SarmUT).

Udin berharap melalui kegiatan PkM hasil penelitian para dosen tidak hanya tercatat di jurnal, tetapi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan menjadi solusi atas masalah yang ada di masyarakat. Sementara itu Kepala Sekolah SMK Putra Bahari, Ratih Ambarsari, S.Sos, sangat berterima kasih atas pemasangan saringan penjernih air, SarmUT PkM Teknik Mesin Universitas Widyatama. Alhamdulillah kini air yang keruh setelah disaring menggunakan SarmUT jadi jernih dan bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari, kata Ratih. (HmsUTama – 03Sep2020)

Tingkatkan Kualitas Nila dan Gurame, Dosen Informatika UTama Implementasi Aplikasi Berbasis Interfacing System

Tingkatkan Kualitas Nila dan Gurame, Dosen Informatika UTama Implementasi Aplikasi Berbasis Interfacing System

Di era revolusi industri 4.0 ini pemanfaatan teknologi dilakukan dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang perikanan. Perangkat keras dan perangkat lunak bisa digunakan untuk menentukan kualitas ikan nila dan gurame. Perangkat keras dan perangkat lunak yang dikenal dengan perangkat aplikasi dapat menentukan kualitas ikan nila dan gurame. Komoditi ikan nila dan gurame untuk kualitas ekspor menggunaan teknik GLCM (Gray Level Co-Occurence Matrix) seperti yang dilakukan para dosen Informatika Universitas Widyatama.

Aplikasi di atas dikenalkan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Griya Mandala Permai RW 13 Desa Mandalamekar Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung pada hari Sabtu, 22 Agustus 2020 lalu. GLCM merupakan teknik pengolahan citra berdasarkan segmentasi warna atau gambar ikan yang akan diklasifikasikan kualitasnya.

Ketua kegiatan PKM, Sukenda menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber ekspor di sektor perikanan yang tinggi di Asia Tenggara. Oleh karena itu, penentuan kualitas dengan standar tinggi diperlukan, melalui aplikasi GLCM dimaksudkan agar para penggerak ekspor ikan dapat mempercepat proses sortir ikan yang akan diekspor.

Aplikasi ini dapat menentukan kualitas ikan melalui gambar ikan yang diambil melalui pemotretan. Gambar ikan yang diambil haruslah berwarna latar putih kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi dan secara otomatis ikan akan diklasifikasikan sebagai kualitas sedang, bagus, atau super sebagai kualitas untuk ekspor ujar Ari Purno selaku pengembang aplikasi.

Dengan dikembangkan dan dikenalkannya aplikasi tersebut, para dosen yang ikut dalam PkM di Mandalamekar ini berharap masyarakat mulai melek teknologi agar tidak tertinggal dari negara-negara tetangga yang juga penghasil ikan dan sudah membiasakan diri dengan perkembangan revolusi industri saat ini. (HmsUTama – 05Sep2020)

Fakultas Ekonomi & Bisnis UTama Latih UKM Di Tengah Pandemi

Fakultas Ekonomi & Bisnis UTama Latih UKM Di Tengah Pandemi

Dalam rangka mengaplikasikan tridarma perguruan tinggi ?Univeristas Widyatama (UTama) membantu masyarakat memecahkan persoalan yang ada di masa pandemi ini.

Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTama menghelat kegiatan pelatihan marketing online bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Kegiatan berlangsung pada tanggal 24 Juni 2020, bertema Peluang Mendapatkan Keuntungan Yang Lebih Besar Bagi UKM Di Wilayah Jabar Pada Era Pandemi Melalui Marketing dan Stimulasi Pajak dilakukan secara online.

Kegiatan dimotori oleh Ketua klaster PkM Sri Wilujeng, S.P., S.E., M.P., bersama para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu Yelli Eka Sumadhinata, S.E., M.M., Dr. Hj. Wien Dyahrini, S.E., M.Si., MSIE., Suskim Riantani, S.E., M.Si., Galuh B. Kuswara, S.E., M.M., ?dan Dr. Yana Hendayana, S.E., M.M., BKP.

Di samping itu menghadirkan konsultan pajak Budi Indratno, S.E., M.Ak. serta Radhi Abdul Halim R, S.E., M.M., Ak., CA., BKP., CSRA. Kegiatan diikuti kurang lebih 50 peserta pelaku usaha kecil dan menengah, bidang kuliner dan fashion, termasuk konsultan. Kegiatann dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Hj. Adjeng Mariana, S.E., M.M.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis terutama disaat pandemi COVID-19 untuk membantu para pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah. Menurut Yelli alasan dasar pelatihan tersebut dikarenakan banyak pengusaha yang merasakan dampak akibat pandemi COVID-19, terutama dari segi penjualan/marketing. Hal itu menyebabkan mereka kesulitan untuk maju dan berkembang seperti sedia kala. Pada pelatihan itu para peserta diajarkan mengenai tata cara marketing online melalui media sosial (Medsos) sebagai sarana promosi, seperti Facebook dan Instagram.

Yelli mengatakan saat ini marketing online dapat dijadikan jalan usaha di tengah pandemi COVID-19, karena marketing online sama halnya dengan mempunyai salesman selama 24 jam, sekaligus dapat menjangkau konsumen ke seluruh Indonesia bahkan mancanegara.

Selain mendapat materi marketing online para peserta pun memperoleh materi mengenai perpajakan, pengetahuan serta keterampilan di dalam menyusun laporan perpajakan. Terutama memaksimalkan stimulus dari pemerintah melalui terbitnya aturan pajak PMK 44/PMK/2020 dan perubahannya PMK 86/PMK/2020. Pemerintah memberikan kompensasi stimulus perpajakan berupa PPh pasal 4 ditanggung pemerintah, serta PPh pasal 21 karyawan yang mempunyai gaji di bawah Rp16jt/bulan yang ditanggung pemerintah. Tujuan agar para pelaku UMKM dapat menyusun laporan pajak serta laporan realisasi pajak berupa PPh Final tarif 0,5% dari omzet serta PPh Pasal 21 pajak karyawan yang ditanggung pemerintah, jelas Yelli. (HmsUTama – 07Sep2020)

Dinamika Transformasi Digital Pendidikan Tinggi, Mensiasati Pendidikan 4.0

Dinamika

Transformasi Digital Pendidikan Tinggi,

Mensiasati Pendidikan 4.0

Transformasi digital pendidikan tinggi tidak lepas dari Pendidikan 4.0. Istilah Pendidikan 4.0 digunakan para ahli teori pendidikan untuk mewujudkan berbagai cara mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Pendidikan 4.0 merespons kebutuhan Revolusi Industri 4.0 (RI ? 4.0), dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentunya menemukan kemungkinan inovasi baru.

Fakta bahwa percepatan dan dampak terobosan teknologi saat ini melebihi dari sebelumnya. Inovasi dan kemajuan saat ini dipengaruhi kehadiran kuat teknologi kecerdasan buatan, robotika, internet, kendaraan robot, bioteknologi, nanoteknologi, pencetakan 3-D, ilmu material, komputasi quantum dan penyimpanan energi. Dampak terobosan teknologi yang begitu pesat sehingga RI ? 4.0 berkembang dengan kecepatan eksponensial, serta mendisrupsi hampir semua industri dan kegiatan usaha. Fakta Produk dengan Teknologi Digital menunjukkan waktu yang semakin pendek dalam? mencapai 50 juta pengguna seperti gambar berikut.

Sumber : Lithan ? Digital Skills Accelerator

?

Ada lima kompetensi yang harus dimiliki lulusan pendidikan tinggi agar mampu bersaing di era Industri 4.0 yakni: kemampuan berpikir kritis, memiliki kreatifitas dan kemampuan inovatif, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi yang baik, kemampuan kerjasama, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Dunia pendidikan mulai mengantisipasi sebagai sebuah langkah untuk memenuhi tujuan tersebut.? Pembelajaran abad 21 berpusat pada peserta didik agar mampu mengembangkan karakter dalam pembelajarannya, meliputi: Communication,?Collaboration,?Critical Thinking and Problem Solving, dan?Creativity and Innovation (4 C). Dalam kaitan itu, dosen sebagai ujung tombak pembelajaran dituntut mampu merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar/PBM yang berkualitas. Salah satunya dengan mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan?output?yang dapat mengikuti atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Pendidikan 4.0 di depan pintu kita, dan tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi lembaga pendidikan yang siap menembus masa depan. Namun kita menyadari bahwa untuk beralih dari model pembelajaran tatap muka atau bertemu secara langsung, lalu berubah menjadi daring (online) yang sarat dengan teknologi digital adalah transformasi yang membutuhkan upaya dan biaya tidak sedikit.

Nah, Transformasi Digital pendidikan tinggi merupakan pengejawantahan Pendidikan 4.0. Dalam konteks global, Asosiasi Internasional Universitas (IAU) melaporkan hasil Konsultasi Terbuka yang dilakukan dari 1 November 2018 hingga 1 April 2019. Konsultasi dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami kondisi terkini transformasi digital pendidikan tinggi di dunia.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada satu ukuran yang cocok untuk transformasi digital pendidikan tinggi. Lembaga perguruan tinggi berbeda sifatnya, berbeda dalam ruang lingkup dan beroperasi, serta dalam konteks yang sangat berbeda pula. Namun, kemajuan teknologi memiliki dampak di seluruh dunia pada kehidupan sehari-hari warga, pada bagaimana masyarakat berkembang, pada keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk ambil bagian dalam masyarakat, dan yang terpenting tentang cara mengakses informasi dan pengetahuan bagi kemaslahatan masyarakat.

Karena itu, meskipun transformasi digital tersebut terjadi dengan cara yang berbeda, pada langkah yang berbeda, serta dengan cara-cara yang berbeda. Namun, peluang secara umum adalah bahwa semua lembaga perguruan tinggi dihadapkan pada pertanyaan bagaimana beradaptasi dan membentuk pendidikan tinggi di dunia yang semakin digital. Teknologi hanya sarana mencapai tujuan, dan oleh karena itu penting untuk memperdebatkan, mempertanyakan dan menanyakan tujuan transfomasi digital, serta beradaptasi yang ideal untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi.

Di dalam negeri isu transformasi digital pendidikan tinggi yang telah digaungkan sejak tahun 2018 belum disambut antusias kalangan pendidikan tinggi, bisa dihitung dengan jari yang memulai menjalani hal tersebut di tengah kesamaran dan ketidakpastian. Karena itu adopsi teknologi informasi oleh perguruan tinggi cenderung minim. ?Ivan Sangkereng, IT Director Bina Nusantara mengatakan ada 3 sebab, yakni: Pertama, soal dana walau memang tergantung dari teknologi yang digunakan. Kedua, sumber daya manusia belum siap untuk transformasi digital. Ketiga, adalah akses pada teknologi itu sendiri yang masih terbatas.

Kini, saat pandemi Covid-19 dan masa adaptasi kebiasaan baru transformasi digital pendidikan tinggi menjadi keniscayaan, walau di tengah kegagapan dalam implementasinya. Majalah Komunita mencoba menyelami apa yang dihadapi pendidikan tinggi dan lembaga perguruan tinggi dalam situasi urgent pandemi Covid-19, sekaligus upaya ke depan perguruan tinggi mensikapi Pendidikan 4.0 – yang kental dipengaruhi transformasi digital. Kami menemui beberapa pimpinan perguruan tinggi dan tokoh pendidikan tinggi memotret hal tersebut.

 

Mangadar Situmorang, Ph.D. ? Rektor Unpar

Pendidikan Tinggi bagian kebudayaan dan peradaban, PT perbanyak vokasi namun perlu yang akademik untuk keseimbangan

Sumbangsih Unpar pada masa pandemi Covid-19 ?

Sekarang ini menjadi relawan vaksin Covid, pada dua minggu sebelumnya (tahap pertama), nanti dua minggu kedepan tanggal 11 November suntik vaksin yang ketiga. hasilnya Alhamdulillah tidak ada keluhan signifikan, terlihat dari laporan harian yang dibuat (tidak terjadi pembengkakan, apakah ada demam, dsb). Setiap hari pemeriksaan suhu tubuh, dan hasilnya aman.

Dari sisi sosial, memang teman-teman membuat riset yang bermuara pada penemuan meskipun bukan penemuan baru. Tetapi lebih menegaskan bahwa masyarakat kita itu punya potensi yang kita sebut capital culture untuk saling peduli sama lain apalagi di awal-awal pandemi banyak terjadi PHK, ekonomi berhenti tetapi kemudian masyarakat kita secara spontan, secara kultural entah itu mengumpulkan dana, bantuan dan sebagainya.

Riset-riset itu dilakukan sebagai modal sosial kultural menjaga toleransi ekonomi yang membantu dari sisi pemasaran. Pandemi ini berdampak pada tempat kos di sekitar kampus, rumah makan, cara membantu mereka dengan dukungan pemasaran online. Fakultas Ekonomi kami sudah melakukan pendampingan meng-create sebuah aplikasi untuk mendukung/support usaha mereka. Soal kepatuhan hukum atau ketaatan hukum atau cedera hukum karena PHK atau karena kontrak-kontrak normal tadi, tiba-tiba pandemi (itu termasuk force majeur).

