Saturday, August 2, 2025
Home Blog Page 22

Digitalisasi Kampus untuk Layanan Mahasiswa

Digitalisasi Kampus
untuk Layanan Mahasiswa

Transformasi digital pendidikan tinggi semakin menjadi tuntutan di era RI 4.0 tentunya dalam konteks memajukan kualitas pendidikan tinggi. Digitalisasi tersebut paling tidak memudahkan civitas academica dalam berbagai hal. Berikut beberapa digitalisasi yang bisa dilakukan perguruan tinggi untuk memudahkan civitas academica serta meningkatkan layanan pendidikan.

  1. PMB online

Digitalisasi Penerimaan Mahasiswa Baru/PMB secara online, dalam rangka memudahkan calon mahasiswa melaksanakan pendaftaran ketika masa penerimaan perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi sudah menerapkan hal ini.

  1. Sistem pembayaran online

Banyak terjadi pembayaran kuliah uang gedung, spp, buku dan lainnya – saat regitrasi ulang mengalami antri panjang, dan mahasiswa harus membawa uang cash di depan kantor pelayanan akademik yang merepotkan, tidakefisien,dan aman bagi mahasiswa. Dengan menerapkan system pembayaran online, hal di tas bisa dihindari, mahasiswa lebih nyaman dan aman ketika melakukan pembayaran.

  1. Sistem keuangan online

Demikian pula sistem keuangan kampus, banyak perguruan tinggi masih mengelola keuangan kampus dengan manual, sehingga memungkinkan terjadi seperti: kesalahan dalam perhitungan dan mengambil keputusan. Digitalisasi sistem keuangan kampus bagi perguruan tinggi menghindari kemungkinan di atas.

  1. Presensi digital dengan QR-Code

Di Era kini rata-rata mahasiswa sudah mempunyai Smartphone.Nah, digitalisasi presensi dengan QR-Code ini cocok diterapkan. Mahasiswa hanya perlu mengeluarkan HP lalu scan QR-Code yang dibagikan oleh dosen. Dosen pun tidak perlu membawa presensi ke ruang kuliah setiap kali mengajar, dan setiap presensi akan langsung terekam ke sistem akademik (Siakad), sehingga mahasiswa dapat memantau secara real-time kehadirannya di dalam kuliah.

  1. E-learning

E-learning atau pembelajaran daring, yang saat pandemi Covid-19 menjadi begitu sering disebut. Dengan e-learning, mahasiswa dapat merasakan pembelajaran dengan pengalaman yang lebih kaya dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Memang saat ini masih menimbulkan berbagai masalah yang memberatkan, Namun ke depan dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan akan dirasakan kelebihannya.

  1. Aplikasi kampus

Mahasiswa tentunya memerlukan info ter-update dari kampus. Perguruan tinggi sudah seharusnya menyiapkan aplikasi kampus yang bisa digunakan untuk memantau dashboard mahasiswa dan juga untuk update berita dari program studi, bagian akademik, sampai dengan perguruan tingginya. Dengan update informasi tersebut, info-info kampus dapat diikuti mahasiswa secara daring.

  1. Sistem akademik kampus

Digitalisasi sistem akademik kampus atau yang sering kita kenal dengan SIAKAD. Dengan adanya Siakad dapat memudahkan pengelolaan data akademik dan non akademik, sekaligus membantu perguruan tinggi dalam melaporkan data akademiknya ke PDDIKTI – Kemendikbud, sekaligus sebagai big data dalam mengambil keputusan perkembangan kampus.

  1. Sistem job fair dan career center

Layanan kampus untuk memudahkan alumni mendapat pekerjaan adalah aplikasi job fair dan career center. Melalui sistem job fair online akan memudahkan perguruan tinggi mengelola serta memfasilitasi mahasiswa dalam mencari perluang kerja.

  1. Dashbord perkembangan kampus

Layanan kampus yang memberikan pengaruh terhadap kesehatan akademik mahasiswa adalah dashboard yang bisa menampilkan status mahasiswa, grafik yang menunjukkan kecenderungan prestasi mahasiswa dalam kuliah, sampai dengan prediksi kelulusan mereka. Melalui dashboard informasi ini banyak membantu mahasiswa dalam merencanakan kuliah mereka pada semester berikutnya.

  1. E-sertifikat untuk kegiatan mahasiswa

Kenapa e-sertifikat ini penting Kampus seringkali mengadakan seminar nasional yang melibatkan 1000 peserta, yang membutuhkan cetak sertifikat. Dengan sistem e-sertifikat yang terkoneksi dengan kegiatan-kegiatan Kemahasiswaan, sertifikat dapat langsung dikirimkan ke masing-masing e-mail mahasiswa peserta kegiatan dan terintegrasi dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang ada di sistem informasi akademik. Sertifikat tersebut dapat divalidasi keasliannya melalui QR Code yang dicantumkan di dalam sertifikat.

Sumber: Admin Sevima – 2019

Mobil Fin KOMODO Cruiser Teknologi dan Prinsipal Otomotif Indonesia Sebuah Tanggungjawab dan Kebanggaan

Mobil Fin KOMODO Cruiser
Teknologi dan prinsipal Otomotif Indonesia
Sebuah Tanggungjawab dan Kebanggaan

Perkembangan industri otomotif di belahan dunia manapun tidak lepas dari sosok-sosok individu yang berjiwa engineering/perekayasa dan senantiasa bergelut dengan teknologi. Sejarah Ford (Henry Ford) di belahan Amerika, Toyota (Kiichiro Toyoda) di belahan Jepang, Mercedes Benz (Emil Jellinek dan Carl Benz) di belahan Jerman, serta mobil-mobil supercar Itali seperti Lamborghini, Ferrari, Masserati, dan baru-baru ini Zonda dan Huayra yang dibesut oleh Pagani Automobili (Pagani Horacio). Semangat rekayasa dan pengembangan teknologi yang mendorong mereka mengembangkan mobil yang menjawab tantangan dunia dan memuaskan pasarnya masing-masing. Produk dan teknologi mobil di atas membawa nama dan negara yang mengembangkannya so pasti. Mereka adalah pencipta-pencipta teknologi otomotif yang sampai saat ini kita gunakan dan banggakan.

Indonesia belum banyak memiliki perekayasa sebagaimana tersebut di atas. Mobil-mobil yang dikenal dan diproduksi di Indonesia adalah mobil-mobil hasil rekayasa teknologi mereka. Industri otomotif kita baru sebatas ATPM/Agen Tunggal Pemegang Merk. Dalam kaitan itu sesungguhnya kita belum menguasai teknologi otomotif dari proses riset, desain dan rekayasa engineering, pengembangan produk, produksi/manufaktur, sampai pemasaran.

 

Menjawab Tantangan Indonesia

September 2020 lalu majalah Komunita mengunjungi pabrikan otomotif di Cimahi Jawa Barat yang merancangbangun dan memproduksi kendaraan jelajah multi fungsi. Adalah Fin Komodo Cruiser sebuah kendaraan ringan multi fungsi berupaya menjawab kebutuhan Indonesia berbasis riset dan pengembangan teknologi yang dirancang bangun khusus menjawab alam Indonesia.Bobot Fin Komodo Cruisersangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, dan konsumsi bahan bakar relatif irit. Di medan hutan, jarak tempuh sepanjang 100 Km dapat dilalui dalam 67 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat survive di dalam hutan selama 7 x 4 jam atau 4 hari perjalanan siang hari.

Fin Komodo Cruiser sebagaimana mobil pada umumnya jenis off-road. Namun berbeda ketika mengendarai mobil jenis jeep atau minibus atau pick-up, memerlukan skill khusus untuk melewati jalanan off-road. Mengendarai Fin Komodo Cruiser, tidak memerlukan keahlian khusus mengemudikannya baik di jalanan kering maupun jalanan basah. Uji coba prototype melalui perjalanan adventure daerah pegunungan dan dataran dalam kondisi jalanan aspal, tanah, batu, berlumpur telah dilalui dengan aman dan nyaman serta sangat stabil dalam pengendaliannya.

Kestabilan Fin Komodo Cruiser di medan offroad yang ekstrem sekalipun tidak diragukan, karena di desain dengan menggunakan perhitungan matematika, persamaan keseimbangan yang akurat setiap komponen dan manufakturnya. Untuk kondisi jalan dengan kemiringan 45derajat dan berlumpur, serta tanjakan turunan yang ekstrem dapat dilalui dengan mudah dan aman.

Untuk kondisi semak-semak (belum ada jalan),Fin Komodo Cruiserdapat berfungsi sebagai kendaraan perintis (pembuka jalan) sehingga sangat efisien dan menghemat waktu dalam bekerja. Selain itu,Fin Komodo Cruiser yang lincah dan handal dapat digunakan sebagai kendaraan penjelajah atau kegiatan survey atau pengawasan, juga dapat digunakan mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility.

Fin Komodo Cruiser sudah memasuki generasi kelima, dengan berbagai varian. Varian Fin Komodo digunakan untuk Perkebunan berfungsi untuk patroli keamanan, survey perkebunan/pengontrolan, perawatan jalan perkebunan, penyemprotan (dilengkapi dengan power spray), mengangkut hasil-hasil perkebunan – khususnya daerah yang tidak dapat dijangkaumobil biasa atau sepeda motor. Dengan bentuk bodi yang kecil dan ringan, Fin Komodo Cruiser dapat bermanuver diantara pepohonan yang mempunyai jarak antara 4 meter, dapat digunakan mengangkut Agro UAV untuk tujuan pemetaan dan pengontrolan via udara.

FIN Komodo menunjang aktivitas perkebunan

FIN Komodo menunjang aktivitas pertambangan dan proyek

 

 

Untuk Pertambangan/Proyek berfungsi sebagai kendaraan patroli keamanan, survey lokasi dan pengontrolan pekerjaan, alat transportasi. Untuk Rekreasi berfungsi sebagai alat transportasi pada area resort, permainan off-road/ adventure, kendaraan Fun Offroad, Golf Car. Untuk keperluan khusus Militer berfungsi untuk patroli keamanan daerah perbatasan dilengkapi senapan ringan caliber 5,56 mm atau 7,62 mm (tentunya dengan spesifikasi mesin khusus), dilengkapi dengan alcom dan radar, diterjunkan dari pesawat terbang dengan bentuk dan konstruksi strukturnya yang spesifik, dilengkapi dengan rudal Stringer, digunakan sebagai robot pengintai.

Untuk keperluan Khusus Polisi berfungsi untuk patroli keamanan lingkungan setingkat Polsek, dilengkapi kursi tambahan untuk mengangkut pelaku kejahatan, digunakan sebagai robot pengintai anti teroris. Untuk SAR dapat mencapai daerah-daerah bencana atau medan yang sulit, misi evakuasi, misi medivac, dan dokter pedalamanan. Untuk komplek Perumahan: patroli keamanan linkungan (satpam), Jalan-jalan di sekitar perumahan.

Fin Komodo Cruiser, sebuah kendaraan un-conventional yang dirancang bangun untuk medan off-road, multi guna, didukung spare part yang tersedia di pasaran, perawatan mudah dan murah, sekaligus memberikan kenyamanan dan keamanan yang optimum bagi pengendaranya adalah fakta yang menjadi kebanggaan kita.

Fin Komodo Cruiser dirancang dan diproduksi PT Fin Komodo Teknologi yang dikomandani Ir. Ibnu Susilo sebagai perusahaan otomotif Prinsipal. Sebagai Prinsipal PT Fin Komodo Teknologi melakukan proses desain dan rekayasa engineering serta pengembangan produk mobil nasional Fin Komodo Cruiser. Sebagai anak bangsa, Ibnu Susilo mencantumkan akronim FIN kepanjangan Formula Indonesia di depan nama Komodo. Akronim tersebut bermakna bahwa kendaraan tersebut dirancang dan diproduksi berbasis teknologi Indonesia. Sedang Komodo adalah spesies binatang purba asli Indonesia yang mampu bertahan sampai saat ini, dimana nama Komodo dicari dalam bahasa apapun tetap disebut Komodo. Inilah nilai-nilai yang Ibnu kembangkan dalam rangka mengembangkan Teknologi Otomotif Indonesia yang masih langka sampai saat ini.

Fin Komodo Cruiser produk dan rancangan PT Fin Komodo Teknologi adalah karya anak bangsa yang telah mendapat pengakuan dalam dan luar negeri, penghargaan dari pemerintah, Yayasan Habibie Center yang memberi penghargaan bagi perintis teknologi Indonesia, serta penghargaan lainnya. Umumnya industri otomotif di Indonesia bukan Prinsipal namun perusahaan industri otomotif ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) dimana rekayasa dan teknologi produknya dari luar negeri (negeri asalnya), sehingga nilai tambah teknologinya sangat terbatas. PT. Fin Komodo berbasis teknologi Indonesia dan sebagai Prinsipal telah mengandeng sekitar 90 % mitra dalam negeri yang telah mendukung ekosistem industri otomotif Fin Komodo Cruiser.

 

Karya dan Penghargaan

Beberapa penghargaan sepanjang tahun 2010 s/d 2017 telah diperoleh Fin Komodo Cruiser. Pada 29 Juli 2010 Markplus bekerjasama dengan majalah Marketeers memberikan penghargaan Marketeers Award Editor Choice kepada beberapa kontestan dan supporter event Indonesia International Motor Show (IIMS) 2010 di Kemayoran Jakarta. Apresiasi tersebut salah satunya diberikan Marketeers Award (Editors Choice) untuk PT Fin Komodo Teknologi, sebagai The New Wave Commercialization Car.

Apresiasi Inovasi Indonesia Tahun 2011 merupakan salah satu apresiasi kepada pihak-pihak yang memiliki banyak jasa dan peran dalam rangka memperkuat Sistem Inovasi Nasional (SIN) di tingkat daerah dengan menghasilkan produk-produk yang berinovasi. Technopreneurship Award diberikan kepada lembaga atau organisasi yang berprestasi dalam memberikan layanan inovatif, produk inovatif, dan pendampingan UKM atau dalam mengingkubasi UMK inovatif. Apresiasi tersebut salah satunya diberikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk PT FIN Komodo Teknologi, sebagai Technopreunership Award (UMKM Baru/Pemula).

IKA ITS Business Summit (IBS) 2012 adalah kegiatan prestisius yang menghadirkan tokoh nasional, pelaku bisnis, dan alumni-alumni ITS yang diselenggarakan setiap tahun oleh Pengurus Pusat Ikatan Alumni ITS (PP IKA ITS) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya). Pada penutupan IBS 2012, Ir. H Ibnu Susilo mendapatkan Penghargaan LIFE TIME ACHIEVEMENT AWARDS: The Most Inspirative & Innovative CEO 2012 atas karya ciptanya dalam merancang serta memproduksi produk FIN Komodo Offroad Utility Vehicle.

Dalam rangka mendorong peningkatan penguasaan kemampuan teknologi industri, Pemerintah memberikan apresiasi kepada industri/perusahaan yang telah merintis dan berhasil mengembangkan teknologi di sektor industri berupa Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK). PT. Fin Komodo Teknologi mendapat penghargaan JUARA KE 1 RINTISAN TEKNOLOGI 2012 yang diserahkan langsung Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Tahun 2017 merupakan penganugerahan ke 10 (sepuluh) BPPT menganugerahkan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA). Penghargaan ini diberikan kepada pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing. Penganugerahan penghargaan diberikan kepada Ir. H. Ibnu Susilo dengan karya teknologi dan inovasinya yaitu Fin Komodo sebagai kreator Mobil Off-Road Buatan Lokal.

Penghargaan Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberi penghargaan kepada orang-orang yang berjasa pada ITS. Penghargaan diberikan Rektor ITS, Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc. Ph. D pada peringatan Dies Natalis ke-57 ITS di Grha Sepuluh Nopember ITS. Salah satu penghargaan diberikan kepada Ir. H. Ibnu Susilo karena telah menunjukkan karya nyata yang berguna bagi masyarakat.

 

Generasi Berjiwa Perekayasa Teknologi

Perbincangan kami dengan sosok Ibnu Susilo melebar dan menemui titik persamaan terkait mendidik sarjana-sarjana generasi muda Indonesia berjiwa perekayasa teknologi dan industri yang mampu mengembangkan produk-produk unggulan di bidang apapun. Masih sangat langka generasi muda berjiwa perekayasa teknologi dan industri. Ini tentunya tantangan bagi pendidikan tinggi. Tanpa generasi muda berjiwa perekayasa teknologi dan industri, Indonesia akan selalu bergantung pada teknologi luar negeri, yang sekaligus hanya menjadikan Indonesia dan kita didalamnya sebagai pasar potensial semata.

Pilihannya, Apakah generasi muda terdidik lebih kita dorong berjiwa pedagang, atau berjiwa perekayasa teknologi dan industri. Ini barangkali memerlukan perubahan cara pandang kita bersama: pemerintah, pendidikan tinggi, serta dunia usaha dan industri. Mungkinkah Rencana Induk Riset Nasional/RIRN 2017 – 2045 bisa sebagai acuan yang mampu memicu dan memacu, sekaligus mensinergikan cara pandang kita dalam mengembangkan Inovasi dan Teknologi Indonesia, termasuk mendorong perkembangan mobil Fin Komodo Cruiser sebagai karya anak bangsa yang dimanfaatkan optimal oleh anak bangsa. Wallahualam. (@lee)

INVALIDITE

INVALIDITE

The Bridge of Perfection

Judul : Invalidite
Penerbit : Kubus Media
Penulis : Faradita
Ketebalan : 404 hlm
Dimensi : 13 cm x 19 cm
Cover : Soft Cover (doff)
ISBN : 978-602-6731-15-9
Berat : 310 gr
Tahun Terbit : 2018

Dunia boleh saja berlaku buruk padamu, tapi itu bukan alasan untuk membalasnya dengan cara yang sama. Ingat saja bahwa setiap orang memiliki gelap dan terangnya masing-masing. Jangan takut melangkah maju hanya karena kamu tidak sanggup merobohkan tembok besar, hanya perlu cari cara untuk melompatinya. Jangan mundur hanya karena kamu berbeda, cukup tunjukkan dirimu berguna bagi orang lain. Jangan malu hanya karena kamu mencintainya, cukup katakan dan beranikan diri menerima hasilnya. hlm 391

————

Buku novel ini menceritakan tentang seorang gadis tegar bernama Pelita Senja, yang dengan keterbatasan fisiknya namun mampu menunjukkan bahwa rasa kasih, menjadi manusia yang bermanfaat dan peduli pada sesama menjadi jauh lebih bermakna daripada sekedar kesempurnaan fisik semata. Selalu berfikir positif pada setiap orang dan keadaan, pandai, dan selalu bersyukur.

 

Dewa Pradipta adalah pewaris tunggal keluarga Pradipta (pemilik kampus tempatnya kuliah), seorang lelaki yang memiliki sisi gelap warna suram dalam hidupnya dan menjadi pemberontak atas ketidakadilan yang terjadi di rumahnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang tidak beralasan, semua ulahnya hanyalah bentuk kekecewaannya pada Kakeknya sebagai satu-satunya keluarga yang dia harapkan untuk dapat percaya ketika dimasa kecil, Dewa Pradipta menyaksikan langsung pembunuhan Ayah dan Ibu nya di depan mata, namun tidak ada seorang pun yang percaya pada kesaksiannya tersebut dan menganggap bahwa dia berhalusinasi semata. Hal itulah yang menjadikan Dewa menjadi sosok pandai meremehkan orang lain, pandai berkelahi, dan menyakiti orang lain.

 

Bahwa kuat bukan hanya soal berdiri tegak melawan angin, tapi juga tentang menunduk mengulurkan tangan. hlm 82.

Dewa selalu terusik oleh pelita yang terpilih menjadi pembimbing studi Dewa, berani memaksa mengatur hidupnya,. Ini tidak jauh dari peran kakeknya yang memutuskan untuk menghentikan kebebasan Dewa yang semakin tidak terkendali, dan menginginkan masa depan yang baik Bagi Dewa sebagai penerus Pradipta. Tentunya, Kakek David salah besar jika berfikir bahwa Dewa akan menurut begitu saja membuat Dewa makin murka.

Dikala semua orang tunduk pada Dewa, bahkan ketika dia berjalan di koridor kampus misalnya, tanpa menunggu perintah apapun mahasiswa lain akan membelah jalan untuk ia lewati. Sementara Pelita dengan tenangnya berjalan menghadapi Dewa dan membalas tatapan tajamnya dengan senyuman. Tanpa menyadari akibat yang bisa menyakiti dirinya, Dewa memulai permainan untuk menaklukan Pelita atas usulan Rendi dan Gerka selaku sahabatnya yang menjadi saksi bagaimana semuanya bermula. Bagi Dewa, Pelita menjadi paket lengkap untuk dapat menyakiti Gilvy, sepupu tirinya (yang selalu melindungi Pelita) dan sebagai bentuk perlawanan terhadap Kakeknya.

Tanpa Dewa sadari, perubahan besar terjadi dalam hidupnya. Dimulai dari kebiasaan baru dia masuk kelas, mulai mengikuti ujian, dan yang terpenting dia lebih memahami arti berbagi kebaikan dengan orang lain sejak Pelita selalu membawanya mengikuti kegiatan anak-anak berkebutuhan khusus dan panti asuhan. Ada perasaan lain yang tergerak, yang dia tidak mengerti apa itu namanya. Melihat anak-anak itu yang meski dengan segala keterbatasannya, tetapi mereka tetap bisa tertawa lepas, saling memeluk, bermain, dan menyayangi. Bahkan tetap semangat menjalani hari-hari disepanjang hidupnya. Diam-diam Dewa tersenyum yang entah kapan terakhir dia tampakkan, dan ini karena kehadiran Pelita. Seperti namanya, pelita yang telah hadir dalam hidup Dewa yang gelap.

Ada hal yang memang sengaja dihadirkan untuk membuatmu jatuh. Untuk kemudian belajar bagaimana caranya bangkit. hlm 86

Perlahan keduanya mulai membagi rahasia masa lalu hidupnya, membagi luka bersama. Pelita yang ternyata menyimpan kesedihan mendalam karena diabaikan ayahnya yang selalu menyalahkan dia karena kematian ibunya, dan menjadi anak yang tak diinginkan ayahnya. Kebersamaan yang terjalin mampu menumbuhkan perasaan lain diantara keduanya. Dewa yang memperlakukan Pelita dengan luar biasa seperti ketika memandang kelumpuhan Pelita bukanlah sesuatu hal yang besar bagi Dewa, hanya Dewa lah yang membuat Pelita merasa menjadi orang yang diinginkan dengan sangat, dan membuat lupa akan rasa rendah diri yang selama ini sebenarnya dia tutupi.

Bila tiba saatnya kamu percaya, maka sudah waktunya kamu mesti belajar menyembuhkan luka. Namanya hati. Ia egois, bergerak sendiri. Memilih tanpa mau mengikuti jikapun seluruh indra memaksa menjauh, tapi hati tetap tahu ke mana harus berlabuh

Sepertinya takdir masih ingin bermain-main dengan mereka, mendapati kenyataan bahwa ternyata Burhan (Ayah Pelita) adalah salahsatu pelaku pembunuhan kedua orangtuanya, membuat titik kebimbangan Dewa yang sebenarnya. Hamparan bayangan beberapa tahun lalu yang selama ini selalu menjadi mimpi buruk Dewa setiap malamnya, Dewa dihadapkan pada pilihan yang membuat kepala rasanya mau pecah, Dewa ingin menegakkan keadilan bagi orangtuanya dan jika itu dilakukan gadisnya akan tersakiti. Namun jika tidak, maka dia akan dihantui rasa bersalah dan ketakutan yang tiada habisnya. Hingga akhirnya pilihan pertama yang diambil dan menjadi penghancur perasaannya sendiri. Melepas dan memperlakukan gadisnya dengan buruk disaat perasaan ingin melindungi begitu kuat terhadap pelita nya, membuat hati dan pikirannya nyatanya berlipat kali jauh lebih menyakitkan.