Dari situlah muncul relawan vaksin yang ternyata menimbulkan kekawatiran, keraguan. Itu hal yang wajar. Relawan vaksin kami 12 orang selama 12 bulan terakhir. Inginnya rame-rame tapi memang banyak pegawai kita juga tinggal di luar kota Bandung. Sedangkan di awal ?prioritas Kota Bandung. Kita bisa menjadi sangat kuat terintimidasi pandemic karena melihat korban jatuh. Adanya efek psikologis kalau misalnya dirunut lagi menimbulkan tuduhan dan praduga yang lain-lain terhadap pasien meninggal di rumah sakit lalu dicovidkan. Secara netral, hal ini menunjukan betapa isu pandemi dapat dengan mudahnya di-blow up lalu mengubah perilaku dan adaptasi baru.

 

Perspektif memaknai korelasi RI ? 4.0, Pendidikan 4.0, dan Transformasi Digital? Pendidikan Tinggi ?

Masih menyelami esensi dan substansi dari RI – 4.0 yang kemudian juga dikaitkan dengan Society 5.0 dengan mengabaikan atau mengesampingkan dulu faktor emergensi yang diakibatkan pandemi ini. Sejak dicanangkan sebagai kebijakan nasional 2018 oleh Kementerian Perindustrian, terkesima saat Jokowi menyampaikan di Senayan, mengagumi perkembangan teknologi dan dituntut melakukan adaptasi dan adopsi yang kurang lebih semua inndustri, baik manufaktur dan jasa menggunakan Internet, Artificial Intelligent dan teknologi.

Sebagai orang sosial, merasa jalan menuju Roma itu banyak. Kenapa dipaksa harus dengan Teknologi seperti itu? Apakah thats the only one way yang bisa dijalankan untuk sampai pada tujuan produktifitas, efektifitas, kualitas, dan sebagainya (jangan sampai ini menjadi konspirasi yang mengarah pada kapitalisasi). Hampir setiap forum bicara mengenai RI – 4.0, penggunaan media digital pada pembelajaran (baik dalam pembuatan power point, video, digitalize). PT dituntut menggunakan digital material, platform pembelajaran perguruan tinggi, dan ini disenangi mahasiswa karena memang zamannya.

Poinnya adalah bahwa pandemi Covid-19 memaksa PT melakukan percepatan teknologi digital ini (social meeting, video pembelajaran, presentasi digital). Menjelaskan suatu konsep secara virtual, dari sisi perkuliahan masih banyak kekurangan dalam hal efektifitas penerimaan materi. Masih ada beberapa keterbatasan dari dosen, dalam hal penyampaian materi yang tidak lengkap, adanya beban psikologis dan relasi sosial antar dosen dan mahasiswa yang tidak nyaman, dan beberapa faktor lain mengenai pendidikan karakter tidak dapat dilakukan, bagaimana cara membuat assesment dalam pengembangan karakter tersebut. Ketika kita membuat evaluasi atau assesment melalui Ujian Tengah Semester (UTS), karena dilakukan secara virtual jadi dosen tidak mengawasi dan tidak memeriksa lagi.

Semua diserahkan mandiri kepada mahasiswa sehingga ada terjadi hasil ujian yang sama pada beberapa mahasiswa (kecurangan karena berkolaborasi mencontek satu sama lain). Mahasiswa tersebut akan diberikan nilai E (tidak lulus satu mata kuliah) dan gagal satu semester. Ini kaitannya dengan pengembangan karakter. Tapi kemudian, layakkah memberikan hukuman tersebut kepada mahasiswa? Ketika pada prosesnya sendiri tidak ada pengawasan dari dosen, tidak ada instrumen pengawasan. Meskipun mereka harus jujur dan berintegritas dalam relasi sosial. Namun ketika relasi sosial itu tidak berlangsung, bukankah itu menjadi suatu kebodohan? Di satu sisi ingin mereka jujur dan berintegritas, namun di sisi lain kadang kita mempersilakan mereka untuk berkolaborasi dengan temannya jika ada hal-hal yang tidak dapat dimengerti. Instrumen-instrumen belum siap, yang bisa memastikan pendidikan karakter yang diinginkan bisa berjalan dengan baik. Bukan saja soal infrastruktur yang harus dipersiapkan, yang lebih penting adalah assesmen baik dari sisi pengetahuan dan karakter, serta relasi sosial.

 

Apa substansi Transformasi Digital Perguruan Tinggi ??

Kemajuan teknologi informasi, menyebutkan bahwa dosen bukan lagi menjadi sumber pengetahuan. Karena peran dosen sudah diganti dengan Google, Search Engine lain, atau website lainnya. Sehingga nampaknya peran dosen beralih tidak lagi dalam konteks source of knowledge, karena Pendidikan bukan lagi 100% transfer of knowledge. Yang coba dilakukan adalah membantu mahasiswa untuk memberikan frame (framing) dan kaitannya dengan? conceptualizing bahwa data informasi ini bisa dimaknai dalam konteks tertentu. Kelihatannya Pendidikan bukan lagi 100% transfer of knowledge bukan menjadi isu lagi, tetapi kemudian yang menjadi isu adalah framing tadi, give a meaning, conceptualizing.

Itu memerlukan kemahiran teknologi yang baru bagi dosen, agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik. Termasuk Pembentukan dan Pendidikan Karakter. Sekarang kita tidak lagi melihat anak dari sisi rapi, sopan dalam penampilan, dan lainnya. Lama kelamaan kita menjadi terbiasa, misalnya dengan melihat anak-anak di aplikasi zoom dengan latar belakang tempat yang berbeda-beda misalnya suasana kamar berantakan, mahasiswa dengan pakaian tidak rapi seperti biasanya. Jika ada mahasiswa kesulitan akses internet, mereka akan saling bertukar saran dan pendapat. Itulah yang dikatakan mahasiswa yang memiliki seni communication skills yang baik. Ada perubahan signifikan, cara melihat dan mempersepsi teknologi, relasi dengan mahasiswa secara virtual, pemahaman dan penilaian terhadap mahasiswa disesuaikan dengan kondisinya masing-masing.

Dosen senior tidak mudah melakukan perubahan, meskipun hal tersebut bisa menjadi bentuk disiplin atau edukasi (seharusnya bukan pola punishing). Padahal sebetulnya taat dan disiplin bisa dibentuk dengan bahasa verbal yang lebih nyaman, komunikasi yang lebih bersahabat,? tidak harus dengan pasang muka tegang, atau sejenisnya. Sustainability ke depannya harus dipersiapkan, apakah bisa bertahan seperti sekarang? Salahsatu adopsi digital adalah adanya efesiensi, proses pengurangan pegawai, namun harus menjamin bahwa pegawai yang bekerja harus menerima haknya. Bisnis ini termasuk jasa, jasa pendidikan. Yang mendapatkan upah dari pembayaran mahasiswa. Dengan model sekarang, bisa menjadi akses atau kesempatan untuk dapat belajar di PT. Dengan digital revolusi berharap angka minat belajar di PT dapat meningkat. Selain dari fasilitasnya, cost-nya yang bisa lebih murah. Peningkatan angka tanpa mengurangi kompetensi yang dicapai, dan dapat memenuhi kebutuhan industri.

Isu lainnya, dari sisi pembiayaan perkuliahan. Jika ini diberlangsungkan maka harus dicermati dan dijadikan kajian mengenai cost dalam satu perkuliahan. Jika dibandingkan dengan secara konvensional seperti sebelum pandemi ini. Secara virtual, ada cost yang berkurang. Namun ada namanya coursera (kelas online), bervariasi biayanya (dalam kurs dollar) yang diadakan oleh orang-orang hebat yang memanfaatkan kemajuan teknologi, menciptakan kapitalisasi dan profit tersebut. Kita merasa terjebak karena tidak memproduksi hal seperti itu. Padahal kelas online ini pun mahal (tidak harus lebih murah). Ada suatu situasi yang kontradiktif atau tidak selalu in line. Perguruan Tinggi memproduksi sendiri dengan menghasilkan ijazah dan untuk mendapatkan itu, menawarkan sejumlah mata kuliah yang ada cost-nya. Mahasiswa bisa mengambil atau memilih mata kuliah dan itu merupakan bisnis pendidikan yang saat ini juga sedikit kacau.

Pendidikan tinggi jangan menjadi komponen dari sebuah siklus produksi, melainkan menjadi bagian kebudayaan dan peradaban. PT mendidik orang lain yang intelektual, mandiri, dan dewasa. Mereka bisa berkarya apapun, bahagia, dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Sebagai solusi, setuju bahwa PT memperbanyak vokasi. PT yang akademik sebaiknya diambil alih oleh vokasi. Keseimbangannya adalah kita masih perlu juga lulusan akademik. Jika ini tidak ada maka akan diisi oleh yang lain.? Orang yang akan menggeluti program akademik dan menjadi intelektual, analis, researcher akan menjadi terbatas dibanding mereka yang akan terjun di industri. Dari konteks edukasi masyarakat, atau diseminasi kebijakan pemerintah sudah cukup sejalan dengan adanya moratorium studi tertentu atau sebaiknya pemerintah memberikan dukungan lebih besar terhadap pendirian studi yang masuk kategori STEM dan pendidikan vokasi, itu merupakan indikator yang harus diutamakan menuju perubahan.

 

Dalam situasi seperti sekarang, Pendidikan harus tetap berjalan. Sejauh mana konten pembelajaran dan materi perkuliahan dapat tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa?

Kita merasa terbantu oleh pola pelaksanaan pendidikan yang kita sebut kurikulum berbasis kompetensi, yang membantu merumuskan profil lulusan yang diharapkan. Secara prosedural, teknis, metodologis kita dapat terbantu. Kami memiliki kecenderungan 1) toleransi atau kompromi atau relaksasi terhadap CPL dan SKL tadi untuk dapat menenangkan juga mahasiswa dan dosen; 2) tuntutan merevisi CPL, harus dikaitkan dengan tawaran baru yang menarik untuk ditindaklanjuti terkait pada kampus merdeka. Mahasiswa memiliki pilihan (Alternatif keluar dari kurikulum) untuk mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda seperti praktek kerja lapangan, magang, bekerja bela negara, konservasi lingkungan hidup, bekerja kemanusian, dll yang sudah ditetapkan DIKTI. Sebagai alternatif bahwa mahasiswa tidak harus menyelesaikan 144 SKS di ruang kuliah, baik fisik ataupun virtual. Masalahnya, kita belum siap akan hal tersebut. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan secara legal prosedural, infrastruktur, metodologi, dan finansialnya.

Dua isu tersebut, relaksasi atau kompromi capaian pembelajaran ini bukan untuk menurunkan kualitas kompetensi melainkan memperluas horizon model ukuran-ukuran tadi. Secara internal ingin rasanya mahasiswa aktif di luar tapi tidak cukup siap dengan apresiasi yang harus diberikan kepada mereka. Ada tuntutan untuk kita lebih terbuka mengukur menentukan kompetensi mahasiswa. Orang hukum mungkin hapal Pidana dan Perdata atau draft legal, tetapi tidak mempunyai media pengayoman, empati, atau feeling untuk membuka Lembaga Bantuan Hukum, sifat atau keinginan untuk advokatif. Ada banyak cara mengukur keahlian mahasiswa di luar nomenklatur yang sudah ditetapkan.

 

Apakah melakukan supervisi kepada Perguruan Tinggi lain? mempunyai platform sendiri atau mengikuti platform yang sudah ada (SPADA, Inheren, dll)?

Kami tidak ada terpikir untuk supervisi atau peran pendampingan atau peran lainnya yang menunjukkan sebuah PT membantu PT lainnya. Yang dulu pernah dilakukan adalah Bimtek untuk pengembangan LPM, SPMI, atau pengembangan akreditasinya. Yang terpikir adalah ruang kolaborasi yang menjadi sangat terbuka. Dengan kurikulum kampus Merdeka dan revisi CPL, bagi mereka yang berinisiatif melengkapi infrastrukturnya agar dapat mendorong mahasiswa memperoleh informasi ke kampus lain untuk mengalami pembelajaran yang berbeda dengan institusinya.

Kami memiliki platform sendiri yang dikembangkan dari sebelum pandemi, bernama IDEL (Interactive Digital Environment Learning) yang sudah 10 tahun lebih tapi grafik penggunaannya sangat lambat. Sampai dengan 2019 yang lalu, yang bisa menggunakan Digital learning adalah Fakultas Teknik, Informatika, dan Sains. Begitu pandemi, 100% menggunakan IDEL ini. Pengadaan materi di berbagai platform sudah berjalan 100%.? Dalam semangat pandemi, kampus merdeka, hibah yang ditawarkan pemerintah, hibah pembelajaran Daring, ketika ditawarkan ke para dosen banyak yang berpartisipasi (aply) dan sebagian lolos (Approve).

?

Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH. ? Rektor Unisba

?Penguatan Sumberdaya, Bangun Insan Cerdas Kompetitif

Perspektif Prof. Edi maknai Pendidikan 4.0 ?

Dunia pendidikan saat ini mengalami pergeseran paradigma tidak hanya tuntutan Era RI – 4.0 saja melainkan juga Era Society 5.0, dimana keperluan masyarakat akan lebih mudah terpenuhi dan mempercepat kerja manusia karena dibantu oleh teknologi yang keren dan sudah saling berintegrasi, oleh karena itu penyelenggara pendidikan tinggi perlu mempersiapkan sumberdaya dalam menghasilkan insan cerdas kompetitif di era tersebut.

Hubungan Pendidikan 4.0 dengan Transformasi Digital Perguruan Tinggi ?