Tidak cukup sampai disitu, Dewa harus menemukan kenyataan pahit lainnya bahwa dalang semua kepahitan selama ini adalah pamannya sendiri, yang tidak lain adalah Ayahnya Gilvy. Pamannya sendiri yang begitu berambisi akan tahta keluarga Pradipta, yang dengan begitu teganya menjadi otak pembunuhan terhadap kedua orang tua Dewa. Tidak cukup disitu, seakan masih haus untuk membuat Dewa menderita dan hancur selama ini, dia juga ingin merebut kebahagian Dewa dengan merampas Pelita dari sisi Dewa, untuk dia buat menderita.

Dewa yang tidak bisa menahan hanya dengan berada jauh dengan Pelitanya saja, dibuat murka ketika mengetahui bahwa Pelita telah disandera dan dijadikan bahan mainan oleh anak buah pamannya. Tanpa berpikir dua kali, Dewa bergegas melangkahkan kaki ke gudang kosong tempat Pelita disekap. Disini Dewa akan mempertaruhkan segalanya untuk Pelita bahkan nyawanya sekalipun. Tiba di gudang kosong, menyaksikan tampang-tampang penghianatan yang membuat muak. Dewa tidak akan tinggal diam menyaksikan gadisnya diperlakukan seperti ini, luka penuh sayatan dan memar ditubuh Pelita dan dirinya membuat titik nadirnya bergejolak. Meski peluh dan luka telah memenuhi tubuhnya, namun tak mampu menghentikan dia untuk melawan musuhnya. Hingga waktu yang dia nantikan tiba ketika Polisi dan Kakek David datang menyerbu gudang kosong itu, dan membuat Paman dan semua anak buahnya tidak berkutik dan tertangkap tanpa perlawanan berarti.

Semuanya selesai, Dengan langkah lunglai dia mendatangi Pelita. Melupakan cucuran darah segar yang mengalir dari tubuhnya, memeluk gadisnya dan enggan melepaskannya lagi. Semua membaik dan segala kepahitan telah sirna, seiring dengan kata maaf dari Dewa yang telah menyakiti Pelita dengan begitu mendalam.

jika pertemuan selalu berpasangan dengan perpisahan, maka perpisahan hanya boleh terjadi jika kita kehabisan usi. Itu saja. Dewa Pradipta.

Kesempurnaan bukan ukuran sebuah kebahagiaan. Bukan juga cara untuk menilai seseorang. Dengan menerima diri apa adanya dan menghargai orang lain, itu merupakan cara terbaik menentukan diri kamu sebenarnya.

 

Intan Liswandini

Cengkih Tanaman Asli Indonesia : Terasa Gurih, namun Petani masih Merintih

Cengkih Tanaman Asli Indonesia :
Terasa Gurih, namun Petani masih Merintih

Ketika sakit gigi biasanya kita menggunakan minyak cengkih untuk mengurangi rasa sakit.Sebagai obat sakit gigi minyak cengkih telah lama digunakan sangat alami, tidak mengandung bahan kimia, sehingga aman digunakan.Minyak ini diklaim mampu menenangkan saraf gigi. Manfaat lainnya untuk menyehatkan jantung, karena kandungan eugenol pada cengkih berguna mencegah pembekuan darah. Pendeknya, cengkih memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kita.

 

Tidak hanya itu, cengkih digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuk utuh atau bubuk. Cengkih sebagai bumbu telah digunakan di Eropa dan Asia. Selain itu cengkih juga digunakan di Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang sebagai bahan dupa. Sementara di Indonesia, cengkih digunakan juga sebagai bahan rokok kretek. Bahkan daun cengkih kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida

nabati dan efektif mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50 -100 gram daun cengkih kering per tanaman.

Cengkih(Syzygium aromaticum, syn.Eugenia aromaticum), atau disebut juga cloves, merupakan kuncup bunga,kering beraroma dari keluarga pohon,Myrtaceae. Kegunaan cengkih di atas karena mengandung senyawa: minyak atsiri (eugenol,?caryophyllene, furfural, vanillin, methyl salicylate, pyrocatechol, methyl ketone, & valeric aldehydes, eugenin, isoeugenitol, isoeugenitin, eugenitin, tannin, mucilage, sitosterol, estigmaterol, resins, cellulose, pinene, oleanolic acid, & fixed oil).

Eugenol merupakan senyawa bioaktif utama cengkih. Isoeugenol yaitu cairan minyak berwarna kuning pucat yang diekstraksi dari minyak cengkih dan kayu manis. Isoeugenol bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut organik. Isoeugenol memiliki aroma pedas dan rasa cengkih. Eugenol digunakan dalam parfum, penyedap, minyak esensial dan dalam pengobatan (antiseptik dan analgesik lokal), sedangkan produksi isoeugenol dapat digunakan untuk pembuatan vanilin. Turunan eugenol atau turunan metoksifenol dalam klasifikasi yang lebih luas digunakan dalam wewangian dan penyedap. Senyawa derivatif eugenol digunakan dalam pembuatan produk penarik serangga dan peredam UV, analgesik, biocides dan antiseptik. Isoeugenol juga digunakan dalam pembuatan stabilisator dan antioksidan untuk plastik dan karet. Isoeugenol digunakan dalam pembuatan parfum, perasa, minyak atsiri dan dalam pengobatan (antiseptik dan analgesik lokal).

Sebelum masa modern, sebagai tanaman asli Indonesia cengkih tumbuh di kepulauan Maluku. Setidaknya ada lima pulau penghasil cengkih, seperti Moti, Makian, Bacan, Ternate, dan Tidore. Di luar Indonesia terdapat juga di? Madagaskar, lanjut dibudidayakan di Zanzibar,India, dan Sri Lanka.

Membentuk Peradaban Dunia

Di masa silam, rempah (cengkih, lada dan pala) telah menjadi simbol status sosial karena harganya sangat mahal. Rempah menjadi saksi perkembangan dan pasang surut peradaban bangsa Indonesia. Keberadaan rempah sangat erat kaitannya dengan perjalanan kekuasaan, politik, dan sosial budaya bangsa Indonesia.

Khasiat, kelangkaan dan nilai rempah yang begitu tinggi itulah yang menimbulkan hasrat di antara para penjelajah samudra dari benua Eropa hingga rela menjelajah hampir setengah dunia untuk menemukan tempat tumbuh rempah. Ketika akhirnya penjelajah Eropa menginjakkan kaki di Maluku, mereka pun memulai riwayat kolonialisme di Nusantara yang berlangsung hingga berabad-abad lamanya, dan lahirlah Indonesia.

Bukan hanya itu, rempah juga menjadi bagian penting dalam pembentukan peradaban dunia. Pencarian kepulauan rempah telah membangkitkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban manusia. Berkat rempah pula banyak muncul nama penjelajah kampiun dan para pedagang mashur.

Di zaman Romawi cengkih,pala dan lada adalah komoditi sangat mahal. Cengkih menjadi bahan tukar menukar pedagang Arab pada abad pertengahan, dan cengkih pernah menjadi salah satu rempah papan atas. Cengkih pernah menjadi simbol kebangsawanan dan gengsi. Pada masa Dinasti Han,cengkihsudah digunakan sebagai penyegar napas saat hendak menghadap kaisar. Bahkan, masa itu terbit aturan bahwa siapapun yang akan menghadap raja diwajibkan mengunyah cengkih terlebih dahulu.

Di akhir abad ke-15, penjelajah dan pedagang Portugis mengambil alih jalur tukar menukar di Laut India. Bersama itu pula perdagangan cengkih diambil alih melalui perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, juga melalui perjanjian dengan Sultan Ternate. Penjelajah dan pedagang Portugis banyak membawa cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku keEropa. Pada saat itu harga 1kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas.

Di abad ke-17 perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh Belanda. Pada tahun 1770 dengan susah payah Perancis berhasil membudayakan pohon cengkih di Mauritius. Akhirnya cengkih dibudayakan pula di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

Sementara di Inggris pada abad ke-17 dan ke-18 harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga yang mengonsumsi cengkih tersebut. Rempah-rempah dan khususnya cengkih memang bukan sekedar penyedap rasa. Masyarakat Barat memandang rempah, khususnya cengkih memiliki daya tarik yang melampaui aspek kegunaannya secara kuliner. Dan sampai sekarang cengkih menjadi salah satu komoditi ekspor Indonesia.

Komoditi Ekspor

Ekspor cengkih Indonesia tengah berjaya. Indonesia menjadi pemasok cengkih terbesar kedua setelah Madagaskar, atau sebaliknya. Sekarang, negara produsen cengkih terbesar adalah Indonesia diikuti Madagaskar, India, Malaysia, Srilangka, dan Tanzania. Penggunaan cengkih di negara importir sebagai campuran kosmetik dan obat-obatan, juga digunakan sebagai olahan saus pedas dan saus untuk kue. Dari kegunaan tersebut produk cengkih mampu bersaing di pasar global bersama dengan produk-produk lainnya.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-Juli 2019, menjelaskan ekspor cengkih Indonesia mencapai 54,91 juta dolar AS artinya naik 137,60% dari periode sama pada tahun 2018 yang sebesar 23,110 juta dolar AS. Sebelumnya, negara tujuan ekspor didominasi Saudi Arabia sebanyak 797,8 ton. Untuk periode yang sama tahun 2019, negara tujuan ekspor didominasi India yang membeli hingga 4,25 juta ton cengkih senilai 15,8 juta dolar AS. Pertumbuhan ekspor cengkih di atas ditambah pula dengan permintaan cengkih dari Sudan. Pada periode sebelumnya Sudan bukan menjadi negara tujuan ekspor cengkih Indonesia, tetapi pada 2019 Sudan mengimpor hingga 146,4 ribu ton cengkih Indonesia atau senilai 913 ribu dolar AS. Bahkan sebelumnya, di Akhir 2018 ekspor cengkih sudah meningkat tajam, termasuk mulai memasuki pasar Timur Tengah, yakni Mesir (jawapos.com) yang telah mengimpor 15 ton cengkeh Indonesia mulai Desember 2017.

Menurut data intracen.org beberapa negara yang memiliki permintaan tinggi terhadap cengkih Indonesia, diantaranya: India, Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Amerika Serikat, VietNam, Pakistan, Bangladesh, Mexico, Peru, Jerman, Mesir, Republik Dominika, Australia, Myanmar, Belanda, Brazil, Thailand, dan Polandia.

Cengkih sebagai salah satu komoditas unggulan di sektor perkebunan dan merupakan tanaman asli Indonesia ini banyak ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Data Kementerian Pertanian, selama lima tahun terakhir produksi cengkih terbesar didominasi Provinsi Maluku sebesar 21,16 pada 2019 atau sekitar 17,06 % dari total produksi cengkih. Total produksi cengkih tahun 2019 mencapai 124 ribu ton dengan luas lahan sekitar 561 ribu hektar.

Cengkih dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis dan varietas: a) cengkih asli Maluku (seperti Afo, Tibobo, Tauro, Sibela, Indari, Air Mata, Dokiri, Daun Buntal), b) cengkih liar (seperti Raja, Amahusu, Haria Gunung, Cengkih Hutan Bogor), dan c) cengkih budi daya (seperti Zanzibar, Siputih, Sikotok, Ambon). Cengkih varietas Afo, Posi-posi, dan Zanzibar banyak dijumpai di Pulau Maluku, sedangan cengkih varietas Sikotok dan Siputih banyak dijumpai di Sumatera Barat. Cengkih Zanzibar memiliki cabang-cabang rendah di batangnya, daunnya rimbun & berwarna hijau gelap, dan menghasilkan tunas bunga hijau muda. Cabang cengkih Siputih lebih jauh ke atas batang, daunnya tidak rimbun, dan melihat kuncup bunga kuning-hijau.

Penghasil Cengkih Kita

Data tahun 2016 menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 545.027 hektar lahan cengkih, dengan produksi mencapai 139.641 metrik ton. Daerah yang berkontribusi menjadi produsen cengkih tertinggi Indonesia sebagai berikut.

Provinsi Jawa Timur. Daerah di timur pulau Jawa ini telah memproduksi cengkeh sebanyak 6.807 ton. Salah satu daerah di Jawa Timur yang memproduksi tanaman cengkih adalah Pacitan. Tanaman cengkih di Pacitan seluruhnya dikelola oleh rakyat dengan luas areal 7.780 Ha yang tersebar di 12 kecamatan. Untuk harga cengkih yang beredar di Pacitan adalah Rp 75.000/Kg.

Provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi ujung selatan pulau Sulawesi ini telah menghasilkan 9.135 ton cengkih. Menurut Kepala Seksi Bidang Pengelolaan Tanaman Tahunan, Dinas Perkebunan Sulsel komoditas cengkih sangat memegang peranan penting dalam pembangunan sektor perkebunan dan perekonomian di Sulsel. Dinas perkebunan Sulsel juga banyak melakukan pembinaan swadaya pengembangan tanaman cengkih di beberapa kabupaten sentra penghasil cengkih, yaitu kabupaten Luwu, Bulukumba, Sinjai, Wajo, Bone, Enrekang, dan Tator.

Provinsi Maluku. Provinsi di ujung timur Indonesia menjadi produsen tertinggi di tanah air, sebesar 11.730 ton. Berdasarkan sejarahnya cengkih adalah jati diri orang Maluku, karena telah meninggalkan jejak dalam kebudayaan setempat. Ada salah satu jenis tanaman cengkih yang tumbuh subur dan merupakan jenis cengkih terbaik dibandingkan jenis cengkih yang lainnya, yaitu jenis cengkih tuni yang berharga Rp 125.000/Kg

Provinsi Sulawesi Tenggara. Provinsi Sulawesi Tenggara tak hanya terkenal dengan Pantai Wakatobinya, tetapi juga produksi cengkih. Sulawesi Tenggara berhasil memproduksi 6.688 ton cengkih. Salah satu daerah yang menghasilkan cengkih terbaik adalah Kabupaten Kolaka. Menurut Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, luas areal perkebunan cengkih di seluruh Provinsi ini mencapai kurang lebih sekitar 34 ribu Ha.

Provinsi Sulawesi Tengah. Provinsi Sulawesi Tengah telah berhasil memproduksi 7.861 ton cengkih. Harga cengkih kering di Sulawesi Tengah adalah berkisar Rp 90.000/Kg. Salah satu daerah penghasil cengkih terbaiknya adalah Kabupaten Totiloli. Luas lahan yang disediakan untuk lahan cengkih di Kabupaten Tolitoli mencapai 24.794 Ha, yang terdiri dari 23.299 Ha untuk tanaman muda yang menghasilkan, dan yang kedua seluas 1.995 Ha untuk tanaman tua/rusak, namun masih dapat menghasilkan.

Provinsi Jawa Barat. Dinas Perkebunan Jawa Barat data tahun 2017, Provinsi Jawa Barat telah memproduksi 6.378 ton cengkih. Harga cengkih kering di Jawa Barat berkisar Rp 85.000/Kg. Daerah penghasil cengkih terbaiknya adalah Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Cianjur, Bogor, dan Purwakarta. Luas lahan 34,941 Ha.

Petani butuh perhatian

Ditengah produksi yang membaik, harga cengkeh justru sedang turun ke kisaran Rp 70.000 hingga Rp 85.000 per kilogram dari biasanya yang bisa mencapai Rp 100.000 per kilo. Memang, hal itu diimbangi dengan peningkatan penyerapan produksi cengkih baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Harapannya selama keseimbangan ini masih terjaga, maka minat petani masih besar terutama untuk mensuplai produksi pabrik rokok.

Kebutuhan cengkih untuk pabrik rokok setahun adalah 115,32 ribu ton atau menyerap hingga 93% produksi nasional, dan sisanya digunakan untuk obat-obatan, kebutuhan farmasi, dan bumbu-bumbuan. Sehingga dari sisi industri, produksi dalam negeri telah memenuhi kebutuhan sektor pengolahannya.

Meskipun dengan produksi yang fluktuatif, pabrik rokok dan industri pengelola dapat menyiapkan buffer stock dan menyimpan cengkih. Oleh karenanya dapat dikatakan Indonesia sebenarnya telah swasembada cengkih.

Karena itulah selayaknya prestasi produksi cengkih ini patut mendapat perhatian. Permintaan cengkih dari dalam dan luar negeri yang terus bertambah harus diimbangi dengan produksi cengkih yang masif demi meningkatkan pendapatan nasional dan juga kesejahteraan petani lokal. Sehingga, cengkih menjadi komoditas ekspor yang semakin menjanjikan. (@lee)

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Cengkih; https://misterexportir.com/ekspor-cengkeh/;

http://www.goexport.org.; http://perpustakaan.bappenas.go.id/; Pacitan.com Pindai.org Liputan6.com;

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/06/; https://harga.web.id/prediksi-harga-cengkeh-tahun-2016.info. Foto: wikimedia commons

Strategi Bertahan di Masa Pandemi Covid 19

Asuhan : Dr Meriza Hendri, SIp, MM


Didi Hardian, Strategi Bertahan di Masa Pandemi Covid 19

 


Pandemi Covid 19 yang sudah berjalan lebih dari 6 bulan berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia saat ini sudah mulai terasa dalam bisnis saya yang bergerak di bidang aplikasi EAM, ERP, Corporate Performance Management dan Smart Mining jelas Didi Hardian, Direktur PT EMS Paramytra yang juga alumni Magister Management Universitas Widyatama Bandung.

Pebisnis muda kelahiran Padang ini sudah menjalankan EMS Paramytra sejak tahun 2005 bersama tiga temannya dengan modal awal 1 milyar Rupiah. Bagi kami, tahun 2020 ini termasuk tahun yang berat karena banyak perusahaan yang proses bisnisnya terganggu, apalagi harga batubara dunia masih belum naik dan malah makin tertekan dengan adanya Covid 19 ini yang merupakan perusahaan konsumen PT EMS Paramytra tambah Didi.

Sesuai dengan produk yang dijualnya, PT EMS Paramytra memiliki visi to Provide continuing best quality services that give value added for Our Client dan To be the best IT consulting and Implementation company in Indonesia.

Hal ini sejalan dengan filosofi yang dipegang manajemen perusahaan yaitu Technology only lives a short life, but commitment and trust will last as long as we do the right to foster them. This is the reason we always seek long term and high trust relationship with our costumer.

Fokus perusahan yang dijalankan Didi ini adalah software Enterprise Asset Management (EAM), Enterprise Resource Planning (ERP), Corporate Performance Management yang terdiri dari Budget Planning & Financial Consolidation, serta Smart Mining yang terdiri dari monitoring material movement from PIT to PORT. Produk ini menargetkan perusahaan-perusaan besar di Indonesia dengan value proposition produk yang dipasarkan memiliki kualitas sekelas SAP yang sudah biasa digunakan oleh berbagai perusahaan di Indonesia.

Pada masa resesi ekonomi akibat Covid 19 ini, Didi dan manajemen perusahaan menerapkan strategi bisnis agar 82 orang karyawan yang sudah bersama-sama membangun perusahaan tetap melayani konsumen. Ada yang menarik strategi yang dijalankan Didi yaitu menahan investasi pengembangan produk baru sampai ekonomi bergerak kembali.

Adapun strategi pemasaran yang dijalankan Didi adalah pemasaran online dengan dukungan pemasaran individu karena perusahaann beroperasi dengan menerapkan work from home. Kami mengoptimasi hubungan baik dengan klien dan dari sini kami bisa terus memberikan layanan kepada konsumen kata Didi.

Didi sangat bersyukur dengan strategi yang dijalankan, sampai bulan September 2020 ini sudah mencapai 80% dari target dan Didi yakin masih bisa mencapai 100% target. Apa yang dilakukan Didi ini tidak lepas dari pengalaman berbisnis selama ini dan juga ilmu yang didapatkan di Magister Manajemen Universitas WIdyatama. Apa yang saya dapat dari kuliah di MM Universitas Widyatama dapat memperkuat basis keilmuan sehingga bisa mengambil keputusan dengan metode yang lebih terstruktur dan terukur tidak hanya berdasarkan intuisi semata kata Didi.

Sebelum menutup pembicaraan, Didi berpesan kepada teman-teman mahasiswa untuk menerapkan ilmu di bisnis. Setiap ilmu yang didapat dari kampus MM Universitas Widyatama seharusnya diterapkan dalam bisnis tambah Didi. Sukses terus ya Uda Didi Hardian dalam bisnisnya (MH).

Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Digital Dalam Konteks Global

“Catatan International Association of Universities”
Transformasi Pendidikan Tinggi di Era Digital
Dalam Konteks Global

Adalah The International Association of Universities (IAU), organisasi independen non-pemerintah, yang memiliki status konsultatif di Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC). IAU didirikan tahun 1950 di bawah naungan UNESCO adalah
asosiasi global terkemuka dari lembaga dan organisasi pendidikan tinggi, yang beranggotakan lebih dari 650 anggota dari 130 negara.

IAU bertujuan memajukan pendidikan tinggi dan peran pentingnya dalam perkembangan masyarakat dunia. Fungsi IAU sebagai forum global bagi para pemimpin pendidikan tinggi untuk merefleksikan dan bersatu dalam prioritas bersama. IAU bertindak sebagai suara pendidikan tinggi UNESCO dan organisasi internasional lainnya, Asosiasi ini menawarkan berbagai layanan seperti: acara jejaring, penelitian, pelatihan, dan layanan konsultasi.

Pada 1 November 2018 hingga 1 April 2019 lalu ?International Association of Universities (IAU) melakukan Konsultasi Terbuka dengan para anggota dengan tujuan menginventarisir kondisi transformasi digital pendidikan tinggi saat ini, sekaligus akan menginformasikan pengembangan Kebijakan IAU yang baru.

Hasil konsultasi menyimpulkan beberapa hal yang menjadi sorotan. Catatan umumnya, bahwa tidak ada satu ukuran yang cocok transformasi digital dalam pendidikan tinggi. Lembaga perguruan tinggi berbeda sifat, berbeda dalam ruang lingkup dan operasi, serta dalam konteks yang sangat berbeda. Namun, kemajuan teknologi memiliki dampak di seluruh dunia pada kehidupan sehari-hari warga, pada bagaimana masyarakat berkembang, pada keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk ambil bagian dalam masyarakat; dan yang paling penting tentang cara mengakses informasi dan pengetahuan. Meskipun transformasi terjadi dengan cara yang berbeda, pada langkah yang berbeda, dan dengan cara-cara yang berbeda, peluang secara umum adalah bahwa semua lembaga perguruan tinggi dihadapkan pertanyaan bagaimana beradaptasi dan membentuk pendidikan tinggi di dunia yang semakin digital.

Teknologi memang hanya sarana untuk mencapai tujuan, dan oleh karena itu penting untuk memperdebatkan, mempertanyakan dan menanyakan tentang tujuan transformasi digital, yang idealnya tentu untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi.

Kebijakan IAU yang baru bertujuan untuk mengidentifikasi seperangkat prinsip dan nilai yang harus mendukung transformasi digital dalam mendukung tujuan keseluruhan pendidikan tinggi, dan pada saat yang sama mempertimbangkan peluang serta tantangannya. Untuk mendefinisikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Kebijakan Baru tersebut, penting untuk memahami keadaan transformasi saat ini, untuk memastikan hubungan yang koheren antara kondisi pendidikan tinggi saat ini dan perumusan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diambil dalam Pernyataan Kebijakan Baru tersebut.

Transformasi digital adalah prioritas bersama di antara lembaga perguruan tinggi, terlepas dari dan di mana lembaga-lembaga tersebut berada. Konsultasi terbuka yang telah digelar tersebut menegaskan bahwa sebagian besar responden dalam konsultasi menganggap transformasi digital sebagai prioritas tinggi (68%) untuk lembaga. Konsultasi komprehensif menegaskan bahwa ada dukungan kepemimpinan yang kuat (72%) untuk mengubah dan memanfaatkan teknologi baru. Meskipun konsultasi menunjukkan bahwa transformasi digital adalah prioritas penting disertai dengan dukungan kepemimpinan, namun demikian tidak membuat proses transformasi menjadi mudah.

Hasil konsultasi tersebut menyimpulkan beberapa kecenderungan sebagai penawaran, dan refleksi bagaimana hasil tersebut dapat menjadi prinsip-prinsip Pernyataan Kebijakan Baru IAU. Refleksi terkait Transformasi Digital Pendidikan Tinggi ?tersebut meliputi 5 (lima) dimensi sebagai berikut: Kebijakan Pendidikan Tinggi di Tingkat Nasional, Investasi Keuangan, Perubahan Teknologi versus Manusia, Ketimpangan, serta Dimensi Etika.

  • Kebijakan Pendidikan Tinggi di Tingkat Nasional

Dalam hal tata kelola nasional pendidikan tinggi, hambatan utama transformasi digital di tingkat kelembagaan adalah ‘kurangnya dukungan keuangan nasional’ yang diberikan kepada perguruan tinggi untuk berubah. Meskipun terdapat beberapa perbedaan mengenai sejauh mana kerangka kerja, kebijakan dan peraturan nasional yang dianggap kondusif untuk transformasi, ‘kerangka keuangan nasional’ dianggap sebagai kendala terpenting di semua wilayah. Namun, di Asia dan Pasifik, kebijakan, peraturan, dan sistem pendidikan tinggi nasional dianggap lebih kondusif untuk transformasi dan di Eropa kurang kondusif jika dibandingkan dengan kawasan lain.

Di luar keuangan nasional ?kerangka kerja, sistem akreditasi dan pengakuan serta jaminan kualitas dianggap kurang kondusif untuk transformasi jika dibandingkan dengan opsi lain. Terhadap inovasi tertentu yang berasal dari perkembangan teknologi dan akan menarik untuk dikaji lebih jauh ketegangan antara kebijakan dan regulasi nasional serta transformasi digital di perguruan tinggi.

  • Investasi Keuangan

Investasi keuangan kembali digarisbawahi sebagai penghalang utama menuju transformasi digital di tingkat kelembagaan. Menarik untuk dicatat, Eropa – salah satu wilayah di dunia dengan penetrasi internet tertinggi – juga merupakan wilayah dengan persentase tertinggi yang menunjukkan kurangnya investasi keuangan sebagai kendala utama untuk mengejar transformasi digital. Ini menunjukkan bahwa bukan sekadar masalah memiliki infrastruktur dasar dan kemudian dapat memanfaatkan potensi.

Sebaliknya, kecenderungannya adalah lebih banyak akses yang anda miliki ke infrastruktur dasar, semakin banyak investasi diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut potensi teknologi. Jika kecenderungan ini benar, itu merupakan prospek mengkhawatirkan bagi negara dan wilayah yang masih berjuang untuk mendapatkan infrastruktur paling dasar.

  • Perubahan Teknologi versus Manusia

Perkembangan teknologi seringkali diiringi dengan serangkaian kontras. Kontras antara potensi dan risiko, penggunaan yang tepat dan penyalahgunaan. Salah satu perbedaan menonjol adalah perbedaan antara kecepatan perkembangan teknologi dan kecepatan perubahan dalam budaya kelembagaan serta perilaku manusia. Ini dianggap sebagai penghalang terpenting kedua untuk transformasi kelembagaan. Budaya kelembagaan tidak berubah dengan kecepatan sama dengan perkembangan teknologi.

Berarti salah satu kendala utama transformasi teknologi adalah faktor manusia. Ini mengandaikan bahwa untuk memimpin transformasi yang sukses, pemangku kepentingan yang berbeda (apakah fakultas, staf, mahasiswa) harus menjadi bagian dari proses dan mengambil kepemilikan dari proses tersebut. Ada kebutuhan akan dukungan kepemimpinan yang kuat untuk transformasi, namun mereka yang peduli dengan perubahan harus dilibatkan dalam membentuk transformasi; harus mengambil bagian dalam refleksi, percakapan dan penilaian kritis dalam hal peluang dan risiko.

Kepemimpinan dapat memberikan kerangka untuk memotivasi dan memobilisasi institusi, tetapi perlu dikombinasikan dengan peningkatan kapasitas, dan secara fleksibel memasukkan inovasi yang didorong oleh fakultas dan staf dalam kaitannya dengan berbagai jenis tugas dan misi. Banyak lembaga perguruan tinggi yang mengindikasikan bahwa mereka telah membuat unit khusus di dalam institusi yang bertugas untuk menguji dan mendorong transformasi digital ke depan.

  • Ketimpangan

Sisi lain menunjukkan adanya ketidaksetaraan dalam hal akses untuk menggali potensi teknologi di perguruan tinggi, misalnya dalam hal infrastruktur internet. Ini merupakan ancaman utama bagi masyarakat masa depan, hal seperti itu menggambarkan dengan jelas perbedaan antara mereka yang memiliki akses dan yang tidak.

Tentu saja pada awalnya merupakan kunci prioritas yang harus ditangani di tingkat nasional, tetapi implikasi dari ketimpangan ini juga harus dipertimbangkan di tingkat global untuk menangkal risiko peningkatan perpecahan, dan untuk menghasilkan kolaborasi yang memungkinkan terjadinya lompatan dan peningkatan kapasitas. Penting untuk memastikan bahwa peluang baru lahir dari kemajuan teknologi tidak menyebabkan ketidaksetaraan baru atau memperburuk.

Sementara teknologi dan akses internet hanyalah alat untuk mencapai tujuan, masalah mendasar utama yang menimbulkan masalah besar bagi masa depan masyarakat adalah bahwa ‘sarana’ ini memberi manusia akses ke data, informasi dan pengetahuan. Pengetahuan adalah fundamental bagi politik, ekonomi, budaya masyarakat modern, serta pada saat sama penting bagi individu untuk mengambil keputusan terinformasi tentang hidupnya. Jadi, meskipun teknologi hanyalah alat untuk mencapai tujuan, tetapi alat yang penting untuk mengakses pengetahuan. ? Ketika teknologi tidak tersedia secara merata untuk semua, kami mengacu pada pembagian digital, tetapi masalah utamanya adalah penciptaan pembagian pengetahuan, yang menghasilkan peluang berbeda dan tidak setara untuk bertindak, mengambil bagian, dan mengembangkan masyarakat. Lembaga pendidikan tinggi merupakan jantung dari penciptaan dan penyebaran pengetahuan, oleh karena itu wajar jika pendidikan tinggi berperan aktif dalam membentuk masyarakat pengetahuan.

  • Dimensi Etika

Dalam hal pencapaian utama lembaga pendidikan tinggi dalam hal transformasi digital, yang pertama adalah pengelolaan informasi dan data secara online. Sebagian besar lembaga pendidikan tinggi, misalnya mengelola pendaftaran siswa sepenuhnya secara online dibandingkan dengan 30 tahun lalu ketika proses ini dilakukan di atas kertas. Ini adalah contoh tipikal bagaimana beberapa perubahan dilakukan untuk melakukan hal yang sama, tetapi dengan menggunakan teknologi untuk meningkatkan prosedur dan manajemen informasi.

Namun, peningkatan data digital juga menyiratkan cara-cara baru untuk menganalisis dan memanfaatkan informasi, yang mengarah pada cara baru pertanyaan etis dalam hal hak atas privasi data, transparansi dalam penggunaan informasi, serta kebutuhan menguraikan ‘kode etik’ atau kebijakan data untuk memastikan para pemangku kepentingan mengetahui tentang bagaimana data yang dikumpulkan digunakan, sehingga menciptakan lingkungan yang terpercaya, transparan, dan aman untuk pengelolaan data.

Implikasi etis dari perkembangan teknologi baru banyak ragamnya, kompleks dimana lembaga pendidikan tinggi harus berusaha bertindak sebagai ‘panutan’ di bidang ini dan merintis penggunaan data online yang positif dan transparan. Penyelidikan etis tentang perkembangan teknologi menjadi semakin penting dan harus lebih dari sebelumnya dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum – bahkan mungkin sebagai transversal hasil pembelajaran, apa pun bidang studinya – untuk merangsang kesadaran dan pemahaman tentang implikasi perilaku di ruang digital.

Dasar untuk membangun perilaku etis dan bertanggung jawab saat menavigasi atau berkontribusi ke ruang online pendidikan tinggi juga memiliki berperan mendidik dan membina peserta didik yang bertanggung jawab untuk mendukung dan menciptakan norma serta sikap yang mendukung perilaku bertanggung jawab, tidak hanya dalam dunia fisik, tetapi juga di dunia online.

 

Kondisi Transformasi dan Kebijakan Baru IAU

Kecenderungan dalam kesimpulan tersebut menggambarkan tantangan utama yang dihadapi lembaga pendidikan tinggi dalam transformasi saat ini dan yang sedang berlangsung di area digital. Oleh karena itu semua dimensi di atas telah dimasukkan dalam Pernyataan Kebijakan IAU sebagai seperangkat prinsip, norma, dan nilai untuk dicita-citakan ketika mengejar transformasi digital.

Versi draf dibagikan kepada Anggota IAU di akhir 2019 lalu untuk menyerap komentar dan versi final akan diserahkan ke Konferensi Umum IAU pada 16 November 2020 di Dublin, Irlandia. Tujuan Pernyataan Kebijakan adalah untuk menetapkan prinsip dan nilai kami – komunitas pendidikan tinggi ? memberi adukunng bersama dalam upaya membentuk transformasi digital yang inklusif, etis, dan berbasis tujuan.

Sementara semua lembaga pendidikan tinggi diatur oleh negara dan kebijakan nasional masing-masing, di era digital, akses ke informasi melampaui batas-batas nasional, dan oleh karena itu penting memiliki platform global untuk bertukar dan membahas bagaimana teknologi baru mengubah pendidikan tinggi, bagaimana caranya memanfaatkan potensinya dalam pendidikan tinggi, dan bagaimana membangun jembatan antara lokal dan konteks global. Ini adalah ruang kolaborasi yang dibina IAU – komunitas pendidikan tinggi global untuk pertukaran berdasarkan toleransi, saling pengertian, dan keragaman – untuk membahas masalah utama yang dipertaruhkan, berbagi praktik terbaik, dan bersama-sama menangani tantangan dan menemukan cara mengembangkan cara terbaik untuk mengeksplorasi peluang.

Saatnya merevitalisasi dan memelihara rasa tanggung jawab bersama, serta mengakui bahwa kita hidup di satu dunia, di mana kita harus menanggapi kebutuhan spesifik dalam konteks lokal, namun pada saat yang sama mengakui bahwa setiap konteks secara intrinsik terhubung dengan seluruh dunia. Mari kita gunakan posisi unik lembaga pendidikan tinggi di masyarakat untuk menjadi yang terdepan dalam mengidentifikasi dan melawan risiko terkait perkembangan teknologi dan mengeksplorasi peluang untuk menciptakan masyarakat yang sehat, berkelanjutan, saling berhubungan dan berpusat pada manusia di mana semua warga negara memiliki akses sama ke pengetahuan, dan dengan demikian memiliki kemampuan mengambil keputusan yang terinformasi tentang hidup mereka.

Pengembalian investasi atas tanggung jawab bersama ini mungkin dipertanyakan, tetapi ini hanya prasyarat menjadi bagian dari teka-teki global dan berkontribusi membangun sesuatu yang bermakna, stabil, dan berkelanjutan. Sehingga semua warga negara memiliki kesempatan sama mengejar potensi mereka. Mungkin sulit mengukur secara finansial atau nyata, tetapi ini merupakan investasi jangka panjang dalam kemanusiaan, dalam masyarakat, dan kontribusi yang rendah hati pada mandat UNESCO – membangun perdamaian di benak pria dan wanita. (ed.-lee ? 021020)

Sumber: HIGHER EDUCATION IN THE DIGITAL ERA, the current state of transformation around the world, Trine Jensen, 2019, International Association of Universities

Transformasi Digital Perguruan Tinggi, Adaptasi Pandemi Covid-19

Sidang Pembaca yang budiman,

Buku Resilience: Adapt and Plan for the New Abnormal of the COVID-19 Coronavirus Pandemic, tulisan Gleb Tsipursky terbit 8 Mei 2020 lalu menyebut dengan jelas kata Ketahanan (Resilience) dalam adaptasi kebiasaan baru Pandemi Covid-19. Gleb Tsipursky mengurai strategi berbasis penelitian tentang bagaimana organisasi dan individu dapat beradaptasi secara efektif dengan New Abnormal dan bencana serupa. Ia menunjukkan bagaimana mengembangkan rencana strategis yang efektif dan membuat keputusan besar terbaik dalam konteks ketidakpastian dan ambiguitas yang ditimbulkan Pandemi Covid-19 dan bencana skala besar yang bergerak lambat lainnya. Itulah upaya intensif dan kolaboratif Gleb menanggapi pandemi virus corona 2020 dan seterusnya. Saya pandang ini penting sebagai modal dasar PT melaksanakan Transformasi Digital dalam melaksanakan layanan pendidikan tinggi berkualitas.