Tujuan adanya pembaharuan era tersebut adalah untuk menciptakan nilai-nilai baru dengan mengkolaborasikan dan bekerja sama dengan berbagai macam sistem/Informasi dan ?Teknologi ?yang ?berkembang ?pesat, ?dan? juga? mampu? meningkatkan? modal ?atau kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan (Human Capital). Kemudian, adanya masyarakat 5.0 juga dapat menyelesaikan permasalahan melalui perpaduan inovasi dari berbagai? unsur ?yang? terdapat pada RI – 4.0. ?Melalui, kecerdasan ?buatan (Artificial Intelligence), IoT (The Internet of Things), dan Big Data akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet, sehingga lebih mempermudah pekerjaan manusia. Dengan demikian Transformasi Digital Perguruan Tinggi merupakan sebuah tantangan baru dalam manajemen PT untuk melakukan perubahan dari konvensional menuju era digital, perlu dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran dengan dukungan infrastruktur dan sumberdaya manusia mumpuni.

Karena itu, Transformasi Digital bukan hanya trend sesaat, tetapi tuntutan baru di dalam pengelolaan PT, sehingga PT perlu membangun strategi baru untuk dapat bersaing di pasar? internasional dengan sumberdaya yang dimiliki, bahkan perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.

Kami telah melakukan Transformasi Digital Perguruan Tinggi sejak tahun 2008, dimana saat itu saya sebagai Pembantu Rektor 1 sebelum berubah naman menjadi Wakil Rektor, transformasi ini juga didukung oleh sumber dana Dikti saat itu melalui program hibah kompetisi berbasis institusi dengan fokus pada Pengembangan Teknologi Informasi, Penjaminan Mutu dan Peningkatan Kualifikasi Dosen Melalui Studi Lanjut. Hingga saat ini masih terus berupaya untuk melakukan berbagai peningkatan layanan dan juga peningkatan mutu SDM yang mendukung transformasi digital.

Pandemi Covid-19 bukan memicu kami mengawali transformasi digital, melainkan sebagai alat uji kehandalan sistem yang telah kami kembangkan sebelumnya.

 

Bagaimana dengan SPADA, Inherent & ID-rent Kemendikbud ? Atau platform sendiri ?

Kami memiliki Learning Management System sendiri sebagai media pembelajaran digital dan juga yang dipersyaratkan dikti untuk dapat digabungkan atau SPADA/Sistem Pembelajaran Daring yang dimiliki Dikti, kami namakan ekuliah.unisba.ac.id.

 

Model transformasi digital (pembelajaran daring) seperti apa, yang memadai dari sisi metode maupun kualitas pembelajaran di masa Covid-19 dan ke depan.

Dalam hal pembelajaran daring sesungguhnya PT dan juga dosen dituntut untuk melakukan inovasi dalam hal pembelajaran, mengubah metode pembelajaran yang lebih berpusat kepada mahasiswa dimana dosen sebagai motivator dan menyiapkan bahan ajar yang inovatif untuk mudah dipahami mahasiswa, serta PT menyiapkan sumberdaya untuk mendukung proses pembelajara tersebut. Perlu dipahami bahwa dengan adanya Transformasi ini maka dosen melakukan pembelajaran syncronous (tatap muka di dunia maya/virtual) dan juga a-syncronous dimana mahasiswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dalam kurun waktu yang telah ditetapkan dengan memenuhi unsur modul, forum, kuis dan tugas sesuai dengan Rencana Pembelajan yang telah ditetapkan ag ar memenuhi standard Capaian Pembelajaran Lulusan.

 

Fasilitas pembelajaran online (masa pandemic Covid-19) tersedia, baik infrastruktur hardware maupun software/aplikasi

Ada UPT E-learning sebagai pelaksana tugasnya dengan dukungan sistem informasi (Bagian ??PSITEK) yang sudah dikembangkan dengan dukungan bandwith yang cukup baik 2.5 GB yang terus ditingkatkan sesuai jumlah usernya atau setara dengan 130-135 kbps/orang/mhs.

 

Transformasi Digital PT akan mengikis substansi pendidikan karakter yang justru sangat penting di era digital ?

Mungkin bukan mengikis namun PT perlu melakukan Inovasi dalam hal pendidikan karakter di era digital.

?

Ir. A. Harits Numan, M.T., Ph.D., IPM. ? Wakil Rektor I Unisba

Upaya terkait Pendidikan 4.0 ?

Digitalisasi inti Pendidikan 4.0 ?dalam mengantisipasi RI ? 4.0 tentunya kita? harus merespon sesuai kemampuan kita. Digitalisasi sudah melekat disini dan tidak bisa hanya menerapkan pengajaran konvensional. Memang ada PT yang melakukan transformasi cepat dan ada yang lambat. Di kampus kami ke depan akan terjadi pergeseran luar biasa, kami didukung Yayasan. ?Melalui digitalisasi kampus PMB kami tetap dan stabil yang masuk dan daftar ulang, dan registrasi mahasiswa kita meningkat 5%, dan kinerja lebih meningkat dalam segala hal.

Tahun 2008 Kami mendapatkan Hibah DIKTI dalam pengembangan kapasitas Institusi,? SDM, dan program studi Teknik Industri, Statistik dan Hukum, itulah cikal bakal digitalisasi kampus. Selain itu kami mendapatkan Hibah Inheren dan mengembang infrastruktur selama 3 tahun sampai Perpustakaan menerapkan digitalisasi menggunakan barcode/QR Code. Sehingga kecanggihan fasilitas kampus terus berkembang.

Kami memiliki unit Sistem Informasi dan Management/SIM yang ketika itu memanfaatkan Hibah DIKTI dan terus kami kembangkan sampai sekarang. ?Sejak 2017 sistem IT dan bandwith dll.nya berkembang pesat. ?Pengajaran daring mulai tahun 2017, sosialisasi daring tahun 2018, lalu diperkuat SK Yayasan dan Rektorat sebagai regulasinya. Ketika ramai RI – 4.0 tahun 2019 kita sudah seattle digitalisasi dalam pembelajaran daring juga sistem penggajian.

Tahun dan 2020 semenjak Covid-19 kami sudah menyiapkan sistem daring, jadi kami tidak kaget. Yayasan mendukung penuh menguatkan infrastruktur dan sumber daya manusia menghadapi perubahan ini. Namun hal tersebut memerlukan proses dan memang ada retensi tinggi, karena banyak dosen masih lebih senang tatap muka daripada tatap maya. Kami juga mengkompensasi dengan biaya pulsa, biaya listrik dan lainnya. Karena Covid-19 adalah force majure maka kami memberikan kompensasi kepada mahasiswa dan dosen-dosen pengajar.

Selain itu dari aspek konten dan kesiapan dosen, kami kuatkan. ?Kami petakan dosen dan 3 cluster, yaitu: Cluster Milenial, Cluster Semi, dan Cluster Usia lanjut. ?Kendalanya adalah beban pada tendik yang usia lanjut, karena itu kami membuat pencakokan didampingi dosen muda dalam mempersiapkan materi agar dapat diimplementasi ke sistem. Human Capability ini terus kami persiapkan, karena RI ? 4.0 sudah menuju Society 5.0 dengan modul, Forum, Quiz, dan Tugas. Empat komponen tersebut merujuk pada RPS dan tugas-tugas yang harus dipenuhi adalah kewajiban dalam menyempurnakan RPS. Nah, yang di middle ini menjadi daya ungkit untuk yang lain dan terbentuklah team teaching dengan berbagi materi dan kebersamaan dengan baik.

Memang dari sisi dosen ada ketidaksiapan serta kekhawatiran dosen tergantikan oleh teknologi. Untuk merubah pola pikir ini sangat sulit dan memerlukan pendekatan persuasif juga harus terus menerus dan perlahan-lahan. Memang dengan penerapan pembelajaran daring banyak sekali dinamika yang terjadi.

Kami sangat siap digitalisasi di masa pandemi Covid-19, meskipun ke depannya kita belum tahu. Mungkin saja 2 tahun ke depan bisa tatap muka kembali. Karena ada beberapa kondisi pengajaran yang memang sulit dengan pengajaran daring.? Semisal program studi Kedokteran paling sulit dan membutuhkan feeling and touch yang tidak bisa digantikan dari cadever dengan patung. Juga kami tidak tahu mahasiswa dari mana zonanya (merah, kuning, atau oranye). Ketika kuliah tatap muka membutuhkan penerapan protokol kesehatan, swab dsb yang berimplikasi pada biaya. Kami mengkombinasikan antara daring dan juga offline, dan juga kami menyarankan swab pada dosen dan karyawan secara gratis karena kerja sama dengan FK Unisba dan Dinkes Kota Bandung. Semoga lekas berlalu kondisi seperti ini.

Walau demikian, kami mendapatkan hikmah dari pandemi Covid-19 ini, kami dipaksa untuk senantiasa melek, selain itu sistem informasi kami teruji dengan pengajaran daring yang blended dengan tatap muka. Jadi kesimpulannya perkembangan teknologi dari hasil budaya dan dipercepat dengan pandemi ini seharusnya kita sebagai pendidik senantiasa mensikapi secara dewasa, serta menghadapinya dengan langkah-langkah positif dan mengajarkannya kepada peserta didik. Beberapa PT bisa melalui dengan baik, beberapa yang lain mungkin sulit.

 

Bagi PT yang mungkin sulit, apakah memberikan dukungan ?

Kami sudah membina 34 PTS binaan, diantaranya: 3 dari wilayah Sumatera dan 2 dari Jakarta, sisanya Jawa Barat dengan menyediakan bimbingan teknologi/bimtek dan klinik untuk e-learning dan pusat pengembangan IT, dan roadshow ke kampus mereka.

Ada dua kendala yang dihadapi, yakni: infrastruktur dan SDM. Bimtek kepada mereka diberikan gratis, dan PTS binaan merasa nyaman dengan kami. Kami memberikan Teknoware, Infoware, Orgaware, Humanware kami banyak memberikan ilmu untuk PTS-PTS lainnya sharing ilmu dan transfer Sistem Informasi Menejemen.

?

Bagaimana pengembangan karekter peserta didik yang semula dilakukan tatap muka, kini dengan tatap maya atau gunakan teknologi daring ?

Kita perhatikan data analisis, internet of things, dan humanity literasi dengan kecerdasan buatan tidak bisa dipergunakan dengan humanity/feeling manusia karena hanya buatan. Sedang kewajiban PT mengembangkan SDM yang lebih cerdas dengan norma-norma agama di dalamnya.

Kami menerapkan pesantren mahasiswa baru dan juga calon sarjana. Kegiatan tersebut harus dengan feeling and touch kepada mahasiswa, mahasiswa berbeda ada yang memiliki kecerdasan virtual dan ada kecerdasan kinestetik. Namun karena kondisi Covid-19 maka kami melaksanakan secara daring, dan melibatkan orang tua mahasiswa. Ternyata tidak mengurangi makna dari program tersebut, bahkan selain terjadi efesiensi dalam struktur kepanitiaan dan efektif untuk anggaran. Akhirnya pola pembelajaran dan pesantren daring 2 bulan ini dipahami dosen, dan orang tua mahasiswa, serta terstruktur dengan baik sekali.

 

Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T. ? Rektor Unikom

Hanya 5 % Siap Adaptasi, Kuncinya Kemauan Memajukan PT dan Leadership

Perspektif Prof. Eddy memaknai Pendidikan 4.0.?

Era Disruptif sedang terjadi, Pendidikan 4.0 memang sebuah pilihan. PT dituntut melakukan penyesuaian diri, karena bagaimanapun kondisi itu tidak mungkin dihindari.? Maka PT harus mengambil kebijakan, terutama menyesuaikan kemampuan dengan kebutuhan saat ini.

Bagi PTS memang membutuhkan dorongan kuat dari Yayasan selaku badan penyelenggara PT-nya. Komunikasi dengan Yayasan memang diperlukan agar Yayasan memahami dan sekaligus mendukung program yang telah direncanakan ?dalam mengikuti perkembangan teknologi pada Pendidikan 4.0.

Yayasan dengan Rektorat harus bersinergi dengan baik mengingat kesinambungan penerapan Pendidikan 4.0 antara lain memerlukan dukungan SDM yang memahami teknologi informasi, menyediakan dan menggunakan perangkat canggih (hardware, dan software), demikian pula kurikulum yang diadaptasikan. Sehingga program yang sudah dicanangkan lembaga mensikapi Pendidikan 4.0 bisa sejalan dengan harapan Kementerian. Artinya kita mampu menjalankan sistem pembelajaran yang kita bangun dengan dukungan hardware, software, serta SDM sehingga tetap terlaksana pembelajaran yang baik dan berkualitas bagi mahasiswa sebagai peserta didik.

 

Hubungan Pendidikan 4.0 dengan Transformasi Digital Pendidikan Tinggi ????????????

Pendidikan 4.0 dilandasi Teknologi Digital. ?Kami sudah memastikan wajib untuk melakukan dan merealisasikannya.? Transformasi Digital memang sebuah keniscayaan dan harus dilakukan. Bagi teman-teman PT (- sekitar 4.700 PT -), kalau kami lihat yang siap beradaptasi terhadap perubahan ini mungkin sekitar 5% dari total keseluruhan, terutama PT yang besar-besar. Sisanya mengalami kendala pada sisi SDM, sisi pendanaan (sebagai dampak dari kekurangan jumlah mahasiswa), belum lagi teman-teman PT di daerah tertinggal, serta pengaruh pendemi ini luar biasa bagi PT semuanya.

 

Seberapa besar usaha Transformasi Digital dilakukan PT ??

Secara keseluruhan PT besar rata-rata sudah siap menghadapi Trasnformasi Digital, termasuk kami siap menghadapi perubahan ini. Namun, tidak semua PT siap dengan perubahan ini, dari 4700 PT mungkin hanya 5% yang siap. Ini artinya ada kesenjangan sangat tinggi.? Kondisi tersebut tentunya bagi PT besar tidak akan maksimal membantu, karena jumlah PT yang belum siap terlalu banyak. Sisi lain, kembali kepada PT mitra apakah daya dukungnya sudah siap atau belum siap.

PT di kota besar dengan jaringan yang mumpuni tidak ada permasalahan, akan tetapi dengan teman-teman PT yang sedikit jauh ke pelosok walaupun Jawa Barat sangat sulit mengakses internet. Secara menyeluruh infrastruktur pemerintah masih belum teralisasi atau merata dengan baik. Sementara dari sisi PT pun ada keterbatasan kemampuan. Sebagai solusi bisa saja kerjasama antar perguruan tinggi, akan tetapi regulasi di setiap daerah berbeda-beda, ada beberapa yang memajukan daerahnya dan ada juga yang tidak, tergantung kepentingan dan prioritas Kepala Daerah masing-masing.

Kita memiliki APTISI dan ABPPTSI, itu memang Asosiasi yang bagus sekali, tapi memang kendalanya kembali ke PTS-nya dan otoritas daerahnya masing-masing. Jadi kendala-kendala seperti itu merupakan hal yang menghambat untuk proses Transformasi Digital dalam PT masing-masing. Semisal, SDM harus disinergikan apabila terjalin kerjasama antar peguruan tinggi, dan tidak bisa apabila tidak setara kemampuan SDM antar Perguruan Tinggi dan harus diverifikasi antara kedua PT yang bekerjasama tersebut. Masing-masing PT mempunyai problematika yang berbeda-beda, akan tetapi pemerintah sebagai otoritas harus memberikan dukungan kepada PT yang ingin berkembang dan asosiasi-asosiasi juga berperan serta untuk mendukung perkembangan PT.

Kami sampai saat ini sudah melakukan kerjasama dengan 50 PT, baik di pulau Jawa ataupun luar pulau Jawa. Kerjasama ada yang berjalan baik dan ada yang berkendala. Diantarannya keterbatasan SDM, dan Regulasi Pemerintah Daerah yang berbeda-beda. Harus ada penyeimbang dari para pihak yang bekerjasama, yakni: kepemimpinan PT, kesiapan SDM & kompetensi masing-masing PT, kemampuan infrastruktur PT, serta pendanaan PT.

 

Bagaimana dengan 95 % PT yang? disebut tadi ?

Memang yang sangat menentukan, kembali lagi pada faktor leadership, juga kemauan Yayasan maupun PT-nya. Karena keduanya yang menentukan kesiapan dan keberhasilan Transformasi Digital pendidikan tinggi atau adaptasi diri. Yayasan harus mempunyai kemauan kuat memajukan PT, lalu SDM dosen yang sesuai dengan bidangnya bersinergi. Dosen-dosen yang berkemampuan melalui fit & proper test sesuai dengan bidang masing-masing akan menjadi lebih baik apabila ditempatkan dalam jabatan struktural yang tepat di PT.

Apa yang sudah dilakukan pemerintah terkait Transformasi Digital pendidikan tinggi kalau dilihat mungkin jumlahnya masih sedikit – sekitar 50 s.d 100 – yang bisa mengikuti. Tentu bagi PT yang tergabung disitu karena kemampuan PT dalam teknologi digital dan informasinya sudah cukup baik dan berkembang. Bagi teman-teman PT yang belum siap, kembali lagi ke basis awal yaitu: implementasi dan SDM yang masih belum memenuhi aspek-aspek dan syarat-syarat dari Pemerintah.

Penetapan kebijakan Transformasi Digital pendidikan tinggi, dari sisi Pemerintah sudah cukup baik dan juga memang dukungan sudah banyak kepada PT yang betul-betul sesuai aspek dan syarat yang menunjang. Kuncinya, kembali lagi dari PT masing-masing harus betul-betul konsolidasi diri dan melakukan mapping urutan prioritas yang harus didahulukan, mana yang urgent dan yang penting dan yang tidak penting. Menetapkan kebijakan tersebut bagi PTS harus ada sinergi yang baik antara Yayasan dan PT, antar keduanya.

Jadi intinya, Transformasi Digital pendidikan tinggi sudah menjadi keharusan, dan semua PT agar mengikuti. Transformasi Digital juga bukan hanya sekedar infrastruktur/alat, namun konten pembelajaranpun harus sesuai dengan kompetensi program studi masing-masing, dan konten pembelajaran sampai kepada mahasiswa dengan berkualitas. Sehingga mahasiswa dapat dengan mudah menyerap inti dari pembelajaran yang diajarkan melalui Daring ataupun Tatap Muka, ditambah dengan penguatan karakter building bagi mahasiswa agar tercipta lulusan yang berilmu juga berakhlak dan beretika.

?

Bagaimana Transformasi Digital di PT Prof. Eddy ?

Sebenarnya kami namai Unikom adalah memaknai visi Yayasan Science & Teknologi yang menaungi kami. Sehingga, pemikiran kami selalu tertuju pada perkembangan masa depan dari teknologi informasi dan digital. Oleh sebab itu kebijakan kami selalu harus bisa mengikuti perkembangan IPTEK, perkembangan-perkembangan teknologi informasi yang terjadi. ?Sehingga kami mendirikan direktorat khusus yaitu Direktorat Pengembangan Teknologi Sistem Informasi (PTSI), tujuannya untuk melakukan improvement terhadap Teknologi Digital yang berkembang setiap saat, dan itu sangat cepat terjadi. ?Unikom sebagai PT, basic-nya membawa nama KOM, harus selalu beradaptasi dengan perkembangan IPTEK yang terjadi, sehingga tepat bagi kami mengusung nama Unikom.

Kami awalnya mendirikan Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia German, disingkat LPKIG, bertempat di jalan Dipati Ukur 102 Bandung, lalu pada tanggal 24 Desember 1998 dibentuklah Yayasan Science dan Teknologi dan dilanjutkan dengan pengajuan pendirian STIMIK IGI dan STIE IGI ke DIKTI. Hanya 6 bulan dengan nama ini, berlanjut tanggal 8 Agustus 2000 berdiri Universitas Komputer Indonesia yang disingkat dengan nama Unikom.

Semenjak berdiri 20 tahun lalu, pemikiran kami ke arah perkembangan IPTEK dan Teknologi Digital sudah menjadi urat nadi kami. Mata kuliah wajib kami adalah Software, Hardware, Enterpreneurship dan Animasi Web & Multimedia wajib untuk seluruh program studi. Tanpa mata kuliah tersebut tidak mungkin bisa mengaplikasikannya di dunia kerja nanti. Kami berharap lulusan Unikom bisa menjadi Job Creator, khususnya di bidang Teknologi Digital. ?Disayangkan apabila ada lulusan yang mahir di bidang Teknik tanpa bisa menjualnya, itu yang menjadi concern Unikom, agar para mahasiswa kami dibutuhkan dunia kerja sesuai dengan ilmu yang didapatkan.

Menguatkan hal di atas, Unikom mengacu pada budaya PIQIE (Professionalism, Integrity, Quality, Information Technology, Excellence). Maknanya: Harus bekerja secara Profesional, Memiliki Integritas diri yang bagus, Quality (Kualitas) Pengajaran (Tri Dharma yang baik), Berbasis Informasi & Teknologi, Membangun Keunggulan Bersaing (Excellence).? Dosen dan mahasiswa didorong untuk menghasilkan suatu prestasi berdasarkan budaya PIQIE ini, dan bagusnya teraplikasikan sehingga banyak prestasi-prestasi yang didapatkan.

 

Budaya PIQIE agar lulusan penuhi kebutuhan masyarakat. Berapa persen kontribusi lulusan Unikom dalam ICT ?

Memang kami sudah melakukan penelitian tentang hal ini, tapi yang jelas itu cukup bagus yang kaitannya dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bagusnya adalah setelah mereka lulus, selalu membawa kemampuan Teknologi Digitalnya itu dalam bidang pekerjaan apapun. Namun demikian, kami perlu melakukan pendataan lagi tentang hal itu, terakhir hampir 50 % dari lulusan berkiprah kuat di bidang ICT (Information Communication & Technology) ketika mereka berkiprah dalam dunia kerja. Selain itu kami selalu menekankan tentang kewirausahaan (entrepreneur) yang mengarahkan lulusan kami mempunyai pola berfikir bagaimana membangun suatu kemampuan diri dan menciptakan suatu dunia usaha sendiri.

Kami juga membangun etika yang baik bagi lulusan kami. Hebat dan tetap beretika baik untuk perusahaan-perusahaan. Dalam kaitan tersebut, kami mengedukasi mahasiswa melalui mata kuliah Agama dan Pancasila untuk mengembangkan karakter budaya bangsa yang baik dan benar. Kami menginginkan Mahasiswa pintar tapi santun. Peran Dosen sangat penting dalam membangun karakter mahasiswa, kami mendidik orang-orang pintar juga menjadi lebih baik dengan etika dan kesantunan. Media Sosial yang semakin maju seiring perkembangan zaman di masa Transformasi Digital sekarang ini mendidikan mahasiswa harus betul-betul memberi penguatan karakter yang kuat.

 

Kunci menguatkan Transformasi Digital pendidikan tinggi ?

Sejak kami berdiri dan ?mengusung ICT sebagai basic maka, kami selalu menekankan satu hal terkait dengan pengembangan SDM. Yakni : 1) membangun SDM dosen agar betul-betul mahir di bidang masing-masing; 2) berkomitmen selalu mempersiapkan dan memenuhi apa yang dibutuhkan dosen dalam bidang masing-masing semisal : penelitian, publikasi dengan biaya gratis, studi S3 Program Doktoral dosen juga dibiayai Yayasan kami; 3) memotifasi dosen-dosen studi lanjut Doktoral (S3) untuk menambah kualitas pembelajaran dan pengajaran di PT kami.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. H. Didin Muhafidin, S.IP., M.SI. ? Rektor Unfari/Al-Ghifari

Pendidikan 4.0 harus dimaknai secara Tekstual dan Kontekstual

?

Bagaimana memaknai fenomena Pendidikan 4.0?

Pendidikan 4.0 berkaitan dengan transformasi digital PT yang secara tekstual mengandung konsekuensi memanfaatkan komputer canggih (dengan gadget, bisa online, dll) sebagai infrastruktur pendidikan. Namun hal tersebut tidak ada maknanya jika tidak dipahami dan dilaksanakan secara kontekstual dengan membangun dan mengembangkan jaringan yang seluas-luasnya dengan? mitra A (Akademisi), B (Birokrasi), C (Community), D (Media), E (Entepreneur).

Selaras dengan Visi kami menjadi kampus Entepreneur, yakni menghasilkan alumni yang memiliki skills yang cepat beradaptasi dengan dunia kerja. Sementara dosen kami didominasi oleh lulusan ITB (terutama jurusan Farmasi). Power of? Education 4.0 bagi para dosen mengajar di kampus kami adalah ?menjadikan? peluang untuk memperluas jaringan. Hal tersebut bukan charity tapi memberdayakan potensi dan keilmuan mereka.? Tujuannya untuk mengembangkan kapasitas dan kompetensi bagi lembaga PT dan individu yang bersangkutan. Maka yang menjadi poin memaknai Pendidikan 4.0 pada 2 (hal) yang saya sebutkan tadi, yaitu Pendidikan 4.0 harus dipahami dan dimaknai secara tekstual dan kontekstual.

 

Sejauhmana PT – PT memaknai Pendidikan 4.0 seperti dijelaskan di atas?

Saat ini masih banyak yang mengembangkan tekstual dibandingkan dengan kontekstual. PT yang tekstual lebih terlihat stagnan, sedangkan PT yang kontektual yakni mengembangkan jaringan ABCDE terlihat sekarang lebih pesat kemajuannya, contoh: ?Binus, Unikom. Mereka membesarkan jaringan dengan mempererat hubungan dengan dunia usaha, akademisi, juga media.

 

Bagaimana Transformasi Digital pendidikan tinggi tekstual dan apa problematiknya ??

Jika bicara IT ada tiga hal (Software, Hardware, dan Brainware). Sejauh ini yang sudah banyak digunakan adalah Software dan Hardware, namun terkadang mengabaikan Brainware. Padahal Brainware (SDM ? Red.) adalah hal terpenting yang harus ditingkatkan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang cepat. Sama halnya jika diterapkan di kampus, hal tersebut meliputi sistem akademik, perwalian, semua dilakukan secara online. Persoalannya adalah ketika orang yang menggunakan Brainware-nya tidak sampai (tidak semua Dosen), proses akan tersendat disitu. Misalnya, mengajar harus online, Berita acara mengajar online. Namun kenyataannya masih banyak yang kesulitan pada saat mengaplikasikannya terutama generasi kolonial. Kemudian yang terjadi begitu sulitnya untuk berlari cepat. Itu problematika utama nya, ada pada Brainware atau SDM yang meliputi Dosen, Staf, Struktural, dll.

Untuk mengatasi problematika tersebut, ada pertemuan rutin setiap bulan untuk pembinaan SDM terutama dosen (membahas perkembangan teknologi terbaru), mereka dilatih khusus oleh IT mengani cara mengajar online, membuat template, membuat hands-out presentasi yang menarik, dll.