Institusi pendidikan tinggi, yakni perguruan tinggi PT dan badan penyelenggaranya memang sedang menghadapi masa-masa sulit, bila pandemi belum bisa dikendalikan dan stimulus pemerintah tidak diberikan layaknya pada sektor-sektor usaha lainnya. Namun bagaimanapun juga adaptasi dan ketahanan diri PT harus ditumbuh-kembangkan masing-masing dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, bahkan dalam memasuki Pendidikan 4.0.

Karena itu, selain spirit arif pemerintah memfasilitasi PT agar tetap beroperasi sangat diharapkan. Skema stimulus yang diperlukan bisa saja KIP mahasiswa, relaksasi bagi PT dan badan penyelenggara terkait akses internet, pajak, listrik, perbankan, bahkan aspek akreditasi, pendidikan lanjut bagi dosen misalnya. PT dan badan penyelenggara pun harus melakukan adaptasi diri dalam rangka membangun dan mengembangkan ketahanan diri.

Memang PT hanya diberi waktu kurang lebih 25 hari sejak pengumuman pasien positif pertama di Indonesia memaksa perguruan tinggi segera hijrah ke pembelajaran melalui daring. Transformasi digital tentu memerlukan keberanian dan komitmen semua pihak, baik internal maupun eksternal perguruan tinggi dan badan penyelenggara. Sejatinya transformasi digital adalah perubahan berkaitan dengan penerapan teknologi digitaldalam semua aspek kehidupan masyarakat, dalam hal ini PT.Transformasi digital merupakan bagian proses memanfaatkan teknologi digital, yang didalamnya memerlukan kompetensi digital, penggunaan digital, sampai transformasi digital itu sendiri yang menggunakan kemampuan transformatif dalam menginformasikan kesadaran digital.

Transformasi digital melalui tahapan: digitasi (konversi), digitalisasi (proses), akhirnya transformasi digital (sebagai efek). Digitasi yakni “konversi?dari informasi analog ke dalam bentuk digital”. Digitalisasi yakni “proses yang disebabkan oleh perubahan teknologi di atas”. Khan (Khan, 2016, Collin et al. 2015) menegaskan bahwa digitasi telah memungkinkan proses digitalisasi, yang mendorong peluang lebih kuat untuk bertransformasi dan mengubah model bisnis yang ada, sosial-struktur ekonomi, hukum dan langkah-langkah kebijakan, pola organisasi, hambatan budaya, dll.

Ketika merancang dan melaksanakan transformasi digital, institusi perguruan tinggi dituntut mengenali faktor perubahan budaya yang akan mereka hadapi, baik bagi para pegawai, dosen, pemimpin institusi agar dapat menyesuaikan diri saat mengadopsi dan bergantung pada teknologi tersebut (https://id.wikipedia.org/wiki/). Karena itu, perguruan tinggi dan badan penyelenggara idealnya benar-benar memahami problematika masing-masing ketika menghadirkan teknologi informasi sebagai solusi, sekaligus merubah mindset sehingga dapat melakukan transformasi digital yang mampu menopang kualitas pendidikan tinggi, sekaligus menjaga sustainability-nya.

Ketika Transformasi Digital dalam perbincangan, serta dalam tahapan yang beragam di berbagai perguruan tinggi, muncul Pandemi Covid-19 yang memaksakan percepatan transformasi digital, yakni PJJ/Pembelajaran Jarak Jauh atau pembelajaran dalam jaringan. Perubahan drastis ini menimbulkan guncangan bagi PT dan badan penyelenggaranya. Kecepatan adaptasi sebesar apa yang bisa dibuat PT yang berdisparitas tinggi ini. Namun sebesar apapun dampak Pandemi Covid-19 memang adaptabilitas, dan transformasi adalah kunci di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity), siap tidak siap institusi perguruan tinggi dengan semua komponen dan pemangku kepentingan pendidikan tinggi dipacu melakukan transformasi digital dengan segala konsekuensinya. Inilah model Resilience yang setidaknya disarankan Gleb Tsipursky sejarawan Amerika, Asisten Profesor Sejarah di The Ohio State University, dan pembicara publik tentang perilaku berorientasi kebenaran, pemikiran rasional, dan pengambilan keputusan berbasis sains. Berjalan muluskah upaya transformasi digital PT dimaksud Atau PT berguguran satu demi satu. Jangan berkecil hati. Berpikir positif, berharap yang terbaik, siapkan diri untuk yang terburuk, berusaha dan berdoa. Insya Allah.

Vivat Widyatama, Vivat Civitas Academica, Vivat Indonesia dan Nusantara tercinta. (@lee)

Redaksi – Lili Irahali

Menuju Ekosistem Riset & Inovasi Indonesia Pandemi Covid-19 memicu semangat riset dan inovasi?

Bambang Permadi Soemantri BrodjonegoroPandemi Covid-19 yang berdampak eksponensial mewabah ke 212 negara maupun teritori baik negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Pandemi ini telah membuat dunia gagap. Jumlah total kasus positif virus corona (Covid-19) di dunia sudah mencapai 4.009.472 jiwa (www.Pikiran-Rakyat.comdari Worldometers, 9 Mei 2020).

Warga dunia juga tidak tinggal diam. Sampai saat ini negara-negara terdampak sedang berlomba melakukan riset untuk menemukan obat yang dapat menangkalnya. Satu lagi riset terkait dengan obat-obatan menjadi agenda dunia yang tidak bisa dinafikan, dimana hal tersebut seharusnya dikolaborasikan dalam rangka menangkal Pandemi tersebut. Bahkan, juga riset dan inovasi berbasis teknologi.

Sebagian hasil penelitian dan kemajuan teknologi digunakan untuk menghadang laju penyebaran virus. Mulai dari penggunaan artificial intelligence (AI) sampai hadirnya helm canggih yang bisa memantau suhu tubuh manusia – (https://www.cekaja.com), yakni: Robot AI untuk identifikasi pergerakan virus dan pengembangan vaksin (Bluedot menciptakan robot berbasis artificial intelligence (AI), serta Microsoft juga bergabung dalam aktivitas tersebut. Perseroan tersebut telah meluncurkan panel interaktif untuk bisa mengikuti evolusi virus secara real-time); Helm pembaca suhu tubuh (Cina melakukan terobosan inovasi teknologi untuk mengurangi penyebaran virus corona dengan membuat helm pembaca suhu tubuh. Dalam produk baru tersebut disematkan teknologi infra merah dan sistem virtual reality. Sehingga, petugas di lapangan bisa melihat suhu tubuh setiap orang yang lewat); Cincin pendeteksi suhu tubuh (para pekerja medis di garis depan dalam aktivitasnya melawan virus corona dibekali Cincin canggih yang mampu mendeteksi suhu tubuh. Cincin tersebut bisa digunakan secara terus menerus untuk memantau pola tidur, denyut jantung dan tingkat aktivitas harian. Melalui cincin canggih ini, proses isolasi diri dapat dilakukan secara lebih cepat); Drone pemantau suhu (Drone dimodifikasi untuk membaca suhu tubuh di jalan juga digunakan Cina. Drone tersebut diterbangkan di pusat keramaian untuk membaca citra panas dari pantauan udara. Selain itu, drone tersebut juga difungsikan mengangkut sample medis dari dan ke rumah sakit. Jadi tidak ada kontak langsung yang terjadi); Robot pelayan pasien (Tim dosen Institut Teknologi Sepuluh November/ITS bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga tengah mengembangkan robot pelayan pasien. Inovasi menjadi prioritas mengingat jumlah tenaga medis yang gugur di Indonesia relatif banyak. Kedepan robot tersebut akan dapat mengantarkan makanan, pakaian serta peralatan lainnya yang dibutuhkan pasien); Ventilator portable (Tim ITB bekerjasama dengan Unpad saat inimengembangkan Vent-I/Ventilator Indonesia yang sedang diuji tim ahli dari Kementerian Kesehatan untuk dilihat dan memverifikasi keamanan ventilatorportabel terebut. SetelahVent-Isudah mendapatkan lampu hijau, maka produksi akan segera dilakukan).

Edisi tahun 2019 lalu, Global Innovation Index/GII (Indeks Inovasi Global) yang telah menganalisis lanskap inovasi medis dekade berikutnya dengan mengangkat tema Menciptakan Kehidupan Sehat – Masa Depan Inovasi Medis. Indeks ini melihat bagaimana inovasi teknologi dan non-teknologi medis akan mengubah layanan kesehatan di seluruh dunia, juga mengeksplorasi peran dan dinamika inovasi medis dalam membentuk masa depan perawatan kesehatan, dan pengaruh potensialnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Kini tema itu menemukan jawaban tak terduga seiring menghadapi Pandemi Covid-19.

Sebelum Pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, adalah Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., Menteri PPN/Kepala Bappenas dalam Forum Grup Diskusi di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa, 8 Januari 2019 lalu menyebutkan Indonesia menghadapi tantangan Megatrend 2045 yang semakin nyata.

Apakah Megatrend Megantrend adalah sumber kekuatan utama yang bersifat global, berkelanjutan dan berkekuatan ekonomi makro yang berdampak pada sistem sosial dan lanskap ekonomi dunia. Perubahan ini bersifat radikal, masif, terstruktur, dan tidak dapat dibendung, berimplikasi pada sumber daya dimulai dengan kelangkaan sumber pangan, air, dan energi, urbanisasi yang masif, dan pertumbuhan ekonomi kelas menengah dunia (Wayan Suparta, Ph.D – ww.Suara.com – 2019).

Menurut Menteri Bambang yang perlu diperhatikan Indonesia menghadapi Megatrend 2045 meliputi: Demografi Global, Urbanisasi Dunia, Perdagangan Internasional, Peranan Emerging Economies dan Dominasi Kelas Menengah, Keuangan Internasional, Persaingan Sumber Daya Alam dan geostrategis, Kemajuan Teknologi, Perubahan Iklim dan Perubahan Geopolitik (http://bussnews.id/).

Demografi global, ditandai dengan semakin tingginya migrasi antar negara (borderless society), dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut. Dalam 30 tahun ke depan, pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan melambat. Hal ini membawa konsekuensi pada penyesuaian sektor produksi untuk menjawab kebutuhan hidup masyarakat denganlife spanyang semakin panjang.

Urbanisasi dunia, pada 2050, PBB memperkirakan sekitar 65 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan dengan 95 persen pertambahannya terjadi diemerging economies. Konsekuensinya, peranan perkotaan dalam pembangunan semakin penting, sebagai ruang bagi berkembangnya eksternalitas positif dari aglomerasi industri dan tenaga kerja terlatih.

Perdagangan internasional, kawasan Asia Pasifik diyakini tetap mampu menjadi poros perdagangan dan investasi dunia. Antisipasi industri nasional terhadap dampak dari perubahan ini dapat diupayakan melalui penguatan kerja sama internasional serta perdagangan dan investasi dalam kawasan.

Tumbuh kelas menengah dalamemerging market economies(EMEs) di kawasan Asia dan Amerika Latin. Secara ekonomi, kelas menengah akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan per kapita akan mendorong pengeluaran serta meningkatkan tabungan dan investasi. Khusus Indonesia, penduduk yang tergolongconsuming classpada 2015 sebanyak 45 juta, dan akan terus meningkat sehingga pada 2045 diperkirakan mencapai 258 juta orang atau 80 persen dari penduduk Indonesia. Untuk itu, kemampuan menguasai pasar domestik sangat penting, dengan melihat industri apa yang diperlukan bagi 258 jutaconsuming classIndonesia.

Persaingan sumber daya alam (SDA) dan geostrategis. Persaingan memperebutkan SDA ke depan tetap tinggi seiring dengan bertambahnya penduduk dunia, meningkatnya kegiatan ekonomi, serta perubahan gaya hidup. Kondisi ini membawa konsekuensi bahwa pengembangan industri nasional diarahkan untuk menjaga dan mengelola SDA denganinovasi dan teknologi.