Ada 3 (tiga) kategori sifat SDM, yaitu 1) orang yang mampu tetapi tidak mau; 2) orang yang tidak mampu tapi mau; dan 3) orang yang (sudah) tidak mampu, tidak mau (maju). Itulah salah satu problematika yang selalu ada dalam sebuah lembaga termasuk Perguruan Tinggi.

Aplikasi dan infrastruktur di kami sudah bagus, dan siap mengikuti kecepatan transformasi digital di Perguruan tinggi (sekitar 70%). Tersisa sekitar 30% yang masih kurang yaitu permasalahan Brainsware (SDM) tadi dimana masih ada beberapa yang masih belum menguasai aplikasi (sehingga pengerjaan masih manual).

 

Bagaimana dalam pengertian kontekstual?

Kontektual tidak dapat dilakukan oleh Pimpinan saja, melainkan harus diturunkan ke bawahannya, agar bisa dipahami bersama dan mengusung kreatifitas bersama. Dalam memajukan lembaga Pendekatan Sistem menjadi hal penting, bukan mengandalkan pendekatan individu. Yang harus dibangun adalah bekerja bersama (mengetahui bagaimana proses dari awal sampai akhir), bukan bekerja sama (melakukan pembagian tugas dan mengetahui hasil akhir saja) dalam memajukan lembaga. Misal tugas kelompok ada 4 orang. Jika bekerja sama itu pembagian tugas per individu, orang pertama belum tentu mengerti yang dikerjakan oleh orang lainnya. Berbeda dengan bekerja bersama dimana dari awal dikerjakan bersama-sama hingga akhirnya. Sehingga semua individu mengerti semua project yang dikerjakan. Semua unsur terlibat, dari strata manapun. Sehingga dapat saling menguatkan satu sama lain. Bagian Front Office kampus misalnya, harus menguasai semua informasi mengenai perkuliahan, kampus, dll. Lima hal yang harus dikembangkan lembaga PT adalah Jejaring, Manajemen resiko, Kontingensi (memahami selera pasar dan proyeksi 5 tahun ke depan), Aspek spiritualitas, Membangun citra.

Sebuah iklan menjadi besar, karena memiliki citra yang baik. Bukan hanya sekedar mengejar tujuan agar tercapai (tanpa memperhatikan cara yang benar atau tidak). Era sekarang adalah Spiritualitas, dimana mencerminkan apa yang dipercayainya dengan yang dilakukannya, sehingga membuat orang percaya akan dirinya. Itulah salahsatu contoh kecilnya. Kaitan dengan pendidikan di Indonesia, PT manapun jika tidak menerapkan karakter yang baik pada mahasiswa, akan ditinggalkan. Salahsatu keunggulan kami adalah Spiritualitas. Dimana mahasiswa menjadi lebih hormat pada orang tua, lebih sopan santun, memperdalam agama, dan ibadah. Dan inilah yang mampu menjadi poin yang membuat para orangtua mempercayakan putra-putri nya untuk menuntut ilmu di kami. Dengan kondisi pandemi sekarang ini, sebuah PT dapat melebihi target perolehan mahasiswa, minimal sesuai target minimal. Itu sudah hal yang baik. PT dengan status apapun seharusnya mengarah pada 2 hal tadi, Tekstual dan Kontekstual dalam menjawab era sekarang.

 

Persiapan Transformasi Digital ?yang dipersiapkan ?

Dari jauh hari sebelum Covid-19 (bulan Maret), kami? sudah mempersiapkan berbagai antisipasi seperti a) Cara pembayaran kuliah melalui Bank, b)? Tidak menerima uang tunai (semua dilakukan Digital), c) Melakukan pembelajaran online dan pertemuan online dengan aplikasi Zoom.

?

Prof. Ir. Meilinda Nurbanasari, M.T., Ph. D – Rektor ITENAS

Membawa PT lebih Adaptif, Produktif, Inovatif dan Kompetitif

Perspektif Prof. Meilinda memaknai Pendidikan 4.0 ?

Tantangan besar ke depan adalah Revolusi Industri 4.0 serta kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar. Pendidikan 4.0 memang merupakan upaya merespon Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, saya sebagai pimpinan PT harus membawa perguruan tinggi lebih adaptif, produktif, inovatif, dan kompetitif.

Maknanya, PT harus mampu menyesuaikan diri atau adaptif dengan dinamika berbagai perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Harus produktif, karena sekarang yang dituntut adalah produktivitas dari perguruan tinggi, baik itu dosen maupun juga mahasiswa untuk selalu berprestasi. Harus lebih inovatif dengan cara mendorong dosen maupun mahasiswa memunculkan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena dengan banyak inovasi tentu bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang mungkin ada di masyarakat atau pun bisa meningkatkan daya saing bangsa. Dalam kaitan tersebut PT hendaknya berkomitmem meningkatkan sumber daya manusia baik dosen maupun mahasiswa.

Korelasi Pendidikan 4.0 dengan Transformasi Digital Pendidikan Tinggi? ?

Pendidikan 4.0 sejatinya sebagai upaya mewujudkan cara mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Pendidikan 4.0 merupakan upaya dalam merespons kebutuhan Revolusi Industri 4 (RI – 4), dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentunya menemukan kemungkinan inovasi baru. Pendidikan tinggi seharusnya mulai melakukan transformasi mengikuti era digital dan RI ? 4.0 dari metode pengajaran, sistem pembelajaran, hingga penerapan kedisiplinan pada mahasiswa, dan juga dosen. Karena ciri era RI ? 4.0 adalah integrasi pemanfaatan teknologi dan internet yang begitu canggih dan masif.

Sebelum pandemi kami sudah menerapkan blended learning, untuk e-learning masih 2 kali dalam sebulan, dan ?kami tetap akan menerapkan blended learning. Namun, karena tidak boleh semua mata kuliah di e-learning kan, apalagi terkait tuntutan pembelajaran kampus merdeka, dimana mahasiswa harus di luar program studi selama 3 semester (1 semester di dalam PT dan 2 semester di luar PT/magang). Memang mahasiswa boleh mengambil atau tidak mengambil, diharapkan apabila mahasiswa mengambil program magang, kuliah online pun bisa berjalan. Jadi kedepannya blended learning menjadi lebih besar melalui online.

Terkait hal itu, masih ada beberapa kendala yang menyangkut server utama, infrastruktur perlu dukungan. Namun dengan adanya jalan tengah kita bisa memakai aplikasi Zoom tetapi link zoomnya harus ditaruh di aplikasi Moodle, karena kami memberlakukan 80 % kehadiran mahasiswa, walaupun online caranya dilihat dari mahasiswa Log In di E-Learning akan terbaca langsung oleh aplikasi dan ditanam di Moodle, Zoom atau Google Meet.

Ketika masa Pandemi Covid-19, dan ke depan ?

Terlepas dari pandemi, Transformasi Digital ini adalah tuntutan. Jadi bukan hanya trend yang terjadi karena pandemi. PT harus mengakomodir menjadi 100% harusnya bisa menerapkan seperti ini. Kami baru menjalankan 60% karena adanya perbaikan dan perubahan. Dari segi infrastruktur kami baru saja membeli server baru dengan harga yang lumayan mahal, karena pada saat jam premium dosen (jam tertinggi aktifitas mahasiswa) harus serentak dapat di-Log in sejumlah 2000 mahasiswa dalam waktu yang bersamaan tanpa adanya kendala server. Kami terus memperbaiki sistem server kapasitas yang besar. Tetapi dalam implementasinya dosen dan tenaga pengajar sangat dituntut berempati terhadap mahasiswa, juga sebaliknya karena keterbatasan quota ataupun kendala lainnya dalam hal Online Learning ini. Jadi memang kampus harus meningkatkan kualitas online dan lebih interaktif antara dosen dengan mahasiswa.

 

Implementasikan Tranformasi Digital terhadap dosen & mahasiswa?

Selain di proses pembelajaran, memang tidak mudah mengedukasi mahasiswa. Sebetulnya kita lihat pembelajaran Daring adalah 247, 24 jam sehari 7 jam satu minggu, artinya dosen kapanpun dapat mengakses atau memberikan tugas, dan mahasiswa dapat mengakses dan bertanya kapanpun, tapi nyatanyanya belum terbiasa juga seperti itu, karena kondisi pandemi ini.

Tatap maya lebih untuk mengajukan pertanyaan (asynchronous), tapi yang terjadi adalah synchronous, jadwal offline tapi sekarang online. Akhirnya kami menerapkan sistem yang seperti itu, metodanya online tapi dalam cara berfikirnya masih seperti offline, mengajar hanya di depan laptop dengan wajah-wajah maya.

Memang belum mudah dalam mengedukasi dosen dan juga mahasiswa. Perlu bertahap dan memperbaiki kendala-kendalanya. Layaknya Perpustakaan kami melakukan pelayanan online, seperti pemesanan buku via online, dan dikirimkan ke alamat tempat tinggal mahasiswa semenjak pandemi Covid-19. Semua dosen harus meng-upload materi di aplikasi Moodle. Apabila ada link via youtube/aplikasi lain harus disertakan. Upaya ini dengan harapan mahasiswa membaca materi dari dosen terlebih dahulu, jadi pas ada pembelajaran online (tatap maya) mahasiswa mempunyai gambaran awal tentang materi kuliahnya.

Akhirnya semua sistem pelayanan mahasiswa dibuat Sistem Informasi Manajemen, dan untuk memudahkan mahasiswa tingkat akhir yang sedang skripsi dengan mempermudah akses pembelajaran, juga sidang di online kan. Dengan perubahan yang mendadak akhirnya kami mengunakan sistem yang ada dahulu. Dengan proses ini mahasiswa harus self attendance secara manual. Akhirnya dengan sistem online yang terintegrasi dengan PT semua lebih lancar dan lebih siap.

Bagaimana dengan Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) dari Kemendikbud ?

Kami mengunakan SPADA sejak semester lalu, tapi baru beberapa mata kuliah yang sudah berjalan. Sebagai pengguna SPADA, diawali ketika 3 dosen kami mengikuti pelatihan di Cirebon tentang SPADA. Lanjut kami mengundang ahli, serta ada dosen yang mendapatkan hibah Kementerian.

Sebetulnya ada pengaruh beberapa penurunan bagi dosen-dosen yang kurang beradaptasi dengan sistem e learning saat ini, seperti dosen-dosen yang sudah sangat senior dan akhirnya di backup dosen-dosen muda.

Yang saya perhatikan beberapa yang tidak bisa dihindari dari Online Learning. Kalau Offline Learning lebih efektif dan lebih bagus, tapi kita juga harus melihat dari pencapaian pembelajaran, mungkin tidak bisa semaksimal seperti Offline, apalagi Praktikum Online, agak sulit di implementasikan oleh dosen pengajar.

 

Dosen tetap dituntut membuat karya tulis, berupa buku dan tulisan di Surat Kabar/ Majalah?

Yang produktif ?masih dosen-dosen yang sama, rata-rata 60% dosen kami yang melaksanakan Tri Dharmanya, dan yang saya tahu Unversitas Widyatama lebih aktif dari kami terkait penghargaan terhadap penulisan dan publikasi. ?Dana/biaya Jurnal sekitar 500 – 750 USD ditanggung oleh kami.

 

Maintenance Online e-Learning bagaimana kualitas dan masalahnya ?

Kami punya unit dengan nama UPT TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi) yang melaksanakannya. ?Pendanaan ada alokasinya dan tidak diturunkan. Dana-dana ini yang tadinya untuk insfrastruktur gedung menjadi infrastruktur TIK dengan memperbesar bandwith, dan memperbesar servernya. Dari segi biaya operasional offline dengan online sama saja besarannya. Hanya alokasinya yang berbeda. Seperti Genset juga kami perbesar dayanya karena berhubungan dengan Internet yang tidak boleh mati (off). Dengan sistem yang mendadak berubah kami mengantisipasi banyak kendala- kendala yang terjadi di lapangan, seperti pada saat main server-nya down kami mem-back up semua di email untuk sementara. Dengan sistem yang sudah ditingkatkan untuk sekarang semakin baik.

 

Prediksi tahun depan pembelajaran/aktifitas Daring tetap berjalan atau kembali ke offline?

Untuk kami menunggu keputusan LLDIKTI saja, bagaimana kebijakan yang akan diputuskan ke depann. Prediksi Gubernur Jawa Barat, kondisi seperti ini s.d tahun 2022. Menurut saya sistem online lebih sulit karena dengan segala keterbatasannya, seperti Rapat Online Rektorat dan berharap Vaksin Covid-19 sudah bisa bekerja dengan baik. Menurut saya pertengahan Semester Genap sudah bisa Offline Learning dan juga mempengaruhi dalam teamwork mahasiswa ataupun dosen-dosen pengajar.

 

Korelasi Trasnformasi Digital dengan Society 5.0 seperti apa?

Korelasinya sangat erat sekali, sebenarnya dilihat dari perkembangan Transformasi Digital dan Teknologi itu sangat pesat, tetapi dengan kondisi seperti ini sangat jelas terlihat siapa yang leading terlebih dahulu yang lebih siap dengan kondisi transformasi seperti ini. Kalau dilihat malah mungkin teman-teman guru di SMA lebih siap dengan modul-modulnya. Karena terstruktur jam sekolahnya, justru yang sulit adalah di perguruan tinggi, apalagi dosen-dosen LB, terkait jam mengajarnya. Kami mempunyai RPS (Rencana Pembelajaran Semester) dan juga ada dosen pengampunya dan setiap dosen minimal memberikan penambahan pengayaannya sama.

 

Harapan Prof. Meilinda sebagai Rektor keluaran dari Program Online Learning ?

Inovasi Metode Pembelajaran Digitalnya ada, bagaimana mahasiswa dan dosen dituntut untuk lebih kreatif supaya tetap materi-materi yang disampaikan dapat diserap mahasiswa. Untuk mahasiswa yang baru e-Learning akan diadaptasikan secara cepat. Kedepan kami terus menerus memperbaiki dan memperkuat sistem dan pelayanan Daring, perlahan Sistem Informasi Manajemen juga kami perbaiki terutama di Pelayanan Akademik dan Pembelajaran Daring.

(Writing & Editing: Lili Irahali; Interviewer: Keni Kaniawati, Lili Irahali; Reviewing Script: Yanda Ramadana, Intan Liswandini – November 2020)

Sumber : Wawancara Pimpinan PTS

Pengembangan Usaha Sepatu Kulit Berbasis Digital Menuju Sentra Modern Desa Ganjarsari – Bandung Barat

 

Pengabdian kepada Masyarakat:

Pengembangan Usaha Sepatu Kulit Berbasis Digital

Menuju Sentra Modern

Desa Ganjarsari – Bandung Barat

 

Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni: Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Kepada Masyarakat – merupakan wujud keseriusan perguruan tinggi melaksanakan pendidikan berkualitas. Karena itu, Tri Dharma Perguruan Tinggi sepatutnya telah menjadi budaya dan kesadaran unsur perguruan tinggi. Tanggung jawab Tri Dharma Perguruan tinggi sebenarnya diberikan kepada seluruh civitas academica terutama dosen dan mahasiswa. Dosen sebagai pengajar, pembimbing sekaligus pendamping, sedangkan mahasiswa sebagai peserta didik yang menuntut ilmu. Dua elemen ini akan terus berkaitan mengingat tak bisa disebut dosen tanpa adanya mahasiswa, begitu sebaliknya.

Idealnya Tri Dharma Perguruan Tinggi terinternalisasi ke dalam jiwa seluruh civitas academica, sehingga istilah ini bukan hanya slogan atau jargon belaka. Namun hal ini menjadi budaya yang disadari oleh semuanya. Dengan begitu, cita-cita dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ini akan terwujud dan terimplementasikan dengan baik.

Menjalankan fungsi sebagai dosen dan peneliti yang melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, kami melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di desa Ganjasari Kabupaten Bandung Barat pada PEGIAT IKM SEPATU. PKM yang dilaksanakan bersama TIM PKM didanai Hibah PKM Ristek Dikti, pada tanggal 27 Juli 2020 lalu.

 

Ganjarsari dan Pengrajin Sepatu

Kabupaten Bandung Barat adalah hasil pemekaran Kabupaten Bandung yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten ini memiliki 16 kecamatan, salah satunya yaitu Kecamatan Cikalongwetan. Kecamatan Cikalongwetan meliputi 13 desa dan salah satunya desa Ganjarsari. Desa Ganjarsari memiliki sejumlah pengusaha dan pengrajin sepatu yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya adalah usaha sepatu Veergha Collection yang dimiliki Soleh Yusuf.Pembuatan sepatu di kawasan desa Ganjarsari tidak hanya menggunakan bahan kulit sapi/domba, tetapi juga mulai menggunakan bahan kulit ular dan ikan nila, sehingga menjadi ciri khas produk sepatu Desa Ganjarsari. Meskipun demikian, usaha sepatu di desa Ganjarsari masih dihadapkan pada beberapa masalah, antara lain: teknik pemasaran produk yang masih bersifat tradisional, belum menggunakan digital marketing, sehingga sulit untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas dan kalah bersaing dengan banjirnya produk sepatu China, serta ramainya produk yang dipasarkan secara online. Permasalahan lainnya, yaitu: pemahaman terhadap perkembangan IPTEK yang masih lemah, tingginya harga bahan baku terutama bahan baku impor akibat tingginya nilai dollar, masih minimnya jumlah pengrajin sepatu profesional yang memiliki keahlian khusus, juga kesulitan dalam pembuatan laporan keuangan secara digital yang sesuai standar PSAK EMKM.

Produk sepatu Veergha Collection memiliki ciri khas, namun belum di patenkan, karena kurang pemahaman pemilik terhadap proses pengurusan paten produk. Program kemitraan masyarakat diharapkan dapat membantu terbentuknya kelompok masyarakat pengusaha yang kreatif, inovatif dan mandiri yang dapat meningkatkan usahanya melalui strategi pemasaran dan penyusunan laporan keuangan secara digital, pengelolaan produksi yang lebih baik, dan kemampuan dalam mengurus paten untuk setiap varian produk yang dihasilkan.

Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juli 2020 lalu, TIM PKM Hibah Ristek Dikti Universitas yang diketuai Keni Kaniawati SE.M.Si memberikan beberapa pelatihan dan simulasi untuk memberi alternatif solusi permasalahan yang dihadapi pegiat IKM Sepatu di Bandung Barat tersebut.

 

Solusi melalui PKM

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan di atas Tim PKM Univeristas Widyatama menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah yang dapat membantu Pengrajin Sepatu mengembangkan bisnisnya secara efektif dan efisien, memiliki daya saing yang tinggi dan dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.

Dalam kaitan tersebut target luaran Pengabdian Kepada Masyarakat untuk Pengrajin Sepatu Ganjarsari adalah menginformasikan dan membantu membuatkan strategi pemasaran secara digitalisasi/daring/online melalui media sosial (Instragram, facebook, twitter), Marketplace, E-Commerce (Bliblidotcom, Toko Bagus, Lazada, Kaskus, FB, Tokopedia), Website atau Blog, Social Video marketing (you tube, video), Social Messenger (Whatsapp, Telegram, Line) memberikan pelatihan pengelolaan poduksi dan mutu produk, pelatihan penyusunan laporan keuangan secara digital, memberikan pelatihan pengurusan HAKI khususnya hak paten produk. Melalui upaya tersebut, mitra diharapkan tidak hanya memiliki pangsa pasar di Kabupaten Bandung Barat dan daerah lainnya di Jawa Barat, tetapi juga dapat memiliki peluang pangsa pasar secara nasional maupun internasional dengan memanfaatkan teknologi digital yang sedang berkembang saat ini.

Dalam pelaksanaan program kegiatan, penyelesaian permasalahan yang dihadapi mitra ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Belum menggunakan strategi digital marketing dalam memasarkan produk. Tim PKM mengadakan pelatihan dan simulasi tentang digital Pelatihan dimaksudkan memberikan pengetahuan kepada mitra tentang pentingnya memanfaatkan teknologi sebagai media untuk memasarkan produk menggunakan internet (online). Pelatihan ini, membekali mitra pengetahuan tentang cara menggunakan internet, langkah-langkah mengelola konten pemasaran digital berbasis web dengan menggunakan CMS (Content Management System), cara membuat akun, dan pengelolaan konten (tambah, ubah dan hapus) di e-commerce menggunakan media WordPress. Tim membuat website untuk mitra yang selanjutnya dikelola oleh mitra.
  2. Belum mempunyai hak paten produk. Yakni dengan mengadakan pelatihan dan simulasi tentang hak paten bagi pelaku usaha, tata cara serta alur pengurusan hak paten sampai diperoleh sertifikat hak paten tersebut. Pelatihan dimaksudkan memberikan pemahaman tentang pentingnya mengurus hak paten setiap produk, dan bagaimana meraih sertifikat hak paten. Mitra juga didampingi saat melakukan pengurusan sertifikat hak paten ke instansi terkait sampai sertifikat diperoleh. Pengurusan hak paten produk kini bisa dilakukan secara daring/online, maka TIM PKM mendampingi dan membantu pengurusannya secara online. Melalui PKM ini, mitra sudah didaftarkan HAKI dan dalam pengajuan proses Hak Paten.
  3. Belum mempunyai laporan keuangan dengan standar penyusunan laporan keuangan PSAK EMKM, serta belum menyusun laporan keuangan secara digital. Tim PKM memberikan pelatihan penyusunan laporan keuangan berbasis digital. Pelatihan dimaksudkan memberikan pengetahuan kepada mitra tentang cara memanfaatkan teknologi digital dalam menyusun laporan keuangan yang dapat dilakukan dengan mudah dimana saja dan kapan saja, sekaligus dapat diakses melalui handphone android menggunakan akses internet. Mitra dilatih menyusun laporan keuangan sederhana dengan memberikan pemahaman tentang persamaan dasar akuntansi, membuat jurnal umum, membuat buku besar, jurnal penyesuaian dan jurnal penutup. Juga dilatih membuka aplikasi digital berbasis web untuk penyusunan laporan keuangan yang tersedia secara gratis (aplikasi manager), mulai dari langkah dalam menjurnal, meng-update, dan menghasilkan laporan keuangan usaha dengan mengacu pada standar penyusunan laporan keuangan PSAK EMKM. Melalui kegiatan program PKM ini, mitra memahami dan mempunyai Laporan Keuangan dalam menjalankan usahanya sesuai standar PSAK EMKM.
  4. Jumlah pengrajin sepatu sangat minim. Dilakukan upaya motivasi dan pelatihan cara membuat dan menjahit sepatu kulit kepada generasi muda yang tidak memiliki pekerjaan di daerah sekitar lokasi mitra. Pelatihan dimaksudkan memberikan bekal keahlian kepada generasi muda yang belum memiliki pekerjaan, sehingga dapat membantu mitra dalam proses produksi dan sekaligus membantu dalam proses regenerasi pelaku usaha sepatu kulit, serta menambah jumlah pengrajin sepatu yang kreatif dan inovatif. Melalui PKM ini, mitra sudah mempunyai beberapa karyawan terlatih mengenai proses pembuatan sepatu dengan baik dan benar.
  5. Kesulitan memperoleh bahan baku. Mitra diberikan pelatihan memanfaatkan internet sebagai media mencari informasi bahan baku yang lebih murah dengan kualitas sesuai kebutuhan. Juga cara memanfaatkan sumber bahan baku yang banyak tersedia di Kabupaten Bandung Barat, seperti kulit sapi lokal dan kulit ikan nila sebagai bahan baku utama, disamping bahan baku lainnya seperti kulit ular, buaya dan biawak. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan mitra terhadap bahan baku impor, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan biaya produksi yang lebih murah, dan kualitas yang lebih baik. Melalui PKM ini mitra bekerjasama dengan supplier kulit dan sesama pengusaha sepatu, juga Asosiasi persepatuan untuk mengatasi kesulitan bahan baku.
  6. Pengelolaan produksi dan mutu produk. Mitra diberikan pelatihan design sepatu dan simulasi proses produksi melalui pembagian pekerjaan menggunakan konsep spesialisasi kepada pekerja dalam proses pembuatan sepatu. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pekerja dan mendorong proses produksi sepatu meningkat dan lebih efisien. Melalui pelatihan ini, mitra dapat memperbaiki mutu produk sehingga memiliki produk-produk unggul, sesuai selera konsumen yang menjadi target pemasaran produk. Pada pelatihan ini mitra dibekali cara mencari infromasi model-model sepatu kulit yang sedang tren, untuk memberikan inspirasi dan motivasi memperbaharui model sepatu kulit yang dihasilkan.
  7. Bimbingan dan Pendampingan. Bimbingan dan pendampingan terhadap mitra dilakukan dalam aspek: Cara mengakses internet; membuat akun dan mengelola konten pemasaran digital berbasis web (tambah, ubah dan hapus) di e-commerce menggunakan media WordPress; dalam melakukan pemasaran produk secara digital; mengurus hak paten produk ke instansi pemerintah terkait sampai dengan terbitnya sertifikat hak paten tersebut; menyusun laporan keuangan usaha berbasis digital sesuai standar penyusunan laporan keuangan PSAK EMKM; mengakses aplikasi penyusunan laporan keuangan; membuat laporan jurnal sampai dengan menghasilkan laporan keuangan; mengelola produksi secara efisien dan efektif, mulai dari mencari informasi mengenai bahan baku sampai dengan mencari informasi mengenai model sepatu yang sedang trend dengan kreatif dan inovasi dan bagaimana meningkatkan mutu produk dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, tetapi tetap dapat dijual dengan harga yang bersaing.
  8. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari metode penyelesaian masalah yang telah diberikan kepada mitra, sedangkan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian mitra setelah semua solusi yang diberikan atas permasalahan yang dihadapi dan dapat diimplementasikan dengan baik. Dari hasil monev, mitra mengalami perubahan dan kemajuan dalam usahanya.

Berdasarkan upaya-upaya dan capaian PKM tersebut, yang selayaknya menjadi perhatian IKM Sepatu desa Ganjarsari Kabupaten Bandung Barat adalah membangun kemampuan digitalisasi marketing, sebagai berikut.

  1. Pelatihan dan pembinaan menggunakan digital maketing ini harus dilakukan berkelanjutan dan tersebar lebih luas di berbagai daerah sehingga akan memberikan manfaat besar bagi pembangunan ekonomi rakyat dalam rangka memperkuat ekonomi nasional.
  2. Mengatasi kendala-kendala yang ada membutuhkan koordinasi lintas sektor baik di tingkat pusat dan daerah untuk penajaman fokus pembinaan UKM dengan dukungan pemanfaatkan digital marketing secara berkesinambungan.
  3. Di era modern dan teknologi serta sistem pemasaran berbasis internet atau e-commerce saat ini semua pelaku usaha tanpa terkecuali usaha kecil harus didorong menggunakan semua perangkat kemajuan teknologi dalam mengelola maupun mengembangkan bisnis mereka. Tujuan mengunakan internet dalam berusaha ini untuk meningkatkan daya saing dan kinerja usaha karena harapan konsumen sudah berubah dengan sistem online marketing, selain hanya membutuhkan biaya yang murah, efisien, dan jangkaunya luas tidak terbatas.