Kemajuan teknologi dan revolusi industri yang memasukan faseIndustry4.0. Pada fase ini,internet of thingsatau otomatisasi dan penerapan teknologi yang bertumpu pada internet dan pertukaran data (big data) akan menjadi tren manufaktur yang memungkinkan adanya proses yang lebih efisien dalam proses manufaktur (smartfactory) dan pengelolaanvalue chain.

Dengan mencermati megatrend tersebut, diharapkan Indonesia dapat menjadi developed country dengan sektor industri sebagai penggerak utama ekonominya. Indonesia dituntut mampu keluar darimiddle income trapatau menjadi negara maju pada 2034 dengan PDB per kapita USD13.000, dan terus meningkat hingga mencapai USD 29.000 pada 2045. Untuk itu, ekonomi Indonesia perlu tumbuh dengan laju rata-rata 6,4 persen dalam periode 2017-2045, dan diharapkan kontribusi PDB sektor industri manufaktur terus meningkat mencapai 32 persen di tahun 2045, jelas beliau (https://www.bappenas.go.id/id/).

Menghadapi Megatrend tersebut, Indonesia mengembangkan Visi Indonesia 2045 yakni: meningkatkan 4 (empat) pilar pembangunan 2045 yang meliputi aspek: Pembangunan Manusia dan Penguasaan Iptek, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan dan Pemantapan Ketahanan Nasional, serta Tata Kelola Kepemerintahan.

Menata kembali

Dalam kaitan aspek Pembangunan Manusia dan Penguasaan Iptek, serta Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penting, yakni dengan menguatkan ekosistem riset dan inovasi. Sejak runtuhnya Era Orde Baru berganti dengan Era Reformasi peran iptek semakin terpinggirkan/tidak menjadi prioritas, tidak ada riset dan inovasi yang menjadi unggulan (Flagship) yang mengangkat kemajuan inovasi Indonesia. Indonesia cenderung sebagai pasar hasil inovasi negara-negara lain. Padahal ketika industri startegis PT Dirgantara Indonesia memiliki riset, inovasi dan produk unggulan CN-235 dan N-250, Indonesia memiliki keunggulan dan masuk dalam peta inovasi dan produk unggulan kedirgantaraan dunia.

Setelah dilantik menjadi Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka. BRIN) Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. mengakui bahwa ekonomi Indonesia saat ini masih dalam kelompok negara Investment-Driven Economy. Untuk menjadi bangsa yang berdaya saing dan dapat masuk 10 besar ekonomi dunia, Indonesia harus bertransformasi menjadi negara Innovation-Driven Economy.

Salah satu hal yang sangat penting adalah menerapkan konsep dan menjalankan program ekonomi berbasis inovasi, yang pada intinya memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) yang menghasilkan inovasi, mengkomersialisasikan serta melaksanakan sektor-sektor produksi nasional. Oleh sebab itu, Indonesia perlu segera memperbaiki dan meningkatkan kinerja Ekosistem Sistem Inovasi Nasional kita, agar mampu melahirkan lebih banyak lagi produk-produk inovasi yang mendunia dan menjadi Brand Nasional, ungkap Menteri Bambang, ketika memberi Kuliah Umum bertema Strategi dan Arah Kebijakan Kemenristek/BRIN Dalam Pengembangan Iptek dan Inovasi di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Rabu 18 Desember 2019.

Menteri Bambang menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan riset dan inovasi membutuhkan optimalisasi kerja sama antara peneliti dari Perguruan Tinggi/lemlitbang (Academicians/researchers), dunia usaha/industri (Businesses), serta Pemerintah (Government). Atau yang biasa dikenal sebagai sinergitas Triple Helix. Dimana semua elemen triple helix berperan sesuai dengan kompetensi dan kapasitasnya. Sinergitas yang kuat antara tiga elemen ABG ini sangat penting untuk memperkecil lembah kematian antara produk riset dan produk inovasi.

Untuk mengoptimalkan ekosistem riset, teknologi dalam rangka meningkatkan produk-produk inovasi, maka Pemerintah (Kemenristek/BRIN) akan melanjutkan program-program dukungan kebijakan, kelembagaan untuk membangun dan mengoptimalisasikan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) baik yang sudah ada maupun yang baru, melalui pendanaan/insentif riset dan inovasi, jelas Menteri Bambang.

Adalah UU Sisnas Iptek/Sistem Nasional Iptek dan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) diluncurkan pemerintah saat ini dalam kaitan di atas. Melalui pijakan UU di atas, berbagai kalangan berharap ekosistem riset dan inovasi Indonesia menjadi lebih baik. Pidato kenegaraan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 16 Agustus 2019 lalu, Presiden Joko Widodo menegaskan, Indonesia membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat negara ini bisa melompat dan mendahului bangsa lain. Kita butuh terobosan-terobosan jalan pintas yang cerdik, yang mudah, yang cepat. Kita butuh sumber daya manusia (SDM) unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila. Kita butuh SDM unggul yang toleran yang berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi, tegas Jokowi (https://katadata.co.id/analisisdata/2019/12/18/)

UU Sistem Nasional Iptek merupakan UU inisiatif pemerintah yang disusun sejak 2014, sebagai pengganti Undang-undang nomor 18 Tahun 2002, yang dalam penerapannya belum mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional. Ada tiga faktor yang mempengaruhi UU 18 Tahun 2002 belum memberikan kontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional, yakni:

Payung hukum tersebut belum mengatur mekanisme koordinasi antarlembaga dan sektor pada tingkat perumusan kebijakan, perencanaan program anggaran, serta pelaksanaan kebijakan secara lugas.
Banyak peraturan perundang-undangan yang telah berubah, sehingga perlu harmonisasi. Seperti UU Sistem Keuangan Negara dan UU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
UU 18 Tahun 2002 belum mengatur hal-hal khusus dan strategis lainnya, seiring perkembangan lingkungan strategis serta sistem ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menristekdikti periode 2014 – 2019, Prof.H.Mohamad Nasir,Drs.,Ak.,M.Si.,Ph.D, menyebutkan, Embrio dari UU Sistem Nasional Iptek adalah Peraturan Presiden mengenai rencana induk riset nasional. Harapannya ke depan UU Sisnas Iptek ini akan mendorong terintegrasinya riset yang ada di berbagai kelembagaan riset. Pokok-pokok penting dalam pengaturan UU Sistem Nasional Iptek yang menjadi perhatian, adalah:

Rencana Induk Pemajuan Iptek akan menjadi acuan dalam penyusunan RPJPN dan RPJMN.
Penambahan batas usia pensiun untuk Peneliti Ahli Utama (menjadi 70 tahun) dan Peneliti Ahli Madya (menjadi 65 tahun)
Hasil Litbang wajib dipublikasikan dan didiseminasikan
Komisi Etik dibentuk untuk menegakkan kode etik penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) iptek.
Pemerintah menetapkan wajib serah dan wajib simpan atas seluruh data primer dan output riset, paling singkat selama 20 tahun, melalui sistem informasi iptek yang terintegrasi secara nasional.
Untuk menjalankan litbangjirap dan menghasilkan invensi dan inovasi yang terintegrasi dibentuk badan riset dan inovasi nasional (BRIN).
Dana abadi litbangjirap invensi dan inovasi dibentuk oleh pemerintah untuk membiayai
Insentif pengurangan pajak bagi badan usaha yang melakukan litbangjirap
Dilarang melakukan pengalihan material kekayaan hayati dll, kecuali uji materialnya tidak dapat dilakukan di Indonesia. Dalam hal ini wajib dilengkapi dengan dokumen MTA.
Pemerintah melakukan pengukuran indikator iptek nasional secara berkala.
Kegiatan litbangjirap yang berisiko tinggi dan berbahaya wajib mendapatkan izin dari pemerintah, melalui proses di komisi etik.
Beberapa sanksi administratif dan ketentuan pidana bagi pelanggar UU ini.

Karena itu, UU Sisnas Iptek diharapkan melengkapi pengaturan sebelumnya, sekaligus menegaskan jalannya pembangunan di tanah air berbasis Iptek. Ini artinya hasil penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan Iptek tidak lagi sekedar mejadi rekomendasi pertimbangan dalam keputusan pembangunan nasional. Iptek dalam UU tersebut merupakan upaya agar kebijakan pembangunan yang dijalankan dapat dipertanggungjawabkan secara moral, etika, dan keilmuan dengan berpedoman pada haluan ideologi Pancasila, jelas Prof. Mohammad Nasir.

Landasan kebijakan dan aturan di atas diharapkan mengurangi kekhawatiran beberapa pihak. Sebagaimana diungkapkan Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Berry Juliandi mengatakan akibat fungsi dan tata kelola yang tidak maksimal, seringkali terjadi tumpang tindih penelitian dan kadang-kadang itu justru karena kebijakan atau aturan pemerintah, bukan kesalahan di lembaganya.

Selanjutnya, mekanisme riset sebaiknya menggunakan skema kompetisi. Skema kompetisi melalui mengajukan proposal yang nanti direview oleh tim independen. Setelah lolos, baru mendapat pendanaan. Melalui sistem ini, antar lembaga penelitian atau kementerian atau perguruan tinggi nanti bisa saling bekerja sama. Lewat skema kompetisi nasional, dengan sendirinya akan terjadi mekanisme pasar, peneliti yang tidak perform tidak akan mendapat dana. Dia bisa beralih menjadi perencana atau analisis kebijakan, karena mungkin memang bukan di situ keahliannya. Mekanisme pasar ini juga akan membuat lembaga penelitian yang tidak perform akan berguguran dengan sendirinya.

Sementara itu, menurut Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho, jika ingin menata ekosistem riset di Indonesia, pertama-tama yang harus mengakui ada masalah di sini. Tidak gampang mengakui bahwa ada masalah dalam ekosistem riset, mulai soal publikasi, dana riset, output yang dihasilkan tidak memiliki daya saing, dan masih banyak lagi. Selama ini selalu terjadi perdebatan antara kebijakan atau tata kelolanya yang perlu diperbaiki. Untuk riset, menurut saya, dua-duanya perlu menjadi perhatian. Sehingga, penataan kembali ekosistem riset Tanah Air, artinya memperbaiki tata kelola riset yang ada (https://katadata.co.id/2019/12/18). Semoga. (lee)

Indeks Inovasi Global 2019 dan Pandangan Otoritas, Komunitas Perguruan Tinggi tentang Riset & Inovasi Indonesia

Kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara salah satunya dapat dilihat melalui indeks-indeks global, seperti Global Innovation Index (GII). Setiap tahun Global Innovation Index/GII (Indeks Inovasi Global) menghadirkan komponen tematik yang melacak inovasi global. Dalam edisi tahun 2019 lalu, GII menganalisis lanskap inovasi medis dekade berikutnya dengan mengangkat tema Menciptakan Kehidupan Sehat – Masa Depan Inovasi Medis. Yakni melihat bagaimana inovasi teknologi dan non-teknologi medis akan mengubah layanan kesehatan di seluruh dunia. Indeks ini juga mengeksplorasi peran dan dinamika inovasi medis dalam membentuk masa depan perawatan kesehatan, dan pengaruh potensialnya terhadap pertumbuhan ekonomi.

GII merupakan sumber wawasan tentang aspek multidimensi dari pertumbuhan yang didorong oleh inovasi. GII telah menjadi salah satu referensi terkemuka mengukur kinerja inovasi ekonomi, serta telah berkembang menjadi alat pembandingan berharga yang dapat memfasilitasi dialog publik-swasta di mana para pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya dapat mengevaluasi kemajuan inovasi setiap tahunnya.

Indikator yang digunakan secara garis besar mencakup 2 index, yakni: Innovations Input dan Innovations Output, yang mencakup 7 kriteria meliputi: institution, human capital & research, infrastructure, market sophistication, business sophistication, and knowledge & technologies outputs, serta creative outputs yang dilengkapi 21 sub kriteria.

Bagaimana perkembangan inovasi negeri kita Menurut penilaian GII negeri kita berada dalam peringkat ke 85 dari 129 negara, dan pada peringkat ke 14 dari 15 di lingkungan negara SEAO/ South East Asia, East Asia, and Oceania dengan nilai 29,72 dari ukuran 0 100. Diantara negara SEAO (Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Hongkong, China, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Mongolia, Filipina, Brunei, Indonesia, Kamboja).