Penulis : Keni Kaniawati, SE., M.Si.; Dosen Tetap Universitas Widyatama

Email: [email protected]; No kontak: 082319616313/081221791046

WISATA GARUT Kampung Sumber Alam Resort, Nan Menenangkan


WISATA GARUT

Kampung Sumber Alam Resort, Nan Menenangkan

Yanda Ramadana, 25 Agustus 2020

Kampung Sumber Alam Resort merupakan sebuah resort yang berada di kaki Gunung Guntur, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ini rencana liburan kami satu kantor mem- planning untuk refreshing bertepatan juga dengan merayakan ulang tahun salah satu rekan kerja kami yang dituakan di kantor yaitu Bpk Ashari, kita akan membuat acara dan surprise untuk beliau juga bertepatan dengan masa jabatan beliau yang telah selesai. Juga kita semua membuat susunan acara untuk meramaikan suasana dari jauh- jauh hari sebelum berangkat ke Kampung Sumber Alam Garut.

Kebetulan kita sudah booking dua bungalow untuk keluarga dan rekan- rekan kantor yang ada di Garut. Karena jadwal acara padat, maka dipastikan kita sudah booking dan survey dari beberapa hari sebelumnya. Alhamdulillah masih ada bungalow yang tersisa untuk rekan-rekan yang membawa anggota keluarga.

Keberadaan destinasi yang tepat di kaki gunung, menjadikan daerah Kampung Sumber Alam tak pernah kekeringan sepanjang tahun. Tahun 2019, kemarau datang lebih panjang daripada tahun sebelumnya. Kampung dan desa di Kabupaten Garut bahkan sebagian besar Pulau Jawa, kekeringan dan kekurangan air. Namun ternyata tidak demikian untuk Kampung Sumber Alam. Ketika di tempat lain kekeringan, air di sini tetap mengalir dengan deras dan hangat.

Kolam Renang dengan Latar Gunung Guntur

Suasana Kampung Sumber Alam Resort

Gemericik air dari talang-talang bambu yang mengalir ke kolam-kolam di Kampung Sumber Alam, seakan menjadi simfoni alami yang menenangkan hati. Air kolam yang bening melimpah ruah hingga meluap dan mengalir ke kolam-kolam lain yang berada di bawahnya. Vila-vila dan bungalow tampak seolah-olah mengambang di atas kolam. Terlihat anggun, artistik dan klasik dengan tiang-tiang kayu, dinding anyaman bambu serta atap dari ijuk berwarna hitam.

Suasana lobby yang luas dan bersih dengan sofa-sofa yang empuk menjadikan tamu yang baru datang bisa langsung beristirahat sambil melakukan proses check in. Lobby ini merupakan pintu gerbang menuju area lainnya di kawasan resort.

Saat beranjak dari lobby dan memasuki kawasan resort, para tamu langsung disuguhkan oleh pemandangan cantik dari Villa dan bungalow yang berjejer rapi di atas kolam. Di belakang tampak jelas pemandangan Gunung Guntur dengan permukaan gunungnya yang tanpa pepohonan. Sayangnya Gunung Guntur yang tadinya hijau telah berubah gundul karena menjadi tambang pasir dan batu.

 

Tipe-Tipe Villa dan Bungalow

Terdapat beberapa tipe Villa dan bungalow yang ada di Kampung Sumber Alam Resort diantaranya adalah Pondok Kelapa, Villa Kawung, Junior Suite, Bungalow Siceeh, Bungalow Arileu, Bungalow 1-14, Suite Arileu, Suite Room, Suite Couple, Deluxe Suit, Babakan Siluhur 1, Babakan Siluhur 2, Sibentang Villa 1 Bed dan Sibentang Villa 2 Bed.?
Rata-rata Villa seperti di Villa Kawung, Bungalow Siceeh, Bungalow Arileu dan Bungalow 1-14 memiliki luas 6 meter persegi dengan fasilitas seperti minibar, kulkas, televisi, dispenser, toiletries, shower dan hair dryer.

Review Kamar (Bungalow Siluhur 1 dan Siluhur 2)

Saya dan rekan kerja lainnya ditempatkan di Bungalow Siluhur 1. Siluhur dalam Bahasa Sunda artinya “paling atas/ tinggi”. Keunikan bangunan siluhur karena paling tinggi dan paling besar diantara bungalow lainnya dan juga paling lengkap fasilitas dalamnya. Bungalow ini tersedia 2 unit, masing-masing dengan ciri khasnya tersendiri. Sangat cocok ditempati oleh mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

Bungalow Siluhur yang kami tempati mempunyai dua lantai. Di lantai pertama terdapat 2 kamar tidur, 1 toilet dan 1 kamar mandi sementara di lantai dua hanya terdapat 2 kamar tidur yang luas. Suasana kamar sebenarnya menyenangkan. Terutama karena desain bangunan yang terbuat dari bilik atau anyaman bambu. Bak mandi air panas yang cukup luas dan nyaman untuk berendam.

Di kamar tersedia televisi dengan saluran tv kabel, kulkas, dispenser sehingga kami bisa langsung menyeduh bandrek, teh atau kopi yang disediakan tanpa memasaknya terlebih dahulu. Saat pagi-pagi kami membuka jendela, bunga teratai di kolam yang terdapat di bawah bungalow sedang bermekaran. Indah dan terasa segar alami.

Pagi hari, kami makan di resto hotel lanjut dengan jalan- jalan ke daerah pengrajin kulit yaitu kawasan Sukaregang, kami semua belanja hasil kulit sapi/ domba seperti tas dan jaket juga dompet dan sepatu. Dilanjutkan setelah itu kami mampir untuk ngopi santai juga sekalian makan siang di restoran khas makanan sunda yang sangat enak dan nikmat.

 

 

 

 

 

 

Setelah jalan- jalan hari pertama kami juga menghabiskan waktu untuk jalan- jalan keliling Kota Garut untuk mencari balon dan perlengkapan ulang tahun karena malamnya ada acara surprise juga malam akrab rekan- rekan kerja, pemandangan sepanjang jalan menyuguhkan suasana taman, kolam-kolam teratai dan VillaVilla bambu yang menyejukkan mata sehingga perjalanan jauh pun tidak terasa, malam telah tiba dan saatnya kita berkumpul dalam acara karokean juga bagi- bagi hadiah dan tukar kado dengan rekan- rekan kerja lainnya.

Setelah itu saya dan rekan-rekan kerja langsung menuju pendopo untuk meramaikan acara malam itu, Pak Ashari pun terharu karena semua rekan- rekan mensupport jasa dan kinerja Pak Ashari juga milad beliau yang dirayakan bersama rekan kerja dan juga keluarga besar Pak Ashari.

 

Fasilitas Resort

Berbagai fasilitas bagi pengunjung tersedia di resort ini. Diantaranya seperti area parkir, resepsionis dan layanan kamar 24 jam, kafe, restoran dan wifi di tempat-tempat umum seperti lobby. Untuk pelayanan atau servis juga disediakan bellboy, laundry dan surat kabar yang mudah didapat.

Di kawasan resort terdapat taman, fasilitas SPA, kolam renang air panas, kolam renang anak-anak, wahana bermain, ruang meeting, dan fasilitas ATM yang sangat dekat dengan resort. Untuk sekedar menyepi dan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk kota dan polusi udara kota besar, resort ini memang sangat cocok untuk me-refresh kembali badan dan pikiran. Begitu juga jika berharap pemandangan yang menenangkan hati, suasana tenang dengan nuansa taman yang hijau dan kolam- kolam yang biru, tempat ini bisa dijadikan rujukan. Namun jangan berharap terlalu tinggi untuk beberapa fasilitas kamar karena banyak yang perlu dibenahi dan diperbaiki. Mungkin karena resort ini sudah lama sehingga banyak hal yang harus diperbaharui dan dipugar agar lebih baik dan nyaman kembali.

Kampung Sumber Alam Resort

Alamat : Jalan Raya Cipanas No. 122, Cipanas, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, Indonesia, 44151
Telepon : 0262 – 238000/237700
WhatsApp : 081584807838
Email : [email protected]
Website : www.resort-kampungsumberalam.com
Check in: 14.00 WIB
Check out : 12:00 WIB

Happy holiday Gaiss.

Layanan Widyatama Business Incubator (WIBI)

Business Incubator (Seri 2)

Layanan

Widyatama Business Incubator (WIBI)

 


Keni Kaniawati

Pelayanan Widyatama Business Incubator yang akan diberikan kepada tenant meliputi : 1) Penyediaan ruang kerja tenant, ruang konsultasi; 2) Bimbingan dan konsultasi; 3) Pelatihan; 4) Akses pendanaan; 5) Penciptaan jaringan usaha dan kerjasama; 6) Sistem informasi dan jaringan internet yang memadai; 7) Tenaga mentor dan pendamping (pendampingan penelitian dan akses inovasi teknologi serta pendampingan uji coba produk); dan 8) Manajemen atas HAKI.

Salah satu program perdana dalam pengembangan kompetensi pengelola dan jejaring Widyatama Business Incubator yakni melakukan sharing session dengan unit sejenis di perguruan tinggi lain sebagai berikut.

  1. Inkubator Bisnis Politeknik Bandung

Pada bulan Januari 2020, WIBI melakukan session sharing dengan Ketua Inbis Polban dalam hal persiapan WIBI untuk memperoleh pendirian inkubator bisnis teknologi secara legal sesuai dengan ketentuan Kemenristekdikti PP RI No.27 Tahun 2013. Selain itu dibahas Business Model Canvas WIBI, rencana kerja, kapasitas serta kompetensi dan portofolio tenant.

  1. Bicube (Inkubator Bisnis STIA LAN Bandung)

Bulan Februari 2020, WIBI kembali melakukan session sharing dengan Inbis STIA LAN Bandung yaitu BICUBE. Dengan Bicube , WIBI mempersiapkan beberapa dokumen untuk memperoleh keanggotan kepengurusan AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia) dan dokumen yang harus dipersiapkan untuk memperoleh hibah bantuan pendirian dan pengembangan kelembagaan inkubator bisnis teknologi. Dimana bantuan hibah itu terdiri dari : hibah pendirian IBT dan hibah pengembangan IBT.

  1. Inkubator UNISBA

Bulan Februari 2020, WIBI melakukan session sharing dengan Inkubator bisnis Unisba mengenai persiapan kunjungan senior expert dari PUM Netherlands Mr. Ton Voortman, ke beberapa inkubator bisnis yang ada di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Inkubator bisnis Universitas Widyatama .(WIBI) menerima peluang kesempatan Mr.Ton Voortman untuk berkunjung ke WIBI.

  1. Senior Expert PUM Netherlands

Pada tanggal 26 Februari 2020 WIBI melakukan International Sharing Session dengan Senior Expert dari PUM Netherlands Mr.Ton Voortman. Kegiatan yang diselenggarakan di kampus Universitas Widyatama ini dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Perencanaan dan Kerjasama Universitas Widyatama, Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi dan didampingi oleh Ketua Prodi Pasca Sarjana Universitas Widyatama, Dr. Nurul Hermina bersama ketua WIBI, Keni Kaniawati SE.M.Si serta tim pengelola WIBI. Dalam international sharing session ini Prof Dr Haizam mengungkapkan kepada Mr.toon Voortman dan Agung Irianto (Sector Coordinator Incubator Business PUM Netherlans ), Univesrsitas Widyatama merupakan salah satu universitas swasta di Indonesia yang mempunyai komitmen pada pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa .Dengan didirikan inkubator bisnis Universitas Widyatama (WIBI) diharapkan mampu mengembangkan budaya kewirausahaan untuk mahasiswa dan menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri. Mr.Ton Voortman menyampaikan program PUM Netherlands fokus membantu inkubator bisnis untuk menghasilkan entrepreneur yang mampu bisa mandiri dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. PUM netherlands juga fokus pada pengembangan inkubator bisnis karena merupakan sebuah organisasi independen yang mampu menghasilkan entrepreneur sekaligus pembisnis, selain itu juga membatu fenomena yang dihadapi inkubator bisnis. Adapun tahapan penembangan inkubator bisnis dimulai dari mindset pengelola, penguatan capacity building organisasi sampai pada pembinaan UMKM. Mr.Ton juga menawarkan kerjasama ke depannya dengan Widyatama Business Incubator dalam bentuk coaching, mentor, model pengembangan UMKM serta penguatan model bisnis. Dengan kerjasama ini akan lebih memberikan value yang optimal bagi kualitas pengelolaan inkubator bisnis di Universitas Widyatama.

  1. WIBI mengisi acara siaran di radio K-lite FM dan Star-Biz.

Pada tanggal 05 Juni 2020 WIBI diundang oleh Star-Biz dan radio K-Lite, dengan tema bangkitkan usaha UMKM dimasa Pandemi covid-19 . Pada kesempatan ini WIBI diberikan waktu untuk sharing session terkait masa pandemi covid-19 terhadap usaha UMKM khususnya starup. Disamping itu WIBI sambil mengsosialisasikan Widyatama Business Incubator pada semua pendengar K-Lite FM. Kedepan WIBI berharap bisa bekerja sama dengan peliputan baru tenant Widyatama Businness Incubator. (ed.-lee- 221020)

Menggali Pembelajaran Online Berkarakter

Menggali Pembelajaran Online Berkarakter
Dosen adalah pengembang karakter mahasiswa

Pembelajaran secara online di masa pandemi Covid-19 ini tidak bisa dinafikan, mungkin ke depan bisa jadi pilihan. Di tengah kerepotan dan keraguan melaksanakan pembelajaran online dalam kesiapan teknis, juga yang dikhawatir banyak pihak adalah terkait muatan karakter dalam pembelajaran online tersebut.