Sebagaimana dilansir beberapa media menurut para pemegang otoritas, maupun komunitas perguruan tinggi bahwa riset dan inovasi di Indonesia dipandang masih memprihatinkan dan memerlukan pembenahan konseptual, terstruktur, dan operasional.

Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azzam mengatakan posisi Indonesia dalam Global Innovation Indexyang di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam ini menjadi alarm untuk sungguh-sungguh memperbaiki iklim iptek supaya lebih efektif lagi.Menurutnya, yang perlu dilakukan saat ini kerjasama yang intens antara bisnis pemerintah – akademisi untuk membangun riset yang innovatif dan meningkatkan daya saing industri serta ekspor. Ekosistem inovasi sangat perlu dibangun. Kelemahan kita masih suka jalan sendiri-sendiri. Selain itu juga pendekatan risetnya diubah, inovasi harus didorong yang dekat dengan pasar,” tutur Bob (www. Bisnis.com26 Juli 2019)

Sebelumnya Prof. Bambang Permadi Soemantri Bodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. – Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Republik Indonesia dalam sambutannya pada acara Konsorsium Nasional Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (LPPM PTMA), Selasa (7/1) di Hotel Harpe, Mangkubumi, Yogyakarta. Riset dan pengabdian merupakan dua hal penting yang perlu menjadi komitmen perguruan tinggi. Peran perguruan tinggi dalam penguatan riset menjadi sangat penting untuk memunculkan inovasi-inovasi di tengah peradaban revolusi industri 4.0. Selain itu peran perguruan tinggi sangat penting dalam hal riset untuk dapat memecahkan permasalahan di masyarakat melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Akan tetapi yang disayangkan perguruan tinggi di Indonesia belum optimal dalam melakukan riset.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan penguatan dan pengembangan riset di Indonesia, diantaranya: kelembagaan akreditasi Lemlit (Lembaga Penelitian), anggaran riset, relevansi dan produktivitas, manajemen riset, serta sumberdaya manusia. Menghadapi permasalahan riset tersebut, perlu partisipasi pihak swasta untuk mengikuti riset, seperti BUMN atau perusahaan. Sehingga muncul Research and Development (R&D) yang akan menjadi kebutuhan untuk bersaing dalam memunculkan sebuah inovasi.

Bambang juga menjelaskan pentingnya relevansi perguruan tinggi dengan perusahaan dalam melakukan riset yang selanjutnya memunculkan inovasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pasar. Riset perguruan tinggi harusnya selaras dengan kebutuhan pasar oleh karena itu penting dilakukan kerjasama riset dengan pengusaha atau perusahaan agar hasil riset nantinya memunculkan hasil riset yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan perguruan tinggi aktif dan fokus pada R&D. Peran perguruan tinggi berkaitan dengan fungsi dosen untuk mengubah paradigma riset menjadi kebutuhan perusahaan atau sektor swasta dan menjadi kebutuhan masyarakat, jelasnya. (https://www.umy.ac.id/)

Dewan Kehormatan Forum Rektor Indonesia (FRI), Asep Saefuddin mengatakan posisi Indonesia dalam Global InnovationIndex menunjukkankualitas SDM terutama di bidang kesehatan, pendidikan, riset, dan birokrasi pemerintahan. ujarnya kepadaBisnis.com, Kamis (25/7/2019).Selain itu, perlu dilakukan insentif pajak yang berkaitan denganoutcome based research.Dimana pemberian insentif ini harus dibarengi dengan perubahan birokrasi pada riset, sehingga akan berdampak pada indeks inovasi Indonesia.

Lebih jauh, “Perlu ada mandat riset bagi kampus besar yang sudah mapan. Riset tanpa mandat, negara tidak dapat apa-apa dan indeks inovasi Indonesia juga tidak akan berubah. Mandatkan kepada perguruan tinggi seperti IPB untuk riset pangan, ITB untuk teknologi informasi, UI untuk kesehatan, dan kampus di Provinsi mandatkan untuk penguatan sumber daya lokal di tempat itu,” terang Asep. Pemberian mandat juga dapat dilakukan ke beberapa perguruan tinggi untuk bergabung dalam konsorsium riset mandat tertentu.

“Bilaoutcome(hasilnya) berdampak pada ekonomi dan indeks inovasi global, perguruan tinggi diberi insentif lagi, misalnya kemudahan pengiriman post doctoral atau lainnya atau bisa juga insentif bebas pajak PPH bagi peneliti dalam tim mandat,” ucapnya.

Hal lain, sedikitnya riset yang menghasilkan inovasi, karena tak adanya grand design riset secara nasional. Selain itu, peneliti merasa jago sendiri dan merasa berhasil memenangkan riset kompetitif, dimana cenderung peneliti itu-itu saja. Hasilnya hanya menaikan citra dirinya, paling jauh citra kampus tetapi bukan negara,” kata Asep.(www.Bisnis.com 26 Juli 2019)

Rektor Universitas Pancasila, Prof. Wahono Sumaryono mengatakan perguruan tinggi saat ini memang perlu menggiatkan riset yang melahirkan pelbagai inovasi. Untuk itu, pertama-tama mengubah pola pikir dan membuka wawasan para sivitas kampus untuk mau mengembangkan inovasi. Setelah itu, diperlukan kolaborasi dan membangun jejaring dengan kalangan industri. Dengan begitu, kebutuhan pasar bisa dipahami sehingga riset bisa lebih terarah. “Kami mendorong para dosen dan mahasiswa agar terbuka dalam riset, mengembangkan barang dan jasa, sehingga bisa diserap pasar. Sehingga riset tidak hanya menjadi kredit poin untuk kelulusan atau naik jabatan, tapi juga bisa menghasilkan koin (uang),” Jumat 15 Maret 2019 (https://mediaindonesia.com/)

Rektor Universitas Andalas, Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA pada saat membuka Konferensi Nasional Klaster dan Hilirisasi Riset Berkelanjutan (KNKHRB ) V 2019 pada Senin (18/11) mengungkapkan hasil riset perguruan tinggi memiliki sejumlah kendala hilirisasi sehingga hasil penelitian belum dapat diaplikasikan di masyarakat. “Kendala pertama setelah riset selesai dilakukan dan mendapatkan hak paten, banyak yang berhenti pada tahapan tersebut,” Selain itu ada kendala regulasi yang menghambat untuk dilakukan hilirisasi riset dan ini menyangkut hubungan dengan dunia industri. “Oleh sebab itu perlu perubahan aturan agar hilirisasi riset menjadi lebih mudah diadopsi dunia usaha dan industri,” katanya.

Kemudian kendala hilirisasi riset lain yang kerap dihadapi adalah jika sudah ada penelitian yang bisa diaplikasikan terkendala dengan ketersediaan bahan baku produk. “Ada hilirisasi riset yang bisa diaplikasikan, kadang bahan baku minim atau sulit didapat sehingga akhirnya menjadikan biaya produksi menjadi lebih tinggi,” ujarnya. Berikutnya untuk hilirisasi riset dibutuhkan penelitian lanjutan sebagai upaya pengembangan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dunia industri. (https://www.unand.ac.id/)

Rektor Unpar, Mangadar Situmorang, Ph.D., Sabtu 25 Jan 2020 dalam forum ilmiah di kampus Unpar menyoroti pentingnya pengembangan riset sebagai bagian dari pendidikan tinggi. “Kewajiban kita sebagai dosen dan peneliti adalah menyelenggarakan riset terutama membantu masyarakat menjawab persoalan-persoalan yang ada.” (https://republika.co.id/)

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko menuturkan rendahnya inovasi yang dilakukan oleh Indonesia juga karena riset yang masih sedikit.Terlebih, perguruan tinggi swasta sangat sulit untuk memperoleh pendanaan dari Kemenristekdikti sehingga riset yang dilakukan tak begitu banyak. Selain itu, tema yang dipilih peneliti, jarang yang aplikatif atau sesuai dengan kebutuhan industri atau yang menghasilkan inovasi sehingga riset yang dihasilkan hanya berupa kertas saja atau pelaporan.

Menurutnya, pemerintah perlu membuat kebijakan yang mewajibkan kepada industri untuk bekerja sama perguruan tinggi dalam melakukan riset yang menghasilkan inovasi sebagai upaya untuk meningkatkan Global Innovation Index Indonesia.Hal ini dikarenakan banyak industri yang melakukan riset sendiri atau menggunakan lembaga asing. “Perlu ada grand design riset, riset seperti apa yang dibutuhkan, arahnya kemana dan sebagainya,” ucap Budi.(www.Bisnis.com 26 Juli 2019)

Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, M.Si., M.Kom : Riset itu penting dan yang lebih penting adalah menghilirisasikan riset-riset itu sendiri. Riset-riset yang dilakukan PT jangan hanya mengejar Cum/ Point belaka, tapi bagaimana hasil riset kemudian mendapat cum dan dihilirisasikan. Untuk ini PT harus menjalin kerjasama dengan dunia usaha/ industri, minimal dari PT tersebut dapat diterapkan dalam skala laboratorium, walaupun belum dalam skala produksi, tapi sudah ada usaha untuk menginternalisasikan hasil riset tersebut.

Selain itu Riset disamping keluarannya untuk tingkat nasional dan bermanfaat untuk kepentingan Perguruan Tinggi berada, juga berdampak pula pada lingkungan tempat PT itu berada. PT sebagai menara air (pusat) untuk sekitarnya.

Tantangan bagi dosen harus mampu mengembangkan inisiatif bahwa riset tidak hanya mengandalkan dana dari institusi/internal yang relatif terbatas, ada baiknya menggunakan dana hibah dari pemerintah, maupun menggandeng dunia industri.

Juga perlu dilakukan penyelarasan dana-dana hibah antara PTS dengan PTN, karena keberadaan PTS mengangkat APK (Angka Partisipasi Kasar) – yang mengangkat itu adalah dari daya serap/ lulusan 4500 PTS kurang lebih besaran presentasenya adalah 93 %, kontribusinya sangat tinggi – dan kita usulkan kepada Kementrian/pemerintah, baiknya ada seperti dana operasional untuk PTS seperti BOS. (lee)

Sumber : dari berbagai sumber

Sosialisasi Widyatama Salah Satu Kampus Terbaik

Sosialisasi Widyatama Salah Satu Kampus Terbaik

Universitas Widyatama (UTama) kampus yang kini masuk 100 perguruan tinggi terbaik di Indonesia (ranking 95), mengundang Guru BK (Bimbingan Konseling) SMA/SMK/MA di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat serta Kota Cimahi pada kegiatan Gathering UTama, Jumat (1/11/2019).

Kegiatan yang dihelat di Ruang Seminar Gedung A lantai 4, dihadiri lebih dari 50 guru, serta lima orang perwakilan siswa/i kelas XII, dari masing-masing sekolah.

Kegiatan dimaksudkan untuk memberikan informasi sekaligus sosialisasi kepada para peserta, mengenai program Pernerimaan Mahasiswa baru, Universitas Widyatama tahun akademik 2020/2021.

Rektor Universitas Widyatama Prof. H. Obsatar Sinaga, secara khusus menyempatkan diri hadir dan mengatakan, sangat mengapresiasi pihak sekolah yang membantu dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Salah satunya dengan memberikan motivasi kepada para siswanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tentu saja melanjutkan ke perguruan tinggi yang berkualitas, kata Prof. Obsatar.

Di hadapan para peserta, Rektor memaparkan raihan prestasi yang berhasil ditorehkan oleh UTama selama ini. Universitas Widyatama masuk peringkat 100 besar Kemenristekdikti, banyak raihan prestasi mahasiswa di bidang olahraga baik di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi para dosen UTama yang berhasil mempublikasikan karya ilmiahnya dengan capaian peringkat 30 besar Sinta Ristekdikti per November 2019 dan banyak capaian lainnya.Sosialisasi Widyatama Salah Satu Kampus Terbaik 2

Tidak hanya sebatas sosialisasi, para siswa/i yang hadir juga disuguhi penampilan dari perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yang terpusat di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Widyatama.

Di akhir acara, seluruh guru diajak berkeliling ke Gedung PKM untuk melihat fasilitas penunjang kegiatan kemahasiswaan, di antaranya lapangan basket, futsal, bulutangkis, fitness center dan fasilitas penunjang lainnya. byhumas&komunita, 07Nov2019