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen sebagai pendidik dituntut memastikan muatan karakter tetap berlangsung selama pelajaran online. Memang semua tergantung pemahaman teknologi dan kreativitas. Satu hal yang pasti adalah semua itu harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan. Karena kita paham bahwa menanamkan karakter menjadi salah satu hal penting dalam pendidikan terutama dalam rangka menghadirkan sumber daya manusia atau lulusan yang tidak hanya cerdas namun juga ramah, humanis, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab.

Pembelajaran online yang diluncurkan pemerintah sejak 2008 lalu belum menyentuh semua pendidikan tinggi, sehingga pemahaman teknis teknologi yang menjadi basis pembelajaran online belum dipahami secara luas. Karena itu, paling tidak memang kita dituntut memahami seluk beluk teknologi online yang menjadi penghantar pembelajaran tersebut. Melalui pemahaman tersebut paling tidak dosen sebagai pendidik dapat menempatkan dan memanfaatkan keunggulan teknologi tersebut sehingga dapat menguatkan muatan karakter di dalamnya.

 

Hal yang bisa dilakukan agar peserta didik tetap belajar untuk ramah adalah menyapa dan menanyakan kabar saat awal pembelajaran. Dengan terbiasa pada budaya tegur sapa, peserta didik bisa menjadi salah satu pelopor kerukunan hidup dalam masyarakat di masa mendatang.

Lalu, untuk menumbuhkan rasa humanis, guru bisa mendesain pembelajaran agar memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan nila-nilai kemanusiaan dalam materi ajar yang mereka terima. Misal pada pelajaran sejarah, guru dapat memberikan tugas dengan mengajak peserta didik untuk menemukan dan menggali nilai kemanusiaan yang terdapat dari suatu peristiwa sejarah. Atau guru dapat menyusupkan pesan-pesan moral saat memberikan materi kepada peserta didik dan bisa melalui penayangan video inspiratif di aplikasi pembelajaran.

 

Masa pembelajaran daring ini, pendekatan sistem juga diperlukan untuk menunjang pendidikan karakter. Misalnya persoalan kejujuran peserta didik yang menjadi salah satu polemik terutama terkait potensi plagiarisme yang dilakukan. Beberapa peserta didik betul-betul memanfaatkan pembelajaran daring ini untuk menemukan cara termudah mendapat nilai tinggi melalui kegiatan plagiarisme.

 

Guru perlu membentuk desain yang membuat peserta didik terbiasa pada sikap disiplin dan bertanggungjawab. Pertama, misalnya dengan menghadirkan semacam kontrak komitmen di awal pertemuan. Salah satunya mengajak peserta didik untuk disiplin dan bertanggungjawab.

 

Kedua, misalnya dengan melakukan absen yang disetting dengan waktu. Pada aplikasi-aplikasi untuk pembelajaran, ada menu untuk mengatur waktu agar tertutup otomatis seperti Edmodo atau secara manual ditutup seperti Google Form. Tidak hanya untuk absen, penugasan pun bisa diterapkan hal demikian sehingga peserta didik belajar untuk tepat waktu sebagai bagian dari sikap disiplin dan bertanggungjawab.

Sumber: Kurniawan Adi Santoso – https://mediaindonesia.com/

Di era disrupsi, kata Saepuloh,pendidikan ini akan berpindah kepada dunia maya berbasis online. “Tetapi perlu diingat, jika hanya belajar melalui dunia maya tanpa ada komunikasi langsung dengan guru, hanya akan membuat mereka tahu, tetapi tidak faham. Belum lagi soal pembentukan karakter dan spiritual anak yang tak bisa dengan teknologi,” ujarnya.

Ada empat pokok kebijakan dalam konsep Merdeka Belajar ala Nadiem. “Namun khusus pembelajaran jarak jauh ini pemerintah belum punya pengalaman. Selama ini yang dinilai sukses dengan pembelajaran jarak jauh adalah Universitas Terbuka, tetapi UT juga masih terkendala dengan akses internet di daerah pelosok,” ucapnya.

Pemerintah harus menyiapkan regulasi terkait pembelajaran Daring ini. “Termasuk dengan sarana prasarana yang menunjangnya. Pemerintah harus membuat regulasi guna menjawab perkembangan pendidikan yang sekarang dalam masa pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh kita semua,” ucapnya.

Saepuloh menilai, keberadaan guru tidak bisa hilang atau digantikan dengan internet sekali pun. “Mungkin pekerjaan memberikan materi pembelajaran bisa diganti dengan teknologi. Namun pendekatan batin, pembentukan karakter dan pembiasaan spiritual oleh guru tak bisa tergantikan,” katanya.

Apalagi dalam tujuan pendidikan di UUD 1945 dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan,pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya, untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

“Ini berarti proses pendidikan dan output dari lembaga pendidikan bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi cerdas secara spritual dan memiliki karakter yang baik,” ujarnya. ***

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jabar mengingatkan peran penting guru dalam pembelajaran.

Hal itu disebabkan pembelajaran dalam jaringan (daring/online) yang kini berlangsung tak bisa membentuk spiritual apalagi karakter siswa.

“Pendidikan itu bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi cerdas secara spritual,” kata Ketua Pergunu Jabar, Saepuloh, saat dihubungi di rumahnya kawasan Banjaran, Minggu 3 Mei 2020.

https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01375746/saepuloh-pembelajaran-daring-tak-bisa-membentuk-spiritual-dan-karakter-siswa

Peran Dosen

Pendidikan karakter dewasa ini merupakan suatu yang menjadi harga mati bagi pembentukan karakter mahasiswa di perguruan tinggi. Salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter mahasiswa di perguruan tinggi adalah dosen. Dosen memiliki peran penting dalam pendidikan karakter di perguruan tinggi.

Dosen menjadi aktor utama dalam pembentukan dan pengembangan karakter para mahasiswa dengan keteladanan. Sebelum mendidik karakter para mahasiswa, seorang dosen paling tidak memiliki karakter yang sesuai dengan tugas utama seorang dosen. Selain itu, peran dosen yang amat penting tidak dilupakan adalah mendidik, mengajar, melatih, membimbing, dan mengevaluasi.

Pengembangan karakter bukanlah sebuah pelajaran seperti mata kuliah atau mata pelajaran yang lain. Pengembangan karakter adalah sebuah pembelajaran tentang kehidupan, maka pembelajaran karakter terus berlangsung sepanjang hidup kita. Pembelajaran karakter sebaiknya dimulai dari pendidikan tingkat dasar sampai di perguruan tinggi. Di sini perguruan tinggi mampu memberikan pembelajaran karakter kepada para mahasiswa. Maka peran dosen sangat penting dalam pembelajaran karakter. Dosen tidak hanya mengajar materi pembelajaran, tetapi juga dapat menjadi panutan dan juga contoh dalam karakter serta mampu membuka mata hati para mahasiswa untuk melaksanakan nilai-nilai kehidupan.

pendidikan karakter yang telah diajarkan bukan hanya sebagai sebuah teori pembelajaran tetapi sebuah praktik kehidupan mahasiswa ketika belajar di kampus.

Pendidikan karakter pun menjadi daya pendorong bagi para mahasiswa untuk menjadi intelektual muda bangsa yang memiliki kepribadian unggul, sebagaimana dimuat dalam undangundang pendidikan nasional. Perguruan tinggi memiliki dua unsur utama, yaitu dosen dan mahasiswa. Kedua unsur ini perlu memiliki orientasi ke arah perkembangan budaya akademik. Keduanya pun diikat dalam etika akademik yang tumbuh dari nilai-nilai luhur dan berujung pada terbentuknya budaya akademik.

Dengan demikian setiap dosen mempunyai kewajiban membentuk karakter mahasiswa dan tidak hanya dibebankan kepada dosen mata kuliah tertentu atau program studi tertentu.

Peran dosen dalam pemberian tugas kepada mahasiswa dalam proses perkuliahan, dosen mempunyai banyak peran. Dosen tidak hanya berfungsi sebagai guru, tetapi juga sebagai manajer, administrator, sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan. Dosen erat kaitannya dengan kegiatan pemberian tugas. Dosen punya tiga peran dalam rangka pemberian tugas yaitu sebagai perencana, sebagai fasilitator dan sebagai evaluator.

Sebagai perencana, dosen adalah penentu jenis tugas yang harus dikerjakan mahasiswa. Sebagai fasilitator, dosen adalah penentu atau penyedia sarana yang dapat mengilhami mahasiswa dalam berpikir aktif dan kreatif. Sebagai evaluator, dosen dalam menilai tugas yang dibuat mahasiswa seringkali dosen terlalu cepat menyalahkan tugas yang dibuat mahasiswa tanpa berusaha melihat kesalahan secara lebih luas.

Sebagai perencana, dosen berhak dan berkewajiban menentukan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa. Terkait dengan perencanaan ini ada empat patokan yang dapat digunakan dosen untuk menentukan jenis tugas bagi mahasiswa yaitu; tujuan instruksional, sistematika tugas, relevansi tugas, dan waktu penyelesaian tugas.

Sebagai fasilitator, dosen memberi contoh cara menyediakan sarana adalah dengan membawa kasus di lapangan ke ruang kuliah, mengembangkan sistem depositori di perpustakaan. Sebagai evaluator, peran dosen dalam pemberian tugas adalah melihat berapa banyak bantuan yang diperlukan mahasiswa dalam mencapai tujuan instruksional. Jenis bantuan untuk memperbaiki tugas seperti umpan balik, penguatan, tugas remedial, dan kerja kelompok, dengan bermacam contoh praktikum, studi lapangan, jurnal akademik dan penulisan makalah.

http://utu.ac.id/posts/read/prinsip-pembelajaran-dan-peran-dosen-menurut-pakar-pendidikan

Pendidikan karakter di perguruan tinggi tidak dapat ditawar lagi dewasa ini. Salah satu unsur yang terlibat dalam pendidikan karakter adalah dosen. Dalam proses pembelajaran di kelas seorang dosen tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga harus menjiwai seluruh proses pembelajaran dengan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keterbukaan, saling menghargai, tanggung jawab, dan sebagainya. Di sini seorang dosen dapat dikatakan sebagai dosen yang berkarakter. Dengan kata lain, seorang dosen tidak saja dituntut memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga memiliki kemampuan emosional dan spiritual. Tujuannya adalah agar dapat membuka mata hati mahasiswa yang belajar agar memiliki kemampuan intelektual yang dapat dipercaya dan juga memiliki karakter-karakter bangsa yang berasalah nilai-nilai luhur. Seorang dosen dapat dikatakan berkarakter jika memiliki ciriciri sebagai berikut. Memiliki Komitmen Di sini seorang dosen mempunyai tekad yang kuat. Tekad seorang dosen adalah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Seorang dosen yang memiliki komitmen yang tinggi akan memiliki ketajaman visi, rasa memiliki, dan bertanggung jawab terhadap tugas dan panggilan yang diembannya sebagai pendidik. Komitmen menjadi seorang dosen akan terlihat dalam visi dan misinya. Seperti dikatakan Ki Hajar Dewantara, komitmen seorang dosen/guru adalah misi kemanusiaan, mencerahkan dan membebaskan bangsa dari kebodohan. Ketika mengemban tugas ini, segala macam tantangan harus dihadapi dengan tegar dan kuat. Jika mau menjadi dosen, disarankan harus memiliki komitmen untuk mencerahkan para mahasiswa akan nilai-nilai luhur bangsa. Memiliki Kompetensi Seorang dosen dianggap kompeten jika mampu melaksanakan pembelajaran, dan memecahkan berbagai masalah guna mencapai tujuan pendidikan. Seorang dosen kompeten ditandai dengan keahlian di bidangnya, menjiwai profesi yang dimiliki, memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Memiliki Semangat Kerja Keras Sebagai seorang dosen, kerja keras merupakan suatu keharusan terutama dalam melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya dalam internalisasi pendidikan karakter bagi para mahasiswa. Seorang dosen dianggap memiliki semangat untuk bekerja keras jika bekerja dengan ikhlas dan sunggguh-sungguh, bekerja melebihi target, dan produktif. Konsisten Konsisten sebenarnya menjadi tanda bahwa dosen telah menjiwai dan melaksanakan profesinya. Konsistensi seorang dosen dapat terlihat dalam katakata dan juga tindakannya. Memiliki Jiwa Sederhana Kesederhanaan sebenarnya tidak identik dengan kemiskinan. Seorang dosen dapat dikatakan sederhana jika mampu mengaktualisasikan seseuatu secara efektif dan efisien. Kesederhanaan seorang dosen terpancar lewat perilaku seperti bersahaja, tidak bermewahmewah baik penampilan maupun model hidup, tidak berlebihan dalam mempergunakan apa saja, tepat guna artinya memanfaatkan segala sesuatu secara tepat, dan memiliki kegundaan atau kontribusi positif. Kemampuan Berinteraksi Seorang dosen juga dituntut memiliki kemampuan berinteraksi secara dinamis dengan para mahasiswa secara emosional dalam mencapai tujuan pembelajaran. Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi